"Baiklah kalau tidak ada masalah, Aku pikir semuanya sudah jelas" Shakil membuang napas kasar
"Tapi aku punya permintaan!!"
"Apa?"
"Aku gak mau ada kontak fisik" dengan rasa takut tapi harus dia katakan
"Sayang... itu bukan persyaratan tapi kewajibanmu,, Terserah itu urusanmu dengan Tuhan.. Harusnya kamu mengajukan persyaratan itu padanya bukan padaku" Stak Nabila merasa tertusuk dengan pisau yang dia keluarkan sendiri...
"Yasudah aku tidak ada persyaratan... Apa pun yang aku ajukan tidak ada artinya juga" Nabila cemberut
Shakil tersenyum penuh kemenangan melihat Nabila kalah darinya.. Dia merasa kedatangan Nabila dalam hidupnya akan jadi mainan yang tidak akan pernah membosankan
"Oh ya untuk buku atau surat nikah kita tidak mengurusnya dulu karna kita tidak tau kedepannya hubungam ini akan bagaimana"
"Tidak masalah.. Aku menerima semua persyaratan anda tuan" Nabila berdiri
"Jika kamu memanggilku tuan lagi... Aku akan memelukmu" Ancam shakil
"Tidak.. Tidak... Baik kakak" dia lansung lari karena kebetulan pintunya juga sudah terbuka
"Menggemaskan sekali" Shakil menggelengkan kepalanya
****
Pagi hari mentari menyinari celah-celah pepohonan. Dan di iringi dengan kicauan burung Membangunkan mimpi indah seluruh penghuni bumi.. Untuk menjalankan aktipitas seperti biasanya
"Pagi Ayah Bunda," Shakil menuruni anak tangga
"Pagi,, Waahhh ada apa ini? Pagi-pagi sudah tampan semangat sekali?" Amir heran
"Pakaian kamu juga tidak seperti mau kekantor ini lebih santai malah" Mira juga heran
Shakil memang terasa lebih tenang setelah bicara dengan Nabila, Awalnya dia pikir istrinya akan menuntut ini dan itu, Tapi nyatanya tidak bahkan dia bisa berteman baik dengannya sebagai adik kakak
Dan Nabila pun sama dia tidak perlu bersembunyi lagi melihat Shakil, kesepakatan ini bisa membuat keduanya merasa lega tanpa harus canggung lagi
"Pagi Ayah, Bunda" Nabila juga turun
"Pagi, Senangnya kedua anak bunda seceria ini" Senyum Mira mencerahkan senyuman mereka semua
"Mulai hari ini aku yang akan antar jemput Nabila kesekolah, Jika aku sibuk mungkin nanti gantian dengan Haris" Jelas Shakil
"Itu lebih baik" Amir tersenyum
Mereka pun menikmati sarapan dengan tenang, Amir dan Mira bahagia karena Shakil bisa menerima Nabila walaupun belum sampai tahap sebagi istri tapi mereka tidak maslah karena Nabila sendiri masih kecil
"Ini" Amir memberikan uang dua ratus ribu
Nabila melirik kearah Shakil..Dia meminta persetujuan untuk menerima uang itu atau tidak
"Kenapa?" Tanya Amir heran yang Melihat Nabila diam saja
"Apa dia melarangnya?" Menunjuk kearah Shakil
"Tidak,,Tidak" Nabila cepat
"Aku tidak melarangnya menerima pemberian Ayah,, Aku hanya katakan kalau semua kebutuhannya. akan aku tanggung termasuk uang saku juga" Shakil jawab santai
"Itu bagus, Ayah bangga kamu sedewasa ini, Tapi ini uang saku dari ayah setiap hari untuk putriku" Amir lalu meletakannya di depan Nabila
"Terima kasih Ayah" Dan diapun mengambilnya
***
Selesai sarapan, Mereka berpamitan pergi kesekolah, Dalam perjalanan keduanya diam tanpa suara karena masih ada rasa canggung diantara merka. Nabila juga terus menatap jendela sehingga membuat Shakil lebih leluasa melirik dan mencuri pandangnya
Kenapa waktu aku menikahinya tidak seperti ini, Bahkan rambutnya pun berantakan sekali, Haha ternyata secantik ini wujud aslinya
Dreet dreet
Ponsel Nabila begetar, Dia mengeluarkan ponsel itu dari ranselnya, Sebuah pesan dari *P**ak Hendrik* guru matematika
Pak Hendrik📩; Pagi Angel
Nabila📩; Pagi, Maaf pak salah alamat aku
Nabila,
Pak Hendrik📩; Sepagi ini ini bicara kamu sudah manis sekali
Nabila📩 ;Bukankah hari ini tidak ada
pelajaran Bapak? Kenapa tiba-tiba menghubungi saya?
Pak Hendrik📩; Nabila sayang kamu lupa ya..?
hari ini les matematik loh..!
Nabila tidak membalas lagi pesannya karena dia sangat risih dengan guru itu, Dia sangat tidak sopan.. walaupun Umurnya lebih muda dibandingkan shakil tapi Nabila tidak suka, Baginya guru yang seperti itu mencontohkan hal yang tidak baik bagi murid teladan seperti Nabila
Dreet Drret Dreet...
Panggilan masuk diponsel Nabila.. Tapi dia membiarkannya karena yang menelpon orang yang sama...
"Kenapa tidak diangkat?" Tanya Shakil santai
"tidak apa-apa.. Tidak penting" Nabila santai juga
"Kalau tidak penting dia tidak akan menelponmu, Pacar ya? Angkat saja tidak ingat yang aku katakan semalam!"
"Bukan kok... ini guru matematika" Salah tingkah
"Loh apa lagi guru matematika! Kamu ini murid bagaimana sih, Guru telepon tidak diangkat, Wah sopan sekali istriku"
"Bukan begitu.. Tapi memang tidak penting.. Dan jangan panggil aku seperti itu..."
"Tapi aku suka,, Aku akan selalu memanggilmu istriku!!"
"Berarti aku juga akan memanggil tuan lagi" Nabila menantang
"Itu lebih bagus karena aku bisa terus memelukmu... lakukanlah sebanyak-banyaknya" senyum kemenangan lagi
"Cih menyebalkaan"
Dreet dreet dreet
Ponsel Nabila bergetar lagi panggilan masuk masih dari orang yang sama
"Lihat dia telepon lagi,, Cepat angkat dan besarkan volumenya,, Setidak penting apa gurumu itu atau kamu yang tidak benar-benar sekolah sampai tidak mau bicara dengan gurumu sendiri" Shakil menantangnya
:
:
:
Bersambung❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
ian machmud
syakil kamu itu punya otak khan, ya jelas Nabila berantakan waktu nikah dianya kan lagi berduka masa lagi berduka dandan cantik, Aneh..
2022-11-25
2
Sri Wahyuti
Dah ada titik" ni syakilnya
2022-11-19
0
Wiwi Widiasih
gak tau aja dia,,hahha
2022-11-17
0