Saat Shakil kecil, Banyak pesaing bisnis Amir yang dendam Karena selalu kalah tender darinya, Maka tak sedikit orang berniat menghancurkan Amir lewat anaknya, Mulai dari tembakan, Rem blong, Racun, Teror semua diluncurkan pada Shakil, Tapi tetap Harun selalu ada didepan sebelum bahaya itu menyerang keluarga Amir.
Dari arah lain dokter dan beberapa suster berlari keruangan ICU membuat semua orang terkejut bertanya-tanya apa yang terjadi?
"Ada apa ini?" Tanya Mira heran dan semuanya berdiri
"Keadaan pak Harun semakin keritis" Jawab suster yang berlalu dan masuk
"Apa?.. Ya tuhan selamtkan dia" Amir memohon
"Tante!!!" Nabila keluar sambil menangis dan memeluk Mira
"Sabar sayang... Kenapa bisa terjadi seperti ini?" Balas pelukan dan merpihkan rambut Nabila yang berntakan
"Aku tidak tau, Mungkin karena papah banyak bicara tadi jadi napas sesak, aku takut Tante!!"
"Tenang sayang, Papahmu akan baik-baik saja sekarangkan sudah ada dokter yang menanganinya" Mira mencoba menenangkan
Shakil yang duduk di kursi panjang dengan asistennya, memperhatikan Nabila dari ujung kaki sampai kepala dia masih mengenakan seragam sekolah karena dia belum sempat menggantinya tadi
Shakil tidak habis pikir, Kenapa bisa tiba-tiba dia menikah dengan anak SMA dengan wajah polos tanpa Make Up dan rambut berantakan seperti ini.. Untuk mengurus dirinya saja dia belum bisa apalagi mengurus ku begitulah yang melintas dikepalanya
Sangat jauh berbeda dengan Siska yang Elegan, Glamor, Berpakian sexy menggoda, Agresif dan riasan wajah tebal yang memancarkan kecantikan seperti seorang model
"Bagimana tuan rasanya ingin menikah dengan bunga yang baru akan mekar" Haris asisten Shakil menggodanya
Dia pun menyikut perut Haris " Kau tau! Saat ini aku seperti sedang terciduk menghamili anak gadis orang dan diarak untuk tanggung jawab" Shakil kesal
"Tapi tuan! Saya berpikir, Nona itu akan memanggil anda dengan sebutan apa ya? Sedangkan usia anda terpaut sepuluh tahun darinya, Apakah Bapak, Tuan, Om, Atau.."
"Kemarilah ikut denganku keruang oprasi karna aku akan membantumu mengeluarkan isi pikiranmu, Agar kamu tidak perlu lagi berpikir keras dengan nama panggilannku nanti" Semakin kesal karena melihat Haris yang terus senyum-senyum mengejeknya
"Kita harus melakukan pernikahannya sekarang" Kata dokter yang keluar dari ruangan ICU
"Apa!! Pernikahan?" Nabila terkejut
Ada apa ini? Papah kenapa? Pada saat seperti ini malah mementingkan pernikahan, Bukankan mamah baru saja dimakamkan, Apa Papah tidak kasihan sama mamah? Aku bisa merawat papah setelah ini tanpa harus memutuskan untuk menikah begitu cepat
"Nabila?? Apa Papahmu tidak bicara tadi didalam?" Tanya Mira dan Nabila pun hanya menggeleng dan yang lainnya sibuk mempersiapakn untuk pernikahan "Kamu akan menikah sekarang karena ini permohonan terakhirnya pak Harun"
"Apa??" Nabila sangat terkejut "Mana mungkin aku kan masih sekolah dan dengan siapa?" Nabila melihat kesemua sudut ruangan tidak ada siapa-siapa yang terlihat hanya Shakil dan Haris
Kenapa kepergian mamah membuatku gila sampai aku tidak membedakan ini halusinasi atau nyata, Jika ini nyata apakah aku menikah dengan salah satu dari mereka.. Tidak.. Tidak Aku harap ini halusinasiku saja.
"Kita atur sekolah kamu nanti yang penting sekarang pikirkan keadaan Papah kamu" Kata Mira sambil menuntun Nabila masuk keruangn itu, Dan Semua orang pun sudah berkumpul di tepi ranjang Harun.
Amir, Mira berdiri dibelakang Shakil dan Nabila yang duduk bersebelahan. Penghulu, Dokter dan beberapa suster juga berada di sebelah sisi lain sebagai saksi
"Semua sudah siap?" Tanya penghulu
Nabila hanya bisa menangis tidak bisa menjawab apa-apa karena didalam pikirannya hal konyol apa yang harus dia lakukan sekarang tiba-tiba dia harus menikah tanpa ada satu pun dari mereka yang menjelaskan alasanya...
Ternyata ini nyata. Bukan halusinasiku!! Kenapa semuanya mendadak seperti ini.. Hidupku sekarang benar-benar seperti disinetron.
"Silahkan dimulai Pak" Perintah Amir
"Tunggu? Maskawinnya mana?" Kata Mira yang baru sadar memang tidak ada persiapan apa-apa
"Lho iya Bun.. Kita tidak berpikir tentang itu dimana kita bisa mendapatkan cincin" Amir juga baru sadar
"Maaf tuan besar" Haris memberiakn kotak kecil berwarna navi
"Dari mana kamu mendapatkan ini?" Tanya Mira
Haris pun tertunduk Karena dia melihat mata Shakil yang menatapnya kesal, Mira dan Amir pun melirik kearah Shakil, Mereka mengerti jika itu adalah cincin yang sudah dipersiapkan Shakil untuk melamar Siska.. Mira mencubit pinggang Shakil dan membisikan sesuatu
"Cincin ini sudah tidak ada akan artinya lagi" Tegas Mira
"Baiklah karena sekarang semua sudah siap mari kita mulai" Ucap penghulu
"Pak Harun tolong ikuti perkataan saya" Kata penghulu mendekatkan suaranya ditelinga Harun
"Saya nikah dan kawinkan putri saya Nabila Sahara binti Harun, dengan Shakil Arsya bin Amir Arsya dengan maskawin cincin berlian sembilan karat dengan berat lima gram dibayar tunai" Ucapan penghulu diikuti oleh harun dengan suara lemah dan pelan
"Saya terima nikah dan kawinnya Nabila Sahara binti Harun dengan maskawin tersebut dibayar tunai" Dijawab Shakil dengan suara lantang
:
:
:
Bersambung❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
maya ummu ihsan
ya namanya orang kalut ortu kondisi spt iru mana ada yg sibuk perkara make up...aneh
2023-05-17
1
Tri Novita Kusumawati
sampai bab ini cerita nya masih agak ada yg aneh ya beberapa part tidak masuk logika
2023-01-20
0
ian machmud
sahhh 😀, aku berharap shakil jangan sakiti nabila...
2022-11-25
0