Dia Milikku ( Berbagi Cinta )
Siapa yang tidak bahagia, saat mendengar permintaan sang kekasih, di malam romantis yang bertabur bintang di langit.
"Will you marry me?"
Bahagia. Rasa hati ingin terbang ke langit malam, dan memeluk bintang. Dada terasa penuh dengan bunga-bunga yang bermekaran dengan cinta.
Begitu juga dengan apa yang dirasakan oleh Adhisti Andriani, saat sang kekasih mengajaknya makan malam romantis, di sebuah resto miliknya, yang baru saja dibuka bulan kemarin.
Adhisti begitu bahagia. Dia sampai menangis, karena merasa terharu, dengan jalinan kisah cintanya dengan Elang Samudra.
Adhisti dan Elang, menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, sejak masih usai sekolah. Saat itu, mereka berdua, masih duduk di bangku kelas dua sekolah menengah atas.
Banyak sekali rintangan dan halangan yang terjadi, saat hubungan mereka berdua berjalan. Apalagi dengan waktu yang begitu lamanya.
Pertengkaran dan perselisihan antara mereka berdua, sering juga terjadi. Kesalahpahaman dalam berkomunikasi, adanya pihak ketiga, dan gosip-gosip yang datang, terdengar dari berbagai pihak yang tidak menyukai hubungan mereka. Putus sambung hubungan, sering juga menjadi bumbu yang menguatkan jalinan cinta mereka hingga saat ini.
Kini, keduanya sama-sama menyakinkan hati masing-masing, jika mereka berdua memang berjodoh. Apalagi bisnis Elang Samudra sudah semakin sukses. Semua itu juga berkat bantuan dari Adhisti yang berperan sebagai manager untuk perusahaan yang dijalankan oleh Elang.
*****
Tiga hari kemudian, Elang Samudra dan Adhisti Andriani, berencana untuk melakukan foto prewedding, secara outdoor di salah satu villa milik keluarga Elang, yang berada di daerah puncak, Bogor.
Elang dan Adhisti, akan berangkat pada hari Jumat sore, sepulang mereka dari kantor. Jadi mereka berdua bisa beristirahat sejenak, sebelum melakukan kegiatan foto prewedding mereka pagi harinya.
EO yang menanggani, baru akan datang Sabtu pagi, jadi mereka bisa melepas lelah terlebih dahulu, kemudian pagi harinya bisa berfoto, dengan wajah yang tidak lagi terlihat capek.
"Honey. Kamu sudah siap?" tanya Elang pada Adhisti, saat mereka berkemas, sebelum jam pulang kantor.
"Iya Mas. Aku sudah bawa baju ganti dan juga perlengkapan pribadi. Kalau untuk gaun dan semua yang diperlukan untuk foto, sudah disiapkan EO kan!"
"Syukurlah. Kita tidak perlu khawatir dengan persiapan yang mepet. Kita tgl minta tolong pada EO, untuk semua yang kita perlukan nantinya. Mereka akan mengurusnya nanti."
Adhisti mengangguk setuju, dengan apa yang dikatakan oleh kekasihnya itu. Dia merasa sangat senang, bisa menjadi orang yang diutamakan oleh Elang Samudra selama ini.
"Terima kasih ya Mas. Untuk semua cinta Mas selama ini."
Adhisti berkata dengan mata berkaca-kaca. Dia tidak bisa menahan rasa haru, karena merasa sangat beruntung bisa mengenal Elang. Dia, yang hanya anak panti asuhan, anak yatim-piatu, yang sudah tidak memiliki siapapun, bisa menjadi pendamping elang yang mapan dan tampan. Dia juga merasa tersanjung, karena sudah bisa melewati banyak rintangan, untuk hubungannya dengan Elang, dan tetap menjadi prioritas utama, dari kehidupan seorang Elang Samudra.
"Terima kasih untuk apalagi Honey?" Elang bertanya dengan bingung atas pernyataan Adhisti.
"Untuk semua cinta dari Mas selama ini."
Elang Samudra, mendekat dan memeluk calon istrinya itu, dengan penuh kasih sayang. Dia tidak hanya menganggap Adhisti sebagai kekasih, tapi juga teman, sahabat, adik dan partner bisnis yang sangat baik selama ini. Bagaimana bisa dia tidak begitu mencintainya, jika semua itu sudah bisa dia dapatkan dari Adhisti.
"Sama-sama Honey. Aku juga berterima kasih, untuk semua cinta, waktu dan juga pikiran, yang kamu dedikasikan untukku."
Kini, keduanya saling berpelukan. Menyalurkan semua rasa yang sama. Rasa yang tidak pernah bisa lepas dari hati dan pikiran. Rasa cinta yang dalam, yang sudah teruji dan mendapatkan banyak sekali cobaan selama ini.
"Kita berangkat sekarang?" tanya Elang, begitu pelukannya terlepas.
"Iya," jawab Adhisti pendek.
Elang Samudra dan Adhisti Andriani, melangkah keluar bersama-sama. Wajah mereka berdua, terlihat sekali jika sedang bersemangat. Dari wajah mereka, terlihat juga kebahagiaan yang terus terpancar. Senyuman mereka yang merekah, terus mengembang, bahkan sejak dari pagi hari tadi.
*****
Mobil melaju perlahan keluar dari area parkir pabrik garmen milik Elang. Melewati beberapa gedung yang berjejer di area kawasan berikat. Terus melaju melewati jalan depan restoran milik Elang, tempat di mana malam itu, dia melamar Adhisti, untuk menjadi istrinya nanti.
"Mas. Sudah izin pada mama dan papa, untuk acara foto kita besok?" tanya Adhisti pada Elang.
"Sudah," jawab Elang tanpa menoleh. Dia masih fokus menatap ke arah depan, karena macet diwaktu bubaran jam kantor.
"Syukurlah. Mereka tidak berkomentar apapun?" tanya Adhisti lagi, sedikit khawatir.
"Tidak ada. Mereka hanya berpesan, agar kita berhati-hati di jalan. Katanya calon pengantin itu banyak sekali cobaan yang datang," jawab Elang menirukan pesan mamamnya.
"Semoga kita jauh dari cobaan untuk calon pengantin ya Mas. Aku tidak ingin ada halangan lagi untuk rencana kita ini," kata Adhisti bedoa, dengan penuh harap.
"Aamiin..."
Elang mengamini doa dari calon istrinya itu. Dai tersenyum dan menoleh sekilas ke arah Adhisti yang juga sedang tersenyum melihat kearahnya.
"Tetap positif thinking ya!"
Elang meminta Adhisti untuk tidak berpikir macam-macam. Dia mengenggam tangan Adhisti. Menyalurkan dukungan dan juga rasa cintanya yang begitu besar.
"Iya Mas," jawab Adhisti pendek dengan tersenyum juga. Dia ikut mengenggam tangan Elang dengan satu tangannya yang lainnya.
Sore itu, mereka berdua melewati waktu bersama-sama, dengan perjalanan panjang menuju puncak, Bogor. Semua itu mereka dilakukan, untuk sebuah rencana demi kesuksesan pesta pernikahan mereka berdua, yang akan mereka gelar satu bulan lagi.
*****
Perjalanan panjang menuju puncak Bogor sudah tinggal seperempat jalan lagi. Mereka berdua sudah melakukan istirahat satu kali, saat berada di pom bensin, tidak jauh dari pasar tradisional dekat stasiun kereta Bogor.
Kini mereka terlihat lebih santai dengan bersenandung kecil dan sesekali bergurau juga.
"Coba putar lagu lawas yang jadi kenangan kita Mas," kata Adhisti, meminta Elang untuk memutar lagu kenangan mereka berdua.
"Lagu yang itu?" tanya Elang memastikan.
"Iya. Lagu itu emang lagu jadul, tapi tetap enak didengar sepanjang waktu."
Akhirnya, elang mencari-cari lagu kenangan yang diminta Adhisti. Dia masih dalam keadaan menyetir, namun dalam keadaan pelan.
Saat lagu yang di cari sudah ketemu, Elang kembali melakukan mobil dengan kecepatan normal. Mereka berdua ikut bersenandung, menghayati lagu kenangan tersebut. Lagu yang mereka dengar saat tidak sengaja berada di warung tenda, tidak jauh dari sekolah saat itu.
Malu aku malu
Pada semut merah
Yang berbaris di dinding
Menatapku curiga
Seakan penuh tanya
"Sedang apa di sini?"
"Menanti pacar, " jawabku
Sungguh aneh tapi nyata
Takkan terlupa
Kisah-kasih di sekolah
Dengan si dia
Tiada masa paling indah
Masa-masa di sekolah
Tiada kisah paling indah
Kisah kasih di sekolah
Lirik lagu lawas tersebut sudah mereka hafal dengan baik. Mereka berdua ikut bernyanyi dengan penghayatan yang sama, seperti yang mereka alami semasa sekolah dulu.
"Masih tetap sama kan Mas?" tanya Adhisti tersebut lembut.
"Apanya?" tanya Elang balik bertanya. Dia tidak mengerti apa yang ditanyakan oleh Adhisti.
"Perasaan kita ini," jawab Adhisti memberikan penjelasan.
"Oh. Justru makin besar Honey. Bagaimana tidak bertambah rasa yang Aku miliki ini, jika Kamu begitu banyak memberikan cinta juga untukku," jawab elang, sambil melihat ke arah Adhisti, yang tampak memerah wajahnya karena mendengar perkataan cinta darinya.
"Kamu itu, semakin hari semakin cantik saja," kata Elang memuji.
"Jangan memujiku terus Mas. Bisa-bisa, Aku terbang dan lupa untuk mendarat nantinya," kata Adhisti dengan malu. Dia merasa bahagia sekali hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 443 Episodes
Comments
Soraya
permisi numpang duduk dl ya kak
2023-03-15
0
Ni.Mar
Romantis betul setiap katanya meloww hatiku
2022-08-23
0
Ni.Mar
BOM like dulu bacanya nyicil ka
2022-08-23
0