Di Kala Cinta Menyapa
Kring… kring…
Pukul 04.30
Bunyi alarm telah mengganggu tidur seorang gadis yang masih berada dalam lautan mimpi. Dengan mengucap hamdallah dan doa bangun tidur gadis tersebut segera bangun dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan siap-siap untuk menunaikan kewajibannya sebagai muslimah, yaitu sholat subuh.
Setelah selesai menunaikan kewajibannya, dia segera bersiap untuk mandi dan melakukan persiapan pemasukkan judul proposalnya yang akan diperiksa dosen pembimbingnya jam 08.30 nanti. Setelah memastikan semua barang yang dibutuhkan untuk tugas kuliahnya dia pun segera bergegas mandi.
30 menit berlalu saat ini dia telah keluar dari kamarnya dan segera membantu mamanya menyiapkan sarapan.
“Ma.. ada yang bisa Reya bantu?” Tanya Freya sambil memeluk mamanya. Itu adalah rutinitas Freya satiap pagi yaitu tidak lupa memeluk ibunya karena menurutnya dengan memeluk ibunya semua harinya akan berlalu dengan bahagia.
“Iya,, mohon bantu mama untuk menyiapkan alat-alat yang akan kita gunakan sarapan” Pinta mama Freya.
“Siap mamaku sayang!” Jawab Freya. Sambil melepaskan pelukannya dari ibunya dan segera melakukan apa yang diperintahkan ibunya.
“Ahh, kakak kebiasaan deh, selalu peluk mama setiap pagi padahal kan mama sedang sibuk!” ledek Friska, adik pertamanya Freya yang saat itu sedang menyapu.
“Iya, emang kakak gak bosan apa?” timpal Frisya, adik keduanya Freya yang saat itu sedang menyapu juga. Freya melirik sinis kedua adiknya itu yang sedang meledeknya.
“Mama.. lihat tuhh.. Riska dan Risya mereka meledek Reya.” ucap Freya mengadu kepada ibunya meminta pempelaan.
“Sudah-sudah,, jangan bertengkar masih pagi begini kalian selalu saja bertengkar” lerai papanya Freya, yang saat itu menuju meja makan.
“Tuh, pah, Frisya dan Friska meledek Reya!” ucap Freya kembali mengadu kepada papahnya.
“Akhh.. kakak gak asik” ucap Friska dan Frisya berbarengan dan mereka pun segera bergabung dimeja makan bersama Papanya dan Freya setelah menyelesaikan tugas menyapu mereka.
“Sudah-sudah, jangan ganggu kakak kalian, kalian kan tahu alasan kakak kalian melakukan itu” ucap papah Freya melerai.
“Iya, pah, biasa anak mami” timpal Friska sambil melirik kakaknya yang saat ini menjulurkan lidahnya kepada adiknya itu karena merasa dibela papahnya.
“Kamu juga Reya, jangan selalu bertengkar dengan adikmu. Kau itu panutan mereka, Nak!” nasihat papa Freya.
“Tuh, kak dengerin nasihat papa!” ucap Frisya sambil menyendok makanan ke piringnya.
“Iya.”ucap Freya melirik kedua adiknya dengan sinis.
“Sudah-sudah,, ayo kita sarapan” ucap mama Freya menghentikan perdebatan ketiga bersaudara beda umur itu. Karena jika tidak dihentikan akan semakin berlanjut tidak ada habisnya.
“Re..bagaimana kuliahmu sayang?” Tanya papah Freya melirik putri sulungnya itu, saat mama Freya menyendokkan makanan untuk suaminya itu.
“Iya, sayang bagaimana perkembangan proposalmu? Apakah sudah diterima?” ucap mama Freya ikut bertanya pada putry sulungnya itu.
“Itu pah, mah. Sebentar akan diperika lagi oleh dosen, doakan ya mah pah agar diterima.” pinta Freya sambil memasukkan makanannya ke mulut.
“Aamiin” ucap mama, papa dan kedua adik Freya bersamaan.
“Makasih, pah mah dan kedua adik bandelku tapi ngangenin” ucap Freya menatap sinis kedua adiknya.
Kedua adik Freya hanya cengesan mendengar ucapan kakak mereka itu dan melanjutkan acara sarapan mereka dengan diam dan hanya menjadi pendengar cerita kakak mereka dan orang tua mereka. Freya pun menceritakan semua kegiatan kuliahnya kepada kedua orang tuanya dengan detail dan sambil makan. Setelah acara sarapan keluarga selesai mereka pun membubarkan diri untuk kegiatan mereka masing-masing. Papahnya bersiap-siap akan ke kebun karena papanya berprofesi sebagai petani jagung. Dan kedua adiknya segera bersiap-siap ke sekolah.
Freya masih ingin membantu mamanya membersihkan meja makan tapi dilarang mamahnya karena dia tahu putrynya itu akan segera ke kampus. Mamanya pun segera menyuruh Freya berangkat agar tidak terlambat nanti karena jarak antara rumahnya dengan kampus membutuhkan waktu kurang lebih satu jam perjalanan menggunakan sepeda motor. Karena berhubung hari ini hari senin jadi dia berangkatnya dari rumahnya di desa, jika hari-hari lain dia berangkatnya hanya dari tempat tinggal neneknya berada lumayan dekat kampusnya hanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit.
Freya pun segera kembali ke kamarnya bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Dia segera mengganti pakaiannya keperawatannya yang merupakan pakaian kebanggaannya. Setelah dia mengganti pakaianya dia pun segera keluar dari kamarnya dan mencari kedua orang tuanya dan berpamitan dengan mamahnya karena papahnya sudah pergi ke kebun.
“Mah, Reya berangkat dulu ya!” Pamit Freya
“Iya, sayang. Kamu hati-hati dijalan. Pelan-pelan saja bawa motornya lagian itu kan baru jam 06.10” pesan mama Freya.
“Siap, mamahku!” ucap Freya dengan tangan membentuk hormat sambil tertawa.
Dia pun segera menghidupkan mesin sepeda motornya dan bersiap-siap berangkat.
“Daa.. mama, Reya berangkat!” pamit Freya sekali lagi pada mamahnya.
“Iya.. hati-hati!” pesan mama Freya lagi.
Freya pun berangkat setelah mengucapkan basmallah dan segera melajukan sepeda motornya.
“Kakak sudah berangkat mah?” Tanya Friska yang baru saja keluar kamar.
“Iya, tuh baru saja berangkat” ucap mama Freya, sambil menunjuk jalan.
“Oh, yaa sudah yaa mah, Riska berangkat juga yaa” pamit Friska kepada mamahnya sambil mencium punggung tangan mamanya itu.
“Iya, hati-hati!” ucap mama Freya lagi kepada putry keduanya itu yang saat ini menempuh pendidiikannya di bangku kelas 2 sekolah menengah pertama di desanya.
Friska pun segera keluar, tapi tiba-tiba Frisya memanggil kakak keduanya itu.
“Kakak,, tungguin!” ucap Frisya sambil berlari keluar dari kamar dan berteriak memanggil kakaknya itu.
“Hati-hati sayang!” ucap mama Freya memperingati anak bungsunya itu yang paling ceroboh dalam melakukan sesuatu.
“Hehehh.. maaf mama sayang, kebiasaan” ucap Frisya cengesan dan sambil pamitan kepada mamahnya itu dengan mencium punggung tangan mamanya itu.
“Risya,, buruan!” teriak Friska dari luar
“Daa.. Mah,, kakak sudah protes tuh!” ucap Frisya sambil lari-lari mendekati kakaknya itu yang menunggunya dengan jengkel.
“Iya, nak hati-hati!” ucap mama Freya lagi kepada putry bungsunya yang paling aktif itu yang juga saat ini menempuh pendidikan di bangku kelas 1 sekolah menengah pertama.
“Kamu deh kebiasaan lama!” protes Friska
“ih,, gak kebalik tuh kak? Bukannya kakak yaa yang selalu lama?” ledek Frisya balik.
“Sudah akh,, kakak malas berdebat denganmu, ayo kita pergi” ajak Friska pada adiknya itu.
“Yaa,, sudah ayo!” ucap Frisya sambil menggandeng kakaknya itu pergi.
Mama Najwa hanya tersenyum melihat tingkah kedua anaknya itu yang memiliki sifat yang bertolak belakang. Mama Najwa pun segera menutup pintu rumah dan bersiap menyusul suaminya.
******
Kita tinggalkan keseruan keluarga Abraham, mari kita berpindah pada Freya yang sedang mengendarai sepeda motornya menuju kampus. Dia mengendarai motornya dengan kecepatan standar karena dia yakin dia tidak akan terlambat karena berangkatnya masih pagi. dia menikmati perjalanannya itu dengan senyuman sambil menghirup udara segar dipagi hari itu.
Tapi saat tinggal sepertiga perjalanan menuju kampusnya, dia melihat ada seorang pria yang sepertinya kebingungan sambil menatap mobil mewahnya. Freya pun tanpa ragu-ragu mendekati pemuda itu karena dia yakin pemuda itu pasti membutuhkan bantuan tapi sebelum itu dia melihat dulu jam tangannya dan menunjukkan pukul 06.55.
Tanpa ragu-ragu Freya mendekati pemuda itu.
“Assalamu’alaikum akhi” salam Freya kepada pemuda itu.
Happy Reading readers😊
Jangan Lupa Like, Vote dan Komen yaa Guys🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Vina
nyimak
2022-02-18
1
Eka Yunita Noviyanti
mampir🙏
2022-01-26
1