" Eh.. mei, loe mana hasil duit hari ini? " Tanya seorang wanita yang tak lain seorang mucikari.
" Nih mam, gue ambil jatah gue separonya." Ucap Mei sambil mengambil uang lembaran merah 10 lembar.
" Eits.. enak aja loe main ambil, jatah loe itu 40 persen, enak aja 50 persen."
" Mami, yang kerja itu Mei, terus yang di pegang sana pegang sini itu Mei masa cuman dapat jatah 40 persen."
" Gini aja deh Mei, dari pada loe protes terus mendingan loe Sana mangkal di jalanan di bawah jembatan dan lihat bayaran nya paling juga yang booking loe lelaki hidung belang kelas bawah."
" Akh terserah Mami."
*******
" Sebenarnya gue capek kerja terus sama Mami Ross tapi bagaimana lagi gue butuh makan." Ucap Mei sambil berjalan menelusuri gang senggol yang terkenal dengan kampung Pr****si.
Tanpa sengaja Mei menabrak seorang pria yang berjaket jeans dan bertopi dengan celana jeans sobek di lututnya.
" Maaf " Ucap pria tersebut.
Seketika Mata Mei membulat saat melihat wajah tampan nya di bawah lampu yang remang.
Swiwiwit...
Mei bersiul saat melihat pemuda yang menabrak nya, lalu Mei mengikuti Pria tersebut dimana para wanita malam menawarkan dirinya saat pria itu melintas.
" Hai ganteng mampir sini."
" Hai.. boleh dong, kita kenalan."
Pria tersebut hanya diam dengan pandangan lurus, tangan - tangan para wanita mencolek nya saat dirinya melewati.
" Mau kemana dia, semua Menawarkan nya tapi dia diam saja."
Langkah nya terhenti dimana tempat Mami Ross menjajakan minuman dan tempat Mei bekerja.
" Hai.. boleh gue temenin? " Sapa Mei namun tak ada respon dari pemuda itu.
" Mau minum?" Tawar Mei.
Pria itu hanya mengangguk kan kepala nya lalu mengeluarkan rokok nya yang berasa menthol.
" Tuh cowok nggak bisa ngomong apa, di tanya diam aja, tapi menantang juga nih." Senyum Mei saat sedang mengambil 1 botol minuman yang beraroma keras.
***
Hingga hampir 1 jam Mei menemani pria tersebut tanpa ada interaksi bicara atau apa, hanya asap rokok dari kedua nya yang di hembuskan ke sembarang arah.
" Hey.. apa loe nggak bisa bicara? " Tanya Mei yang mulai bosan.
" Kalau kamu Mau pergi, pergi saja Saya tidak butuh di temani." Ucap nya.
Mei tersenyum sinis, lalu menghembuskan asap rokok nya pada pria tersebut.
" Loe tau, gue sudah temenin loe duduk disini, jadi ada tarifnya, kecuali sampai kamar tarifnya beda lagi."
Pria tersebut pun lalu mengeluarkan dompetnya dan beberapa uang kertas warna merah.
" Ini ambil, lalu pergi lah."
Mei menghitung uang yang dia terima, lalu dia masukan kedalam dompetnya nya.
" Benar loe nggak Mau gue service? "
Seketika wajah tampan itu menatap tajam ke arah Mei, sehingga Mei menatap takjub ciptaan Tuhan di depan mata nya.
" Memang nya kamu bisa apa saat di atas ranjang? "
Hahahahaha.....
" Kamu ragukan gue, kamu tahu pria hidung belang klepek - klepek sama servisan gue."
" Oh ya, masa..!! " Ucap nya Sambil menghembuskan asap rokok nya ke wajah Mei.
Uhuk.. uhuk.. uhuk..
" Gue semakin penasaran sama loe, nama loe siapa? " Mei mengulurkan tangan nya.
" Ngapain nanya nama, kita hanya bertemu selewatan."
" Ok.. tapi bila loe balik lagi kesini cari saja Mei nama panggilan gue, dan nama lengkap gue Meilin Chan, gue keturunan cina tapi kedua orang tua gue sudah tiada."
Mei lalu memberikan nomer ponsel nya pada pria yang baru di kenalnya.
" Cari gue, karena mulai saat ini gue yang akan layani loe bila loe kemari."
*******
Tok.. Tok.. Tok...
" Bang..!!! " Sapa Nilam yang masih mengantuk saat Avan tiba - tiba mengetuk pintu kamar nya.
Avan langsung ambruk di kasur Nilam tanpa melepaskan sepatu yang masih dia kenakan.
" Eh.. Bang, kamu mabok ya." Ucap Nilam sambil mengguncang tubuh Avan.
" Bang sejak kapan jadi pemabok begitu, kalau sampai dengar di telinga Ayah Abang bisa habis, dan sekarang Abang nggak pulang ke Mess malah ke kost an Nilam. " Ucap Nilam sambil melepaskan sepatu Avan.
****
Awww...
Avan terbangun dengan kepala yang masih pusing dan jam menunjukkan pukul 10 siang.
" Akh.. sial Saya telat." Avan buru - buru masuk ke kamar mandi dan mengambil seragam nya yang ada di lemari Nilam karena Avan suka menginap di kost an Nilam bila Nilam mendapatkan Shif malam di rumah sakit.
" Akh... gawat - gawat ini, bisa kena teguran nggak ikut Apel pagi, dan tak ada kabar."
******
" Kemana saja kamu?
" Maaf salah..!! "
" Sekali lagi kamu melanggar aturan Saya buang kamu ke daerah pelosok."
" Siap salah, maaf kan saya."
" Push Up 100 kali."
Avan pun mendapatkan hukuman dari Kolonel Anwar.
Setelah melakukan push up Avan berjalan menuju ke ruangan nya sambil mengusap keringat yang ada di sekitar leher nya.
" Avan."
" Om Aswin?"
" Kamu kenapa, di lihat dari wajah kamu tampaknya sedang sedih."
" Nggak apa - apa om."
" Jangan bohong, Nilam cerita semua sama Halim saat dia sedang praktek di rumah sakit."
" Dasar ember Nilam." Gerutu Avan.
" Biasa lah om anak muda, om juga pernah muda."
*******
Saat sedang mengendarai motor nya Avan melihat gadis yang tadi malam dia temui, dari balik kaca helm nya melihat Mei berboncengan dengan seorang pria mengenakan pakaian yang serba kurang bahan sehingga memperlihatkan paha mulusnya dan bagian punggung nya yang sedikit terbuka.
" Dasar wanita penggoda, tak pernah berfikir Mata - mata pria hidung belang selalu mengincar apalagi pas berhenti di lampu merah." Ucap Avan berguman dalam hati nya.
Motor pun melaju saat lampu hijau menyala dan mereka berpisah saat di persimpangan jalan.
******
" Bang, semalam kemana nggak tidur di Mess?" Tanya Kamal.
" Nginap di kost an Nilam." Jawab Kavan.
" Nilam masih jadi Bidan di rumah sakit Mahardika? " Tanya Kamal.
" Masih, emang kenapa? "
" Salamin buat Nilam."
" Ogah, datangi saja langsung ke orang nya."
" Malu lah Bang, terus takut sudah punya cowok. "
" Nilam jomblo, yang harus kamu takuti itu Saya nih kakak nya Nilam."
******
" Mei loe dapat bokingan buat di ajak ke luar Negeri sama bos besar bayaran nya gede." Ucap Mami Ross.
" Ogah Mam, Bos besar itu selalu main kasar."
" Eh bayaran nya gede tahu."
" Kasih ke yang lain saja mam, gue nolak di ajak jauh."
" Gue heran sama loe ya Mei, yang lain malah pengen di boking sama lelaki tajir nah loe malah kagak Mau."
" Maaf mam, bukan nya tidak Mau tapi Mei nggak Mau bermain dengan pria kasar."
" Nggak Mam, terima kasih. " Tolak Mei
" Tapi Mei, mereka sudah kasih DP kalau kamu menolak mereka minta ganti rugi.
****
Saya Meilin Chan, gadis keturunan Cina Ayah ku Cina dan Ibu Saya jawa. Mereka meninggal dunia saat usia Saya sekitar 10 tahun, saat berumur 17 tahun Saya di jual oleh paman ke Mami Ross, yang entah kini dimana Paman saya yang jahat itu.
Hati Saya sebenarnya menolak, dan ingin keluar dari dunia hitam, tapi Saya tak bisa keluar begitu saja.
Saya hanya berharap pada takdir hanya seseorang yang tulus yang akan membawa Saya.
Hiks... hiks. hiks. hiks..
" Kenapa kalian pergi begitu cepat meninggalkan Mei."
Hiks.. hiks.. hiks..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
AnsadB
kangen Aswin thor terakhir dia pergi ke ujung barat aceh sama Kanaya
2023-05-09
1
Dhara Zhamawa
Janganlah sama Mei, mending sama Nilam saja. toh tidak ada ikatan darah, dr awal baca sudah seru nih. sukses sll ya Author 💞💞
2022-08-07
2
Yuni Wati
sebenarnya nggk setuju kalau jodohnya avan mei,,,tapi mau gimana lagi hanya author yg menentukan segalanya di dunia pernovelan ini
2022-05-21
2