Chiro membuka ruang kerja Erlang, namun tak mendapati siapa pun di sana. Lalu dia mencari ke ruang meeting.
Brak
Pintu ruang meeting itu terbuka, orang-orang terkejut memandang bocah laki-laki berwajah tampan yang menangis.
Siapa anak itu?
"Daddy, Daddy, hiks."
"Chiro, kenapa Chiro menangis?"
"Daddy, mommy mau pergi lagi meninggalkan Chiro."
Deg
Tadi, Naya datang ke sekolah Chiro untuk berpamitan, karena seminarnya di Jakarta telah berakhir dan akan dilanjutkan kembali beberapa bulan kemudian.
Erlang langsung membawa Chiro ke luar dari ruang rapat. Sedangkan yang berada dalam ruang rapat tersebut merasa syok saat tahu bahwa CEO mereka yang masih muda telah memiliki anak sebesar itu.
Itu kan berarti jika Erlang telah menghamili seorang wanita saat baru lulus SMA.
Mereka kembali teringat tentang berita yang pernah beredar dulu, bahwa seorang Arby Erlangga Abraham seorang pemain perempuan.
"Tutup mata dan telinga, juga kunci mulut kalian jika ingin bernafas dengan tenang!" ucap Evan, sang asisten kepercayaan.
London
kelima dokter itu menghempaskan tubuh mereka ke kasur. Perjalanan yang jauh membuat badan mereka pegal-pegal.
Naya membuka ponselnya dan melihat foto-fotonya bersama Chiro. Sebenarnya dia ingin membawa Chiro, tapi dia cukup sadar diri bahwa Erlang lah yang berhak mengasuh Chiro karena kesepakatan bersama, lagi pula dia juga sadar bukan ibu yang baik, yang dengan tega meninggalkan anaknya.
Jarak kembali memisahkan mereka, berada di dua benua yang berbeda, namun hati saling merindukan.
Keesokannya
Untung saja ini hari Minggu, jadi mereka masih bisa berleha-leha sebelum kembali menjalani rutinitas mereka di hari Senin. Mereka saling membantu untuk membersihkan apartemen mereka masing-masing yang posisinya hanya bersebelahan saja.
Berkat kerja kerasnya, Kirei bisa membeli unit apartemen. Itu juga berkat Naya, Monic, Letta dan Zilda sehingga dia bisa berhemat untuk menabung.
Menjelang pukul enam sore waktu setempat mereka baru selesai membersihkan lima unit apartemen itu.
"Pesan makanan dan minuman yang banyak, enggak sanggup aku kalau harus bikin sendiri."
Zilda segera memesan aneka makanan dan minuman. Empat puluh lima menit kemudian bel berbunyi, Naya segera membuka pintu, tidak sabar untuk segera makan.
Begitu membuka pintu, dia langsung kembali ingin menutupnya.
"Mommy, Mommy, open the door! Ecan datang Mommy."
Chiro memukul-mukul pintu dengan tangan kecilnya. Pintu langsung di dorong dari luar. Jika tadi Naya yang kaget, kini kelima pria dewasa itu yang terkejut karena melihat penampakan di hadapan mereka.
Bagaimana tidak, kelima perempuan muda itu hanya menggunakan hotpants dan tengtop ketat, yang membuat cetakan bra itu terlihat, bahkan talinya kelihatan.
Merah
Kuning
Hijau
Biru
Ungu
Seketika rasa lelah mereka langsung hilang melihat yang segar-segar, tapi juga salah tingkah sendiri dengan wajah yang memerah malu.
"Mommy, Mommy."
Chiro langsung turun dari gendongan Erlang dan minta di gendong oleh Naya. Kepala Chiro yang tepat ada di dada Naya membuat hidung Erlang kembang kempis dan kepalanya pening.
Kan dia juga pengen!
Eh?
"Mau ngapain kalian ke sini?" tanya Naya pada Erlang.
Ini adalah pembicaraan pertama Freya dan Arby sebagai Naya dan Erlang sejak mereka kembali bertemu di Jakarta saat itu. Sebelumnya, walau bertemu mereka tak saling menegur.
"Mommy, apa Mommy tidak suka Ecan datang ke sini?"
"Mommy suka kok Ecan datang."
Bel kembali berbunyi, memutuskan pembicaraan Naya dan Ecan, kali ini makanan yang dipesan yang datang.
"Ecan, makan, yuk!"
Hanya Ecan yang diajak, kelima pria dewasa itu dicuekin. Tapi dengan tidak tahu malu mereka ikut makan, tanpa tahu bahwa kelima perempuan di hadapan mereka habis nguli.
Mereka makan tanpa niat mengganti pakaian. Erlang langsung melempar jaketnya pada Naya.
"Tutupin napa, nanti yang bawah jadi ikut-ikutan lapar, memang kamu mau ngasih makan?"
Ikmal juga memberikan jaketnya kepada Nuna.
Vian kepada Aruna.
Marcell kepada Nania.
Marva kepada Kirei.
Sebenarnya kelima pria itu ingin protes dengan cara berpakaian mereka. Tapi hak mereka apa? Lagi pula mereka lah yang tiba-tiba datang, dan juga mereka para perempuan seperti itu di dalam apartemen dan hanya ada mereka berlima saja.
Freya (Naya) mantan istri Arby (Erlangga)
Nuna hanya sahabat Ikmal.
Nania, Aruna dan Kirei juga bukan siapa-siapa Marcell, Vian dan Marva.
Mereka enggak tahu apa bahwa kelima pria itu sedang merapatkan duduk mereka agar yang bawah tidak demo.
"Ck, enggak usah lebay. Di sini tiap hari banyak kali yang berpakaian seksi. Gimana kalau tiap hari kalian tinggal di luar negeri? Norak, deh."
Chiro tak peduli dengan pembicaraan itu, yang penting baginya kini dia bertemu lagi dengan mommy-nya.
Dua jam kemudian kelima perempuan muda itu mandi. Lagi-lagi membuat para pria menghela nafas.
Sebenarnya sih Naya cs hanya memakai daster sebatas paha, tapi memang pada dasarnya cowok-cowok itu kurang belaian, jadi pikiran mereka tidak jauh-jauh dari area mesum.
"Pulang sana, ngapain sih masih pada di sini? Makan sudah, minum sudah."
"Mommy, Ecan mau tidur sama Mommy."
"Enggak boleh, Chiro tidur sama daddy."
"Kalau gitu Daddy ikut tidur sama mommy."
Freya berdeham pelan.
"Ecan, ikut sama daddy dulu ya?"
"Tapi Ecan mau tidur sama Mommy."
"Gini aja, kalian ...." Monic (Nuna) menunjuk ke lima pria itu, kemudian melanjutkan, "Malam ini menginap saja di apartemenku, tepatnya ada di sebelah apartemen ini."
"Kalian tinggal bersebelahan?"
"Hm, unit kami semua bersebelahan. Tapi ingat, jangan ngeberantikan. Cuci gelas piring setelah di pakai, jangan lupa nyapu juga ngepel, karena kami baru bersih-bersih tadi, jadi jangan ngeberantakin lagi."
Marcell mendengkus.
"Mendingan tidur di hotel."
"Gih, sana tidur di hotel. Datang-datang kok langsung ngerepotin."
"Udah sih, ketemu-ketemu pada ribut," sela Ikmal.
Erlang tidak bisa tidur semalaman, karena Chiro tetap memilih bersama mommy-nya. Selama ini, sejak kepergian Freya dari sisinya, dia memang tidak pernah melewatkan satu malam pun tanpa memeluk tubuh kecil Chiro. Baginya Chiro adalah pelita hatinya, yang menerangi hidupnya.
Sedangkan Chiro juga belum tidur sejak tadi, padahal Naya sudah membacakan banyak dongeng juga menyanyikan lagu.
"Ecan, kenapa belum tidur?"
"Ecan enggak bisa tidur tanpa daddy, Mommy."
"Ecan mau tidur dengan daddy?"
Anak itu mengangguk pelan. Naya langsung menggendong tubuh Ecan dan membawanya ke unit Monic. Dia menekan pin dan pintu langsung terbuka.
Di ketoknya satu-satu pintu kamar, karena tidak ingin langsung menerobos. Kali aja nanti dia yang cuci mata melihat para cowok itu tidur hanya menggunakan kolor saja, kan.
"Chiro?" panggil Erlang saat membuka pintu kamar.
"Daddy, Chiro mau tidur sama daddy."
Erlang langsung mengambil alih Chiro dalam gendongan Naya.
Tidak sampai dua menit setelah Erlang dan Chiro berada di kasur, keduanya langsung tidur dengan nyenyak.
Kapan kita akan tidur bertiga?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Aprilia Amanda
pelangi² alangkah indahmu🤣
2022-07-23
0
Fitria_194
kangen mommy tp gk bisa tdr tanpa daddy, smiga mreka balikan lg biar chiro bahagia
2021-12-05
1
Miss HALU💋💖
Ayo Chiro buat mommy sama daddy bersatu lg. 😊😊😊
2021-11-22
7