Mata mereka saling mengunci. Tidak ada yang mengatakan apa pun.
"Selamat malam Tuan Arlan, Nyonya Elya, Tuan Wildan, Nyonya Ami, Tuan Erlangga, Tuan Ikmal, Tuan Marcell, Tuan Vian, Nona Anya, Nona Vanya, Tuan Marva, Nyonya Vio, Tuan Maverick ...."
Deretan nama terus disebut, membuat kelima dokter itu ketar-ketir. Namun yang paling resah entah Naya atau Kirei.
Erlang menatap wajah Naya tanpa berkedip. Nafasnya tertahan. Dipandangnya wajah Naya yang terlihat semakin cantik dan dewasa. Bibir merah dengan bulu mata lentik. Matanya terlihat bening dan hidung mancung yang runcing.
Apa dia bermimpi?
Jika memang dia bermimpi, tolong jangan bangunkan dia.
Dia tidak tahu harus berkata atau melakukan apa.
Haruskah dia marah? Mencaci maki? Atau memeluk tubuh itu dengan erat dan tak melepaskannya lagi?
Sedangkan Naya, memandang satu persatu wajah-wajah yang sudah beberapa tahun ini tidak dia lihat.
Dia tidak tahu harus berkata apa. Apakah harus menanyakan kabar? Dia yakin bahwa mereka baik-baik saja.
Lalu dipandangnya wajah Erlang.
Wajah yang juga semakin tampan dengan rahang kokoh dan dada bidang. Lengannya terlihat kekar, alis tebal dan sorot mata tajam.
Pandangan mereka saling mengikat, seolah sedang melakukan pertengkaran melalui telepati.
Dokter Hendrick yang merasa ada kecanggungan, langsung bertanya, "Apa kalian saling mengenal?"
Pertanyaan dokter Hendrick memutuskan pandangan mata mereka.
"Iya, mereka mantan kami."
"Hah?"
"Maksudnya mantan senior kami. Dulu Kirei ini teman satu kelas Arby, Ikmal, Vian dan Marcell. Saya, Monic, Letta dan Zilda adalah adik kelas meraka."
Mata kelimanya kini tertuju pada dua bocah yang berdiri di sekitar keluarga itu.
Deg
Deg
Deg
"Dokter Naya, Dokter Monic, Dokter Letta, Dokter Zilda, Dokter Kirei ... perkenalkan, mereka adalah keluarga besar Zanuar, Abraham, Arthuro ...."
Lagi, nama-nama keluarga besar disebut.
"Selain keluarga William dan Willson yang juga memiliki rumah sakit besar," lanjut dokter Hendrick.
"Selamat malam, senang bertemu dengan Anda semua," ucap Naya, mencoba menghilangkan kecanggungan.
Naya, Monic, Letta, Zilda, Kirei? Jadi mereka memakai nama lain? Pantas saja susah ditemukan.
Sementara kelima dokter itu fokus melihat dua anak kecil, yang lain memandang kelimanya dengan tatapan dan perasaan campur aduk.
"Kalau begitu, kami permisi dulu Dokter, Tuan-Tuan dan Nyonya-Nyonya," ucap Naya lagi.
Namun sebelum mereka melangkah pergi, ponsel Erlang berbunyi.
"Halo?"
"Tu ... Tuan ...."
"Ada apa?"
"Maaf Tuan, tuan muda Chiro hilang!"
"Apa! Chiro hilang?"
Deg
Naya langsung berhenti melangkah dan menatap Erlang.
Belum Naya sempat berkata apa-apa, langsung ada yang berteriak nyaring.
"Mommy ... Mommy ... Mommy! I miss you Mommy."
Seorang anak kecil memanggil, berlari ke arahnya dan tanpa aba-aba meloncat dalam pelukannya.
Orang-orang terlihat bingung.
"Mommy, kenapa tidak pernah datang ke sekolah lagi? Ecan merindukanmu, Mommy."
Ecan langsung mengecup kening, kedua pipi dan bibir Naya, membuat orang-orang, terutama Erlang melongo.
"Mommy, kenapa diam saja? Apa Mommy tidak merindukan diriku?"
"Mommy juga rindu Ecan."
Naya seperti akan rubuh saja, untungnya Monic, Letta, Zilda dan Kirei dengan sigap menahan tubuh Naya.
"Chi ... Chiro Sayang, apa yang kamu katakan?"
Erlang melangkah mendekati mereka berdua.
"No Daddy, pergi jauh-jauh dari Mommy Chiro. Daddy nakal pada mommy. Kalau daddy nakal nanti mommy pergi lagi dari Chiro. Mommy, aku mau ikut Mommy saja, daddy mau menikah dengan aunty Jasmine, Mommy juga menikah saja dengan pria lain. Hmm, bagaimana dengan uncle Ikmal, dia juga baik dan tampan!"
Deg
Deg
Deg
Mulut bocah itu seperti gunung berapi yang memuntahkan laharnya.
Kenapa aku yang langsung dibawa-dibawa dalam pertemuan mereka, batin Ikmal.
"Jangan bicara sembarangan, Chiro!"
Baru kali ini Erlang kesal dengan celotehan anaknya yang tak disaring itu.
"Apa Mommy tahu, daddy dijodohkan oleh oma dengan aunty Jasmine yang menjadi sekretaris daddy."
Kiamatlah dunia!
Naya sendiri dan teman-temannya sudah oleng. Bukan badannya, tapi pikirannya.
Dari mana Ecan atau Chiro ini tahu bahwa Naya adalah mommy-nya.
Flashback On
Saat makan di pusat makanan pinggir jalan.
Naya yang saat itu sedang makan sate, ditabrak oleh seorang anak kecil.
"Maaf, Aunty!"
Pandangan mereka bertemu.
Deg
Deg
Deg
Chi ... Chiro?
Mo ... mommy?
Beberapa detik mereka saling menatap sampai akhirnya Chiro berlari ke tempat daddy Erlang.
"Chiro, kamu kemana, sih? Jangan jauh-jauh dari daddy, daddy khawatir."
"Maafkan Chiro, Daddy."
Mata Chiro terus terarah ke tempat dia bertemu dengan Naya.
Sedangkan di tempat Naya
Itu Chiro ... itu Chiro ... itu Chiro.
Naya ingin sekali mengejar Chiro, tapi tidak ingin bertemu dengan orang yang sedang bersama Chiro yang entah siapa.
Di rumah, mereka saling memikirkan. Chiro memikirkan mommy-nya.
Aku tahu itu mommy. Itu mommy. Apa mommy tidak mengenaliku? Apa mommy marah padaku?
Saat bertemu lagi di sekolah.
Naya menegur Chiro dari belakang. Keduanya sama-sama terpaku saat pandangan mereka kembali bertemu.
"Siapa namamu?" tanya Naya untuk menghilangkan kegugupannya.
Apa mommy benar-benar tidak mengenaliku? Apa kalau mommy tahu aku Chiro, mommy akan meninggalkan aku lagi. No, mommy tidak boleh tahu aku Chiro. Mommy harus selalu dekat denganku.
"Jangan takut, aunty bukan orang jahat. Aunty ini seorang dokter."
"Namaku Ecan. Kata daddy, aku laki-laki tertampan setelah daddy. Tapi kata mommy, aku lah yang tertampan."
Naya tertawa.
Tentu saja Chiro, kamu lah yang tertampan. Daddy kamu itu tidak ada apa-apanya.
Chiro yang melihat senyum dan tawa Naya, sangat bahagia.
"Bolehkah aku memanggil Aunty, Mommy?"
Naya yang mendengarnya, tentu saja senang. Tapi dia tidak boleh menunjukkannya, kan?
"Nanti daddy dan mommy Ecan marah?"
"No Aunty. Mommy aku baik, dia tidak marah. Mommy wanita tercantik di dunia."
Tunggu, apa Chiro memiliki mama tiri? Apa Chiro mengenaliku? Tapi sepertinya tidak.
"Ayo kita masuk!"
"Gendong aku, Mommy. Kata daddy aku anak sultan, jadi tidak boleh lelah."
Naya mendengkus pelan.
Anakku memang anak sultan, tapi daddy-nya bukan sultan!
Pertemuan selanjutnya, Chiro meminta dibuatkan makan siang yang banyak juga mainan.
Dia ingin merasakan masakan mommy-nya, juga bermain dengan mainan yang dibelikan mommy-nya.
Saat Naya tak datang ke KnP School, Chiro merasa sedih.
Apa mommy sudah tahu bahwa aku Chiro dan marah padaku? Mommy, where are you? Dont hate and leave me. Please forgive me!
Sedangkan Naya memang sudah memastikan bahwa Ecan adalah Chiro, karena melihat biodata Ecan, meskipun tanpa biodata itu dia tetap yakin Ecan adalah anaknya.
Kichiro Ercan Zanuar Abraham
Ercan, yang dia sebut dengan Ecan adalah anak kandung dari Freya Canaya Zanuar.
Flashback Off
"Apa mommy tahu? Daddy sudah melupakan mommy."
Naya melihat ke arah Erlang, sedangkan Erlang melebarkan matanya pada Chiro.
Bagaimana bisa mantan suami istri itu dikompori oleh anak kandungnya sendiri.
"Daddy nakal Mommy. Mommy tidak perlu lagi membuat makan siang untuk daddy, cukup untukku saja. Padahal bekal makan siang yang Mommy masak untukku, daddy lah yang paling banyak menghabiskannya," ucapnya dengan tampang polos dan tanpa merasa bersalah.
"What?"
Erlang ingat, sebelum sakit Chiro selalu datang ke kantornya siang-siang dengan membawa bekal makan siang yang banyak dan enak-enak.
"Mommy sudah lelah membuatkan aku dan daddy makan siang dengan tangan Mommy sendiri. Tapi daddy yang tidak tahu bersyukur itu ingin melupakan Mommy. Daddy memang kejam!"
Erlang menahan nafas.
Bocah ini!
"Tidak seperti itu Chiro, Sayang," elak Erlang.
"Mommy, dont leave me. I miss you so much, Mommy. Ecan akan bersama Mommy saja."
"No, Chiro!" larang Erlang.
Bagaimana bisa Erlang tanpa Chiro?
"Mommy, Ecan lapar. Sudah beberapa hari ini Ecan tidak makan."
Naya melotot pada Erlang mendengar perkataan Chiro.
"Ya sudah, Ecan makan, ya."
"Tapi Mommy yang suapin Ecan."
"Oke."
Naya pergi meninggalkan Erlang diikuti oleh Monic, Letta, Zilda dan Kirei yang menatap mereka tanpa mengatakan apa-apa.
Chiro yang kepalanya menghadap Erlang sekeluarga, memeletkan lidahnya dan terkikik tanpa suara.
"Dia benar-benar anak Freya, isengnya enggak ketulungan."
"Kok aku masih loading, ya? Ini sebenarnya gimana, sih? Kenapa Chiro bisa lebih dulu bertemu dengan Freya?"
"Juga, selama ini Nuna, Nania, Aruna dan ... siapa tadi? Kirei? Sudah bersama Freya sejak awal?"
"Ngomong-ngomong, kenapa Chiro bisa ada di sini? Bukannya dia sedang sakit dan berada di rumah?"
Erlang masih menahan nafas. Jiwanya seperti belum terkumpul dalam raganya, melihat wajah cantik Naya yang membuat jantungnya berdetak kencang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Aprilia Amanda
ecan ini chiro toh😌
2022-07-23
0
Anisnikmah
ya ampun thor aku galfok ya jadi kelima itu temannya dulu nania aruna nuna dan satu lagi kakak kelasnya. ganti nama panggilannya
2022-03-08
0
Tulip
chiko aku gemesss deh sm kamu bocillllll. yuk ciko biat deddymu kelepek2 sm mommy mu
2021-11-23
1