Selain melakukan seminar, mereka juga melakukan kunjungan ke berbagai rumah sakit, baik swasta maupun rumah sakit negeri.
Agar tidak menumpuk, mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok dan rumah sakit.
"Naya!" panggil dokter Stevanus.
"Ya, Dokter?"
"Kamu dan kelompokmu pergilah ke KnP School."
Dokter Stevanus merupakan dokter spesialis kejiawaan (Sp. KJ) yang berasal dari Singapura.
Naya mengangguk, lalu pergi bersama kelompoknya.
Flashback On
Di hari pertama Naya mengikuti seminar, banyak mata yang memandang ke arahnya. Tanpa sepengetahuan dirinya, beberapa orang itu memotretnya.
Send
Seperti itu yang terjadi selama dua hari ini. Orang-orang itu memberikan informasi tentang Naya kepada seseorang.
Flashback Off
Naya, Monic dan Letta pergi ke KnP School. Naya yang calon psikiater sekaligus calon dokter bedah, Monic calon dokter anak dan Letta dokter gigi ditugaskan untuk ke sekolah tersebut, karena mereka akan sering dan harus berinteraksi dengan anak-anak.
Sedangkan Zilda dan Kirei pergi ke tempat lain.
"Memang tidak mudah menghadapi pasien anak-anak. Jadi ini cukup membantuku untuk lebih memahami karakter anak," ucap Letta.
Sekolah itu sangat besar, dengan fasilitas lengkap yang tak main-main.
Naya melihat seorang anak yang duduk seorang diri. Dia tak dapat melihat wajah anak itu, karena posisi duduknya membelakangi Canaya.
"Hai, kenapa duduk di sini sendiri?"
Anak itu menengok. Pandangan mata mereka bertemu.
"Hai Aunty, kita bertemu lagi."
Wajah anak itu langsung berbinar saat melihat Naya. Matanya mengerjap-ngerjap lucu dan terlihat menggemaskan.
Naya tersenyum, anak itu adalah anak yang menabraknya saat makan.
"Halo tampan, kenapa kamu duduk di sini sendiri. Kenapa tidak bermain bersama teman-temanmu?"
"Aku tidak suka keramaian."
Naya duduk di sebelah anak kecil itu.
"Siapa namamu?"
Anak itu tidak langsung menjawab. Dia teringat perkataan orang tuanya kalau tidak boleh menyebutkan identitasnya kepada orang asing.
Naya yang menyadari keraguan di wajah anak itu, langsung tersenyum.
"Jangan takut, aunty bukan orang jahat. Aunty ini seorang dokter."
"Namaku Ecan, kata daddy, aku pria paling tampan setelah dirinya. Tapi kata mommy, aku lah yang tertampan."
Naya langsung tertawa, anak itu benar-benar menggemaskan.
"Ayo kita masuk, di dalam banyak teman-teman kamu."
Ecan kembali terdiam, sepertinya anak itu memang lebih suka menyendiri.
"Tidak apa, ada aunty yang akan menemanimu."
"Baiklah, tapi Aunty gendong aku ya. Kata daddy aku anak sultan, jadi tidak boleh lelah."
Entah Naya harus tertawa atau mendengkus, tapi dia langsung menggendong bocah narsis itu. Ecan langsung menyandarkan kepalanya di pundak Naya.
Di dalam, anak-anak sudah duduk dengan tertib. Ada Letta yang akan menerangkan tentang pentingnya menjaga kebersihan mulut dan gigi.
🍂🍂🍂
"Aunty, boleh aku memanggilmu Mommy?" tanya Ecan.
"Loh, kamu kan sudah punya mommy."
"Mommy Ecan sibuk bekerja, tapi dia mommy yang paling cantik dan baik hati."
Naya tersenyum.
"Boleh, tapi kamu hanya boleh memanggil mommy di saat kita berdua saja, ya? Nanti mommy dan daddy kamu sedih dan marah saat tahu bahwa anak tampannya ini memanggil orang lain mommy."
"Oke, Mommy."
Ecan langsung memeluk dan mencium kedua pipi Naya.
"Mommy!"
"Hm?"
"Jajan."
Ecan langsung menarik tangan Naya untuk membelikannya makanan.
Apa sekarang aku sedang dipalak anak kecil?
Ecan langsung mengambil beberapa makanan dan disimpannya ke dalam kantong makanan.
"Kenapa tidak dimakan?"
"Kata daddy aku tidak boleh makan sembarang, jadi makanan ini harus dilihat dulu oleh daddy dan mommy. Aku selalu membawa bekal makanan dari rumah, tapi aku bosan."
Naya mengangguk mengerti.
"Kalau begitu besok mommy akan membawakanmu bekal makanan."
"Benarkah?"
"Ya."
"Kalau begitu, apakah aku boleh meminta dibelikan mainan juga?"
"Hm, boleh. Tapi ada syaratnya."
"Apa?"
"Kamu harus rajin belajar dan menjadi anak yang baik, ya?"
"Hm, oke Mommy."
Setiap kali melihat Ecan, selalu mengingatkan Naya akan masa lalunya. Mungkin itulah sebabnya dia dulu bekerja sambilan di sekolah dan senang berinteraksi dengan anak-anak. Meskipun begitu, ada gejolak yang tidak dapat dia hilangkan. Hal yang hampir saja membuatnya gagal menjadi seorang dokter.
Masa lalu masih membelenggunya hingga saat ini. Dia sadar bahwa dirinya bukanlah manusia baik, yang justru menjadi seorang dokter.
Ada kalanya dia malu akan dirinya sendiri, saat dia mengingatkan pasiennya untuk tidak merokok atau meminum minuman keras, sedangkan dia sendiri saat remaja sudah terjerumus dalam lembah hitam itu.
Dia mencoba mempengaruhi dirinya sendiri dengan hal-hal yang positif. Karena itulah dia juga ingin menjadi dokter Sp. KJ, selain menjadi dokter bedah.
Spesialis bedah adalah salah satu impiannya sejak kecil selain menjadi pengusaha sukses, sedangkan psikiater adalah hal yang dia butuhkan untuk dirinya sendiri, agar dia bisa mengendalikan masalah psikisnya.
Bukankah dia harus menolong dirinya sendiri sebelum dia menolong orang lain?
Dan akhir-akhir ini, dia merasa senang saat bertemu dengan Ecan.
🍂🍂🍂
"Where is Ms Aya?" tanya Ecan pada gurunya.
"Dokter Aya tidak datang hari ini karena ada seminar."
Ecan mengerucutkan bibirnya. Dia jadi tidak bersemangat ke sekolah. Ecan duduk di ayunan, tidak lama kemudian dua orang anak menghampirinya dan ikut duduk di ayunan itu.
Mereka bertiga, anak yang terlihat tenang dan bahagia, namun menyimpan luka masing-masing akibat ulah orang dewasa yang membuat mereka menjadi korban.
Mereka berpura-pura bahagia di hadapan orang-orang.
"Aku benci mereka karena membuat mommy aku pergi," ucap salah satu dari mereka.
"Jika aku bertemu dengan mommy, aku akan meminta mommy untuk mengajakku bersamanya."
Ketiga anak itu lalu terdiam, membayangkan mommy mereka masing-masing.
🍂🍂🍂
Kelima dokter itu duduk di ruang tamu kamar hotel. Kelimanya terdiam, sambil menikmati sebuah lagu dan terkenang akan masa lalu masing-masing.
Lagu ini mengalun dengan indah di telinga mereka.
🎵🎵🎵Aku masih ada di sini
Masih dengan perasaanku yang dahulu
Tak berubah dan tak pernah berbeda
Aku masih yakin nanti milikmu
Aku masih di tempat ini
Masih dengan setia menunggu kabarmu
Masih ingin mendengar suaramu
Cinta membuatku kuat begini
Aku merindu, ku yakin kau tau
Tanpa batas waktu, ku terpaku
Aku meminta walau tanpa kata
Cinta berupaya
Engkau jauh di mata tapi dekat di doa
Aku merindukanmu
Aku masih di dunia ini
Melihatmu dari jauh bersama dia
Walau pasti ku terbakar cemburu
Tapi janganlah kau ke mana-mana
Aku merindu, ku yakin kau tau
Tanpa batas waktu, ku terpaku
Aku meminta walau tanpa kata
Cinta berupaya, ooh
Aku merindu, ku yakin kau tau
Tanpa batas waktu, aku terpaku
Aku meminta walau tanpa kata
Cinta berupaya
Engkau jauh di mata tapi dekat di doa
Aku merindukanmu
Aku merindukanmu
Aku merindukanmu🎵🎵🎵
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Amora
😉😅🤭
2023-12-21
1
Herta Siahaan
tidak ada getaran gitu ya ketika dia bersama anak itu... atau tdk ada kemiripan
2022-11-28
0
Herta Siahaan
apa freya benar2 g ingat anaknya walaupun sedikit
2022-11-28
0