Makasih ya yang sudah baca, like, komen, bintang lima, kasih hadiah bahkan vote. Baru enam bab tapi sudah ada tiga vote.
❤❤❤looppyyyuuuu all❤❤❤
Happy reading
⚡⚡⚡⚡⚡⚡
"Daddy, kenapa mommy belum pulang juga? Apa mommy tidak kangen dengan Chiro?"
Pertanyaan dari anaknya selalu membuat Erlang merasa waswas. Alasan apalagi yang harus dia berikan untuk anak kesayangannya ini?
Apakah dia harus jujur?
"Chiro, maafin daddy, ya. Ini semua salah daddy."
"Why, Daddy?"
"Mommy pergi karena marah sama daddy."
Jantung Erlang berdetak kencang saat mengatakan hal itu.
"Daddy nakal pada mommy?"
"Iya, daddy nakal pada mommy. Daddy marah sama mommy, jadi mommy pergi."
Benar, seharusnya saat itu Erlang tak terpancing emosi sehingga menerima keinginan Freya untuk berpisah. Seharusnya sebagai suami dia harus lebih bersabar, bijak dan dewasa.
Semua salahnya.
Seharusnya saat itu dia menggenggam tangan Freya dan memeluknya dengan erat. Meminta kesempatan lagi dan lagi meski Freya membencinya.
Seharusnya perpisahan yang disaksikan oleh guyuran hujan deras itu dapat dia cegah, bahkan kalau perlu dia memohon.
Seharusnya
Seharusnya
Seharusnya
Seharusnya
Hanya itu yang ada dalam pikirannya saat ini.
Namun lagi-lagi nasi sudah menjadi bubur. Keterlambatan yang terjadi bukan sehari dua hari, seminggu dua minggu atau sebulan dua bulan, tapi sudah beberapa tahun.
"Kenapa Daddy marah pada mommy?"
Lagi-lagi jantung Erlan berdetak kencang.
Tidak mungkin dia mengatakan kepada Chiro bahwa pertengkarannya saat itu dengan Freya yang menyebabkan mereka berpisah karena anak. Bahwa Freya belum siap lahir batin untuk memiliki anak di usia yang masih sangat muda dan dia sebagai seorang ayah muda juga masih egois.
"Kenapa Daddy?"
"Karena ... karena daddy yang menyebabkan mommy tidak kuliah di luar negeri."
"Em, jadi sekarang mommy jalan-jalan ke luar negeri karena dulu daddy larang?"
"Iya."
"Kalau begitu, saat aku dewasa nanti, aku akan membuat pesawat agar bisa mengajak mommy keliling dunia. Agar mommy bisa pergi ke mana pun mommy mau dan pulang secepat mungkin. Aku akan membuat mommy bangga dan tidak akan nakal agar mommy tidak meninggalkan aku lagi."
Hati Erlang terenyuh, ingin menangis tapi dia coba tahan sekuat mungkin.
"Kalau nanti mommy pulang, daddy harus minta maaf pada mommy. Jangan nakal dan membuat mommy marah dan pergi lagi, ya!"
"Yes, Son."
"Promise?"
"Promise."
Malam itu ditutup dengan bayangan Chiro akan mommy-nya, juga pikiran Erlang tentang Freya yang telah lama tak terlihat.
Di mana sekarang kamu berada?
⚡⚡⚡
"Apa perhiasan-perhiasan itu telah siap?"
"Sudah sembilan puluh persen, Tuan."
Evan dan Jasmine berdiri di hadapan Erlang. Yang dapat mereka lihat selama bekerja dengan Erlang, bahwa pria itu seperti kehilangan setengah nyawanya.
Dia tak pernah tersenyum apalagi tertawa. Sorot matanya selalu terlihat tajam dan dingin. Tak ada ekpresi lain yang dapat dilihat dari pria itu.
Pintu ruangan Erlang terbuka, menampilkan tiga sosok pria.
Ikmal, Marcell dan Vian.
Tiga sahabat dan saudara yang masih setia menemaninya hingga saat ini, bahkan saat dirinya memutuskan untuk melanjutkan hidup bersama Chiro di Jepang, mereka tak berpikir dua kali untuk ikut menemani.
Sejak saat kepergian Freya, mereka bertiga tak ada yang berani lagi menyebut nama Freya. Jangankan nama Freya, menyebut nama Nuna, Nania dan Aruna saja mereka tak pernah, jika bersama Erlang.
Ketiga gadis itu juga mereka tak tahu di mana rimbanya.
Mereka bertiga diam-diam mencari keberadaan Freya, namun tak pernah berhasil. Freya memang ahlinya dalam menghilang. Dulu saja dia bisa kabur ke Jogja tanpa bisa dilacak, apalagi sekarang, saat dirinya telah menjadi burung yang bebas dari sangkar emasnya.
Mereka bertiga duduk di sofa sambil menunggu Evan dan Jasmine memberikan laporannya pada Erlang. Tanpa sadar, Marcell bernyanyi untuk menghilangkan kesuntukannya.
🎵Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Cinta aku tak punya
Kekasih pun tiada
Semuanya telah pergi tak tau kemana
Hidup serasa kaku bagaikan angka satu
Meranalah kini merana
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Ingin rasanya diriku
Bercinta seperti dulu
Tapi kutakut gagal lagi
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Kemana harus kemana
Diriku membuang sepi
Yang selalu menyiksa diri
Atau kurelakan begini
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Ingin rasanya diriku
Bercinta seperti dulu
Tapi kutakut gagal lagi
Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh
Kemana harus kemana
Diriku membuang sepi
Yang selalu menyiksa diri
Atau kurelakan begini
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri
Cinta aku tak punya
Kekasih pun tiada
Semuanya telah pergi
Tak tau kemana
Hidup serasa kaku bagaikan angka satu
Meranalah kini merana
Masak, masak sendiri
Makan, makan sendiri
Cuci baju sendiri
Tidur kusendiri 🎵
Erlang langsung meremas laporan yang baru saja dia tanda tangani dan melemparkannya kepada Marcell.
Ikmal dan Vian melotot kepada Marcell, sedangkan Evan dan Jasmine hanya bisa meringis dalam hati saat berkas itu diremas dan dilempar oleh Erlang. Mereka terpaksa harus meminta yang baru kepada direktur pemasaran dan direktur keuangan. Bukan karena takut kedua direktur itu marah, namun karena terpaksa harus membuang waktu.
"Kamu menyindirku?" tanya Erlang.
"Maaf, bukan maksudku mengingatkanmu pada Freya."
Freya?
Satu nama yang baru didengar oleh Evan dan Jasmine.
Apa itu mommy-nya Chiro, pikir mereka.
Satu nama kramat itu seketika menyesakkan dada Erlang. Mereka melihat Erlang yang seolah ingin menelan bumi dan meruntuhkan langit.
Tidak lagi bisa menahan diri, Ikmal ikut angkat bicara.
"Jika kamu tidak bisa melupakan Freya, maka carilah dia meski harus membutuhkan waktu seumur hidupmu. Tapi jika tak ingin kembali ke masa lalu, ikhlaskan semuanya. Carilah kebahagiaan lain. Kamu berhak bahagia, begitu juga Freya. Aku yakin, di mana pun Freya berada, dia akan baik-baik saja. Dia perempuan yang tegar dan mandiri. Bukankah kita sudah mengenalnya sejak masih SD? Kasihan Chiro jika kamu terus menerus seperti ini."
Fix, ternyata yang bernama Freya itu benar mommy-nya Chiro.
Mereka melupakan keberadaan Evan dan Jasmine yang menyimak pembicaraan mereka. Ikmal yang menyadari keberadaan Evan dan Jasmine, langsung berkata, "Tutup mulut kalian rapat-rapat!"
"Baik, Tuan," ucap Jasmine dan Evan serempak.
"Sekarang keluar, lanjutkan pekerjaan kalian!" Ikmal kembali melanjutkan.
Evan dan Jasmine membungkuk lalu segera keluar dari ruangan Erlang.
"Ngomong-ngomong, sekolah kita akan mengadakan reoni akbar. Berharap saja jika mereka, minimal salah satu dari mereka akan hadir. Undangannya akan disebar baik secara fisik maupun online dari berbagai jaringan sosial."
Erlang menghela nafas.
Haruskah dia melupakan Freya dan memulai hidup baru bersama Chiro?
Haruskah dia mencari sosok pengganti Freya yang bisa menyayangi Chiro dengan tulus?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Nurfanya Rudie Ajalah
belum konek
tapi q masih lanjut😘
2022-12-16
1
Anisnikmah
jangan cari penggantinya carilah freya..
2022-03-08
0
Fitria_194
ad yg dangdutan di suasana sedih.
2021-12-05
2