Doa Tika

Erik tercenung dengan wajah yang kian menunduk. Kedua tangannya menutupi wajahnya yang menyimpan beban frustasi luar biasa. Lelaki itu kembali menghela nafas panjang untuk ke sekian kali. Telinganya sudah terlalu pengang mendengar mulut Ibu dan adiknya yang sedari tadi berbicara tanpa titik koma.

"Mama nggak mau tahu! Kamu harus paksa Varissa untuk memberikan hal yang Mama mau. Kalau perlu, kamu marahi dia. Anak itu memang sekali-sekali harus diberi pelajaran agar tahu perannya sebagai istri dan menantu," kata Retno sambil bersedekap sombong.

"Nggak segampang itu juga, Ma! Lagian, Mama sama Tika ngapain sih, pake acara ke sana segala?" tutur Erik kesal. Ibunya dan Tika hanya semakin memperkeruh suasana antara dirinya dan Varissa.

Retno mendelik. Menolak untuk disalahkan. "Mama ke sana cuma mau minta uang 30 juta aja, Rik! Salah?"

Erik kehabisan kata-kata. Cuma? Apa Ibunya menganggap nominal segitu bukan apa-apa?

"Tapi, Mama nggak mesti marah-marah ke Varissa juga 'kan?"

Wanita paruh baya itu mendengus. Kedua tangannya bersilang di depan dada. "Gimana Mama nggak marah kalau kelakuan istrimu sekurang ajar itu? Andai bukan karena dia kaya, mana mungkin Mama mau merestui pernikahan kalian di masa lalu. Kita ini masih keturunan keluarga Ningrat loh, Rik! Mana pantas memiliki hubungan keluarga dengan keturunan rakyat jelata macam dia. Apalagi, dia itu bukan suku Jawa," tutur Retno panjang lebar.

Ya, sedari dulu Retno memang tidak pernah menyukai Varissa. Satu-satunya yang dia minati dari menantunya itu hanyalah uangnya. Alasannya sebenarnya tidak masuk akal di zaman semaju ini. Hanya karena Varissa berasal dari Pulau Kalimantan dan bukan dari Pulau Jawa seperti mereka. Menurut Retno, wanita yang bukan berasal dari pulau Jawa bukanlah wanita yang berbudi luhur. Padahal, jika matanya bisa sedikit terbuka, maka tentu wanita paruh baya itu dapat melihat dengan jelas siapa sebenarnya yang tidak berbudi luhur. Apakah benar Varissa atau justru keluarga mereka sendiri?

Selama ini Varissa sudah berusaha merendah dan santun dalam berlaku. Tak pernah sekalipun wanita itu membantah ucapan kedua mertuanya meski terkadang permintaan mereka sedikit berat untuk Varissa jalankan. Contohnya saja, ketika Ayah mertuanya meminta salah satu restoran peninggalan sang Ayah kandung untuk diberikan padanya, Varissa mengangguk setuju walau rasanya terlalu berat. Karena, restoran itu adalah restoran yang menjadi cikal bakal tumbuh dan berkembang pesatnya perusahaan pengolah makanan kaleng yang sekarang di wariskan oleh mendiang sang Ayah terhadapnya.

"Memangnya, Papa nggak ada uang sampai Mama harus minta langsung ke Varissa?"

"Nggak ada. Usaha Papa lagi mengalami penurunan omset dua bulan terakhir. Malahan, tabungan Mama yang diambil untuk menutupi pengeluaran restoran yang membludak," jawab Retno bersungut-sungut.

"Kalau gitu, nggak usah belanja apa-apa dulu. Mending Mama mulai belajar hemat dari sekarang sampai rencana Erik berhasil. Ya?" Erik berusaha membujuk Retno.

"Terus, ulangtahun aku gimana, Bang?" celetuk Tika yang mulai gusar kala mendengar permintaan sang Kakak kepada Ibunya.

Erik menoleh menatap wajah adik perempuannya. Segala kesabaran yang ia miliki hampir habis dalam menghadapi dua wanita matre dalam keluarganya itu.

"Rayain di rumah aja, bisa kan?"

Tika mencebik. Kedua kakinya ia hentakkan ke lantai menyuarakan keberatan. "Abang mau bikin aku malu di depan teman-temanku?"

Rahang Erik mengerat. Diusapnya kembali wajah lelah itu dengan kasar. "Terus, mau gimana?" Ia merentangkan kedua tangannya pasrah. "Papa nggak punya uang. Abang juga nggak punya. Terus, yang mau bayarin biayanya siapa? Kamu pikir, sewa ballroom di D'Hotel itu murah?"

Tika kembali menghentakkan kakinya marah. "Makanya, jangan cuma selingkuhan mulu yang dibayarin! Giliran adek sendiri malah dikacangin. Abang keterlaluan, tau nggak? Tika sumpahin biar perselingkuhan Abang dan Mbak Mauren ketahuan sama Mbak Varissa!" ucap Tika dengan lantang sambil berlari menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

"Tika... Jaga omongan kamu. Tika..." panggil Erik tak terima. Namun, adik perempuannya itu keburu sudah tiba di lantai atas dan memilih mengabaikan teriakan Erik.

"Udahlah, Rik! Jangan di tanggapi," hibur Retno.

"Mama harus awasi Tika baik-baik. Jangan sampai anak itu bikin semua rencana aku berantakan, Ma." Erik tampak gelisah. Ia berjalan bolak-balik sambil terus memikirkan sumpah serapah Tika.

Bukan tanpa alasan dia segelisah itu. Karena, watak Tika memang terkesan buruk. Jika dia terlanjur marah kepada seseorang, maka dia tak akan berpikir panjang untuk membalas perbuatan orang itu. Dia tak peduli meski itu keluarganya sekalipun.

"Makanya, kamu percepat rencana kamu, dong! Masa' cuma tanda tangan doang harus butuh waktu dua tahun lebih?"

Kepala Erik rasanya ingin meledak. "Masalahnya, aku dan Varissa saat ini juga lagi berantem, Ma!" geram Erik kesal.

"Loh, kenapa?" tanya Retno heran.

Erik memejamkan mata. Menjelaskan apapun kepada Ibunya juga tak akan memberi dampak apa-apa. Boro-boro solusi, paling yang dia dapat hanya semburan kekesalan Ibunya yang justru semakin membuat benang dikepalanya yang sudah kusut semakin bertambah kusut.

"Mama nggak perlu tahu," jawab Erik sembari bergegas meninggalkan rumah orangtuanya.

******

Sementara di tempat lain, seorang pria paruh baya yang tak lain adalah Harun, Ayah dari Erik tampak sedang tersenyum lebar ketika menerima uang cash sebesar 25 juta dari lelaki berpenampilan rapi di hadapannya. Harun tersenyum lebar ketika sedang menghitung uang didalam amplop yang ia terima. Tersisa 975 juta lagi dari angka 1 Milyar dari kesepakatan. Itu angka yang cukup banyak untuk penjualan sebuah Restoran kecil yang selama ini dia kelola.

"Tidak apa-apa aku menjual restoran jelek ini. Toh, makin hari pelanggannya juga semakin berkurang. Varissa juga pasti tidak akan keberatan karena pada dasarnya restoran ini memang sudah sah menjadi milikku!" ujar lelaki paruh baya itu dalam hati.

"Pak Harun, bagaimana kalau anda tanda tangan sekarang? Bapak sudah kenal saya lama, kan? Apa Bapak masih ragu terhadap saya?" Lelaki berpakaian rapi di hadapan Harun berucap sembari menyerahkan selembar kertas pengalihan kepemilikan restoran terhadap lelaki paruh baya itu.

"Apa tidak sebaiknya kita tunggu saja sampai sisa uangnya sudah berada ditangan saya, Pak Gisam?" ujar Harun sedikit ragu. Bagaimana kalau dia kena tipu? Meski lelaki dihadapannya ini adalah pelanggan setia restorannya, namun ia hanya sebatas mengenal lelaki itu sebatas nama dan tempat kerja saja. Selebihnya, ia tidak tahu lagi.

Orang yang dipanggil Gisam itu tertawa kecil. Dengan santai, ia mengeluarkan sebuah kartu nama dari balik saku jas mahalnya.

"Ini kartu nama saya, Pak Harun! Jika Pak Harun masih belum percaya saya, silahkan datang saja ke kantor ini. Dan...," Gisam mengeluarkan ponselnya. Sebuah pesan dari kontak bertuliskan 'Sekretaris Melia' ia perlihatkan pada Harun.

"Ini pesan dari Sekretaris saya. Dia minta maaf karena sudah tak sengaja membawa cek yang seharusnya saya berikan pada Pak Harun di berkas yang ia bawa ke luar kota. Dan, Melia baru bisa mengembalikan cek itu dua Minggu lagi. Itu sebabnya, saya hanya bisa membayar DP dulu," terang Gisam dengan tenang.

Harun membaca pesan itu lamat-lamat. Namun, ragu tampaknya belum sirna juga dari otaknya.

"Tidak masalah, Pak Gisam! Saya akan tanda tangan begitu Sekretaris anda memberikan saya cek itu."

"Kalau begitu...," Gisam menarik amplop cokelat berisi uang 25 juta dihadapan Harun. "Lebih baik kesepakatan kita dibatalkan saja, Pak! Saya butuh resto ini secepatnya karena harus segera saya renovasi. Ada klien dari Amsterdam yang akan datang kemari. Dan, beliau sangat suka masakan khas di restoran ini. Tapi, sayang! Dia tidak suka suasana tempatnya. Jadi, mungkin saya akan cari tempat lain saja," lanjut Gisam.

Setelah merasa keputusan sudah berada di final, Gisam akhirnya berdiri. Memasukkan kembali uang itu ke dalam saku bagian dalam jasnya berikut kertas yang tadi ia minta untuk Pak Harun tanda tangani.

"Saya permisi dulu, Pak Harun!" pamit Gisam tersenyum.

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

keluarga Erik satu pun gak ada yg baik untuk menyadarkan mereka agar tdk terlalu jauh tersesat..

2024-12-21

1

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

keturunan Ningrat namun kelakuan kayak orang desa . pantas saja kelakuan kayak monyet yang berebut pisang .

2025-02-06

0

Suharnani

Suharnani

Bu Retno ini merusak citra orang Jawa saja. aku orang Jawa punya mantu beda suku loh bu Retno. pada sopan lagi

2024-12-31

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Aku tahu kau selingkuh
3 Kawan dan lawan
4 Sadar
5 Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6 Ular berkepala dua
7 You're not okay
8 Revenge is begin
9 Serangan pertama
10 Dilema
11 Parno
12 Wajah asli keluarga Erik
13 Derajat pelakor
14 Apartemen Dikta
15 Membuat Mauren cemburu
16 Michelle
17 Tentang 4 hati
18 Taktik istri sah
19 Ibu Mertua dan Adik Ipar
20 Doa Tika
21 Kena tipu
22 Asing
23 Pamit
24 Khilafnya Varissa
25 Perasaan Dikta
26 Rasanya jadi istri sah
27 Murkanya Varissa
28 Ancaman
29 Sepenggal kisah tentang Dikta
30 Ulangtahun perusahaan
31 CERAI!!!
32 Kasmaran
33 Back to past
34 Mencari alasan
35 Menunggu kamu di sini
36 Arti dirimu
37 Her feelings
38 Who?
39 PHP
40 Merk baju
41 Undangan
42 Ryan Edgar
43 Percaya padaku!
44 Rapuh
45 Kejadian tak terduga
46 10 juta
47 Berbanding terbalik
48 Mau cium?
49 Bakso laknat
50 Ketahuan
51 Jatuh
52 Ciuman pertama
53 Kemunculan mantan suami
54 Ada yang iri
55 Melabrak istri selingkuh
56 Sunat dua kali
57 Yang ketiga itu, SETAN!
58 Jangan berharap lebih!
59 Hasutan Dikta
60 Dendam yang tersamarkan
61 Keluarga macam apa ini?
62 Gelap mata
63 Persaingan berat
64 Bom waktu
65 Menggali masa lalu
66 Ada aku!
67 Permintaan maaf keluarga
68 Berbeda tetap satu
69 SAH
70 First night
71 Lupa ingatan
72 Bayi koala
73 Modal tampang
74 Jangan tidur terlalu miring!
75 Tika marah
76 Mauren ditemukan
77 Ulah Tika
78 Kesepakatan
79 Itu kode, ya?
80 Kedatangan tamu
81 Makanan favorit
82 Hati wanita
83 Keluarga Dikta pamit pulang
84 Pelajaran untuk Mauren
85 Mimpi buruk untuk Mauren
86 Akhirnya....
87 Gisam Butena datang lagi
88 Hadiah 2 Kontainer
89 Jurus ampuh
90 Kehidupan baru Erik
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog
2
Aku tahu kau selingkuh
3
Kawan dan lawan
4
Sadar
5
Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6
Ular berkepala dua
7
You're not okay
8
Revenge is begin
9
Serangan pertama
10
Dilema
11
Parno
12
Wajah asli keluarga Erik
13
Derajat pelakor
14
Apartemen Dikta
15
Membuat Mauren cemburu
16
Michelle
17
Tentang 4 hati
18
Taktik istri sah
19
Ibu Mertua dan Adik Ipar
20
Doa Tika
21
Kena tipu
22
Asing
23
Pamit
24
Khilafnya Varissa
25
Perasaan Dikta
26
Rasanya jadi istri sah
27
Murkanya Varissa
28
Ancaman
29
Sepenggal kisah tentang Dikta
30
Ulangtahun perusahaan
31
CERAI!!!
32
Kasmaran
33
Back to past
34
Mencari alasan
35
Menunggu kamu di sini
36
Arti dirimu
37
Her feelings
38
Who?
39
PHP
40
Merk baju
41
Undangan
42
Ryan Edgar
43
Percaya padaku!
44
Rapuh
45
Kejadian tak terduga
46
10 juta
47
Berbanding terbalik
48
Mau cium?
49
Bakso laknat
50
Ketahuan
51
Jatuh
52
Ciuman pertama
53
Kemunculan mantan suami
54
Ada yang iri
55
Melabrak istri selingkuh
56
Sunat dua kali
57
Yang ketiga itu, SETAN!
58
Jangan berharap lebih!
59
Hasutan Dikta
60
Dendam yang tersamarkan
61
Keluarga macam apa ini?
62
Gelap mata
63
Persaingan berat
64
Bom waktu
65
Menggali masa lalu
66
Ada aku!
67
Permintaan maaf keluarga
68
Berbeda tetap satu
69
SAH
70
First night
71
Lupa ingatan
72
Bayi koala
73
Modal tampang
74
Jangan tidur terlalu miring!
75
Tika marah
76
Mauren ditemukan
77
Ulah Tika
78
Kesepakatan
79
Itu kode, ya?
80
Kedatangan tamu
81
Makanan favorit
82
Hati wanita
83
Keluarga Dikta pamit pulang
84
Pelajaran untuk Mauren
85
Mimpi buruk untuk Mauren
86
Akhirnya....
87
Gisam Butena datang lagi
88
Hadiah 2 Kontainer
89
Jurus ampuh
90
Kehidupan baru Erik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!