Ibu Mertua dan Adik Ipar

"Va!"

Erik berusaha meraih tangan Varissa namun wanita itu justru melepasnya dengan kasar. Gurat kemarahan masih tersisa di wajah istrinya. Bahkan semalam, Varissa memutuskan untuk tidur di kamar mendiang Ayahnya ketimbang tidur di kamar mereka.

"Varissa sayang! Aku kan udah minta maaf! Please! Maafin aku!" ucap Erik putus asa seraya mengikuti langkah Varissa.

"Gimana bisa aku maafin kamu. Sementara, alasan kamu berbuat sekasar tadi malam ke aku aja, kamu nggak mau jelasin alasannya kenapa," terang Varissa seraya memasukkan satu per satu peralatan make-upnya ke sebuah tas kecil.

"Kamu ngapain ambilin barang-barang kamu?" Erik meraih lengan Varissa. Memaksa wanita itu berbalik menghadap ke arahnya.

"Sampai kamu jujur ke aku, aku akan tetap tidur di kamar Papa," jawab Varissa tajam. "Lepas!" tegasnya sembari menghentakkan tubuhnya dengan keras hingga pegangan Erik terlepas. Wanita itu kemudian berlalu tanpa mau peduli pada keputus-asaan yang Erik alami sekarang.

"Hidup numpang di istri pertama aja, sok-sok'an mau beristri dua! Cih...," gumam Bi Nunik yang sedari tadi menguping pembicaraan sambil menunggu Varissa keluar dari dalam kamar.

Wanita paruh baya itu terus-terusan mengikuti majikan perempuannya hingga sampai di kamar utama di lantai bawah. Kamar terluas dengan fasilitas lengkap yang selama ini tak pernah Varissa inginkan untuk dihuni oleh orang lain. Tatanan perabotan serta barang-barang peninggalan sang Ayah masih sama seperti ketika beliau masih ada. Bahkan, Erik sekali pun tak pernah di izinkan masuk ke sana saking sayangnya Varissa pada semua barang-barang yang menyimpan banyak kenangan tentang sang Ayah. Pembantu pun, hanya Bi Nunik yang di izinkan untuk membersihkan. Bukan karena Varissa takut ART yang lain akan mencuri atau apa. Hanya saja, cuma Bi Nunik yang paham betul bagaimana tata letak barang yang di sukai oleh mendiang Ayah Varissa.

"Nyonya sejak kapan jadi licik begini? Akting Nyonya barusan benar-benar wuookkeeee!" puji Bi Nunik dengan dua jempol teracung ke arah Varissa.

"Bibi bisa aja," balas Varissa tertawa.

"Bibi beneran, Nya! Lihat nggak, muka Tuan Erik tadi? Pucat persis kayak mayat hidup," ujar ART senior itu sambil tertawa cekikikan mengingat bagaimana ekspresi wajah Erik tadi.

"Ini belum seberapa, Bi! Nanti, Bibi pasti akan lihat pertunjukan yang jauh lebih spektakuler."

"Tapi, Nyonya Va harus tetap hati-hati, ya!" Raut wajah Bi Nunik mendadak di selimuti kekhawatiran. Biar bagaimanapun, Varissa sudah seperti putrinya sendiri. Wajar, jika dia mencemaskan perempuan itu.

"Tuan Erik itu licik. Jadi, jangan sampai Nyonya lengah," peringat Bi Nunik.

"Pasti, Bi! Makasih ya, sudah mencemaskan aku!"

******

Suara Tika yang memanggil Varissa dengan lantang sontak membuat istirahat siang Varissa terganggu. Mau tak mau, Varissa terpaksa bangun dari pembaringan. Meminta sepasang matanya untuk bekerja sama meski rasa kantuk itu benar-benar sulit untuk dikalahkan.

"Mba Varissa mana sih?" gerutu Tika dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada.

"Nyonya lagi istirahat, Mbak! Mohon jangan di ganggu!" ucap Lastri memberitahu.

Namun, bukan Tika namanya jika mau manut saja di beritahu. Adik ipar Varissa itu terkenal dengan sifatnya yang terkesan tidak sopan bahkan terasa jauh lebih merasa berkuasa di banding Varissa sendiri.

"Aku nggak mau tahu! Panggil Mbak Varissa turun se-ka-rang!" perintah Tika penuh penekanan.

"Nyonya lagi sakit, Mbak! Jadi, beliau harus istirahat!" Lastri masih berusaha menjelaskan.

"Panggil atau saya pecahin guci ini!" ancam Tika yang tiba-tiba meraih sebuah guci hiasan di sampingnya dan mengancam akan menjatuhkannya ke lantai.

"Ja-jangan Mbak! Itu guci kesayangan Tuan Besar. Nanti Nyonya Va marah!" Cemas, Lastri berusaha mencegah.

"Makanya, panggil Varissa turun! Saya juga harus bicara sama dia!" Retno turut bicara dengan sikap angkuh melebihi Penguasa diktator.

"Ini ada apa sih, ribut-ribut?" tanya Varissa yang jengah mendengar kegaduhan yang terjadi.

Lekas, Tika meletakkan guci itu kembali ke atas meja. Wajah angkuhnya sekejap berubah manis dan segera berlari merangkul lengan sang kakak ipar.

Tak mau kalah, Retno sang Ibu mertua juga menghampiri Varissa. Mengapit di sisi lainnya sambil menuntun Varissa duduk di sofa ruang tamu.

"Bikinin saya dan anak saya minuman dong! Yang dingin-dingin, ya! Cepet!" perintah Retno.

Lastri berdecak kesal. Gaya Ibu mertua dan adik ipar majikannya memang sangat menyebalkan. Varissa saja tidak pernah memerintah para pekerjanya sekasar itu.

"Mama sama Tika ngapain ke sini?"

Retno dan Tika saling berpandangan. Melempar kode-kodean tentang siapa yang harus berbicara lebih dulu.

"Gini loh, Va!" Retno memperbaiki posisi duduknya. "Kamu ingat cincin berlian yang Mama bilang tempo hari, kan?"

Varissa mengangguk.

"Mama rencananya udah mau ambil. Tapi, mesti DP 30 juta dulu. Kamu bayarin DP-nya buat Mama, ya! Nanti, soal cicilan, kamu tinggal bayarin separuh, Mama juga separuh setiap bulannya. Gimana?"

"Mbak, Tika juga perlu uang dong! Seminggu lagi, Tika kan ulang tahun. Tika mau dong di rayain di D'Hotel. Soalnya, Tika udah terlanjur ngomong sama teman-teman Tika kalau bakal di rayain di sana. Ya?" sambar Tika tak mau kalah.

Varissa meringis. Mereka yang punya kepentingan, kenapa harus Varissa yang repot-repot mengeluarkan uang?

"Mama sama Tika kenapa nggak minta uang sama Mas Erik?"

Retno mendengus. "Suami kamu, mana punya uang, Va!"

"Loh, kok nggak punya uang? Dia kan di gaji sama perusahaan tiap bulan," ucap Varissa.

"Gimana mau punya uang kalau uangnya habis buat Mbak Ma...,"

Gesit, Retno mencubit pinggang Tika sambil melayangkan tatapan peringatan. Hampir anak perempuannya itu membongkar borok keluarga mereka sendiri.

"Habis buat siapa?" tanya Varissa pura-pura.

"Habis buat...," Tika berusaha memikirkan kata-kata selanjutnya.

"Buat bantu usaha Papa. Iya!" ujar Retno melanjutkan kata-kata putrinya. "Kamu ingat kan, kalau Mama pernah bilang usaha Papa lagi nggak bagus?"

"Kasihan sekali kalian! Belum apa-apa, gundik itu sudah menguasai seluruh penghasilan Erik. Gimana nanti kalau mereka benar-benar sudah menikah?"

"Ma, Tika! Kalian nggak mau tanya soal kabarku lebih dulu? Aku ini lagi sakit. Masa' yang pertama kalian bahas justru perihal uang?" sindir Varissa terang-terangan.

JLEB!!

Ucapan Varissa menancap sempurna di ulu hati dua perempuan beda generasi itu. Keduanya saling bertatapan tak enak. Benar juga. Padahal, sedari tadi mereka memegang tangan Varissa. Namun, keduanya baru tersadar bahwa suhu badan wanita itu sedikit hangat tepat ketika Varissa menyindir mereka.

"Ka-kamu sakit? Sejak kapan? Udah minum obat?" tanya Retno basa-basi.

"Va mau kembali istirahat aja ya, Ma! Kepala Va masih agak pusing! Kalian kalau mau pulang, silahkan aja. Kalau mau tetap tinggal juga nggak apa-apa. Tapi, tolong! Jangan terlalu berisik kayak tadi. Ini rumah, bukan pasar!" ujar Varissa tersenyum sinis sebelum berlalu pergi. Jika kemarin Retno yang bisa seenaknya berucap kejam seperti itu, maka hari ini giliran Varissa. Dia mengembalikan ucapan menyakitkan Ibu mertuanya dengan perasaan puas luar biasa.

"Varissa! Kamu sudah berani mengacuhkan Mama dan Tika, hah? Lihat saja nanti! Mama akan adukan kelakuan kurang ajar kamu ini ke Erik!" teriak Retno kesal.

Varissa lagi-lagi tertawa akibat kelakuan Ibu mertuanya. Kurang ajar? Memangnya, siapa yang memaksa Varissa melakukan itu semua? Andai mereka tidak mendukung Erik berselingkuh, tentu rasa hormat itu masih akan tetap mereka dapatkan.

Terpopuler

Comments

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

eh kalian tuh punya tangan , punya kaki masih bisa kerja kan ? apa kalian tuh dididik buat santai sana-sini dan berharap uang masuk ke kantong kalian ?

2025-02-06

0

Denni Siahaan

Denni Siahaan

terlalu lama ambil tindakan bertele tele seolah memberi lawan waspada

2025-03-04

0

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

rasain kalian 😂😂😂

2024-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Aku tahu kau selingkuh
3 Kawan dan lawan
4 Sadar
5 Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6 Ular berkepala dua
7 You're not okay
8 Revenge is begin
9 Serangan pertama
10 Dilema
11 Parno
12 Wajah asli keluarga Erik
13 Derajat pelakor
14 Apartemen Dikta
15 Membuat Mauren cemburu
16 Michelle
17 Tentang 4 hati
18 Taktik istri sah
19 Ibu Mertua dan Adik Ipar
20 Doa Tika
21 Kena tipu
22 Asing
23 Pamit
24 Khilafnya Varissa
25 Perasaan Dikta
26 Rasanya jadi istri sah
27 Murkanya Varissa
28 Ancaman
29 Sepenggal kisah tentang Dikta
30 Ulangtahun perusahaan
31 CERAI!!!
32 Kasmaran
33 Back to past
34 Mencari alasan
35 Menunggu kamu di sini
36 Arti dirimu
37 Her feelings
38 Who?
39 PHP
40 Merk baju
41 Undangan
42 Ryan Edgar
43 Percaya padaku!
44 Rapuh
45 Kejadian tak terduga
46 10 juta
47 Berbanding terbalik
48 Mau cium?
49 Bakso laknat
50 Ketahuan
51 Jatuh
52 Ciuman pertama
53 Kemunculan mantan suami
54 Ada yang iri
55 Melabrak istri selingkuh
56 Sunat dua kali
57 Yang ketiga itu, SETAN!
58 Jangan berharap lebih!
59 Hasutan Dikta
60 Dendam yang tersamarkan
61 Keluarga macam apa ini?
62 Gelap mata
63 Persaingan berat
64 Bom waktu
65 Menggali masa lalu
66 Ada aku!
67 Permintaan maaf keluarga
68 Berbeda tetap satu
69 SAH
70 First night
71 Lupa ingatan
72 Bayi koala
73 Modal tampang
74 Jangan tidur terlalu miring!
75 Tika marah
76 Mauren ditemukan
77 Ulah Tika
78 Kesepakatan
79 Itu kode, ya?
80 Kedatangan tamu
81 Makanan favorit
82 Hati wanita
83 Keluarga Dikta pamit pulang
84 Pelajaran untuk Mauren
85 Mimpi buruk untuk Mauren
86 Akhirnya....
87 Gisam Butena datang lagi
88 Hadiah 2 Kontainer
89 Jurus ampuh
90 Kehidupan baru Erik
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog
2
Aku tahu kau selingkuh
3
Kawan dan lawan
4
Sadar
5
Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6
Ular berkepala dua
7
You're not okay
8
Revenge is begin
9
Serangan pertama
10
Dilema
11
Parno
12
Wajah asli keluarga Erik
13
Derajat pelakor
14
Apartemen Dikta
15
Membuat Mauren cemburu
16
Michelle
17
Tentang 4 hati
18
Taktik istri sah
19
Ibu Mertua dan Adik Ipar
20
Doa Tika
21
Kena tipu
22
Asing
23
Pamit
24
Khilafnya Varissa
25
Perasaan Dikta
26
Rasanya jadi istri sah
27
Murkanya Varissa
28
Ancaman
29
Sepenggal kisah tentang Dikta
30
Ulangtahun perusahaan
31
CERAI!!!
32
Kasmaran
33
Back to past
34
Mencari alasan
35
Menunggu kamu di sini
36
Arti dirimu
37
Her feelings
38
Who?
39
PHP
40
Merk baju
41
Undangan
42
Ryan Edgar
43
Percaya padaku!
44
Rapuh
45
Kejadian tak terduga
46
10 juta
47
Berbanding terbalik
48
Mau cium?
49
Bakso laknat
50
Ketahuan
51
Jatuh
52
Ciuman pertama
53
Kemunculan mantan suami
54
Ada yang iri
55
Melabrak istri selingkuh
56
Sunat dua kali
57
Yang ketiga itu, SETAN!
58
Jangan berharap lebih!
59
Hasutan Dikta
60
Dendam yang tersamarkan
61
Keluarga macam apa ini?
62
Gelap mata
63
Persaingan berat
64
Bom waktu
65
Menggali masa lalu
66
Ada aku!
67
Permintaan maaf keluarga
68
Berbeda tetap satu
69
SAH
70
First night
71
Lupa ingatan
72
Bayi koala
73
Modal tampang
74
Jangan tidur terlalu miring!
75
Tika marah
76
Mauren ditemukan
77
Ulah Tika
78
Kesepakatan
79
Itu kode, ya?
80
Kedatangan tamu
81
Makanan favorit
82
Hati wanita
83
Keluarga Dikta pamit pulang
84
Pelajaran untuk Mauren
85
Mimpi buruk untuk Mauren
86
Akhirnya....
87
Gisam Butena datang lagi
88
Hadiah 2 Kontainer
89
Jurus ampuh
90
Kehidupan baru Erik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!