Tentang 4 hati

"Va?" panggil Dikta saat menjumpai sosok Varissa yang tengah berdiri di pinggir jalan sendirian.

"Dikta?" Varissa seolah tak percaya bahwa pertemuan Dikta ternyata hanya sesingkat ini. "Udah selesai makannya?" imbuh Varissa.

Dikta mengangguk. Lelaki itu berdiri tepat di sebelah Varissa sambil memasukkan kedua tangannya didalam saku celana bahan yang ia kenakan.

"Ngapain disini? Erik mana?" Dikta menatap ke sekeliling. Tak ada tanda-tanda keberadaan suami perempuan cantik itu di sekitar mereka.

"Udah pulang duluan," jawab Varissa singkat.

"Kenapa?"

"Biasalah. Ngurusin selingkuhannya," tukas Varissa enteng. Tak ada lagi yang terasa sesak di dalam dada jika dia membahas Erik dan Mauren. Tidak seperti dulu.

"Sekarang, kamu lagi apa disini?"

Varissa menoleh. Sedikit mendongak menatap wajah Dikta yang meski dia sudah mengenakan heels setinggi 5 cm, masih belum bisa sejajar dengan tinggi lelaki itu.

"Nunggu taksi online."

Dikta mengangguk mengerti. Setelah itu, dia tak bertanya apa-apa lagi. Yang ia lakukan hanya terus berdiri dengan jarak sekitar empat langkah dari Varissa sambil menatap lurus ke depan.

"Kamu ngapain ikutan berdiri di sini?" tanya Varissa sedikit canggung.

"Jagain kamu sampai taksi online-nya datang," jawab Dikta tanpa menoleh.

Varissa mengeratkan pegangannya pada tas clutch yang ia bawa. Sumpah! Dengan perlakuan sesederhana ini saja, sudah membuat Varissa hampir meleleh. Jangan tanyakan apa kabar jantungnya saat ini. Sudah pasti berdetak lebih cepat dibanding laju lari kuda perang.

"N-nggak perlu. Kami bisa pulang duluan kok. Nggak usah repot-repot," tolak Varissa jaim.

"Kamu nggak sadar kalau tampilan kamu itu terlalu mencolok? Kalau ada orang yang berniat jahat sama kamu, gimana?"

JLEB!

Benar juga kata Dikta. Varissa baru sadar bahwa penampilannya memang terlalu 'wah' untuk ukuran seseorang yang sedang menunggu taksi online di pinggir jalan. Alih-alih dihampiri taksi, justru mungkin malah lebih dulu di hampiri oleh jambret atau begal.

"Masih lama?" tanya Dikta beberapa detik kemudian.

"Paling 10 menit lagi. Kata driver-nya, beliau kejebak macet," jawab perempuan dengan dress hitam itu. "Kalau kamu mau balik duluan, nggak apa-apa kok, Ta! Kamu juga 'kan lagi sakit. Nggak baik kena angin malam terlalu lama," lanjut Varissa yang merasa tak enak.

"Sakitnya udah mendingan. Kamu nggak perlu cemas. Justru, kamu yang kemungkinan malah bisa ikut-ikutan sakit gara-gara nggak pakai jaket malam-malam begini," tukas Dikta.

Varissa memperhatikan bajunya sendiri. Memang benar. Sekarang terasa sedikit dingin karena dia kebetulan mengenakan gaun yang tanpa lengan.

"Maaf, aku nggak bisa antar kamu pulang. Akan ada masalah kalau sampai Erik lihat kita pulang berdua," lanjut lelaki berkacamata itu.

"Maaf juga. Aku nggak bawa jaket, jadi nggak bisa pinjemin apa-apa buat nutupin badan kamu biar nggak kedinginan," timpanya.

Varissa berusaha menyembunyikan senyum yang memaksa terbit. Tampang Dikta memang boleh terlihat datar, dingin dan cuek. Tapi, perlakuannya luar biasa bertolak belakang dengan penampilan luarnya. Dia sosok lelaki yang akan menjadi pasangan sempurna untuk seseorang yang bergelar sebagai jodohnya kelak.

DEG!

Ada sesuatu yang terasa berdenyut nyeri dibalik dada Varissa saat membayangkan Dikta akan berjodoh dengan perempuan lain. Dan, andai hal itu benar-benar terjadi, bagaimana perasaan Varissa saat itu? Akankah dia baik-baik saja?

"Taksi online-nya udah datang," ucap Dikta yang langsung menghampiri mobil Avanza berwarna silver tersebut. Ia berbicara sebentar dengan sang supir sebelum membuka pintu belakang dan mempersilahkan Varissa untuk masuk.

"Terimakasih ya, Ta!" ucap Varissa.

Dikta mengangguk dan menutup pintu mobil untuk Varissa. Setelah mobil itu mulai bergerak menjauh, ia memutuskan untuk pulang ke apartemen juga.

******

PRANG!!!

Sebuah vas bunga melayang dan hampir mengenai Erik sesaat setelah dia memasuki apartemen milik sang kekasih. Tak menunggu lama, amarah kembali berkobar didalam hati Erik dan langsung menghampiri Mauren lalu mendorong kasar wanita itu hingga terduduk di sofa.

"Kamu apa-apan, sih? Udah tambah gila ya, kamu?" Rahang Erik mengerat. Tangan kanannya menjambak rambut Mauren dengan kasar.

"Kamu yang buat aku jadi seperti ini, Mas!" Mauren tak mau kalah. Dia menggigit lengan Erik hingga jambakan di rambut panjangnya berhasil terlepas.

Erik mengadu kesakitan. Lelaki itu terpundur dan akhirnya memilih ikut duduk sambil berusaha meredam emosi yang terlanjur menguasai kepala.

"Kamu kenapa ngancam-ngancam aku kayak gitu? Apa kamu nggak tahu kalau tadi itu aku udah hampir dapetin tanda tangannya Varissa? Andai bukan gara-gara kamu, harta Varissa pasti sudah berpindah ke tanganku, Ren!"

"Alah! Jangan banyak alasan, Mas! Bukannya tadi kamu justru malah lagi makan malam romantis sama istri kamu itu? Kamu bahkan beliin dia kalung berlian yang pengen banget aku miliki. Bahkan, kamu dansa dan ciuman mesra sama dia. Padahal, kamu sendiri yang bilang ke aku kalau kamu udah jijik banget sama perempuan jelek itu," teriak Mauren penuh emosi.

"Kamu tahu darimana?" tanya Erik heran.

Mauren melangkah cepat memasuki kamarnya. Tak berselang lama, ia keluar kembali sambil membawa ponselnya.

"Baca sendiri!" kata Mauren seraya melemparkan ponselnya ke pangkuan Erik.

Alis Erik mengernyit membaca pesan dari nomor tak di kenal itu. Ia mencoba menghubungi kembali namun tak bisa sama sekali karena itu merupakan nomor pribadi.

"Kamu tahu siapa yang ngirim pesan ini?"

Mauren mendengus sebal. "Siapa lagi kalau bukan istri kamu, Mas!"

Erik menarik nafas panjang. Dirinya sudah terlalu jengah mendengar Mauren selalu saja menyudutkan Varissa.

"Jangan mengada-ada. Kamu pikir, aku nggak tahu berapa nomor yang dimiliki Varissa?"

"Kalau dia beli nomor baru dan HP baru, memangnya dia harus lapor ke kamu?" Mauren menatap Erik tak percaya. Bisa-bisanya lelaki ini diperdaya oleh perempuan lemah macam Varissa.

"Aku yakin, Mas! Dia pasti tahu kalau kita selama ini sudah selingkuh. Makanya, dia celakain aku dan bikin aku masuk rumah sakit."

"Cukup!" Erik mengangkat telapak tangannya tinggi-tinggi. "Kita udah bahas ini sebelumnya, Mauren! Kalau kamu terus-terusan menganggu rencanaku, maka lebih baik kita putus!"

"Oke! Nggak apa-apa kita putus. Tapi, apa kamu pikir aku bakalan biarin kamu bahagia, Mas?" Mauren bersedekap dengan bibir tersenyum licik.

"Kamu mau ngapain, hah?" Erik menyerbu Mauren. Lelaki itu menyudutkan Mauren di sebuah sofa tunggal dengan kedua tangan yang berada dileher putih selingkuhannya itu. "Aku tanya, kamu mau ngapain?" geram Erik penuh amarah.

"M-Mas.. Uhuk-uhuk...," Mauren terbatuk. Ia berusaha melepaskan tangan Erik yang terasa hendak meremukkan tulang lehernya.

Menyadari bahwa cekikannya sudah hampir membuat Mauren kehabisan nafas, Erik segera menjauhkan tangannya dan berangsur menjauh dari wanita itu. Ia kembali duduk di tempatnya sembari menyisir rambutnya dengan jari tangan.

"Tolong jangan memperkeruh suasana, Mauren! Kita ini satu tujuan. Apa tidak bisa kamu percaya sama aku sedikit aja?"

"Gimana aku bisa percaya, Mas?" Mauren memperbaiki posisi duduknya sambil memegang lehernya yang masih terasa sakit. "Kalau kamu terus saja mengingkari omongan kamu sendiri?" timpanya.

"Terus, aku harus bagaimana agar kamu bisa percaya dan berhenti merecoki rencanaku, hah?"

"Jangan pedulikan istri kamu lagi. Ngerti, Mas?"

Terpopuler

Comments

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

aneh tuh si Mauren , apa susahnya sih bekerja keras ? mau jadi selingkuhan pula tuh ? gak takut kayaknya si Mauren kena HIV

2025-02-06

0

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

pelakor yg aneh gak tau diri...

2024-12-20

1

Kod Driyah

Kod Driyah

Vanesa terlalu bnyk ber- tele2 ga sat- set...

2024-01-10

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Aku tahu kau selingkuh
3 Kawan dan lawan
4 Sadar
5 Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6 Ular berkepala dua
7 You're not okay
8 Revenge is begin
9 Serangan pertama
10 Dilema
11 Parno
12 Wajah asli keluarga Erik
13 Derajat pelakor
14 Apartemen Dikta
15 Membuat Mauren cemburu
16 Michelle
17 Tentang 4 hati
18 Taktik istri sah
19 Ibu Mertua dan Adik Ipar
20 Doa Tika
21 Kena tipu
22 Asing
23 Pamit
24 Khilafnya Varissa
25 Perasaan Dikta
26 Rasanya jadi istri sah
27 Murkanya Varissa
28 Ancaman
29 Sepenggal kisah tentang Dikta
30 Ulangtahun perusahaan
31 CERAI!!!
32 Kasmaran
33 Back to past
34 Mencari alasan
35 Menunggu kamu di sini
36 Arti dirimu
37 Her feelings
38 Who?
39 PHP
40 Merk baju
41 Undangan
42 Ryan Edgar
43 Percaya padaku!
44 Rapuh
45 Kejadian tak terduga
46 10 juta
47 Berbanding terbalik
48 Mau cium?
49 Bakso laknat
50 Ketahuan
51 Jatuh
52 Ciuman pertama
53 Kemunculan mantan suami
54 Ada yang iri
55 Melabrak istri selingkuh
56 Sunat dua kali
57 Yang ketiga itu, SETAN!
58 Jangan berharap lebih!
59 Hasutan Dikta
60 Dendam yang tersamarkan
61 Keluarga macam apa ini?
62 Gelap mata
63 Persaingan berat
64 Bom waktu
65 Menggali masa lalu
66 Ada aku!
67 Permintaan maaf keluarga
68 Berbeda tetap satu
69 SAH
70 First night
71 Lupa ingatan
72 Bayi koala
73 Modal tampang
74 Jangan tidur terlalu miring!
75 Tika marah
76 Mauren ditemukan
77 Ulah Tika
78 Kesepakatan
79 Itu kode, ya?
80 Kedatangan tamu
81 Makanan favorit
82 Hati wanita
83 Keluarga Dikta pamit pulang
84 Pelajaran untuk Mauren
85 Mimpi buruk untuk Mauren
86 Akhirnya....
87 Gisam Butena datang lagi
88 Hadiah 2 Kontainer
89 Jurus ampuh
90 Kehidupan baru Erik
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog
2
Aku tahu kau selingkuh
3
Kawan dan lawan
4
Sadar
5
Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6
Ular berkepala dua
7
You're not okay
8
Revenge is begin
9
Serangan pertama
10
Dilema
11
Parno
12
Wajah asli keluarga Erik
13
Derajat pelakor
14
Apartemen Dikta
15
Membuat Mauren cemburu
16
Michelle
17
Tentang 4 hati
18
Taktik istri sah
19
Ibu Mertua dan Adik Ipar
20
Doa Tika
21
Kena tipu
22
Asing
23
Pamit
24
Khilafnya Varissa
25
Perasaan Dikta
26
Rasanya jadi istri sah
27
Murkanya Varissa
28
Ancaman
29
Sepenggal kisah tentang Dikta
30
Ulangtahun perusahaan
31
CERAI!!!
32
Kasmaran
33
Back to past
34
Mencari alasan
35
Menunggu kamu di sini
36
Arti dirimu
37
Her feelings
38
Who?
39
PHP
40
Merk baju
41
Undangan
42
Ryan Edgar
43
Percaya padaku!
44
Rapuh
45
Kejadian tak terduga
46
10 juta
47
Berbanding terbalik
48
Mau cium?
49
Bakso laknat
50
Ketahuan
51
Jatuh
52
Ciuman pertama
53
Kemunculan mantan suami
54
Ada yang iri
55
Melabrak istri selingkuh
56
Sunat dua kali
57
Yang ketiga itu, SETAN!
58
Jangan berharap lebih!
59
Hasutan Dikta
60
Dendam yang tersamarkan
61
Keluarga macam apa ini?
62
Gelap mata
63
Persaingan berat
64
Bom waktu
65
Menggali masa lalu
66
Ada aku!
67
Permintaan maaf keluarga
68
Berbeda tetap satu
69
SAH
70
First night
71
Lupa ingatan
72
Bayi koala
73
Modal tampang
74
Jangan tidur terlalu miring!
75
Tika marah
76
Mauren ditemukan
77
Ulah Tika
78
Kesepakatan
79
Itu kode, ya?
80
Kedatangan tamu
81
Makanan favorit
82
Hati wanita
83
Keluarga Dikta pamit pulang
84
Pelajaran untuk Mauren
85
Mimpi buruk untuk Mauren
86
Akhirnya....
87
Gisam Butena datang lagi
88
Hadiah 2 Kontainer
89
Jurus ampuh
90
Kehidupan baru Erik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!