Membuat Mauren cemburu

Pukul 5 sore, terlihat mobil yang biasa dikemudikan Erik memasuki pekarangan rumah. Seperti biasa, Varissa bergegas menuju pintu utama sambil tersenyum manis untuk menyambut kedatangan sang suami.

"Kenapa, Mas? Ada masalah?" tanya Varissa yang menyadari bahwa mimik muka sang suami tampak begitu suram dan tertekan.

"Cuma sedikit lelah aja. Biasalah! Masalah kerjaan," jawab Erik sembari melepaskan dasi yang sedari pagi terus mengikat lehernya.

Tentu saja Varissa tidak langsung percaya. Ia tahu bahwa hal yang membuat suaminya bisa sefrustasi ini sudah pasti adalah Mauren. Namun, seperti biasa dia tetap berpura-pura menelan kebohongan Erik begitu saja.

"Mas, malam ini kita makan malam bareng yuk diluar!" ajak Varissa dengan senyum lebar.

"Tumben?" Erik mengangkat kedua alisnya. Tidak biasanya Varissa meminta sesuatu seperti ini sebelumnya.

"Pengen aja. Kan, udah lama juga kita nggak pernah makan malam romantis berdua," jawab Varissa. "Mau, ya? Please!" mohonnya sambil bergelayut manja dilengan Erik.

Erik tertawa lebar sambil mencubit pipi Varissa gemas. "Oke! Kalau gitu, aku mandi dulu. Kamu cepetan booking restonya, gih!"

"Iya, Mas!" angguk Varissa.

Selepas Erik masuk ke dalam kamar mandi, Varissa lantas tersenyum sinis. Dia kemudian merogoh ponsel dari dalam saku celana jeansnya. Mengetik sebuah pesan teks untuk seseorang yang ingin dia buat semakin sakit hati dan hancur.

[Pasola d'Ritz pukul 8 malam table no.10]

Typing....

Mauren

[Siapa nih?]

[Datang saja jika ingin tahu]

Varissa kembali menon-aktifkan ponsel yang dia gunakan. Dia ingin Mauren semakin penasaran dan menerka-nerka siapa sebenarnya yang sudah membuatnya celaka dan mengiriminya pesan itu. Akan dia hancurkan akal sehat Mauren terlebih dulu karena Varissa tahu bahwa rencana Erik hanya bisa berantakan jika Mauren yang mengacaukan segalanya.

Pukul 7 malam, Varissa sudah tampil cantik dengan balutan dress hitam panjang yang tampak glamor. Make-up sedikit bold dengan anting berlian berbentuk hati yang ia kenakan semakin menambah kecantikannya malam ini. Bahkan, suaminya sendiri saja terlihat pangling saat menatap betapa sempurnanya sang istri malam ini.

"Cantik banget kamu, Sayang! Jadi, berasa nggak kepingin pergi, deh!" puji Erik sambil menghirup aroma harum dileher jenjang Varissa.

"Mas," Varissa berusaha menjauhkan Erik darinya. "Aku udah terlanjur booking table loh. Masa' nggak jadi?" ucapnya beralasan.

Erik mau tak mau harus bisa mengerti. Benar juga. Malam ini mereka sudah punya rencana dan kata Dokter Imran, dia dan Varissa belum boleh berhubungan suami-istri sampai kurang lebih satu bulan ke depan. Terdengar bodoh memang. Tapi, Erik tetap percaya karena yang memberitahu adalah Dokter veteran yang sudah berkecimpung didunia medis selama lebih dari puluhan tahun.

"Ya udah, deh! Terpaksa harus puasa lagi kalau gitu," ucap Erik dengan nada kecewa.

"Puasa? Bukannya hampir tiap hari kamu sama selingkuhanmu itu selalu main, Mas? Puasa darimananya?"

"Sabar ya, Mas! Segera setelah kondisi aku benar-benar sudah membaik, aku pasti akan memenuhi kewajibanku sebagai istri secara penuh seperti dulu lagi.Tapi...," Varissa sengaja menjeda kata-katanya.

"Tapi apa, Va?"

"Kamu nggak ada main sama perempuan lain selama aku sakit, kan?"

Erik mengusap wajahnya kasar sembari tertawa keras. Jelas sekali bahwa lelaki itu sedang mencoba menyembunyikan kebohongan.

"Ma-mana mungkin, Sayang!" jawabnya mengelak. "Cinta aku itu cuma sama kamu. Mana mungkin aku bisa berbuat seperti itu dengan perempuan lain yang bukan istriku. Aku masih pria terhormat yang juga mencintai wanita terhormat sepertimu," tukas Erik dengan tangan yang mencubit gemas dagu Varissa.

"Terhormat? Terhormat darimana?" sinis Varissa dalam hati. Wanita cantik itu kemudian merapatkan tubuhnya ke tubuh sang suami. Kedua lengannya ia lingkarkan di leher Erik dengan bibir yang tersenyum begitu manis.

"Kamu nggak lagi bohongin aku kan, Mas?" Varissa sengaja menatap tajam Erik.

"Hahahaha... Mana mungkin, Va! Ya, nggaklah!" jawab Erik gugup. Sepasang netranya berusaha untuk tidak bersitatap dengan netra Varissa.

"Daripada kelamaan ngobrol, mending berangkat sekarang, yuk!" ajak Erik mengalihkan pembicaraan. Rangkulan Varissa dilehernya ia lepaskan lalu berjalan lebih dulu keluar dari kamar untuk turun ke bawah.

Tak berselang lama, Varissa menyusul sambil menertawakan Erik yang ternyata memang benar-benar tidak punya bakat untuk berbohong. Tapi anehnya, kenapa dulu Varissa selalu bisa percaya, ya?

"Ini restonya?" tanya Erik seusai mobil yang ia kemudikan tiba didepan sebuah restoran mewah dengan nuansa klasik bergaya Eropa.

"Iya. Ini restoran favorit Papa semasa hidup," jawab Varissa sambil melepaskan seatbelt dan bersiap untuk turun dari mobil.

Setelah memberikan kunci mobil pada petugas valet, Erik menggandeng Varissa memasuki restoran berkelas itu. Kepalanya mendongak dengan angkuh. Seolah ingin menyatakan bahwa dia adalah seseorang yang harus di agungkan oleh para pegawai di resto itu.

"Kok ada kue tart segala?" tanya Erik heran saat seorang pelayan meletakkan sebuah kue tart di meja mereka.

Usia mengucapkan terimakasih pada dua orang pelayan yang bergantian meletakkan berbagai hidangan di mejanya, Varissa lalu menjawab pertanyaan sang suami dengan senyuman.

"Hari ini 'kan ulangtahunnya Papaku. Masa' kamu lupa, Mas?" ucap Varissa yang tengah sibuk menyalakan lilin diatas kue tart tersebut.

Varissa kemudian menyatukan kedua telapak tangannya. Menutup mata rapat-rapat sambil mendoakan mendiang sang Ayah dalam hati.

"Happy birthday, Papa!" ucapnya usai membuka mata dan langsung meniup lilin yang menyala tadi.

"Maaf, Sayang! Aku lupa," kata Erik.

Varissa menghela nafas panjang. Ia lalu memberi kode kepada seorang pelayan untuk mengambil kue tart itu kembali agar dibungkus untuk para pekerja di rumahnya.

"Bukannya, kamu memang selalu lupa, Mas?" ujar Varissa enteng. "Dari jaman kita pacaran, kamu memang nggak pernah ingat, kan? Jangankan ulangtahun Papa, ulangtahun aku aja, kamu sering lupa."

Erik benar-benar merasa tak enak hati. Perkataan Varissa terasa menancap tepat di ulu hatinya. Terdengar biasa namun mengandung makna bahwa Erik bukan lelaki yang perhatian. Namun, lelaki itu selalu punya cara untuk meluluhkan hati sang istri. Dengan cepat, dia memberi kode kepada seorang pianis untuk memainkan lagu romantis yang memang sudah dia minta saat berpura-pura ke toilet beberapa saat yang lalu.

Saat lagu romantis dimainkan, Erik tiba-tiba berlutut di samping Varissa. Sebuah kotak beludru berwarna merah ia keluarkan dari saku jasnya lalu membukanya secara perlahan.

"Boleh aku pakaikan di leher kamu?" tanya Erik setelah mengeluarkan isi dari kotak beludru itu. Sebuah kalung berlian dengan liontin berbentuk sepasang merpati ia kenakan dileher Varissa setelah wanita itu menganggukkan kepala.

"Terimakasih, Mas!" ucap Varissa dengan mata berkaca-kaca.

"Boleh aku dansa sama kamu, Sayang?" tanya Erik dengan tangan terulur dan tubuh sedikit membungkuk.

"Tentu," angguk Varissa sambil menerima uluran tangan dari Erik.

Keduanya berdansa dengan begitu mesra. Varissa bahkan sesekali mengecup bibir suaminya dengan penuh kelembutan. Ketika dia memeluk tubuh sang suami, senyum sinis muncul di sudut bibirnya saat melihat seseorang sedang memperhatikan mereka dari jauh.

"Bagaimana rasanya, Mauren? Apa kamu sakit hati?" gumam Varissa kala melihat selingkuhan sang suami bergegas pergi dengan air mata yang mengalir.

Terpopuler

Comments

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

pembalasan dgn cara elegan... lebih menusuk hati sakit nya

2024-12-20

0

Kod Driyah

Kod Driyah

semangat

2024-01-10

0

Hany

Hany

nah beyul gimana rasanya mauren

2023-09-04

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Aku tahu kau selingkuh
3 Kawan dan lawan
4 Sadar
5 Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6 Ular berkepala dua
7 You're not okay
8 Revenge is begin
9 Serangan pertama
10 Dilema
11 Parno
12 Wajah asli keluarga Erik
13 Derajat pelakor
14 Apartemen Dikta
15 Membuat Mauren cemburu
16 Michelle
17 Tentang 4 hati
18 Taktik istri sah
19 Ibu Mertua dan Adik Ipar
20 Doa Tika
21 Kena tipu
22 Asing
23 Pamit
24 Khilafnya Varissa
25 Perasaan Dikta
26 Rasanya jadi istri sah
27 Murkanya Varissa
28 Ancaman
29 Sepenggal kisah tentang Dikta
30 Ulangtahun perusahaan
31 CERAI!!!
32 Kasmaran
33 Back to past
34 Mencari alasan
35 Menunggu kamu di sini
36 Arti dirimu
37 Her feelings
38 Who?
39 PHP
40 Merk baju
41 Undangan
42 Ryan Edgar
43 Percaya padaku!
44 Rapuh
45 Kejadian tak terduga
46 10 juta
47 Berbanding terbalik
48 Mau cium?
49 Bakso laknat
50 Ketahuan
51 Jatuh
52 Ciuman pertama
53 Kemunculan mantan suami
54 Ada yang iri
55 Melabrak istri selingkuh
56 Sunat dua kali
57 Yang ketiga itu, SETAN!
58 Jangan berharap lebih!
59 Hasutan Dikta
60 Dendam yang tersamarkan
61 Keluarga macam apa ini?
62 Gelap mata
63 Persaingan berat
64 Bom waktu
65 Menggali masa lalu
66 Ada aku!
67 Permintaan maaf keluarga
68 Berbeda tetap satu
69 SAH
70 First night
71 Lupa ingatan
72 Bayi koala
73 Modal tampang
74 Jangan tidur terlalu miring!
75 Tika marah
76 Mauren ditemukan
77 Ulah Tika
78 Kesepakatan
79 Itu kode, ya?
80 Kedatangan tamu
81 Makanan favorit
82 Hati wanita
83 Keluarga Dikta pamit pulang
84 Pelajaran untuk Mauren
85 Mimpi buruk untuk Mauren
86 Akhirnya....
87 Gisam Butena datang lagi
88 Hadiah 2 Kontainer
89 Jurus ampuh
90 Kehidupan baru Erik
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog
2
Aku tahu kau selingkuh
3
Kawan dan lawan
4
Sadar
5
Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6
Ular berkepala dua
7
You're not okay
8
Revenge is begin
9
Serangan pertama
10
Dilema
11
Parno
12
Wajah asli keluarga Erik
13
Derajat pelakor
14
Apartemen Dikta
15
Membuat Mauren cemburu
16
Michelle
17
Tentang 4 hati
18
Taktik istri sah
19
Ibu Mertua dan Adik Ipar
20
Doa Tika
21
Kena tipu
22
Asing
23
Pamit
24
Khilafnya Varissa
25
Perasaan Dikta
26
Rasanya jadi istri sah
27
Murkanya Varissa
28
Ancaman
29
Sepenggal kisah tentang Dikta
30
Ulangtahun perusahaan
31
CERAI!!!
32
Kasmaran
33
Back to past
34
Mencari alasan
35
Menunggu kamu di sini
36
Arti dirimu
37
Her feelings
38
Who?
39
PHP
40
Merk baju
41
Undangan
42
Ryan Edgar
43
Percaya padaku!
44
Rapuh
45
Kejadian tak terduga
46
10 juta
47
Berbanding terbalik
48
Mau cium?
49
Bakso laknat
50
Ketahuan
51
Jatuh
52
Ciuman pertama
53
Kemunculan mantan suami
54
Ada yang iri
55
Melabrak istri selingkuh
56
Sunat dua kali
57
Yang ketiga itu, SETAN!
58
Jangan berharap lebih!
59
Hasutan Dikta
60
Dendam yang tersamarkan
61
Keluarga macam apa ini?
62
Gelap mata
63
Persaingan berat
64
Bom waktu
65
Menggali masa lalu
66
Ada aku!
67
Permintaan maaf keluarga
68
Berbeda tetap satu
69
SAH
70
First night
71
Lupa ingatan
72
Bayi koala
73
Modal tampang
74
Jangan tidur terlalu miring!
75
Tika marah
76
Mauren ditemukan
77
Ulah Tika
78
Kesepakatan
79
Itu kode, ya?
80
Kedatangan tamu
81
Makanan favorit
82
Hati wanita
83
Keluarga Dikta pamit pulang
84
Pelajaran untuk Mauren
85
Mimpi buruk untuk Mauren
86
Akhirnya....
87
Gisam Butena datang lagi
88
Hadiah 2 Kontainer
89
Jurus ampuh
90
Kehidupan baru Erik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!