Wajah asli keluarga Erik

Varissa terus mengikuti langkah Erik yang menuntunnya dalam tempo yang lambat. Dalam hati, wanita itu tertawa senang. Entah, dengan cara apa Erik akan mampu berkelit dari kebohongannya kali ini.

"Masih jauh, Mas?" tanya Varissa iseng.

Erik berbalik. Bulir keringat dingin muncul satu per satu di dahinya.

"Apa sebaiknya kita jenguk Pak Beni kapan-kapan aja, Va? Mungkin, beliau lagi istirahat kalau jam segini," kilah Erik dengan ekspresi wajah yang tetap berusaha untuk tenang.

"Kita udah sampai disini loh, Mas! Masa' harus pulang lagi?" balas Varissa dengan bibir cemberut. "Kamarnya nomor berapa, sih? Kita minta Suster buat nganter kita ke sana, ya!"

"Ja-jangan, Sayang!" cegah Erik ketika Varissa sudah hampir mencegat seorang perawat yang kebetulan berpapasan dengan mereka.

"Kenapa, Mas? Kan, lebih enak kalau diantar langsung sama Suster. Soalnya, daritadi aku ngikutin kamu kayaknya kita cuma muter-muter terus deh," tukas Varissa.

"Kamarnya udah dekat kok, Sayang! Tuh, di ujung sana," ucap Erik sembari menunjuk sebuah ruang VIP diujung koridor.

Tanpa sadar akan konsekuensi perbuatannya, Erik sama saja menuntun Varissa untuk mengetahui kebohongannya. Ia tak punya pilihan lain. Akan lebih merepotkan andai Varissa tahu dari para perawat bahwa tak ada pasien bernama Beni di rumah sakit itu ketimbang jika Erik yang menjelaskannya sendiri nanti.

Jantung lelaki itu mulai bergemuruh begitu sampai tepat didepan ruangan yang ia tunjuk tadi. Keringat dingin bahkan sudah memenuhi telapak tangannya. Dengan lengan gemetar, ia memegang gagang pintu ruangan. Bersiap membuka pintu tersebut sebelum tangan Varissa mencegahnya.

"Mas, aku tiba-tiba ada keperluan mendadak. Kamu jenguk Pak Beni sendirian, nggak apa-apa kan?"

Erik mengangguk cepat. Dalam sekejap, raut wajah pria itu dipenuhi kelegaan.

"Nih, titip buat Pak Beni, ya! Sampaikan juga salamku ke beliau!" ucap Varissa sambil menyerahkan keranjang buah yang sedari tadi ia bawa.

"O-oke, Sayang!" angguk Erik dengan senyum sumringah.

"Syukurlah! Hampir.... aja ketahuan!" gumam Erik dengan hati yang lapang.

Varissa bergerak menjauhi sang suami. Senyum sinis dengan sorot mata penuh dendam memenuhi wajah cantiknya.

"Ini baru iseng-iseng, Mas! Aku pastikan, bukan jantung Pak Beni yang akan kena serangan. Tapi, jantung kamu!"

*****

Mauren memasang tampang masam saat sosok Erik berjalan memasuki ruangannya. Sambil bersedekap, wanita itu melengos. Enggan bersitatap dengan lelaki yang akhir-akhir ini selalu lebih condong memihak pada istrinya ketimbang pada Mauren.

"Masih marah?" tanya Erik sambil meletakkan keranjang buah pemberian Varissa di atas meja.

"Ngapain kesini? Bukannya Mas sudah nggak peduli sama aku lagi?" ujar Mauren dengan nada ketus.

Erik melangkah mendekati sang kekasih. Dikecupnya bibir tebal Mauren sebelum duduk di tepi brankar sambil memijit pelan kedua kaki sang kekasih.

"Kok kamu gitu, sih? Siapa bilang aku nggak peduli, hah?" Erik tersenyum manis. Berharap mampu meluluhkan kembali hati Mauren.

Benar saja. Tak butuh usaha lebih, wanita itu sudah mulai menerbitkan senyum termanisnya. Ia menikmati pijatan lembut Erik yang memang sedang mengirim sinyal untuk memenuhi kebutuhan biologisnya.

"Giliran buat minta jatah, kamu malah datang ke aku. Cih! Dasar lelaki!"

Erik menggeser pelan tubuhnya untuk mendekati wajah Mauren. Dibelainya rambut panjang wanita itu sembari menghantarkan nafasnya yang panas di telinga sang kekasih.

"Habisnya, permainan kamu jauh lebih enak. Lebih bikin nagih!" bisik Erik sambil sesekali menggigit cuping telinga Mauren.

Mauren tak kuasa menahan hasrat yang seketika muncul. Cara Erik menggodanya selalu berhasil. Wanita itu kemudian menangkup wajah sang kekasih kemudian memagut bibirnya dengan penuh damba. Satu per satu kancing kemeja Erik ia lepas dengan tak sabaran. Sementara, Erik juga turut memberi sentuhan pada dada Mauren yang memang sengaja di busungkan oleh wanita itu.

Keduanya terjebak dalam pusaran kenikmatan dalam sekejap mata. Mereka bahkan tak sadar bahwa ada seseorang yang sedari tadi mengawasi mereka melalui alat penyadap suara yang diletakkan dalam kantong kemeja yang Erik kenakan.

Varissa yang sedang berada didalam taksi hanya bisa menatap kosong pada bangunan yang nampak berlarian di sisi kanan jalan. Tak ada lagi air mata meski ******* menjijikkan Mauren terdengar memenuhi telinganya. Hatinya mungkin sudah terlanjur mati untuk sekadar merasakan cemburu. Atau bisa saja, rasa cintanya terhadap Erik memang sudah mati sepenuhnya.

Tiba di tempat tujuan, Varissa turun dan berdiri sedikit agak lama memperhatikan bangunan rumah berlantai dua dihadapannya. Rumah itu ia beli tepat sebulan setelah dirinya dan Erik menikah. Sebuah hadiah untuk Ibu dan Ayah mertuanya yang kala itu begitu sangat Varissa hormati. Tapi, sekarang? Rasa hormat itu hilang karena ulah dua orangtua itu sendiri. Mereka yang membuang rasa hormat itu dari diri Varissa usai memilih mendukung sang putra berselingkuh dibelakang Varissa.

"Ya, mau gimana lagi, Rat? Andai Varissa itu bukan anak orang kaya, aku juga nggak sudi punya menantu seperti dia."

DEG!

Langkah Varissa tertahan kala mendengar suara percakapan dari arah ruang tamu. Ia kemudian sedikit berjinjit. Mengendap-endap bersembunyi di balik vas besar tak jauh dari ruang tamu.

"Padahal, Mauren itu jauh lebih baik loh, Mbak! Dia jauh lebih perhatian ke keluarga besar kita dibanding si Varissa itu. Minggu lalu aja, dia berhasil bantu Agung buat lolos tes CPNS. Sementara Varissa? Dimintai tolong malah sok bijak. Katanya, itu melanggar aturan lah! Itu nggak boleh lah. Bla Bla bla... Pokoknya, basa-basinya kebanyakan deh!" ucap Ratna, Tante Erik dengan gaya mengejek.

Varissa tertawa tanpa suara. Astaga! Kenapa matanya terlalu buta untuk melihat sifat asli keluarga besar Erik selama ini? Ternyata, semua orang sudah tahu perihal perselingkuhan Erik. Namun, bukannya menentang, semua justru mendukung penuh. Benar-benar keluarga tak ada moral.

Dan, apa tadi katanya? Varissa dimintai tolong selalu tidak mau? Lantas, siapa yang membelikan rumah ini untuk orangtua Erik? Siapa yang membayarkan pinjaman bank Tante Erik jika bukan Varissa? Dan, dengan seenak jidatnya, mereka tidak menganggap seluruh pengorbanan besar Varissa dan malah lebih menghargai pemberian terlarang dari si pelakor? Inikah lelucon terbaik di tahun 2021?

"Seenggaknya, kamu masih cinta uangnya Varissa, kan?" goda Retno, Ibu Erik terhadap adiknya.

Ratna tertawa sambil menutup mulutnya malu-malu. "Kalau itu sih, jangan ditanya, Mbak! Siapa sih yang nggak gila rupiah di jaman susah begini?"

Dua wanita paruh baya itu tertawa lepas. Namun, tawa keduanya kompak tenggelam ketika mereka sama-sama menjumpai sosok Varissa yang tiba-tiba muncul tanpa mereka sadari.

"Siang, Ma! Siang, Tante!" sapa Varissa dengan senyum sumringah seperti biasa.

"Va-varissa?" panggil Retno gugup.

Ratna langsung menundukkan kepala. Bahkan, untuk menatap wajah Varissa saja, tampaknya dia tak berani sama sekali.

"Loh, Tante Ratna kenapa? Kok pucat begitu? Sakit?" tanya Varissa lembut sambil mendekati Ratna.

Ratna memalingkan wajah. Dengan senyum canggung ditambah sinar mata penuh ketakutan, ia hanya mampu menatap Retno untuk meminta bantuan.

"Kamu datang sejak kapan, Va?" tanya Retno dengan suara bergetar.

"Udah daritadi," jawab Varissa yang membuat dua wanita paruh baya itu hampir melupakan caranya bernapas.

Terpopuler

Comments

Anifa Anifa

Anifa Anifa

bikin cerita kok plin plan banget, lagian aset juga masih milik nya, karakter cerita itu seperti karakter orang nya yang nulis 🥴

2025-02-01

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

duo R itu seperti maling yg ke gep satpam...

2025-01-13

0

Lina aja

Lina aja

tunggu pembalasan saja y....mantap

2024-12-12

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Aku tahu kau selingkuh
3 Kawan dan lawan
4 Sadar
5 Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6 Ular berkepala dua
7 You're not okay
8 Revenge is begin
9 Serangan pertama
10 Dilema
11 Parno
12 Wajah asli keluarga Erik
13 Derajat pelakor
14 Apartemen Dikta
15 Membuat Mauren cemburu
16 Michelle
17 Tentang 4 hati
18 Taktik istri sah
19 Ibu Mertua dan Adik Ipar
20 Doa Tika
21 Kena tipu
22 Asing
23 Pamit
24 Khilafnya Varissa
25 Perasaan Dikta
26 Rasanya jadi istri sah
27 Murkanya Varissa
28 Ancaman
29 Sepenggal kisah tentang Dikta
30 Ulangtahun perusahaan
31 CERAI!!!
32 Kasmaran
33 Back to past
34 Mencari alasan
35 Menunggu kamu di sini
36 Arti dirimu
37 Her feelings
38 Who?
39 PHP
40 Merk baju
41 Undangan
42 Ryan Edgar
43 Percaya padaku!
44 Rapuh
45 Kejadian tak terduga
46 10 juta
47 Berbanding terbalik
48 Mau cium?
49 Bakso laknat
50 Ketahuan
51 Jatuh
52 Ciuman pertama
53 Kemunculan mantan suami
54 Ada yang iri
55 Melabrak istri selingkuh
56 Sunat dua kali
57 Yang ketiga itu, SETAN!
58 Jangan berharap lebih!
59 Hasutan Dikta
60 Dendam yang tersamarkan
61 Keluarga macam apa ini?
62 Gelap mata
63 Persaingan berat
64 Bom waktu
65 Menggali masa lalu
66 Ada aku!
67 Permintaan maaf keluarga
68 Berbeda tetap satu
69 SAH
70 First night
71 Lupa ingatan
72 Bayi koala
73 Modal tampang
74 Jangan tidur terlalu miring!
75 Tika marah
76 Mauren ditemukan
77 Ulah Tika
78 Kesepakatan
79 Itu kode, ya?
80 Kedatangan tamu
81 Makanan favorit
82 Hati wanita
83 Keluarga Dikta pamit pulang
84 Pelajaran untuk Mauren
85 Mimpi buruk untuk Mauren
86 Akhirnya....
87 Gisam Butena datang lagi
88 Hadiah 2 Kontainer
89 Jurus ampuh
90 Kehidupan baru Erik
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog
2
Aku tahu kau selingkuh
3
Kawan dan lawan
4
Sadar
5
Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6
Ular berkepala dua
7
You're not okay
8
Revenge is begin
9
Serangan pertama
10
Dilema
11
Parno
12
Wajah asli keluarga Erik
13
Derajat pelakor
14
Apartemen Dikta
15
Membuat Mauren cemburu
16
Michelle
17
Tentang 4 hati
18
Taktik istri sah
19
Ibu Mertua dan Adik Ipar
20
Doa Tika
21
Kena tipu
22
Asing
23
Pamit
24
Khilafnya Varissa
25
Perasaan Dikta
26
Rasanya jadi istri sah
27
Murkanya Varissa
28
Ancaman
29
Sepenggal kisah tentang Dikta
30
Ulangtahun perusahaan
31
CERAI!!!
32
Kasmaran
33
Back to past
34
Mencari alasan
35
Menunggu kamu di sini
36
Arti dirimu
37
Her feelings
38
Who?
39
PHP
40
Merk baju
41
Undangan
42
Ryan Edgar
43
Percaya padaku!
44
Rapuh
45
Kejadian tak terduga
46
10 juta
47
Berbanding terbalik
48
Mau cium?
49
Bakso laknat
50
Ketahuan
51
Jatuh
52
Ciuman pertama
53
Kemunculan mantan suami
54
Ada yang iri
55
Melabrak istri selingkuh
56
Sunat dua kali
57
Yang ketiga itu, SETAN!
58
Jangan berharap lebih!
59
Hasutan Dikta
60
Dendam yang tersamarkan
61
Keluarga macam apa ini?
62
Gelap mata
63
Persaingan berat
64
Bom waktu
65
Menggali masa lalu
66
Ada aku!
67
Permintaan maaf keluarga
68
Berbeda tetap satu
69
SAH
70
First night
71
Lupa ingatan
72
Bayi koala
73
Modal tampang
74
Jangan tidur terlalu miring!
75
Tika marah
76
Mauren ditemukan
77
Ulah Tika
78
Kesepakatan
79
Itu kode, ya?
80
Kedatangan tamu
81
Makanan favorit
82
Hati wanita
83
Keluarga Dikta pamit pulang
84
Pelajaran untuk Mauren
85
Mimpi buruk untuk Mauren
86
Akhirnya....
87
Gisam Butena datang lagi
88
Hadiah 2 Kontainer
89
Jurus ampuh
90
Kehidupan baru Erik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!