Dilema

Erik menimbang-nimbang keputusan yang harus dia ambil. Antara harus mempercayai pernyataan Mauren yang terlihat begitu serius ketika menyampaikan, atau mempercayai intuisinya sendiri yang meragukan seratus persen bahwa Varissa mampu berbuat senekat itu.

"Mungkin kamu salah dengar, Mauren!" tukas Erik mengabaikan segala kecurigaan yang sempat terlintas. Mustahil Varissa yang ia kenal sejak bangku kuliah itu mampu menyakiti orang lain sementara pribadi wanita itu terkesan manja, penakut dan sangat tidak tegaan.

"Kamu nggak percaya sama aku, Mas?" tanya Mauren dengan ekspresi tidak percaya.

"Bukannya tidak percaya, hanya saja yang kamu katakan itu terlalu mengada-ada." Erik menghela napas panjang. Ia berpikir bahwa Mauren mungkin memanfaatkan keadaannya yang sedang sakit demi mengadu domba dirinya dengan Varissa.

"Jadi, sekarang kamu sudah mulai membela istri kamu, hah?"

"Mauren!" Erik membentak keras.

Nyali Mauren langsung menciut. Belum pernah dia mendengar Erik berteriak sekeras ini terhadapnya. Ditambah lagi, saat ini dia sedang sakit. Seharusnya, perlakuan manja yang dia dapatkan dari lelaki itu. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

"Jangan pernah bahas ini lagi, oke! Aku nggak mau kamu menjelekkan Varissa hanya demi mengadu domba aku dengan dia."

"Tapi, Mas...,"

"Cukup!" Erik mengangkat telapak tangannya. "Kalau kamu berniat mengacaukan segala rencana aku, maka lebih baik hubungan kita selesai sampai disini!" tegas Erik.

Mata Mauren terbelalak kaget. Putus? Tidak. Mauren tidak pernah memimpikan berpisah dengan Erik. Maksudnya berkata bahwa Varissa dalang dibalik kecelakaan yang menimpanya adalah hanya demi menyampaikan kebenaran. Sama sekali tak ada niat dalam hatinya untuk mengacaukan rencana Erik. Dia juga tahu seberapa penting rencana itu bagi Erik. Dia tahu bahwa misi merebut seluruh harta kekayaan Varissa adalah hal nomor satu yang saat ini Erik prioritaskan.

"Maafkan aku, Mas!" Dengan sigap, Mauren memeluk pinggang Erik yang tengah berdiri di samping brankarnya.

"Aku nggak mau putus sama kamu. Tolong maafkan aku!" pintanya memelas.

Erik memijit pangkal hidungnya. Kepalanya terasa penuh dengan berbagai macam permasalahan. Dirinya belum tuntas mendapatkan kepercayaan dari Varissa lagi, malah kini Mauren justru berbuat ulah.

"Lain kali, aku nggak mau dengar kamu berada di klub malam itu lagi. Bukan Varissa yang mencelakakan kamu, Mauren! Tapi, minuman."

Mauren tertunduk diam. Memang benar saat itu dia mabuk. Tapi, telinganya juga tidak tuli ketika salah satu preman yang hendak menodainya menyebut dengan jelas nama Erik. Jauhi Erik jika ingin selamat. Perkataan itu terus terngiang di telinga Mauren. Lantas, jika bukan Varissa yang mengirim mereka, lalu siapa? Apa jangan-jangan Erik punya wanita lain selain dirinya dan Varissa?

"Sekarang kamu sudah baik-baik saja. Aku pamit pulang!" tutur Erik usai melirik jam di pergelangan tangannya.

"Mas, tapi aku takut sendirian disini!" kata Mauren sambil menahan pergelangan tangan Erik.

Jujur, Erik juga tidak tega meninggalkan kekasihnya sendirian di rumah sakit. Namun, mau bagaimana lagi? Dia juga tak bisa berada ditempat ini lama-lama karena ada Varissa yang juga menanti di rumah.

"Kamu telfon Fara buat temenin kamu, ya! Malam ini aku nggak bisa. Varissa nanti bisa curiga kalau aku nggak pulang," bujuk Erik.

Mau tak mau, Mauren terpaksa menurut. Ia tak mau jika Erik kembali marah seperti tadi. Kalau sampai putus dari Erik, darimana lagi dia memperoleh sumber uang yang mengalir deras seperti air?

******

Wajah Varissa tersenyum ketika mobil sang suami bergerak memasuki gerbang. Ia menyaksikan dari atas balkon sambil memainkan ujung rambutnya yang diterbangkan angin.

"Pulang juga kamu, Mas!" gumamnya dengan suara kecil.

"Erik sudah pulang?" tanya seseorang yang muncul dari belakang Varissa.

"Sudah," jawab Varissa seraya berbalik.

Dikta ikut mengintip dari balkon. Dilihatnya sosok Erik yang berjalan masuk ke dalam rumah.

"Kalau gitu, aku pulang sekarang!" ucap Dikta datar.

"Mau lewat mana?" tanya Varissa heran. Tidak mungkin Dikta lewat depan karena bisa saja dirinya berpapasan dengan Erik didepan tangga.

Dikta menyeringai. "Lewat sini," ujar Dikta seraya menunjuk tembok pembatas balkon.

"Nggak," geleng Varissa. "Kalau kamu jatuh, gimana? Nanti tulang kamu patah!"

Raut kecemasan memenuhi wajah Varissa. Ayolah! Dikta bukan ninja yang bisa memanjat turun tanpa terluka dari balkon setinggi 5 meter ini.

"Mau taruhan?" Dikta sudah bersiap melompat, namun tangan kecil Varissa menahan lengannya.

"Maaf!" ucap Varissa yang mendadak tegang ketika sorot mata Dikta yang tajam menatapnya. Buru-buru ia melepaskan tangannya dari lengan lelaki itu.

"Jangan sampai terluka!" lirih Varissa tertunduk. Ia tak mampu menatap sekali lagi sepasang netra legam nan tajam itu. Sungguh! Pandangan itu mengobrak-abrik hatinya tanpa perlu sang pemilik berbuat apa-apa. Curang!

Memilih tak menjawab, Dikta segera melompat dari balkon lalu berpindah ke pohon yang tumbuh di dekat sana kemudian turun memijak tanah dengan mulus. Ia melambaikan tangan ketika dirinya sudah sampai dibawah tanpa terluka sedikitpun seperti yang Varissa khawatirkan.

"Kenapa, Sayang?"

Varissa terperanjat saat Erik sudah berada disampingnya. Ia tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya karena kehadiran tiba-tiba lelaki itu.

"Mas?" panggil Varissa gugup.

"Kamu liatin apa sih dibawah? Kok kayaknya seru banget," tanya Erik yang ikut menengok ke bawah.

Jantung Varissa berhenti berdegup sesaat. Kalau sampai Erik melihat Dikta, maka selesai sudah. Keadaan akan berbalik menjadi seri dan rencana Varissa harus dimulai dari awal lagi. Tentunya dengan perubahan yang sangat besar.

"Nggak ada apa-apa, kok." Erik menatap Varissa kembali. Wanita itu ikut menengok ke bawah dan boleh bernafas lega ketika sosok Dikta memang sudah menghilang. Entah, kabur kemana lelaki itu.

"Ta-tadi, ada burung yang jatuh dari pohon itu, Mas!" Varissa menunjuk pohon yang tadi digunakan Dikta untuk turun. "Tapi, kayaknya udah terbang lagi deh!"

"Oh," Erik mengangguk mengerti. Sebaik hati inilah istrinya. Varissa memang sosok yang lembut dan penuh perhatian kepada sesama makhluk. Mustahil, istrinya yang sebaik ini mampu mencelakakan Mauren.

"Kamu kenapa bengong, Mas?"

Erik menggeleng. "Nggak, nggak apa-apa."

"Gimana keadaan Pak Beni?"

"Baik. Cuma serangan jantung ringan," jawab Erik berbohong.

"Besok, aku boleh jenguk Pak Beni sama kamu?"

Lagi, Erik menemui kesulitan. Harus dengan alasan apa lagi dirinya menghalau kecurigaan Varissa? Jika ia menolak, maka Varissa tentu saja akan marah besar.

"Boleh kan, Mas?" bujuk Varissa sambil memegang tangan Erik.

"I-iya," angguk Erik spontan.

Lelaki itu memejamkan matanya frustasi. Sementara, Varissa sudah bersorak riang sambil memeluk tubuh sang suami.

Sementara, tepat di bawah mereka, Dikta yang bersembunyi dengan merapatkan tubuhnya ke dinding agar tidak terlihat oleh Erik tampak tersenyum kecil.

"Jangan sampai terluka? Maksudnya apa?" gumam lelaki itu sembari menatap ke atas.

Terpopuler

Comments

Dewi Sariyanti

Dewi Sariyanti

Kayaknya Dikta ini suka sama Varissa, tp gpp setuju kok kalo Dikta sama Varissa, kalo Dikta nya mau

2024-12-24

0

Wisteria

Wisteria

aku suka cowok yang cool"
cowokku jg cool dan sekarang jd suami😘😘😘

2025-02-15

0

Susanty

Susanty

maksudnya Varisa tuh perhatian sama Kamu Dikta, gak mau kamu terluka 🤭

2024-12-11

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Aku tahu kau selingkuh
3 Kawan dan lawan
4 Sadar
5 Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6 Ular berkepala dua
7 You're not okay
8 Revenge is begin
9 Serangan pertama
10 Dilema
11 Parno
12 Wajah asli keluarga Erik
13 Derajat pelakor
14 Apartemen Dikta
15 Membuat Mauren cemburu
16 Michelle
17 Tentang 4 hati
18 Taktik istri sah
19 Ibu Mertua dan Adik Ipar
20 Doa Tika
21 Kena tipu
22 Asing
23 Pamit
24 Khilafnya Varissa
25 Perasaan Dikta
26 Rasanya jadi istri sah
27 Murkanya Varissa
28 Ancaman
29 Sepenggal kisah tentang Dikta
30 Ulangtahun perusahaan
31 CERAI!!!
32 Kasmaran
33 Back to past
34 Mencari alasan
35 Menunggu kamu di sini
36 Arti dirimu
37 Her feelings
38 Who?
39 PHP
40 Merk baju
41 Undangan
42 Ryan Edgar
43 Percaya padaku!
44 Rapuh
45 Kejadian tak terduga
46 10 juta
47 Berbanding terbalik
48 Mau cium?
49 Bakso laknat
50 Ketahuan
51 Jatuh
52 Ciuman pertama
53 Kemunculan mantan suami
54 Ada yang iri
55 Melabrak istri selingkuh
56 Sunat dua kali
57 Yang ketiga itu, SETAN!
58 Jangan berharap lebih!
59 Hasutan Dikta
60 Dendam yang tersamarkan
61 Keluarga macam apa ini?
62 Gelap mata
63 Persaingan berat
64 Bom waktu
65 Menggali masa lalu
66 Ada aku!
67 Permintaan maaf keluarga
68 Berbeda tetap satu
69 SAH
70 First night
71 Lupa ingatan
72 Bayi koala
73 Modal tampang
74 Jangan tidur terlalu miring!
75 Tika marah
76 Mauren ditemukan
77 Ulah Tika
78 Kesepakatan
79 Itu kode, ya?
80 Kedatangan tamu
81 Makanan favorit
82 Hati wanita
83 Keluarga Dikta pamit pulang
84 Pelajaran untuk Mauren
85 Mimpi buruk untuk Mauren
86 Akhirnya....
87 Gisam Butena datang lagi
88 Hadiah 2 Kontainer
89 Jurus ampuh
90 Kehidupan baru Erik
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog
2
Aku tahu kau selingkuh
3
Kawan dan lawan
4
Sadar
5
Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6
Ular berkepala dua
7
You're not okay
8
Revenge is begin
9
Serangan pertama
10
Dilema
11
Parno
12
Wajah asli keluarga Erik
13
Derajat pelakor
14
Apartemen Dikta
15
Membuat Mauren cemburu
16
Michelle
17
Tentang 4 hati
18
Taktik istri sah
19
Ibu Mertua dan Adik Ipar
20
Doa Tika
21
Kena tipu
22
Asing
23
Pamit
24
Khilafnya Varissa
25
Perasaan Dikta
26
Rasanya jadi istri sah
27
Murkanya Varissa
28
Ancaman
29
Sepenggal kisah tentang Dikta
30
Ulangtahun perusahaan
31
CERAI!!!
32
Kasmaran
33
Back to past
34
Mencari alasan
35
Menunggu kamu di sini
36
Arti dirimu
37
Her feelings
38
Who?
39
PHP
40
Merk baju
41
Undangan
42
Ryan Edgar
43
Percaya padaku!
44
Rapuh
45
Kejadian tak terduga
46
10 juta
47
Berbanding terbalik
48
Mau cium?
49
Bakso laknat
50
Ketahuan
51
Jatuh
52
Ciuman pertama
53
Kemunculan mantan suami
54
Ada yang iri
55
Melabrak istri selingkuh
56
Sunat dua kali
57
Yang ketiga itu, SETAN!
58
Jangan berharap lebih!
59
Hasutan Dikta
60
Dendam yang tersamarkan
61
Keluarga macam apa ini?
62
Gelap mata
63
Persaingan berat
64
Bom waktu
65
Menggali masa lalu
66
Ada aku!
67
Permintaan maaf keluarga
68
Berbeda tetap satu
69
SAH
70
First night
71
Lupa ingatan
72
Bayi koala
73
Modal tampang
74
Jangan tidur terlalu miring!
75
Tika marah
76
Mauren ditemukan
77
Ulah Tika
78
Kesepakatan
79
Itu kode, ya?
80
Kedatangan tamu
81
Makanan favorit
82
Hati wanita
83
Keluarga Dikta pamit pulang
84
Pelajaran untuk Mauren
85
Mimpi buruk untuk Mauren
86
Akhirnya....
87
Gisam Butena datang lagi
88
Hadiah 2 Kontainer
89
Jurus ampuh
90
Kehidupan baru Erik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!