Serangan pertama

"Mas, itukan berlian-berlian aku," protes Mauren kesal ketika Erik dengan kalap mulai mengambil semua perhiasan miliknya.

"Semua ini harus aku kasih ke Varissa, Sayang! Dia punya seluruh detail laporan pengeluaran dari kartu kredit aku. Kalau nggak dibalikin ke dia, bisa-bisa dia tahu kalau kita berdua ini selingkuh," jawab Erik panik.

Mauren menampakkan ekspresi wajah marah. Ia dengan cepat merebut perhiasan yang sudah ingin di bawa Erik pergi.

"Nggak. Ini semua punya aku. Aku nggak mau kasih milik aku ke perempuan itu, Mas!"

Erik juga mulai tersulut emosi karena sifat keras kepala Mauren. Di rebutnya kembali dengan paksa perhiasan-perhiasan itu dari tangan Mauren dengan kasar.

"Seharusnya kamu sadar, kamu itu siapa. Jangan berbuat hal yang melampaui batas, Mauren!" peringat Erik dengan tegas.

"Kamu mulai ngancam aku, Mas?" tanya Mauren setengah tak percaya.

Erik memejamkan kedua matanya. Berusaha meredam emosi yang terlanjur menguasai jiwa. Pikirannya yang kalut harus ditenangkan karena ia juga tak mau segala rencana yang sudah ia susun malah hancur berantakan.

"Aku nggak mengancam. Ini hanya sekadar peringatan untuk kamu. Camkan itu!"

Mauren mengepalkan kedua tangannya penuh dendam ketika Erik telah melenggang pergi membawa seluruh perhiasan yang telah Mauren beli. Vas diatas meja menjadi pelampiasan. Benda itu ia hela dengan tangan hingga berakhir menjadi kepingan kecil usai menghantam lantai yang keras.

"Varissa! Ini semua gara-gara kamu!" geramnya penuh amarah.

****

Sudut bibir Varissa terangkat saat melihat jejeran perhiasan yang teronggok tanpa berminat ia sentuh diatas meja riasnya. Semua itu diberikan oleh Erik dengan dalih hadiah penyambutan untuk kepulangan Varissa dari rumah sakit. Padahal, Varissa sudah berbulan-bulan pulang ke rumah. Lantas, kenapa baru sekarang Erik memberikan semua perhiasan itu?

Varissa kembali tertawa kecil. Wine didalam gelas bertangkai panjang ia sesap kembali. Wanita itu menertawai kebodohannya sendiri yang masih saja mempertanyakan maksud Erik memberi perhiasan itu sekarang. Padahal, Varissa sudah tahu pasti jawaban dari pertanyaan itu.

"Singkirkan semua perhiasan ini!" perintah Varissa pada Bi Nunik yang sedari tadi berdiri dibelakangnya.

"Mau disingkirkan kemana, Nyonya?" tanya Bi Nunik kebingungan.

"Terserah Bibi saja. Jual atau dibuang, saya nggak peduli."

Mata Bi Nunik terbelalak kaget. "Nyonya! Ini semua kan perhiasan mahal. Kenapa harus di buang?"

Varissa membalikkan badan. Ia menatap wajah Bi Nunik yang seperti hendak kehabisan napas mendengarkan perintahnya. Ia kemudian tersenyum sinis seraya memandang sinis ke arah perhiasan-perhiasan mewah itu.

"Saya tidak sudi memakai bekas perempuan gundik murahan itu. Bibi jual saja, lalu bagikan hasil penjualannya ke pekerja-pekerja yang lain," ucap Varissa.

"Nyonya yakin?" tanya Bi Nunik memastikan.

"Iya," angguk Varissa.

Bi Nunik lekas membereskan semua perhiasan-perhiasan itu lantas membawanya pergi sesuai perintah majikannya. Sementara itu, Varissa meraih ponselnya dan bergegas menelepon seseorang untuk memulai rencana hebat mereka.

"Rencana kita dimulai malam ini. Kamu siap?" tanya Varissa pada seseorang di seberang sana.

"Baik. Akan ku siapkan semuanya. Kamu jangan khawatir!"

"Terimakasih."

Tak ada jawaban. Panggilan itu terputus begitu saja dan sontak membuat Varissa sedikit merasa kesal. Dikta jauh lebih kaku dari kanebo kering.

"Dasar cowok sok jaim!" gumamnya ketus.

Malam harinya, Mauren menuju klub malam favoritnya untuk melepaskan beban stres seharian ini. Perkara perhiasan yang direbut paksa serta pertengkaran antara dirinya dan Erik yang masih berlanjut hingga di kantor membuat pikirannya benar-benar kacau. Belum lagi, ia juga sangat malu pada teman-temannya karena tidak jadi membayarkan belanjaan mereka gara-gara dua kartu kredit yang diberikan Erik tak bisa digunakan.

"Hai cantik! Sendirian aja!" Seorang pria mendekati Mauren. Mencolek bahu wanita itu sebelum merangkulnya sok kenal.

"Jangan ganggu aku, br*ngsek!" geram Mauren marah. Wanita itu melepas tangan sang lelaki kasar lalu melangkah terhuyung menuju ke kamar mandi.

Kepalanya terasa pening setelah menenggak sebotol wiski sendirian. Ia mulai kehilangan kesadaran dan segala sesuatu di sekitarnya terasa berguncang. Ia mual. Ia harus mengeluarkan isi perutnya jika ingin merasa sedikit lebih baik.

"Ini semua gara-gara Erik dan perempuan sialan itu," teriaknya kesal usai memuntahkan isi perutnya di closet kamar mandi.

Tanpa diduga Mauren, pria yang tadi menganggunya beserta satu rekannya lagi tiba-tiba masuk dan mengunci pintu depan toilet. Mauren mulai bergidik ngeri. Rasa mabuknya hilang seketika saat menyadari sebuah bahaya besar telah datang menghampirinya.

"Ka-kalian mau apa?" tanya Mauren dengan suara bergetar.

"Mau apa lagi? Tentu saja memuaskan kamu, Cantik!" jawab lelaki yang tadi menggoda Mauren di meja bartender.

"Jangan berani mendekat atau aku akan teriak!" peringat Mauren dengan mata memerah.

Dua lelaki bertubuh kekar itu saling berpandangan kemudian tertawa keras.

"Teriak saja! Kamu pikir, di tempat dengan suara sekeras ini, ada yang bisa mendengarmu, hah? Jangan mimpi!"

Mauren mulai gemetaran. Di raihnya tisu toilet di dekatnya lalu melemparkan benda tersebut ke arah dua lelaki yang semakin mendekat ke arahnya. Rasa takut perlahan mulai menggerogoti tubuh Mauren hingga kepalanya terasa buntu untuk berpikir.

Tiba-tiba, tangan besar itu menangkap tubuh Mauren. Merobek kemeja putihnya hingga memperlihatkan bagian tubuh atasnya yang terekspos menggoda. Mauren semakin panik. Ia menginjak kaki pria yang memeganginya lalu mengambil kesempatan untuk kabur secepat mungkin.

"Tolong aku!" pinta Mauren pada salah seorang pria yang tengah asyik berjoget mengikuti alunan musik DJ yang berdentum keras.

"Minggir, j*lang! Jangan ganggu pacarku!" Seorang perempuan yang bersama lelaki itu mendorong tubuh Mauren menjauh.

Mau tak mau, Mauren kembali berlari menuju pintu keluar. Ia harus segera pergi jika ingin selamat dari dua orang pria yang masih terus mengejarnya. Pandangan orang-orang yang menatapnya heran tak ia pedulikan. Mauren terus berlari sampai kemudian dia merasakan tubuhnya dihantam keras oleh sesuatu dan membuat dirinya mulai kehilangan kesadaran.

"Jauhi Erik jika kau masih ingin hidup!" Peringatan itu terdengar jelas di telinga Mauren sebelum ia benar-benar tak sadarkan diri.

*****

"Mauren, kamu sudah sadar?"

Mauren mengerjapkan kedua matanya. Berusaha menyesuaikan cahaya yang menembus retinanya beberapa kali.

"Erik?" panggilnya dengan nada lemah.

"Gimana keadaan kamu?" tanya Erik dengan perasaan cemas.

Mauren masih berusaha mengingat-ingat kejadian yang baru saja menimpa dirinya. Lalu, tiba-tiba wanita itu terperanjat dengan wajah yang semakin bertambah pias.

"Dimana dua lelaki yang mengejar ku?" tanya Mauren panik.

"Lelaki? Siapa yang kamu maksud?" ujar Erik balik bertanya.

Mauren masih berusaha mengingat apa saja yang terjadi padanya. Dan...

"Istri kamu, Mas! Dia dalang dari semua ini! Dia yang mencelakai aku!"

"Apa?" tanya Erik tak percaya.

Terpopuler

Comments

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

lah Varissa yang salah ? lalu kamu apa ? pelakor miskin yang bermimpi jadi ratu ? ketinggian tuh mimpi kamu . uang kamu buat apa tuh ? buat traktir teman ? jadi jalang saja sana tuh .

2025-02-06

0

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

klo kamu yg begitu Erik akan percaya Mauren...

2024-12-20

1

Heny

Heny

Varisa cpt aman kan semua aset mu jng lengah

2025-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Aku tahu kau selingkuh
3 Kawan dan lawan
4 Sadar
5 Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6 Ular berkepala dua
7 You're not okay
8 Revenge is begin
9 Serangan pertama
10 Dilema
11 Parno
12 Wajah asli keluarga Erik
13 Derajat pelakor
14 Apartemen Dikta
15 Membuat Mauren cemburu
16 Michelle
17 Tentang 4 hati
18 Taktik istri sah
19 Ibu Mertua dan Adik Ipar
20 Doa Tika
21 Kena tipu
22 Asing
23 Pamit
24 Khilafnya Varissa
25 Perasaan Dikta
26 Rasanya jadi istri sah
27 Murkanya Varissa
28 Ancaman
29 Sepenggal kisah tentang Dikta
30 Ulangtahun perusahaan
31 CERAI!!!
32 Kasmaran
33 Back to past
34 Mencari alasan
35 Menunggu kamu di sini
36 Arti dirimu
37 Her feelings
38 Who?
39 PHP
40 Merk baju
41 Undangan
42 Ryan Edgar
43 Percaya padaku!
44 Rapuh
45 Kejadian tak terduga
46 10 juta
47 Berbanding terbalik
48 Mau cium?
49 Bakso laknat
50 Ketahuan
51 Jatuh
52 Ciuman pertama
53 Kemunculan mantan suami
54 Ada yang iri
55 Melabrak istri selingkuh
56 Sunat dua kali
57 Yang ketiga itu, SETAN!
58 Jangan berharap lebih!
59 Hasutan Dikta
60 Dendam yang tersamarkan
61 Keluarga macam apa ini?
62 Gelap mata
63 Persaingan berat
64 Bom waktu
65 Menggali masa lalu
66 Ada aku!
67 Permintaan maaf keluarga
68 Berbeda tetap satu
69 SAH
70 First night
71 Lupa ingatan
72 Bayi koala
73 Modal tampang
74 Jangan tidur terlalu miring!
75 Tika marah
76 Mauren ditemukan
77 Ulah Tika
78 Kesepakatan
79 Itu kode, ya?
80 Kedatangan tamu
81 Makanan favorit
82 Hati wanita
83 Keluarga Dikta pamit pulang
84 Pelajaran untuk Mauren
85 Mimpi buruk untuk Mauren
86 Akhirnya....
87 Gisam Butena datang lagi
88 Hadiah 2 Kontainer
89 Jurus ampuh
90 Kehidupan baru Erik
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog
2
Aku tahu kau selingkuh
3
Kawan dan lawan
4
Sadar
5
Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6
Ular berkepala dua
7
You're not okay
8
Revenge is begin
9
Serangan pertama
10
Dilema
11
Parno
12
Wajah asli keluarga Erik
13
Derajat pelakor
14
Apartemen Dikta
15
Membuat Mauren cemburu
16
Michelle
17
Tentang 4 hati
18
Taktik istri sah
19
Ibu Mertua dan Adik Ipar
20
Doa Tika
21
Kena tipu
22
Asing
23
Pamit
24
Khilafnya Varissa
25
Perasaan Dikta
26
Rasanya jadi istri sah
27
Murkanya Varissa
28
Ancaman
29
Sepenggal kisah tentang Dikta
30
Ulangtahun perusahaan
31
CERAI!!!
32
Kasmaran
33
Back to past
34
Mencari alasan
35
Menunggu kamu di sini
36
Arti dirimu
37
Her feelings
38
Who?
39
PHP
40
Merk baju
41
Undangan
42
Ryan Edgar
43
Percaya padaku!
44
Rapuh
45
Kejadian tak terduga
46
10 juta
47
Berbanding terbalik
48
Mau cium?
49
Bakso laknat
50
Ketahuan
51
Jatuh
52
Ciuman pertama
53
Kemunculan mantan suami
54
Ada yang iri
55
Melabrak istri selingkuh
56
Sunat dua kali
57
Yang ketiga itu, SETAN!
58
Jangan berharap lebih!
59
Hasutan Dikta
60
Dendam yang tersamarkan
61
Keluarga macam apa ini?
62
Gelap mata
63
Persaingan berat
64
Bom waktu
65
Menggali masa lalu
66
Ada aku!
67
Permintaan maaf keluarga
68
Berbeda tetap satu
69
SAH
70
First night
71
Lupa ingatan
72
Bayi koala
73
Modal tampang
74
Jangan tidur terlalu miring!
75
Tika marah
76
Mauren ditemukan
77
Ulah Tika
78
Kesepakatan
79
Itu kode, ya?
80
Kedatangan tamu
81
Makanan favorit
82
Hati wanita
83
Keluarga Dikta pamit pulang
84
Pelajaran untuk Mauren
85
Mimpi buruk untuk Mauren
86
Akhirnya....
87
Gisam Butena datang lagi
88
Hadiah 2 Kontainer
89
Jurus ampuh
90
Kehidupan baru Erik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!