Kawan dan lawan

"Bagaimana? Apa Pak Reno sudah menyetujui surat pengalihan aset milik Varissa?" tanya Retno, Ibu Erik. Wanita paruh baya itu sedang asyik memakan buah apel di sofa yang ada didalam ruangan Varissa.

Sudah dua bulan sejak Varissa berpura-pura tetap koma. Beberapa luka yang dimilikinya sudah membaik. Bahkan, bisa dibilang bahwa tubuhnya sudah sehat kembali. Namun, karena tekad balas dendamnya, Varissa harus tetap berpura-pura koma karena sulit sekali untuk membongkar topeng orangtua Erik yang sebenarnya karena jarang sekali datang menjenguk.

Dan, kesabaran Varissa akhirnya berbuah manis hari ini. Hal yang begitu dia nantikan untuk bisa melihat warna asli orangtua Erik akhirnya datang juga. Dengan sabar, Varissa terus menutup mata dan tidak bergerak demi mendengarkan percakapan suami berengseknya dengan sang Ibu.

"Belum, Ma! Pak Reno tetap bersikukuh tidak akan melakukan apa-apa selama Varissa masih hidup."

"Terus gimana?" Retno berdecak kesal. "Masa' kita harus nunggu lagi, sih? Lagian kamu juga ngapain nggak tanda tangan surat persetujuan untuk mencabut seluruh alat bantu hidup Varissa aja? Kan, harapan hidupnya juga udah sangat tipis."

"Nggak bisa gitu dong, Ma! Mama kan tahu siapa Dokter Imran. Apa yang bakal dia katakan mengenai aku kalau sampai hal itu terjadi? Bisa-bisa, dia malah jadi penghalang untuk kita menguasai seluruh aset milik Varissa."

"Cih! Kenapa si Varissa nggak langsung mati aja sih? Bikin repot aja," omel Retno kesal.

Kedua tangan Varissa terkepal. Ingin rasanya dia melompat dan menerjang mertua kurang ajarnya itu. Bikin repot dia bilang? Bukannya yang selama ini merepotkan justru dia dan keluarganya? Berapa banyak materi dan tenaga yang sudah Varissa korbankan selama ini demi menyenangkan mertuanya itu? Sangat banyak hingga tak mampu dihitung dengan jari.

Varissa mendengar pintu ruangannya kembali terbuka. Sebuah suara yang tidak asing menyapa pendengaran Varissa. Itu adalah suara si pelakor. Si wanita gatal penjaja ************ yang murahan. Demi harta yang bahkan bukan milik Erik, dia rela melebarkan kedua pahanya dan membiarkan Erik menikmatinya dengan sukarela. Dia tak tahu saja bahwa Varissa sudah memiliki rencana untuk menarik semua fasilitas yang sudah Erik berikan begitu ia memutuskan untuk menyelesaikan sandiwara komanya.

"Siang, Tante!"

"Eh, Mauren sayang! Kamu datang?" Terdengar langkah kaki Retno yang berjalan mendekati Mauren. Mungkin saja, dua wanita ular itu sedang berpelukan.

"Kok kamu nggak pernah main ke rumah lagi, sih?" tanya Retno.

"Belakangan ini, Mauren sibuk, Tan!" ucap Mauren.

"Sibuk ngapain? Paling juga sibuk bikinin Tante cucu, kan?" tebak Retno yang langsung membuat wajah Mauren memerah.

"Mama apa-apaan sih? Kalau Varissa dengar, gimana?" ujar Erik panik.

Retno menatap ke arah Varissa yang masih menutup matanya dengan rapat. Setelahnya, wanita paruh baya itu tertawa mengejek.

"Nggak bakalan! Orang mati suri kayak gitu, bisa dengar apa?"

"Jadi, selama ini Mama tahu kalau Mas Erik selingkuh?" gumam Varissa dalam hati. Baiklah! Jika itu yang sebenarnya terjadi, kini Varissa tak punya alasan apapun lagi untuk tetap mengasihani keluarga Erik. Mereka semua akan menjadi sasaran balas dendam Varissa.

"Tapi, Ma...," ucap Erik tertahan.

"Mending kalian nikah siri aja deh! Mama nggak mau kamu dan Mauren nantinya malah jadi omongan orang. Gimana kalau Mauren nantinya tiba-tiba hamil?" saran Retno kepada Erik.

Mauren tampak tersenyum malu-malu. "Kalau itu sih, terserah Mas Erik aja, Tan!"

"Cih! Dasar keluarga ular!" umpat Varissa jijik.

Erik tampak berpikir sejenak. Jujur, ada sedikit keraguan didalam hatinya. Dia takut jika sampai kerabat Varissa ada yang tahu kalau Erik menikah siri dengan sekretarisnya sendiri, justru harta warisan Varissa malah akan jatuh ke tangan mereka dan bukan Erik. Namun, di sisi lain dia juga merasa omongan ibunya benar. Bagaimana kalau Mauren benar-benar hamil suatu hari?

"Boleh aku pikirin dulu?" tanya Erik kepada Retno dan Mauren.

"Apanya yang harus dipikirin lagi sih, Mas?" tanya Mauren sambil memeluk lengan Erik mesra.

"Aku cuma khawatir aja kalau sampai ada kerabat Varissa yang tahu. Bisa-bisa, harta milik Varissa malah batal buat kita dan malah diambil sama mereka."

"Iya juga, ya?" angguk Retno mengiyakan. "Kalau gitu, jangan dulu deh!"

Mauren memanyunkan bibirnya kesal. Pada akhirnya, pernikahan antara dia dan Erik kembali hanya sebatas angan-angan saja. Dan, semua itu karena perempuan koma yang menolak mati itu.

*****

Malam harinya, Varissa melihat seorang lelaki yang berjalan masuk ke ruang perawatannya. Varissa sudah sangat hafal pada postur pria itu sejak dua bulan yang lalu. Dia adalah Dikta. Lelaki tampan berkulit putih dengan paras yang luar biasa semakin menawan. Di tangannya, terdapat sebuah novel yang Varissa yakin akan dibaca oleh Dikta dengan nyaring di dekatnya. Ya, begitulah rutinitas Dikta setiap datang. Lelaki itu akan membacakan novel romansa kesukaan Varissa sepanjang malam hingga dirinya mengantuk dan terlelap di sofa didalam ruangan Varissa. Dan, sebelum jam 5 pagi, Dikta akan pamit pulang ke apartemennya. Begitu terus selama dua bulan ini.

"Dikta,"panggil Varissa lirih ketika Dikta sedang mendiktekan isi novel yang ia pegang.

Bacaan Dikta terhenti. Dengan segera ia meletakkan buku itu dan langsung mendekati wajah Varissa untuk memastikan hal yang dia dengar.

"Kamu udah bangun, Va?" tanya Dikta.

"Udah!" jawab Varissa.

Dikta berniat memencet bel di atas kepala Varissa untuk memanggil perawat. Namun, tangan Varissa mencegahnya dan meminta Dikta untuk kembali duduk. Lalu, Varissa pun ikut duduk. Melepas selang oksigen yang selama ini selalu dia pakai jika ada orang yang berkunjung dan tersenyum ke arah Dikta.

"Ka-kamu...," tatap Dikta bingung. Pasalnya, Varissa terlihat jauh lebih sehat untuk ukuran orang yang baru saja bangun dari koma.

"Sebenarnya, aku sudah bangun sejak dua bulan lalu, Ta!" ucap Varissa jujur.

"Apa?" tanya Dikta tak percaya. "Jadi, selama ini kamu pura-pura? Dan, Om Imran?"

"Aku yang minta beliau untuk nggak ngomong ke siapa-siapa termasuk kamu. Jadi, kamu jangan nyalahin Om Imran, ya!"

Dikta menghela napas lega. Meski dia sedikit marah atas kebohongan Varissa, namun perasaan senangnya karena Varissa baik-baik saja jauh lebih besar.

"Apa masih ada yang sakit?" tanya Dikta perhatian.

Varissa menggeleng. Dia menatap tak percaya lelaki tampan dihadapannya ini. Dikta bukannya marah justru malah mencemaskan Varissa. Sesuatu yang sangat diluar prediksi Varissa.

"Kamu apa kabar, Ta?" tanya Varissa.

"Aku baik. Kamu?" ujar Dikta balik bertanya.

Varissa meneteskan air matanya. Dia menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Ada apa? Apa Erik nyakitin kamu? Bilang sama aku!" pinta Dikta lirih. Tangannya bergerak menghapus airmata yang membasahi pipi Varissa.

"Apa kamu bersedia bantu aku seandainya aku meminta tolong?" tanya Varissa lagi.

Dikta mengangguk tanpa ragu. "Kamu adalah anak dari pahlawan yang selama ini udah ngebuat aku sampai seperti ini, Va! Sampai kapanpun, aku akan terus ingat hal yang udah Om Ivan lakuin buat aku selama ini. Jadi, jangan ragu untuk meminta bantuan sama aku. Apapun yang kamu inginkan, aku usahakan semampu aku."

"Termasuk mencelakai seseorang?" Varissa menatap serius Dikta.

"Ya, bahkan lebih dari itu. Aku juga bisa membunuh seseorang kalau itu memang mau kamu," jawab Dikta tanpa ragu.

Entah kenapa, Varissa justru merasakan bulu kuduknya berdiri saat tatapan dingin milik Dikta bertabrakan dengan netranya. Pria ini memiliki aura intimidasi yang kuat. Dan, Varissa merasa telah menemukan pion yang tepat untuk melawan pengkhianatan Erik selama ini terhadapnya.

Terpopuler

Comments

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

kayaknya Dikta setelah lulus Kuliah dari Amsterdam , dia berteman dengan geng di sana , makanya waktu Varissa bilang apa dengan mencelakai seseorang , dia anggap enteng karena aslinya dia belajar jadi ketua Mafia di sana .

2025-02-06

0

Eric ardy Yahya

Eric ardy Yahya

kayaknya mereka pikir Varissa tuh koma / mati ya ? salah besar mereka tuh buat ulah ke Varissa . padahal kalau baik-baik minta sih gak masalah , namun kalian ya saja yang gak tau diri . siap sedia saja kalian jadi gelandangan

2025-02-06

0

Heny

Heny

Semua yg km lihat dan dgr jng lupa direkam untuk mempermudah km lepas dr mrk varissa

2025-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Aku tahu kau selingkuh
3 Kawan dan lawan
4 Sadar
5 Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6 Ular berkepala dua
7 You're not okay
8 Revenge is begin
9 Serangan pertama
10 Dilema
11 Parno
12 Wajah asli keluarga Erik
13 Derajat pelakor
14 Apartemen Dikta
15 Membuat Mauren cemburu
16 Michelle
17 Tentang 4 hati
18 Taktik istri sah
19 Ibu Mertua dan Adik Ipar
20 Doa Tika
21 Kena tipu
22 Asing
23 Pamit
24 Khilafnya Varissa
25 Perasaan Dikta
26 Rasanya jadi istri sah
27 Murkanya Varissa
28 Ancaman
29 Sepenggal kisah tentang Dikta
30 Ulangtahun perusahaan
31 CERAI!!!
32 Kasmaran
33 Back to past
34 Mencari alasan
35 Menunggu kamu di sini
36 Arti dirimu
37 Her feelings
38 Who?
39 PHP
40 Merk baju
41 Undangan
42 Ryan Edgar
43 Percaya padaku!
44 Rapuh
45 Kejadian tak terduga
46 10 juta
47 Berbanding terbalik
48 Mau cium?
49 Bakso laknat
50 Ketahuan
51 Jatuh
52 Ciuman pertama
53 Kemunculan mantan suami
54 Ada yang iri
55 Melabrak istri selingkuh
56 Sunat dua kali
57 Yang ketiga itu, SETAN!
58 Jangan berharap lebih!
59 Hasutan Dikta
60 Dendam yang tersamarkan
61 Keluarga macam apa ini?
62 Gelap mata
63 Persaingan berat
64 Bom waktu
65 Menggali masa lalu
66 Ada aku!
67 Permintaan maaf keluarga
68 Berbeda tetap satu
69 SAH
70 First night
71 Lupa ingatan
72 Bayi koala
73 Modal tampang
74 Jangan tidur terlalu miring!
75 Tika marah
76 Mauren ditemukan
77 Ulah Tika
78 Kesepakatan
79 Itu kode, ya?
80 Kedatangan tamu
81 Makanan favorit
82 Hati wanita
83 Keluarga Dikta pamit pulang
84 Pelajaran untuk Mauren
85 Mimpi buruk untuk Mauren
86 Akhirnya....
87 Gisam Butena datang lagi
88 Hadiah 2 Kontainer
89 Jurus ampuh
90 Kehidupan baru Erik
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog
2
Aku tahu kau selingkuh
3
Kawan dan lawan
4
Sadar
5
Wanita yang tak tahu dimana tempatnya
6
Ular berkepala dua
7
You're not okay
8
Revenge is begin
9
Serangan pertama
10
Dilema
11
Parno
12
Wajah asli keluarga Erik
13
Derajat pelakor
14
Apartemen Dikta
15
Membuat Mauren cemburu
16
Michelle
17
Tentang 4 hati
18
Taktik istri sah
19
Ibu Mertua dan Adik Ipar
20
Doa Tika
21
Kena tipu
22
Asing
23
Pamit
24
Khilafnya Varissa
25
Perasaan Dikta
26
Rasanya jadi istri sah
27
Murkanya Varissa
28
Ancaman
29
Sepenggal kisah tentang Dikta
30
Ulangtahun perusahaan
31
CERAI!!!
32
Kasmaran
33
Back to past
34
Mencari alasan
35
Menunggu kamu di sini
36
Arti dirimu
37
Her feelings
38
Who?
39
PHP
40
Merk baju
41
Undangan
42
Ryan Edgar
43
Percaya padaku!
44
Rapuh
45
Kejadian tak terduga
46
10 juta
47
Berbanding terbalik
48
Mau cium?
49
Bakso laknat
50
Ketahuan
51
Jatuh
52
Ciuman pertama
53
Kemunculan mantan suami
54
Ada yang iri
55
Melabrak istri selingkuh
56
Sunat dua kali
57
Yang ketiga itu, SETAN!
58
Jangan berharap lebih!
59
Hasutan Dikta
60
Dendam yang tersamarkan
61
Keluarga macam apa ini?
62
Gelap mata
63
Persaingan berat
64
Bom waktu
65
Menggali masa lalu
66
Ada aku!
67
Permintaan maaf keluarga
68
Berbeda tetap satu
69
SAH
70
First night
71
Lupa ingatan
72
Bayi koala
73
Modal tampang
74
Jangan tidur terlalu miring!
75
Tika marah
76
Mauren ditemukan
77
Ulah Tika
78
Kesepakatan
79
Itu kode, ya?
80
Kedatangan tamu
81
Makanan favorit
82
Hati wanita
83
Keluarga Dikta pamit pulang
84
Pelajaran untuk Mauren
85
Mimpi buruk untuk Mauren
86
Akhirnya....
87
Gisam Butena datang lagi
88
Hadiah 2 Kontainer
89
Jurus ampuh
90
Kehidupan baru Erik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!