Semenjak pulang dari kantor, Gavin tidak seperti biasanya, wajahnya terlihat sedikit murung dan tidak banyak bicara. Mama Delia sudah memperhatikan sikap Gavin sejak ia pulang bekerja, pikirnya tak seperti biasanya Gavin menjadi murung.
"Nak apa ada masalah di kantor ? Kenapa sejak pulang dari kantor kamu terlihat murung ?Ceritakan, mama siap mendengarnya."
"Aku bingung" Ujar Gavin mulai bercerita dan merebahkan tubuhnya di sofa perlahan menaruh kepalanya dipangkuan mama Delia. Ia sudah biasa membicarakan sesuatu yang menjadi uneg-uneg pada mamanya.
Setelah mendengar cerita Gavin, mama Delia pun faham. Sepertinya anak laki-lakinya sedang dekat pada seorang wanita, namun ia tidak mengenal wanita itu lebih banyak.
"Begini aja kamu cari tahu dulu tentang dia, kalau memang punya kekasih jauhi, tapi jika dia masih sendiri dan masih terkungkung dengan seseorang dimasa lalunya maka kejar, buat dia nyaman sama kamu." Nasihat mama Delia.
Semangat empat lima Gavin mulai tumbuh, ia tak mau kalah dengan Arya karyawan yang dianggapnya saingan itu.
...----------------...
Atira melangkah dengan gontai menaiki anak tangga menuju kamarnya, nampak tersirat kesedihan di wajahnya. Usai membersihkan tubuh gadis itu berkumpul bersama keluarga, ia menyandarkan tubuhnya di sofa dan mata mengarah ke televisi namun tatapan itu seperti kosong.
"Atira kamu kenapa, ada masalah ?"
"Enggak ada Ma, aku cuma capek." Jawab Atira seraya berdiri untuk kembali ke kamar.
"Ya udah kalau mau cerita datang sama mama." Mama Nila menatap sendu punggung anaknya mulai menjauh ke anak tangga.
...••••••...
Mentari pagi mulai menyapa penduduk bumi cahaya matahari mulai menyusup disela sela tirai kamar setiap orang. Begitu pun dikamar Atira kemilau pagi seakan menyuruhnya bangun dari tidurnya, namun sepertinya Atira enggan untuk membuka mata.
Entah kenapa ia merasa tak bersemangat hari ini ? Atira berniat tidak masuk ke kantor, diraihnya ponsel miliknya di atas nakas . Ia mulai menelpon seseorang.
"Iya Ra, baiklah istirahatlah di rumah."
Sementara di kantor, Arya yang mendapatkan telpon dari Atira menghela nafas berat. Sedikit banyak perasaan bersalah masih melekat di hatinya. Andai ide kemarin tidak terlontar mungkin Atira baik-baik saja hari ini.
"Ada apa Ar?"tanya Winda
"Hari ini Atira gak masuk kerja, dia mau menghabiskan waktu di rumah."
"Kasian dia, sampai kapan kaya gini terus ?" Rafa membuang nafas kasar
"Kayanya kita lebih bekerja keras buat dia kaya dulu lagi." Timpal Rina
"Kalian benar ! Gimana kalau kita minta cuti liburan, sekedar membuang penat." Usul Arya semangat.
Dengan cepat para sahabatnya menyetujui usulan Arya. Tanpa sadar ada sepasang telinga mendengarkan obrolan mereka.
"Jer, atur jadwal liburan 3 hari ke pantai."
"Baik tuan, Tapi kenapa anda tiba - tiba mau berlibur ?"Jerry ingin tahu
"Kamu gak dengar si Arya sainganku itu mau ngajak Atira liburan sama teman - teman nya?!" Jawab Gavin kesal.
"Begitu, Oke ! Saya akan mengaturnya tuan." Jerry tersenyum manis.
"Katakan biaya dan transportasi ditanggung perusahaan."
Enak aja mau liburan tanpa aku
"Sepertinya tuan siap bertempur sama tuan Arya" Ledek Jerry
"Tentu aja, aku bisa menggunakan kekuasaan untuk ngalahin dia, tapi jiwa lelakiku menentang keras, aku harus bersaing dengan sportif"
Hal kaya gini aja buat dia bangga
Batin Jerry mencibir.
Gavin sengaja ingin ikut berlibur, ia berharap bisa mengenal Atira lebih dekat lagi disana, dan mencari jawaban yang ada dibenak nya akhir akhir ini .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Sept September
jempollll buat Kakak
2020-08-14
2
Sugianti Bisri
awal kalimat menggunakan huruf kapital, btw ceritanya seru kok jadi penasaran
2020-08-03
1