Hari sudah mulai sore para karyawan mulai pulang bekerja. Atira dan kawan - kawannya bersiap untuk pulang .
"Kamu dijemput lagi?" Tanya Winda.
"Iya Win, beberapa hari ini aku malas mengendarai sendiri."
"Apa aku perlu jadi sopirmu princess ?" Rafa tersenyum memainkan alisnya.
"Gak perlu Fa, aku udah punya sopir pribadi yang tampan." Atira tersenyum dan menunjuk mobil yang tengah parkir. "Sampai ketemu besok pagi."
"Manis." Celetuk Gavin sambil tersenyum simpul.
"Apa yang manis, tuan?"
"Gak ada, aku cuma asal bicara !" Gavin salah tingkah seakan tertangkap basah memperhatikan Atira dari kejauhan
Bukannya dia tadi tersenyum sendiri
Jerry menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Saat Atira berpamitan dengan teman temannya tak sengaja Gavin dan Jerry keluar dari lift, ia melihat Atira tersenyum sambil berlalu menuju mobil yang menjemputnya.
...----------------...
Malam semakin menelan terang, matahari sepenuh kembali ke peraduan. Semua aktivitas terhenti hanya menyisakan pekerja yang mencari cuan di malam hari.
"Hen, gimana kamu udah siap ganti papa jadi direktur rumah sakit kita ?" Tanya Tuan Yudha membuka percakapan di ruang keluarga.
"Kayanya belum Pah,"
"Persiapkan diri kamu, Nak. Papa udah tua dan kamu juga cukup umur untuk jadi pemimpin." Tuan Yudha menatap lekat fotocopy dirinya itu.
"Iya beri aku waktu satu bulan, aku mempersiapkan diri dulu."
"Satu bulan lagi kita akan kedatangan dokter baru spesialis jantung." Papar Tuan Yudha sambil menghela nafas lega.
"Laki-laki atau perempuan, Pah?" Tanya mama Nila antusias. Ia berharap jika dokter baru itu wanita dan nanti mampu mencairkan gunung es yang ada dirumahnya.
"Perempuan, Ma."
"Ma, Pa. Kayanya aku mau resign dari kantor satu bulan lagi." Seru Atira menimpali percakapan orang tua nya.
"Kamu yakin ?" Nona Nila menatap dalam wajah putrinya.
"Yakin Ma, aku udah mulai capek dan aku mau fokus sama butik aja."
"Terserah kamu aja, asalkan kamu menjalaninya dengan senang hati." Timpal Pak Yudha mengelus lembut rambut putrinya.
"Kapan kalian mengenalkan kami dengan calon menantu, usia kalian sudah matang untuk berumah tangga?" Nyonya Nila kembali membahas hal sensitif untuk Atira.
"Sepertinya kakak aja yang lebih dulu menikah."
"Belum ada calonnya, Ra, gimana kakak mau nikah?" Hendri sambil terkekeh
"Siapa tahu nanti kakak berjodoh dengan dokter baru itu ! Aku belum siap membuka hati untuk orang lain, aku trauma takut ditinggal lagi dan dia gak pernah kembali ." Kata Atira sambil berkaca kaca teringat dengan peristiwa yang menimpanya 1 tahun lalu
Tuan Yudha, Hendri dan Nyonya Nila hanya diam mendengarnya seolah mereka mengenang lagi masa sulit putri nya
...----------------...
Satu bulan tanpa terasa terlewati, Gavin masih belum bergerak meski dadanya sudah sesak bercampur berdebar. Ada rasa tidak suka saat laki-laki lain mendekati gadis pencuri hatinya. Ada rasa rindu jika berjauhan tempat. Tapi laki-laki minim pengalaman cinta itu bingung dengan afeksi yang membeli dan berkecambah di dalam dada.
Sesuai yang terencana Atira sudah yakin untuk mengundurkan diri dari kantor dan fokus pada butiknya saja.
"Kamu yakin sama keputusan kamu?"
"Aku yakin Ka, aku harus mengurus usaha ku sendiri."
Hari ini adalah dimana Atira dan Hendri memulai sesuatu yang baru, Hendri akan menggantikan posisi direktur dan Atira akan resign dari perusahaan untuk fokus pada usahanya .
Tuan Yudha mengumumkan, Hendri Mauhan sebagai penggantinya menjadi direktur baru seluruh dokter dan staf rumah sakit senang menerima Hendri, mereka tidak meragukan lagi kemampuannya.
Tuan Yudha memperkenalkan dokter baru
"Silahkan masuk."
"Terimakasih perkenalkan nama saya Vivi Widawati, saya dokter spesialis jantung semoga kita bisa bekerja sama dengan baik." Dokter itu tersenyum.
Penyambutan direktur utama itu sangat diterima dengan baik oleh para dokter yang bekerja. Hal sama pun Vivi dapatkan, gadis itu di terima dengan antusias oleh rekan kerjanya. Terlebih parasnya yang cantik membuat kaum adam sebagai dokter muda betah berlama-lama melihatnya.
...----------------...
Atira melangkahkan kaki ke ruang HRD, untuk mengantarkan surat pengunduran dirinya. Ia kembali ke ruangannya untuk berkemas dan berpamitan kepada teman - teman nya.
"Ra, kenapa kamu resign?"
"Aku mau fokus sama butik karena udah ada beberapa cabang jadi gak seterusnya aku serahkan sama asistenku" Jawab Atira
"Baiklah jika itu yang terbaik, maka lakukan kalau kamu butuh sesuatu datanglah pada kami." Rafa mengangguk setuju mendengar alasan Atira.
Percakapan itu tak sengaja terdengar seseorang. Raut wajahnya seketika berubah. Gavin tak sengaja mendengarkan percakapan Atira dan teman temannya,
Kenapa dia mengundurkan diri ? Dia gak boleh keluar dari perusahaan ini. Enak saja sudah membuat jantungku gak normal lalu lari dari tanggung jawab.
"Jer kamu ke HRD, ambil surat pengunduran diri atas nama Atira antar keruanganku."
"Baik tuan."
...----------------...
JANGAN LUPA TINGGALKAN LIKE & KOMEN YA TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA 🥰 SEMOGA SUKA DENGAN CERITANYA 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
IG : Chocollacious
lanjut baca
2020-08-06
2
Sept September
like kak
2020-08-05
1
Kadek
ingat mmpir kk
2020-07-31
1