Hari-hari Atira

"Selamat pagi sayang, bagaimana kabar kamu hari ini ?" Nyonya Nila tersenyum menyambut putrinya pagi ini.

"Sedikit lebih baik Ma, tapi kangen sekali sama Daniel. Kak apa hari ini kita jadi kesana?" Jawab Atira sekaligus bertanya.

"Iya, setelah sarapan kita langsung ke sana karena Kakak praktik sore hari ini. Sebelumnya Kakak mau ngajak kamu jalan - jalan." Hendri menjawab sambil mengacak acak rambut Atira.

Setelah sarapan Kakak beradik itu berangkat ke pemakaman Daniel dan tak lupa membelikan bunga segar untuk menggantikan bunga yang sudah layu, mereka berdoa dan membersihkan sisa bunga yang sudah kering.

Hendri sudah berjanji akan mengajak Atira jalan jalan dia bersedia menemani adiknya dan menghabiskan waktu bersama.

...----------------...

Dua bulan berlalu...

Atira sudah mulai menata hidupnya kembali, dia sengaja menyibukkan diri agar tidak terlalu berlarut dalam kesedihan. Walaupun masih melekat erat sosok Daniel di matanya. Tidak ada lagi senyum lebar, gurat ceria, manik mata berbinar. Semua seperti ruang kosong, usang dan rapuh.

"Atira hari ini kamu kemana ?" Tanya Winda

"Kaya biasa Win, pulang kerja aku ke butik menyelesaikan pekerjaanku di sana, karena sekarang mama menyerahkan butik itu sama aku."

"Apa kamu gak capek? Kamu harus jaga kesehatan loh dan jangan sampai terlalu capek." Nasehat Winda menatap sedih pada sahabatnya.

"Iya aku ngerti, aku masih senang menjalani semua ini " Atira tersenyum meyakinkan.

Tiap hari gadis itu selalu menyibukkan diri setelah pulang bekerja, dia langsung ke butiknya. Nyonya Nila sudah menyerahkan butiknya pada Atira, ia tidak ingin melihat putrinya yang selalu murung dan sedih . Mungkin jika Atira sibuk sedikit akan mengurangi kesedihannya begitulah pemikiran Nyonya Nila.

Atira selalu mengisi kerinduannya pada hal -hal yang disukai Daniel. Seperti lagu kesukaan, makanan favorit, warna favorit, berkunjung ke pemakaman Daniel bila akhir pekan.

Atira mulai bisa menata hidupnya kembali, sesekali ia berkunjung ke restoran Nyonya Rita untuk melepas rindu agar saling menguatkan serta berbagi cerita, karena Nyonya Rita sudah menganggap Atira seperti putrinya sendiri terlepas dari sebagai calon tunangan anaknya yang telah tiada, kasih sayang selalu ia curahkan untuk Atira. Nyonya Rita juga mulai pelan pelan menerima kepergian Daniel walau berat awalnya.

...----------------...

Pagi hari yang cerah menembus tirai jendela kamar Atira, alarm berbunyi nyaring. Segera ia bangun dan membersihkan diri, memakai stelan kerja warna hitam dan celana panjang serta polesan make up natural membuatnya tampil elegan, tegas dan berwibawa.

"Selamat pagi semua nya." Atira menyapa keluarga seraya berjalan menuju meja makan.

"Selamat pagi." Jawab Hendri

"Selamat pagi princess."

Mereka makan dalam diam hanya suara dentingan sendok di piring yang terdengar, mereka menerapkan makan dengan tenang ketika dimeja makan karena, setelah itu mereka ada waktu khusus bercengkrama dengan keluarga.

"Ma, Pah. Aku berangkat" Atira berpamitan disusul juga sama Hendri dan Tuan Yudha untuk kerumah sakit.

...----------------...

Semua karyawan sudah berdatangan. Persiapan matang untuk penyambutan presdir baru beberapa bulan lalu yang. bertepatan dengan musibah di alami Atira di batalkan. Karena presdir pengganti masih menyelesaikan beberapa pekerjaan lain sehingga semuanya tertunda. Atira sangat bersyukur karena musibah terjadi membuat pekerjaannya terbengkalai, belum lagi susana hati yang tidak baik sangat mengganggu konsentrasi.

"Selamat pagi semuanya."

"Selamat pagi Atira."

Mereka memulai berkutat dengan pekerjaan yang sedikit menumpuk karena pergantian presdir baru dua bulan lalu batal, ada kendala anak cabang perusahaan di luar negeri . Hingga presdir baru itu menunda kepulangannya.

Diana manajer divisi pemasaran mengetuk pintu kaca ruangan Atira dan kawan kawan.

"Perhatian semuanya setelah jam makan siang, kita akan ada meeting tentang pembahasan peluncuran produk baru perusahaan kita." Gadis yang berusia dua puluh sembilan tahun itu menatap satu persatu bawahannya.

"Iya Bu Diana terimakasih sudah datang kesini, harusnya ibu memanggil salah satu dari kami keruangan." Sahut Atira sopan.

"Enggak masalah karena saya ada perlu diluar jadi, sekalian mampir kesini." Balas Diana sambil berlalu keluar dari hadapan ruangan itu

Terpopuler

Comments

Sept September

Sept September

semangat kakakkkk 🤗

2020-08-04

1

Sugianti Bisri

Sugianti Bisri

semangat ya

2020-07-26

1

akun nonaktifkan

akun nonaktifkan

5 like dulu yaಡ ͜ ʖ ಡ

Mampir karyaku ya likebacknya🥺

2020-07-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!