Duka keluarga

Disepanjang perjalanan ke rumah sakit Nyonya Rita terus menangis, ia tak percaya jika putra semata wayangnya telah meninggalkannya dengan secepat ini. Begitu juga Tuan Armand, ia masih belum percaya sebelum melihat kebenarannya. Dirinya masih berharap jika kabar yang didengar adalah sebuah kebohongan.

...----------------...

Kilas Balik

Daniel singgah ke toko perhiasan sengaja membelikan hadiah buat kekasihnya, ia pulang ke rumah dan menggantikan bajunya dengan jas putih warna senada dengan Atira.

Sebelum malam pertunangan Atira menitipkan jas itu kepada calon mertuanya. Atira sengaja merancang pakaian pertunangan itu dengan tangannya sendiri .

Daniel terlihat sangat tampan memakai jas itu dengan poni menutupi wajahnya yang putih bersih sugguh menambah aura ketampanannya, dia masuk ke mobil dan mulai melaju tiba - tiba diperjalanan, Daniel teringat dengan hadiah yang dibeli untuk Atira ketinggalan di rumah, ia kembali ke rumah untuk mengambil hadiah itu.

Daniel melihat jam ditangannya sudah hampir jam setengah 8 malam, ia memutuskan menggunakan motor agar terhindar dari kemacetan. Daniel pun memulai perjalanannya ketika di lampu merah ada truk besar melaju kencang, karena sopirnya berfikir masih sempat sebelum lampu berubah merah, sopir itu melaju dengan kencang tepat pada saat motor Daniel bergerak karena sudah lampu hijau,

Motor Daniel ditabrak truk besar itu hingga terpental jauh, laki-laki itu terseret dibawah truk hingga beberapa meter warga yang melihat langsung berhamburan menolong Daniel dan mengamankan sopir truk yang hendak melarikan diri. Namun Daniel tidak dapat tertolong, dia meninggal ditempat .

Kilas Balik Selesai

...----------------...

Orang tua Daniel langsung berlari ke arah ruang jenazah, nampak sosok yang mereka cari terbujur kaku di atas ranjang sudah tertutup kain putih dari kepala hingga kaki. Tubuh itu kaku, terdiam tanpa gelombang nafas di dada. Keadaan itu sulit di mengerti, merampas semua afeksi, menghancurkan semua harap. Membunuh setiap persendian, merenggut kuasa paru-paru untuk bernafas. Membiarkan jejak telaga air yang tumpah ruah dari pelupuk mata.

Nyonya Rita tak kuasa menahan tangisnya jatuh pingsan di pelukan Tuan Armand, melihat keadaan istrinya seperti itu, beliau juga menangis. Apalagi melihat anaknya yang sudah tidak bernyawa.

Sampai di rumah sakit, Atira masuk dikamar jenazah. Gadis itu membuka kain penutup tubuh Daniel. Nampak wajahnya pucat dan sudah dingin, bekas luka - luka yang dialaminya sudah dibersihkan. Fakta di depan mata belum membuat Atira percaya jika kekasihnya telah tiada. Dan di atas brankar itu raga tanpa nyawa.

Atira menyentuh wajah Daniel. "Sayang ayo bangun kenapa kamu tidur ? Ini'kan malam pertunangan kita, kenapa kamu disini ?" Gadis cantik itu tidak menangis masih menolak kenyataan yang ada. Jari-jarinya gemetar menggerakkan tangan Daniel. "Kamu diam sayang, ayo dong ngomong ! Kamu sakit ya ? wajah kamu juga pucat, badan kamu juga banyak lukanya. Ayo kasih tahu yang mana sakit ? Biar Kak Hendri bantuin kamu, Kakak mau'kan ngobatin Daniel ?" Atira tersenyum melirik ke arah Hendri yang tidak bersuara dengan linangan air mata melihat tingkah adiknya. "Sayang ayo bangun, kenapa kamu gak pakai baju ? Jas kamu kemana ? Badan kamu dingin sekali." Gadis itu memeluk tubuh Daniel. "Ma, tolong ambilkan baju Daniel di mobil ya, biar aku yang memakaikannya kasian dia kedinginan." Atira mencium wajah Daniel dengan titik air mata. Perasaannya mulai tak nyaman ketika tubuh itu di pelukan tak bereaksi apa-apa.

Nyonya Nila yang mendengar dan melihat sikap Atira menangis sejadi jadinya. Semua keluarga dan sahabat menangis melihat Atira, Nyonya Nila memeluk putrinya yang terpukul dengan erat, rahangnya seolah terkunci untuk berkata - kata. Isak pilu kehilangan bersahut-sahutan, merasa tak kuasa dengan keadaan Hendri mengayun kaki keluar dari ruangan.

"Sayang dengar mama, sekarang Daniel sudah tidak ada. Daniel sudah tidak bersama kita lagi, ikhlaskan dia. Kamu harus belajar menerimanya." Nyonya Nila memberikan pengertian pada putrinya.

Mendengar itu Atira mulai terisak bertambah gemetar. "Tidak mungkin Ma, dia hanya demam dan kedinginan tadi'kan hujan lebat, pasti dia naik motor makanya kebasahan dijalan." Atira mengusap pucuk kepala Daniel dan mencium keningnya. "Sayang, bangun ayo kita pulang ! Aku yang merawatmu di rumah biar cepat sembuh. Daniel bangun sayang, bangun jangan tidur terus, jangan pergi sayang. Ayo bawa aku bersamamu Daniel." Atira menangis histeris karena tidak ada jawaban dari Daniel, dia mulai panik dan mengguncang tubuh Daniel agar bangun tapi nihil.

Hendri mendengar suara Atira masuk keruangan itu, Tuan Yudha menyuruh Hendri memberikan suntikan penenang buat Atira yang sudah meraung menangis. tak berapa lama gadis itu mulai tenang karena lelah menangis dia pun tertidur di samping jenazah Daniel .

...----------------...

JANGAN LUPA TINGGALKAN LIKE & KOMEN YA TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA 🥰 SEMOGA SUKA DENGAN CERITANYA 😍

Terpopuler

Comments

al-del

al-del

semoga Husnul khatimah Daniel 🤲

aku mampir Thor...🙏

2022-10-11

0

White Lily

White Lily

😭😭😭😭😭

2021-10-13

2

Christien Atmoko

Christien Atmoko

bru awal dh bkin mewekkk thor...😭😭😭😭

2021-05-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!