Malam pertunangan

Hari pertunangan Daniel dan Aitra tinggal dua hari lagi. Mereka berdua sama sama sibuk dengan pekerjaannya, begitu pun Nyonya Rita dan Nyonya Nila. Mereka berdua sibuk mengurus acara pertunangan anak - anak nya itu, mereka tidak mau ada kekurangannya di hari H

Karena pertunangan ini tidak hanya menyangkut dua keluarga, tapi juga teman dan kolega bisnis mereka. Selain Tuan Armand seorang presiden direktur perusahaan nya, Dokter Yudha juga pemilik rumah sakit tempat Daniel dan Hendri bekerja.

Para istri mereka ingin pertunangan anak nya diketahui banyak orang, agar tidak ada yang jadi pelakor dan pebinor bila sudah tahu bahwa mereka sudah bertunangan dan segera melangsungkan pernikahan.

...----------------...

Perusahaan Pratama

"Atira bagaimana persiapan penyambutan presdir baru ?" Tanya Manejer.

"Sudah hampir selesai, Bu."

"Baiklah, jangan sampai ada kesalahan yang membuat kita malu." Tegas Manejer itu

Diana, Manejer tempat divisi Atira. Dia sosok ambisius. Selalu ingin terlihat sempurna. Baik dari tampilan nya maupun pekerjanya. Dia tidak menyukai keterlambatan.

"Ra, kenapa masih kerja ? Bukannya dua hari lagi pertunangan kamu." Tanya Winda sahabat Atira yang bekerja satu divisi.

"Iya, sebentar lagi juga aku minta izin." Jawab Atira masih membalik kertas yang disodorkan Diana tadi.

"Oh iya, presdir kita yang baru. Satu minggu lagi masuk, gimana persiapannya sudah selesai ? " Tanya Rina juga sahabat Atira. Meski memiliki nafsu makan yang tinggi tapi tubuhnya tidak pernah gemuk.

"Iya sedikit lagi."

Mereka lanjut bekerja seperti biasanya, makan siang di kantin dan kembali bekerja itulah dilakukan tim Divisi penjualan, Selama 5 tahun mereka bekerja persahabatan itu pun tetap terjalin dan semakin hari tambah erat, sedih bahagia tetap bersama.

...----------------...

Hari pertunangan tiba, semua orang sudah bersiap dan berkumpul di kediaman Dokter Yudha Mauhan. Nampak keluarga sudah bersiap dari pihak Tuan Armand pun juga sudah tiba, hanya Daniel yang belum terlihat.

Jam sudah menunjuk pukul 19:00 malam, acara belum dimulai karena menunggu Daniel. Atira sangat cantik dan elegan mengenakan dress putih tanpa lengan dan bandana yg melingkar di atas rambutnya yang hitam terurai, teman - temannya sudah lengkap dan sudah hadir di sana. Atira sangat cemas karena Daniel belum juga datang, teman - temannya ikut menenangkannya dengan alasan Daniel terjebak.

Atira mencoba untuk menelpon Daniel. Tapi tidak ada jawaban dari kekasihnya itu, waktu sudah menunjuk jam 8 malam. Sudah terlewat satu jam dari acara yang ditentukan. Daniel juga belum datang, Atira keluar dari rumah dan melihat cuaca sedang kurang baik seperti akan turun hujan lebat, keluarga mereka nampak gelisah para undangan mulai bertanya kapan acaranya dimulai? karena hari sudah agak malam sebagian para undangan ada yang pamit pulang tak lama hujan turun sangat lebat disertai petir. Daniel juga belum datang ditelpon pun tak dijawab .

Ponsel Atira berdering, gadis itu gegas menjawab karena yang tertera nomor sang kekasih. Perasaannya berdebar dibalit cemas yang luar biasa, kristal bening pun ikut meluncur dari sudut mata. Bukan karena pertunangan yang kacau tapi lebih ke rasa takut yang belum bisa di tekan.

"Sayang, kamu dimana ? Acara kita mau dimulai tapi kamu belum sampai." Pita suara Atira bergetar hebat berusaha mentransfer suara yang tercekat di tenggorokan.

"Maaf Nona, saya hanya ingin memberitahu bahwa pemilik ponsel ini. Atas nama Tuan Daniel Andriawan mengalami kecelakaan dan sedang ada di rumah sakit."

Seketika tubuh Atira merosot lumpuh kelantai setelah menerima telepon. Hendri yg melihat Atira segera mendatangi adiknya. Ruang mata gadis itu kosong dengan segala kelumpuhan tendon di tubuh, sesak di rongga dada seketika menghantam dengan dahsyat hingga tak memberi ruang untuknya bernafas.

"Atira, ada apa, apa yg terjadi?" Cecar Hendri. Merasa tak ada jawaban. Ia meraih ponsel yang masih tersambung. "Hallo apa yg terjadi Daniel ?" Laki-laki itu bertanya dengan nada panik.

"Maaf pak, saya hanya mengabari kalau Tuan Daniel mengalami kecelakaan dan sekarang di rumah sakit, kondisinya sudah tidak dapat tertolong."

Hendri terduduk lemas sama seperti Atira tak dapat bersuara seperti kehilangan separuh kesadarannya. Ponselnya tergeletak begitu saja, Dunia kakak beradik itu kosong seketika seolah tak berpenghuni.

Terpopuler

Comments

Sept September

Sept September

semangat kakakkkk 🤗

2020-08-02

1

Kadek

Kadek

Hai kk, aku mmpir nih,
ijin baca novelnya ya,

sekalian titip boomlike
n rate 5

jangan lupa mampir kk ya
~ Melik
~ kisah pendekar ramalan

makasi

2020-07-31

1

Sugianti Bisri

Sugianti Bisri

next

2020-07-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!