Hariku lalui dengan kesedihan, ntah lah apa salah ku dengan nya. Terakhir kali dia menghubungiku kami masih baik baik saja. hingga Telpon dan pesan singkat itu membuat hati ini sakit.
Laki laki yang ku kangumin, laki laki yang mengisi teluk hati ini, setega itu berkata seperti itu kata katanya selalu tergiang giang di pikiran ku.
Sudah seminggu ini aku berdiam diri dikamar, menangisinya laki laki itu. Rasanya masih terasa sakit jika mengingatnya. Ia yang membuat aku terbang tinggi, tapi dengan sekejap ia hempaskan aku.
Bunda dan Ayah selalu mengecek keadaan ku , tapi aku tetap tidak ingin di ganggu. Aku bingung ingin rasa nya marah tapi percuma, jika dia emang tidak mau menghubungiku lagi tak masalah, tapi kenapa kata kata itu harus terlontar dari nya.
Apakah aku seperti itu, apakah salah aku kedapa nya, kenapa ia berubah, aku lelah aku capek. Kepala ku pusing ku dengar bunda dan ayah memanggil nama ku. Tapi pandangan mataku kabur, aku tak bis melihat mereka dengan jelas ku dengar tanggisan bunda memanggil nama ku. Sakit rasanyaaa.
Setelah aku tidak tahu apa yang terjadi, ketika aku membuka mata ternyata berada di rumah sakit. Kata bunda aku kekurangan Cairan mungkin karna seminggu kemarin nafsu makan ku gak ada.
Bunda selalu menemani ku, aku tau bunda lelah tapi ia tidka memperlihatkan nya kepadaku. Ayah laki laki yang tegar itu pun ku lihat ia menangis dalam doanya.
Sejak pulang dari rumah sakit aku sudah tak akan memikirkan lagi masalah masalah sebelumnya . Melupakan apa yang terjadi, aku merasa tak memiliki salah disini, Ku ubah penampilan. Bunda dan Ayah bingung melihat perubahan yang terjadi pada ku, gadis yang biasanya selalu memakai dress dan make up tipis berubah menjadi gadis tomboy.
Ayah:" Anak ayah mau kemana"
Ica:" Ica mau ke kampus ya" {jawabku datar)
Perubahan sikap ini membuatku nyaman, aku merasa emang seharusnya aku seperti ini. Ketika aku memutuskan untuk pindah ke apartemen, awalnya Ayah dan Bunda menolak tapi akhirnya mereka menyetujuinya.
Ayah:" Ayah gak setuju ca kalo kamu tinggal disana sendirian"
Ica:" Terserah ayah, aku akan tetap pindah"
Bunda:" Tapi nak"
Ica:" Ica mau mandiri Bun, Ica mau hidup sendiri."
Setelah perdebatan mereka tetap menyetujui ku untuk pindah ke Apartemen. Sebulan sudah aku menyendiri disini, ntahlah perasaan jadi lebih nyaman semua akses sudah ku blokir, hanya orang orang tertentu yang ku hendaki yang bisa menghubungiku.
Semuanya sudah ku lupakan bayang bayang bersama nya pun juga, sahabat sahabat ku banyak yang bingung dengan perubahan ini.
Aku jadi lebih diam, cuek, dan tak suka keramaian.
Saat aku sendirian di taman Uci dan Beni datang menhampiri mereka mengajak ku kumpul dikantin. Sejujurnya aku sudah malas untuk berkumpul dengan mereka karna terkadang mereka masih suka membahas masa lalu menyebut nama orang yang malas ku denger. Tapi aku juga rindu kumpul bareng mereka. Ajakan Uci dan Beni ku terima kami berjalan bersama ke kantin, ku lihat sahabat ku lainnya sedang bercanda, jujur aku rindu semuanya.
Mereka asyik bercerita hingga tiba tiba mereka membahas dia, rasanya aku ingin teriak dan berkata ke mereka semua please jangan bahas dia lagi, dengan cuek nya aku meninggalkan para sahabat sahabat ku.
ku dengar mereka memanggilku, tapi aku tetap saja tidak menoleh ke arah mereka. Aku bosan mendengar namanya. Aku ingin melupakan nama itu. Setelah dari kampus meninggalkan mereka aku langsung pergi ke Apartemen menenangkan pikiran aku butuh sendiri.
###
Ini khusus isi hati yang di alamin Annisa yaaa,.
terimakasih buat kalian semua
kasih komen, like, atau vote juga yaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
ayyona
jempol lg
2020-08-15
0
Ana Endra🍌
semangat kak lanjut
2020-04-18
1