...............................
Hari ini, Mahen Kakak Gavin tunangan. Orang tua Gavin mempersiapkan acara ini dengan matang. Segala keperluan dari dekorasi, cathering, sampai keamanan juga sudah disiapkan.
Acara memang sengaja di selenggarakan di rumah saja. Karena rumahnya cukup besar pasti cukup menampung semua undangan. Pak Indra mengundang semua kolega-kolega bisnisnya. Keluarga dekat juga sudah dihubungi.
Sore harinya, Gavin pulang kuliah langsung menuju kamarnya. Dia juga mau mempersiapkan diri. Acaranya dimulai pukul tujuh malam. Tapi, dia ingin menjemput Bu Ratih lebih awal. Tadi di kampus kalau sekitar jam enam an dia harus siap. Mungkin dia akan memperkenalkan kekasihnya itu pada Papanya.
.
.
Dikediaman Bu Ratih, kini dia sudah siap-siap untuk pergi ke acara Kakaknya Gavin. Kali ini Bu Ratih menggenakan dress panjang warna pastel. Rambutnya di sanggul kecil sehingga terlihat kalung mungil yang melingkar di lehernya yang jenjang dan putih. Anting kecil tidak lupa supaya tambah keliatan perfect. hils war hitam tidak lupa. Bu Ratih terpesona sendiri ketika melihat dirinya di cermin. Cantik juga. Dia sudah minta ijin Mamanya. Tapi, Kakaknya nggak tahu kalau dia mau pergi dengan Gavin.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam. Dia menunggu Gavin di teras. Tak selang lama munculah mobil mewah warna hitam memasuki halaman Bu Ratih. Dia heran ini mobil siapa, Karena belum pernah melihatnya. Seno nggak mungkin. Bathin Bu Ratih penasaran.
Kemudian keluarlah laki-laki dengan pakaian rapi. Stelan jas warna hitam, dipadu dengan tambahan dasi yang semakin menampakkan kegantengan seorang Gavin.
"Kamu Vin,?"
"Kenapa, pangling ya? ganteng kan, sayang.?"
"Huussss..! iya, kamu keren. Tadi itu aku pikir siapa. karena bukan mobil yang biasanya."
"Ini mobil Papaku, mobilku masih di bengkel. Aku sama sopir kok."
"Kita berangkat sekarang.?"
"Pamit dulu sama Mama kamu,"
"Mama pergi sama Winda. Jadi kita langsung aja."
"Kakak kamu ada.?"
"Mas Bagas belum pulang. Kata Mama sih dia pulang kantor langsung ada acara."
"Jadi kita langsung berangkat.?"
"Iya."
"Okey, kita berangkat sekarang."
Gavin menggandeng tangan kekasihnya itu, lalu membukakan pintu. Dia dan Gavin duduk bersebelahan, karena dia pake sopir.
Dalam perjalanan ke rumah tak henti-hentinya Gavin memuji kecantikan kekasihnya itu. Sesekali di selingi candaan sampai-sampai Pak Narto sopirnya ikut ketawa.
Tak terasa akhirnya sudah sampai rumah Gavin. Begitu turun dari mobil, Bu Ratih membelalakan matanya nggak percaya. Ini rumah apa istana. Tumah yang begitu besar dan mewah. Halamannya luas banget. Gavin memperhatikan kekasihnya yang masih takjub dengan pemandangan dilihatnya.
"Ayo, masuk sayang.!"
"Oh.. iya..iya..!"
Gavin lalu menggandeng tangan kekasihnya itu memasuki rumahnya. Didalam rumah belum ada tamu yang datang. Hanya keluarga dekat saja. Gavin mengajak Bu Ratih bertemu keluarganya.
Kebetulan di ruang tengah ngumpul keluarganya.
"Pa..., kenalin ini Ratih yang Gavin ceritain kemarin.!"
"Emm.. Indra Papanya Gavin." ucap Pak Indra sambil mengulurkan tangannya.
"Saya Ratih, Pak.!" jawab Bu Ratih sambil mencium punggung tangan Pak Indra.
Setelah itu dia beralih ke Mamanya. semua disalaminya satu persatu.
"Kak Mahen belum datang, Ma?"
"Masih dijalan, Nak.!"
"Oh.."
"Kamu ajak Nak Ratih duduk dulu sayang, sambil nunggu acaranya dimulai." ucap Mamanya.
Gavin mengangguk sambil mengajak Bu Ratih ke teras samping yang menghadap taman. Rumah Gavin begitu besar jadi banyak tempat yang bisa digunakan untuk duduk.
"Vin, Papa kamu baik, ya? tadi aku takut lho misal aku ditolak.!" ucap Bu Ratih.
"Papaku memang baik, Tih. Sia tidak memandang orang dari status sosial. Kamu masih beruntung Tih, masih punya rumah dan keluarga. Calon Kakak iparku ini anak Yatim piatu. Dia dibesarkan di panti asuhan.
Kak Mahen ketemu dia saat kantor Papa mengadakan bakti sosial ke yayasan dimana dia tinggal. Namanya Kinanti, dia wanita anggun, pinter, serta ulet. Sekarang dia menjadi pengurus di Yayasan tersebut. Papa juga suka dengan Kak Kinan karena pribadinya. Makanya acara tunangan ini diadakan dirumahku. Karena Kak Kinan tinggalnya di Yayasan." jelas Gavin.
"Keluarga kamu baik banget, ya Vin?"
"Biasa aja Tih, memang kita kan harus berbagi kepada yang nggak mampu.?"
"Kamu juga akan seperti Kak Kinan.?" ucap Gavin sambil mengedipkan matanya.
"Kamu ngomong apa sih.?"
"Aku ngomong beneran, sayang.?"
"Tapi aku takut, Vin!"
"Kamu, nggak usah takut. ada Gavin!"
"Aku, takut kalau aku tetap menentang Mas Bagas, maka Seno akan membatalkan semua kerja sama yang sudah berjalan. lalu perusahaan Papa gimana.?"
"Apa.!! Seno bilang begitu?"
"Kata Mas Bagas yang bilang seperti itu sih Papanya. Bukan Seno nya?"
"Jadi ini ada andil dari Papanya Seno juga.?!"
"Sepertinya sih begitu."
Gavin terdiam setelah mendengar kata-kata Bu Ratih. Tega banget sih keluarga Seno, memanfaatkan kelemahan orang. Pebisnis macam apa itu. Batin Gavin.
Tiba-tiba pembantunya Gavin memanggil.
"Den, dipanggil Nyonya. Katanya acara mau dimulai."
"Makasih Bi...."
Kemudian mereka berdua berjalan menuju tempat acara. Ternyata sudah kumpul para undangan. Sudah hampir pukul tujuh. setelah dirasa siap. Maka acaranya pun dimulai. Pembawa acara membuka acara itu. Acara demi acara dilalui dengan lancar sampai puncak acara yaitu tukar cincin.
Kinanti begitu anggun dengan balutan kebaya warna marun dipadu dengan bawahan batik. Terlihat sederhana namun elegan. Begitu juga dengan Mahen memakai stelan jas warna senada. Begitu tampan memang anak Pak Indra wijaya ini.
Semua para undangan bertepuk tangan memberi selamat. Tak terkecuali rekan-rekan bisnis Mahen dan Papanya. Tapi, ada sosok yang nggak asing dimata Gavin. Dari tempatnya berdiri dia melihat dua laki-laki yang sedang asyik ngobrol. Iya benar, itu Mas Bagas dan Seno. Kebetulan kalau memang diundang Papa. Nanti akan aku kasih kejutan buat kalian.
Setelah acara tukar cincin. Tiba-tiba Pak Indra wijaya minta waktu sebentar.
"Selamat malam semuanya. maaf, saya minta waktu sebentar buat sampaikan sesuatu kepada rekan-rekan semua. terima kasih telah datang ke acara tunangan anak saya. Disamping itu saya akan umumkan juga, bahwa Gavin anak saya yang kedua akan memegang salah satu cabang perusahaan saya. Saya akan tempatkan di Jakarta juga cuma yang dikantor cabang. Kebetulan kantor itu sekarang lagi ada proyek besar dengan perusahaan saudara Bagas.
Kebetulan orangnya saya undang juga. Saya minta mohon saudara Bagas untuk maju kedepan. Dan Gavin tolong, kamu juga kesini. Oh ya..ajak sekalian Ratih." jelas Pak Indra.
Semua para tamu bertepuk tangan dengan meriah. Tapi, tidak dengan Bagas dan Seno. Kedua orang itu saling pandang dengan wajah yang bener-bener terkejut. Mereka baru tahu kalau Gavin adalah putera dari pemilik WIJAYA'S GROUP.
Dengan wajah masih nggak percaya, akhirnya Bagas berjalan menuju tempat dimana Pak Indra berdiri. Begitu juga dengan Gavin berjalan menuju Papanya diikuti Bu Ratih dibelakangnya.
Sekarang berdiri semua disitu. Ada Gavin beserta Ratih, Pak Indra, lalu Bagas.
"Vin, kamu yang nantinya akan bekerja sama dengan perusahaan saudara Bagas. berhubung kuliah kamu belum selesai, jadi sementara masih Papa handle. begitu selesai, kamu yang akan terjun." ucap Pak Indra.
"Baik, Pa!"
"Oh ya, mungkin rekan-rekan disini bertanya-tanya, siapa wanita di sebelah Gavin. maka akan saya jawab, dia adalah calon menantu saya yang kedua. Dia pacar anak saya.!" Ucapan Pak Indra begitu lantang.
Bagas sontak langsung melotot ke arah Bu Ratih. Adiknya pun membalas dengan tatapan tidak mengerti dengan semua ini. Tapi, semua itu masih ditahan.
Gavin juga tak kalah terkejut ketika Papanya bicara seperti tadi. Itu memang sesuai dengan impiannya. Tapi, dia juga takut dengan efeknya. Pasti Bu Ratih yang akan jadi bulan-bulanan Kakaknya itu. Gavin bingung antara harus senang atau takut...
Next...............(16)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Ainur Ruhana Tias
ah papa keren deh. love2 lah buat papa gavin. 😘😘
2020-05-20
4
Fitri Sasa
lanjut
2020-04-13
1