............................
Siang ini, dikantor Bagas ada meeting dengan para investor. Termasuk Seno juga datang. Sebelum meeting dimulai, Seno dan Bagas ngobrol diruangan Bagas.
"Gas, gimana tanggapan Ratih soal perjodohan ini? tanya Seno.
"Soal Ratih, itu apa kata gue Sen, percaya sama gue pasti kalian menikah." jawab Bagas
"Bukannya gue nggak percaya, tapi sikap Ratih sama gue semakin hari semakin dingin." jelas Seno.
"Iya juga Sen, sama gue sekarang juga berani ngelawan. Sejak kenal anak ingusan itu, Ratih jadi nggak kayak biasanya." jawab Bagas.
"Bokap gue bilang, kalau perjodohan ini sampai gagal, mending kerja sama kita juga sampai disini saja." ucap Seno.
"Elo jangan becanda gitu Sen, tenang saja kalian pasti nikah kok.!" jawab Bagas meyakinkan.
"Okey, gue percaya ama loe.!" jawab Seno.
"Okey..!"
Percakapan mereka berhenti, ketika pintu ruangan diketuk.
"Maaf, Pak Bagas meetingnya mau di mulai." ucap sekretaris Bagas.
"Okey,!" jawab Bagas.
Akhirnya keduanya keluar ruangan menuju ruang meeting yang ada di lantai atas. Ketika masuk lift mereka bertemu dengan orang-orang dari WIJAYA'S GROUP. Perusahaan property terbesar di Indonesia. Seno berbisik ke Bagas.
"Gas, itu kan INDRA WIJAYA raja saham yang sangat disegani.!" tanya Seno.
"Iya Sen, itu Pak Indra wijaya. Beliau memang berminat dengan proyek kita." sahut Bagas pelan.
"Oh gitu..."
Setelah semua memasuki ruangan meeting, termasuk Pak Indra wijaya dan rekan. Ruangan itu lumayan besar memang sengaja digunakan untuk meeting-meeting besar. Ketika semuanya sudah hadir maka dimulailah meeting tersebut. Bagas sebagai tuan rumah membuka meeting tersebut. Dengan lihai Bagas memberikan presentasi. Semua yang hadir di forum manggut-manggut dengan proyek yang ditawarkan perusahaan Bagas.
Akhirnya setelah melalui perundingan yang matang, proyek yang ditawarkan perusahaan Bagas deal kerja sama dengan WIJAYA'S GROUP.
.
.
Di rumah sakit keadaan Gavin belum bisa diketahui karena sekarang operasinya masih berjalan. Mamanya Gavin dan Mahen menunggu dengan cemas diluar ruang operasi. Karena Papanya lagi ada meeting penting, jadi nggak bisa nemenin.
kreeeett...
suara pintu ruangan dibuka. keluarlah Dokter dan perawat.
"Keluarga saudara Gavindra..!" panggil Dokter itu.
"Iya, Dok. saya Kakaknya dan ini Mama saya.!" jawab Mahen.
"Maaf, sebelumnya Mas, Bu..., operasi tidak berhasil. Jadi disarankan untuk membawa pasien ke luar negeri. Karena kasus yang dialami saudara Gavindra ini lumayan rumit. Memang awalnya cuma patah aja, tapi ternyata di kakinya ada semacam luka dalam yang sudah parah. Takutnya kalau nggak segera ditangani semakin memburuk dan bisa-bisa diamputasi." jelas Dokter.
Spontan Mahen dan Mamanya kaget. terlebih Mamanya menangis histeris. Mahen mencoba menenangkan Mamanya.
"Tapi, adik saya nantinya bisa berjalan kan, Dok?" tanya Mahen.
"Iya, tetap bisa berjalan dengan terapi yang rutin. Saya sarankan jika memang dibawa ke luar negeri, untuk terapinya sekalian di rumah sakit tersebut. kualitasnya bagus kok. Saya jamin." jawab Dokter itu.
"Okey, makasih Dok.!" ucap Mahen.
"Saya, permisi dulu." sahut Dokter itu.
Kwmudian Mahen mengeluarkan gawainya. Dia menghubungi Papanya. Tapi, sebelum sampai menelfon, ternyata Pak Indra sudah datang.
"Gimana Hen, operasi adikmu berhasil?"
Mahen terdiam. Dia nggak berani jawab.
Apalagi Mamanya dari tadi nangis terus. Pak Indra dibuat bingung dengan sikap istri dan anaknya. Mahen menggelengkan kepala.
"Operasinya nggak berhasil Pa, kita disarankan membawa Gavin ke luar negeri.!" jawab Mahen.
Pak Indra terdiam. Dia tidak bisa membayangkan keadaan Gavin. Sia harus melakukan yang terbaik buat anaknya.
"Mahen, sekarang kamu temui Dokter tadi. Dan kita bawa adik kamu ke singapura." ucap Pak Indra.
"Baik Pa.!"
"Kita semua ikut, termasuk kamu Hen!"
"Kantor gimana Pa, kalau Mahen dan Papa ikut ke Singapura.?" tanya Mahen.
"Kantor serahin sama sekretaris Papa. bilang semua skedul meeting ditunda dulu sampai pemberitahuan dari saya." jawab Pak Indra.
"Baik Pa."
"Mama, telfon Tiur. temennya Gavin itu, bilang Gavin mungkin cuti dulu, sampai dia bener-bener pulih.!" tukas Pak Indra.
"Iya Pa."
Setelah semuanya beres. akhirnya mereka terbang ke Singapura. berapa bulan Gavin dirawat belum tahu. semuanya menunggu keadaan Gavin sembuh total.
.
.
Keesokan harinya, di Kampus. Tiur mencari Bu Ratih di ruangannya. Setelah berputar-putar mencari kemana-mana.
"Bu Ratih, saya kesini untuk memberi tahu Bu Ratih soal Gavin." ucap Tiur.
"Memang ada apa dengan Gavin.?" jawab Bu Ratih.
"Gavin, dibawa ke Singapura oleh keluarganya. Karena operasinya kemarin nggak berhasil.!" jelas Tiur.
"Apa.!! tapi dia nggak apa-apa kan?" tanya Bu Ratih.
"Saya juga belum tahu yang sebenarnya Bu, kemarin saya di telfon Mamanya untuk mengabari ini. Katanya sekalian sampaikan ke Bu Ratih juga." ucap Tiur.
"Ya ampuun Gavin.!! kenapa kok jadi seperti ini." ucap Bu Ratih lirih.
"Yang sabar, ya Bu?" sahut Tiur.
"Iya Tiur, makasih ya..?" ucap Bu Ratih.
"Sama-sama Bu."
"Kasih tahu saya kalau ada kabar dari Gavin." ucap Bu Ratih lagi.
"Siap Bu, sekarang saya ke kelas dulu." ucap Tiur.
Tiur meninggalkan ruangan Bu Ratih. Dia masih nggak percaya kalau keadaan Gavin jadi seserius ini. Mudah-mudahan Gavin baik-baik saja.
(***)
Satu minggu sudah Gavin dirawat di Singapura. Sore ini Bu Ratih ngobrol-ngobrol sama Mamanya. Memang Bu Ratih kalau cerita soal Gavin hanya ke Mamanya.
"Gimana, Nak keadaan Gavin?"
"Belum ada kabar lagi, Ma! terakhir Ratih dengar dari Tiur temennya Gavin. Kalau operasinya berhasil. Sekarang tinggal pemulihan dan terapi saja." jawab Bu Ratih.
"Ya, semoga lekas sembuh. Biar bisa beraktivitas kembali." ucap Mamanya.
"Makasih Ma," jawab Bu Ratih.
"Gavin itu orang tuanya jadi apa Tih, pasti orang kaya ya, secara anaknya sakit dibawah ke luar negeri." tanya Mamanya.
"Papanya Gavin pengusaha sukses Ma, dia pemimpin WIJAYA'S GROUP." jawab Bu Ratih.
"Apa.! WIJAYA'S GROUP.? itu kan perusahaan property yang terkenal itu kan?" tanya Mamanya lagi.
"Iya Ma."
"Pantesan mobilnya bagus ya Tih. Waktu nganterin kamu pulang kapan hari itu," ucap Mamanya kagum.
"Ya begitulah Ma, tapi Gavin anaknya nggak sombong kok." jawab Bu Ratih.
"Bagus itu, Nak."
"Tapi, aku nggak tahu Ma soal hubungan Ratih dengan Gavin gimana selanjutnya." ucap Bu Ratih.
"Mama nggak bisa bantu kamu, Nak. karena Mama sudah janji sama almarhum Papamu. Soal masa depan kamu dan adikmu Mama serahkan sama Kakakmu untuk mengaturnya." jelas Mama.
"Iya Ma, Ratih ngerti kok." sahut Bu Ratih.
tiba-tiba terdengar suara Bagas dari dalam.
"Tih, besok tolong temeni Seno ke acara nikahan temennya. Mas Harap kamu tidak menolaknya." ucap Bagas.
"Iya, Mas.!" jawab Bu Ratih.
Mamanya memegang tangan Bu Ratih. Dia mencoba menenangkan anakknya dan meyakinkan untuk mengikuti apa kata Kakaknya.
Next.............. (12).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Alya_Kalyarha
semangat nulisnya kk, udah aku like ya
kalau sempat mampir baliklah ke karyaku "sahabat atau cinta" dan "berani baca" tinggalkan like dan komen ya makasih
2020-06-01
2
Fitri Sasa
lanjut
2020-04-11
1