.......................
Ketika membuka mata, yang terlihat serba putih. Seperti ruangan di rumah sakit. Gavin membuka matanya lebar. Dilihat ada Mama Papanya serta Kakaknya Mahen.
"Aku, dimana ini.?" ucap Gavin.
"Kamu di rumah sakit, Nak. kemarin malam kamu mengalami kecelakaan." jawab Mamanya.
"Vin, kamu ini sebenarnya ada apa, kok sampai seperti ini.?" tanya Papanya.
"Gavin juga nggak tahu Pa, tiba-tiba didepan mobil berhenti mendadak. Ya sudah Gavin banting setir aja. Akhirnya ya begini ini." terang Gavin.
"Makanya kalau bawa mobil jangan ngelamun aja!?" celetuk Mahen.
"Enggaklah..! kamu sok tahu Kak." jawab Gavin.
"Sudah., sudah..., kalian ini masih sempet-sempetnya bertengkar.!" sahut Mamanya.
Ketika Gavin hendak mengangkat kakinya, tiba-tiba ada sesuatu yang ganjil.
"Ma...! kenapa kakiku sulit digerakkan gini. Ada apa sebenarnya ini Ma.!!"teriak Gavin.
"Nggak apa-apa, Nak. Tadi dokter bilang kalau kaki kamu tulangnya ada yang patah, jadi harus dioperasi." jelas Mamanya.
"Ya ampuun.! kenapa jadi begini sih.!!" ucap Gavin sambil menutup mukanya.
"Vin, istighfar..! kamu harus bisa menerima kalau memang ini sudah kehendakNYA. Nggak usah takut, kaki kamu pasti akan segera sembuh. Papa pasti melakukukan yang terbaik buat anak Papa." terang Papanya.
"Iya, Nak. kamu yang semangat, ya?" timpal Mamanya.
Gavin sedikit merasa lega dengan support dari kedua orang tuanya setidaknya akan mengurangi rasa sakit kali ini.
Kira-kira Bu Ratih tahu nggak kalau dia sekarang lagi di rumah sakit. Dia harus menghubunginya. Tapi, Akhirnya Gavin mengurungkan niatnya untuk menghubungi Bu Ratih.
.
.
Sedangkan di kampus, kabar mengenai kecelakaannya Gavin sudah menyebar ke seluruh penjuru kampus. Cewek-cewek yang mengidolakan sosok Gavin pada histeris setelah medengar kabar itu.
Sama halnya si Sherly yang dari dulu ngejar-ngejar Gavin, ikut panik. Padahal dia sama Gavin beda kelas. Dibela-belain dia mencari info sampai ke kelas Gavin.
"Eh..permisi, ada yang tahu nggak Gavin itu dirawat di rumah sakit mana?" Tanya Sherly ke mahasiswa yang lagi bergerombol.
"Kurang tahu mbak. maaf!" jawab salah satu dari mereka.
Kembali Sherly berjalan mencari info. Dengan sedikit berlari Sherly terus menerobos kerumunan mahasiswa yang lagi bergerombol. Sampai dia menabrak seseorang. ternyata itu Bu Ratih.
"Maaf Bu, saya nggak sengaja.!" ucap Sherly.
"Kamu, bukan anak kelas sini, ya? soalnya saya juga belum pernah melihat kamu.!" sahut Bu Ratih.
"Iya Bu, saya anak kelas lain. saya kesini cuma cari info kalau Gavin dirawat di rumah sakit mana?" jawab Sherly.
"Apa..!! Gavin dirawat.?!" ucap Bu Ratih serius. Sherly agak bingung. Kenapa Dosen satu ini begitu kaget setelah tahu kalau Gavin lagi dirawat.
"Iya Bu, menurut info dari temen-temen Gavin mengalami kecelakaan kemarin malam. Tapi, nggak tau dirawat di rumah sakit mana." terang Sherly.
"Okey, makasih infonya." ucap Bu Ratih sambil melangkah meninggalkan Sherly yang nampak kebingungan.
Bu Ratih mencari Tiur. Dia pasti tahu info tentang Gavin.
Mata Bu Ratih menangkap sosok yang dicarinya.
"Tiur,!" panggil Bu Ratih.
Tiur berhenti setelah mendengar ada suara yang memanggilnya. Dilihatnya ternyata Bu Ratih. Muka Tiur langsung menciut setelah melihat wanita dihadapannya ini.
"Bu Ratih, pasti mau tahu kabar soal Gavin, ya Bu?" tanya Tiur sambil memeluk Bu Ratih.
"Iya Tiur, gimana keadaan Gavin sekarang? dia dirawat di rumah sakit mana? tolong, jawab saya Tiur.!!" tanya Bu Ratih cemas.
"Gavin dirawat dibrumah sakit Citra Medika. Tadi Tiur ditelfon Mamanya Gavin. Memang kami berdua sahabatan sejak lama. Jadi keluarganya saya sudah kenal Bu. Gavin besok harus dioperasi karena kakinya patah. Tapi, Bu Ratih tenang saja. Dia pasti mendapat perawatan yang terbaik." terang Tiur.
"Masya Allah...!!" ucap Bu Ratih. Kenapa kamu nggak ngabari aku sih sayang. Apa kamu mau aku nggak kepikiran. Bathin Bu Ratih.
"Bu Ratih, sore pulang kuliah saya sama Seto mau jenguk Gavin. Kalau Bu Ratih mau ikut bareng kita, silahkan gak apa-apa." ucap Tiur.
"Iya boleh, saya ikut kalian aja." jawab Bu Ratih.
"Tapi, kita naik angkot Bu, maklum nggak punya kendaraan. hehe.." ucap Tiur.
"Nggak apa-apa, saya nggak keberatan kok meskipun naik angkot." jawab Bu Ratih.
"Oke Bu, nanti saya tunggu." jawab Tiur.
"Oh ya, Tiur. kamu tadi tiba-tiba meluk saya. apakah kamu__?
"Iya Bu, saya sudah tahu kedekatan Bu Ratih dan Gavin. Memang dari pertama kali bertemu Bu Ratih dia sudah suka sama Ibu. Dia cerita sama saya. Makanya tadi saya terharu pas melihat Bu Ratih." jelas Bu Ratih.
"Kami memang sudah resmi pacaran Tiur, cuma ujian cinta kami sangat besar." ucap Bu Ratih.
"Yang sabar Bu, semua pasti ada jalannya." ucap Tiur.
"Makasih Tiur...."
"Sama-sama Bu, jangan lupa nanti sore saya tunggu." jawab Tiur.
"Oke.!"
.
.
Pulang kuliah akhirnya mereka bertiga menuju Rumah sakit untuk menjenguk Gavin.
Setelah bertanya ke bagian resepsionis akhirnya mereka menuju ruangan dimana Gavin di rawat.
Bu Ratih sengaja berjalan belakangan. Tiur dan Seto masuk duluan.
"Assalamualaikum,! ucap Tiur dan Seto.
"Wa'alaikumsalam.! jawab Mamanya Gavin.
"Tante, gimana keadaan Gavin.?" tanya Tiur sambil mencium punggung tangannya.
"Eh.. Tiur, Seto masuklah.! ucap Gavin.
"Alhamdulilah Gavin tidak apa-apa. cuma kakinya ada masalah dikit." jawab Mamanya.
"Eh iya Vin, gue kesini sama seseorang. mungkin akan mengurangi rasa sakitmu." ucap Tiur.
Gavin menautkan alisnya. Emang siapa. Bathinnya. Tak lama kemudian masuklah perempuan yang baru sehari resmi jadi kekasihnya.
"Ratih..!" kamu barengan sama mereka? ucap Gavin.
"Iya Vin, kamu gimana keadaannya. Aku tadi tahu dari si Sherly. Dia mencari info dimana kamu dirawat." jawab Bu Ratih.
"Sherly.?? ngapain, nggak penting.!" sahut Gavin kesal.
"Kamu, kenapa nggak ngasih tahu aku sih? kamu bikin aku kawatir aja." ucap Bu Ratih.
"Aku nggak mau bikin kamu kawatir, sayang.!" jawab Gavin. Spontan seisi ruangan jadi baper melihat pemandangan didepan mereka.
"Eheem.. kita dianggurin nih.!" celetuk Seto.
"Iya nih, Gavin dari tadi Mama juga nggak dikenalin.?" sahut Bu Hesti.
"Ya ampuuun.. maafin Gavin Ma.!" ucap Gavin.
Gavin menyuruh Bu Ratih mendekati Mamanya.
"Saya Ratih Bu.." ucap Bu Ratih.
"Jadi, ini toh Bu Dosen cantik yang sering kamu ceritakan ke Mama, Vin?" ucap Bu Hesti sambil senyum.
Bu Ratih reflek mencubit lengan Gavin dengan membulatkan matanya kearahnya. Dia sudah malu dibuatnya.
"Iya Ma, dialah wanita itu. Cantik kan Ma,?" sahut Gavin.
"Pantesan kamu tergila-gila, dia cantik Vin." ucap Mamanya.
Kali ini Bu Ratih dibuat salah tingkah karena pujian itu. Seto dan Tiur ikut ketawa menyaksikan ulah temannya itu.
"Oh ya, kalian kesini naik apa?" tanya Gavin.
"Angkot dong boss.. masa naik becak?" jawab Seto.
"Nanti kalian pulang biar diantar sopir Mama aja. Kalau sore susah angkotnya. gimana sayang.?" ucap Gavin sambil melirik Bu Ratih.
"Terserah kamu aja." jawab Bu Ratih.
Sebelum meninggalkan ruangan. Bu Ratih mendekati Gavin.
"Cepet sembuh, sayang.!" bisik Bu Ratih ke telinga Gavin.
"Makasih sayang..." jawab Gavin.
Bu Hesti tersenyum melihat pemandangan dihadapannya. Gavin Ternyata sudah dewasa. Kamu anak baik. Bathin Mamanya..
Next.........(11)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Heny Ekawati
lucu klu beda usia perempuanx yg tua an terasa gimana gitu
2021-08-19
1
Beci Luna
mesrahx dosen cantik...sama mahasiswa ganteng...sama sama pintar...
2021-03-10
0
putrindrani
lanjut
2020-07-01
1