....................
Seketika berdatangan mahasiswa untuk melihat ke tempat kejadian. Gavin masih panik karena Bu Ratih masih belum sadarkan diri.
"Vin, bawa ke klinik kampus aja!" tiba-tiba Seto disampingnya.
Akhirnya Gavin mengangkat tubuh Bu Ratih. Sesampainya di klinik, langsung ditangani petugas. Gavin dan Seto menunggu diluar. Kemudian datang juga Tiur.
"Bu Ratih kenapa.?" tanya Tiur sambil pandangannya ke arah Seto.
"Nggak tahu, Gavin tadi yang tahu duluan." jawab Seto.
"Vin,! elo pasti tahu kenapa Bu Ratih sampai seperti ini, secara kalian akhir-akhir ini terlihat deket." tanya Tiur.
"Tadi pas diparkiran, gue lihat lihat Bu Ratih berjalan menuju pintu keluar. Tapi, tiba-tiba ditengah jalan beliau pingsan." Terang Gavin.
"Eh Vin.! apa ini ada hubungannya dengan kejadian di toilet?" sambung Seto.
"Emang kenapa, Bu Ratih di toilet?" tanya Tiur.
"Gue dikasih tahu Irene, kalau di toilet Bu Ratih habis nangis." jelas Seto.
"Oh, begitu.," sahut Tiur sambil manggut-manggut.
Lalu petugas memanggil kami. mungkin sudah selesai.
"Maaf, siapa yang akan antar Bu Ratih pulang? beliau sudah siuman." kata petugas itu.
"Gavin mbak.! dia yang tahu rumah Bu Ratih." celetuk Tiur sambil mengerlingkan sebelah matanya ke arah Gavin.
Memang soal kedekatan mereka itu tak lepas dari jasa Tiur. Ketiga sahabat itu lalu masuk ke ruangan. Dilihatnya Bu Ratih yang masih terbaring.
"Apa, kalian yang membawa saya kesini?" tanya Bu Ratih.
"Iya Bu, tapi yang menggendong Bu Ratih kesini adalah Gavin." jawab Tiur.
Gavin langsung saja mendelik ke arah Tiur. kenapa mulutnya ember banget. Jadi malu kan. bathin Gavin.
"Makasih Vin..." sahut Bu Ratih.
"Iya, Bu sama-sama."
"Bu, biar Gavin yang mengantar Bu Ratih pulang. lagian hanya dia yang bawa mobil." Tiur kembali bersuara.
"Nggak usah repot-repot. nanti saya bisa minta jemput saja." sahut Bu Ratih pelan.
"Jangan Bu.! saya saja yang antar Bu Ratih pulang. Saya nggak yakin kalau dia yang jemput Bu Ratih, bisa-bisa Bu Ratih pingsan lagi." jawab Gavin spontan.
Kenapa dia jadi kawatir seperti ini. sampai-sampai Tiur dan Seto saling pandang keheranan.
"Kamu bisa aja Vin,"
"Bener Bu, Biar Gavin saja yang antar." sahut Tiur lagi.
Akhirnya Bu Ratih tidak dapat menolak. dia pulang diantar Gavin. Tiur dan Seto mengantar Bu Ratih sampai mobil Gavin.
Setelah itu meluncurlah mobil yang membawa Bu Ratih ke jalanan kota ini. Sesekali Gavin memandangi Bu Ratih.
"Bu,! Bu Ratih kenapa kok sampai pingsan seperti tadi.? Kalau Bu Ratih sakit kenapa masuk?" Tanya Gavin.
"Saya nggak apa-apa kok. mungkin kecapean aja." jawabnya.
"Jangan sampai seperti ini lagi ya, Bu?" ucap Gavin.
"Saya juga nggak tahu kalau bisa pingsan gini. siapa juga yang mau pingsan.?"
"Iya, saya juga ngerti Bu. Tapi, setidaknya jangan bikin orang kawatir.!" jawab Gavin.
"Kawatir.! kamu jangan sok peduli gitu." sahut Bu Ratih ketus.
"Ini yang saya tunggu dari kemarin Bu. Bu Ratih kembali seperti dulu. galak.!" jawab Gavin sambil senyum.
"Kamu, tuh ya.. mahasiswa yang paling nyebelin se kampus.!" jawab Bu Ratih sewot.
"Tapi, saya ganteng kan?" sahut Gavin asal.
"Ih..nggak banget.! kepedean banget sih kamu.?" jawabnya lagi.
"Tapi, suka kan dianter cowok ganteng,?" goda Gavin lagi.
"Apaan sih kamu?" sahut Bu Ratih sambil mencubit pinggang Gavin.
"Aaww..! sudah berani nyubit nih?" sahut Gavin sambil meringis nahan sakit.
"Kamu sih bikin kesel aja. dari tadi ngomongnya ngelantur." ucap Bu Ratih.
"Tapi, saya senang Bu. karena Bu Ratih kembali ceria." jawab Gavin.
"Makasih Vin..." ucap Bu Ratih.
"Sama-sama Bu."
Akhirnya sampailah dirumah Bu Ratih. Gavin memarkirkan mobilnya dihalaman rumah. Gavin langsung cepet turun dan membukakan pintu mobil. Keluarlah Bu Ratih sambil dibantu Gavin.
"Makasih Vin."
Gavin melangkah disamping Bu Ratih. keduanya masuk ke rumah.
Keluarlah perempuan paruh baya.
"Ratih,! kamu kenapa pucet gini, Nak?" tanya wanita itu yang tak lain adalah ibunya Bu ratih.
"Ratih kurang enak badan Ma." Jawabnya.
"Ini siapa, Nak?" tanya Mamanya sambil ngeliatin Gavin.
"Oh..ini Gavin, mahasiswa Ratih Ma. Dia tadi yang nolongin Ratih waktu pingsan." jelas Bu Ratih.
"Kamu pingsan Tih.?" tanya Mamanya.
"Iya Ma, tapi sudah nggak apa-apa kok."
"Terima kasih Nak.?" ucap Mamanya.
"Iya sama-sama Bu."
"Mampir dulu Nak,?"
"Maaf, saya langsung pulang aja. biar Bu Ratih bisa langsung istirahat." jawab Gavin.
"Vin, sekali lagi saya makasih, ya?" ucap Bu ratih.
"Iya Bu, jaga kesehatan ya?" ucap Gavin.
Akhirnya Gavin meninggalkan tempat itu menuju mobilnya. Setelah mobil keluar halaman. masuklah mobil warna hitam. untung saja Gavin sudah pergi.
.
.
Sesampainya dirumah, Gavin mandi lalu rebahan di kamarnya. Kembali dia mengingat kejadian dimobil saat mengantar Bu Ratih. Dimana Bu Ratih sudah kembali ceria. Kamu memang Bu Dosenku yang cantik. Gumam Gavin.
kembali dibuka ponselnya.
'Malam, Bu Dosen cantik.'
'Kamu tuh.! bandel?'
'Biarin, kalau bandel nanti pasti disuruh menghadap ke ruangan lagi.'
'Hehehe.. tuh kan, mulai lagi.'
'Gimana, sudah enakan, Bu?'
'Alhamdulilah udah mendingan kok.!'
'Syukurlah, kalau gitu.'
'Vin, Makasih ya,?'
'Makasih untuk apa?'
'Makasih, karena sudah menjadi temanku.'
'Dengan senang hati saya akan menjadi teman Bu Ratih.'
'Kamu baik banget Vin, nggak seperti dia.'
'Maksud Bu Ratih si Seno?'
'Iya.'
'Udahlah Bu, nggak usah bicara soal dia lagi. Ntar Bu Ratih jadi sedih. Saya nggak suka kalau Bu Ratih jadi sedih.'
'Iya Vin, Maaf?'
'Ya sudah, sekarang Bu Ratih istirahat aja.'
'Okey, nice dream Bu Dosen cantik.'
'sama-sama.'
Sekarang giliran Bu Ratih yang mulai gelisah. Kenapa dirinya selalu tertawa jika disamping Gavin. Anak itu memang bisa aja bikin orang senewen.
.
.
Hari ini libur kuliah. Gavin sengaja bangun siangan. Kemarin semalam begadang mikirin Bu Dosen cantik. Dipandanginya langit-langit kamarnya.
Lalu pandangannya menuju jam dinding ternyata sudah pukul delapan. Busyeet sudah siang ternyata. bathinnya.
setelah selesai mandi dia langsung turun menuju dapur. Karena semalem nggak sempet makan.
"Ma..!"
"Iya, ada apa sayang.?"
"Papa sama kak Mahen mana?"
"Tumben kamu nanyain Papa sama kakakmu?"
"Tadi mereka bilang mau ketemu rekan bisnisnya."
"Ini kan hari minggu Ma?"
"Ketemunya ditempat biasa Papamu main tenis kok.?"
"Oh..kirain dimana gitu."
"Kamu mau sarapan Nak.?"
"Iya Ma."
"Ini Mama siapin. mau roti apa nasi goreng.?"
"Nasi goreng aja Ma. pake telor ya, Ma.?"
"Iya Sayang."
Begitulah keakraban Gavin dan Mamanya. Gavin begitu dimanja. Mamanya selalu telaten meladeni Gavin. Begitu sebaliknya Gavin juga sayang banget sama Mamanya.
"Ma.! gimana, kalau hari ini kita jalan-jalan?"
"Boleh juga tuh!"
"Kita ke Mall yuk Ma, Gavin mau beli sesuatu."
"Oke, Mama mau siap-siap dulu."
"Saya tunggu di teras ya Ma.?"
Gavin lalu menuju teras depan. Mobil lagi dikeluarin sama Pak Narto sopir keluarga nya.
"Ayo sayang, Mama sudah siap.!"
"Oke Ma..!"
Gavin melajukan mobilnya dengan santai. dipandanginya suasana pagi kota ini. langit begitu cerah.
akhirnya sampailah mereka di sebuah Mall. Gavin lalu memarkirkan mobilnya.
Gavin menggandeng tangan Mamanya. Dia memang selalu begitu sama Mamanya.
"Ma, Gavin pingin beli ini untuk Mama."
Gavin menujukkan sebuah sweater warna pastel.
"Bagus ini Nak?"
"Mama suka?"
"Iya, suka!"
"Okey, kita ambil ini."
"Kamu tadi mau beli apa?"
"Ini sudah Ma," Gavin menunjukkan sebuah syal cantik.
"Hmmm..pasti buat Bu Dosen ya.?"
"Mama tahu aja."
"Ya sudah, dibayar sana.!"
Gavin melangkah menuju kasir. Tapi, belum sampai di kasir, matanya menangkap sosok laki-laki yang tak asing. tapi siapa wanita itu..? gumam Gavin..
next............(6).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Sulastri Sulastri
siapa tuh
2022-04-18
0
Heny Ekawati
ketemu gk sih
2021-08-19
0
Beci Luna
lanjut..pasti pacar selingkuhan seno...
2021-03-10
1