"Ma., Gavin naksir ama cewek, tapi dia Dosen Gavin di kampus." ucap Gavin.
"Apa.! Dosen? Mama nggak salah dengar Vin?" tukas Mamanya.
"Iya, Ma., Dosen Gavin." jawab Gavin tanpa dosa.
"Ibu-ibu kamu taksir? yang bener aja Vin?" kali ini Mamanya sedikit serius.
"Enggaklah Ma, dia masih mudah kok. sekitaran seumuran kak Mahen." jawab Gavin enteng.
"Itu sama aja Vin, selisih kamu dengan kakakmu lima tahun. Masa kamu punya pacar yang usianya diatas kamu." ucap Mamanya.
"Cinta tidak mengenal usia, Ma.!"
"Ya, sudahlah. Mama ngikut aja."
"Nah, gitu dong..., Mamaku baik dech.!"
"Kamu, memang anak nakal." ucap Mamanya sambil geleng-geleng kepala.
Gavin lalu meninggalkan Mamanya yang masih duduk. Gavin memang lebih dekat dengan Mamanya. Jadi gak kaget kalau Mamanya selalu mengikuti kemauannya.
Kini Gavin dikamar lagi asyik dengan ponselnya.
'Malam, Bu Ratih.!'
'Maaf, ini siapa, ya?'
'Gavin Bu, anak akuntansi.'
'Oh kamu, iya saya ingat.'
'Saya ganggu nggak?'
'Ada perlu apa, ya.?'
'Nggak ada apa-apa sih, pengen chat ama Bu Ratih aja.!'
'Tolong, kalau memang nggak penting saya mohon jangan chat lagi, ya?'
'Tapi, saya masih ingin ngobrol sama Bu Ratih,!'
''Maaf, lain kali aja. makasih.'
Gavin mendengus kesal, dia nggak akan menyerah begitu saja. Dia masih berharap agar bisa mendekatinya dan membuatnya kembali bisa bersikap seperti biasanya.
Semenjak kejadian diparkiran dengan laki-laki yang bernama Seno itu sikap Bu Ratih di kampus jadi berubah. Padahal biasanya dia selalu disiplin dan tegas sama semua mahasiswa nya, tapi kali ini dia lebih banyak diam.
Bahkan kemarin saja Gavin berpapasan diluar kelas, sikapnya jadi acuh. Padahal dia paling cerewet jika ada mahasiswa yang berangkatnya mepet-mepet.
.
.
"Bu Ratih, saya harap Bu Ratih tidak akan bersikap seperti ini terus. Mana Bu Ratih yang dulu Gavin liat?" ucap Gavin ketika dia berpapasan dengan Bu Ratih di kampus.
"Tolong, jangan seperti ini Vin.! nggak enak kalau dilihat yang lain." jawab Bu Ratih dengan pelan.
"Tapi, Bu Ratih jadi dingin sama saya.?"
"Saya bersikap seperti ini bukan sama kamu aja Vin,! tolong, jangan salah faham dulu!" ucap Bu Ratih sambil meninggalkan Gavin yang masih berdiri ditempatnya.
"Saya akan bisa membuat Bu Ratih kembali seperti dulu lagi. ingat itu Bu!" teriak Gavin sambil memandangi Bu Ratih yang sudah jauh melangkah.
Sekarang Gavin duduk sendiri di dalam kelas. Dia masih kepikiran dengan perubahan sikap Bu Ratih.
"Vin.! Gavin!" tiba-tiba teriakan Seto membuyarkan lamunannya.
"Ada apa sih.! teriak-teriak kayak di hutan aja.!" sahut Gavin.
"Tadi aku di beritahu sama Irene, kalau Bu Ratih habis nangis di Toilet cewek."
"Haah.! beneran lo?"
"Iya, gue nggak bohong."
Gavin semakin penasaran dibuatnya. Dia harus mencari tahu. Dibukanya ponsel digenggamannya. Bu Dosen cantik nama yang tertera membuat mata Seto membulat.
"Lo mau telfon siapa.?"
"Bu Ratih."
"Gila lo Vin,! gue tahu elo suka samá tuh Dosen, tapi loe jangan gegabah. siapa tahu dia ada masalah dengan suaminya."
teriak Seto.
Gavin tidak memghiraukan omongan sahabatnya itu. Seto memang belum tahu kalau Bu Ratih masih single.
Huuffft..! kok nggak di angkat sih.? gumam Gavin kesal.
Dilihat jam yang ada di tangannya sudah hampir selesai kuliah hari ini. Gavin berencana menunggu Bu Ratih di parkiran.
Akhirnya wanita pujaannya keluar juga. Bu Ratih melangkah gontai serasa tak bersemangat. Gavin langsung keluar mobil. Tapi, belum sampai dia melangkah ternyata tubuh wanita itu sudah lunglai tak bertenaga dipelataran kampus. dengan cepat Gavin berlari menuju ke arahnya. Bu Ratih sudah nggak sadarkan diri.
"Tolong.!Tolong..!" teriak Gavin.
Next....................(05)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
putrindrani
Lanjut
2020-06-04
4