Gavin masih berdiri di tempatnya ketika laki-laki itu menghampiri dirinya dan Bu Ratih.
"Ini siapa, Tih.?"
"Kenalin, ini Gavin mahasiswaku."
"Oh.. Saya Bagas, kakaknya Ratih." ucap laki-laki sambil mengulurkan tangannya.
Gavin menyambut uluran tangan tersebut seraya melempar senyum.
"Maaf, saya permisi dulu,"
" Iya, Makasih Vin..."
Gavin kemudian membalikan badan. Tapi, sayup-sayup Gavin mendengar perbincangan kakak-adik itu.
"Kamu, ngapain pake dianterin anak itu! bikin malu aja. Gimana kalau si Seno tahu. mau ditaruh mana muka kakak ini!"
"Itu urusan kakak. Ratih nggak peduli. lagian dia juga mahasiswa aku. kenapa kakak kok marah!" jawab Bu Ratih.
Sembari meninggalkan kakaknya.
Gavin kemudian melajukan mobilnya kencang-kencang. Dalam hatinya masih penasaran dengan apa yang barusan dilihatnya.
Kenapa kakaknya Bu Ratih segitunya memarahi adiknya. Kalau mendengarkan obrolannya tadi, sepertinya Bu Ratih ini di jodohkan dengan yang namanya Seno.
Tapi, kenapa sikapnya Bu Ratih begitu. Semakin penasaran aja. Bathin Gavin.
Kenapa cewek secantik Bu Ratih belum punya pacar, sampai mau dijodohkan. gumam Gavin.
Bu Ratih akhir-akhir ini menyita pikiran Gavin.
Dikediaman Bu Ratih kini telah berkumpul keluarganya untuk makan malam. Bu Ratih adalah anak kedua dari tiga bersaudara.
Kakak pertamanya namanya Bagas serta adiknya bernama Winda yang masih duduk di SMU.
Kakaknya sekarang belum menikah karena dia ingin melihat adik-adiknya bahagia dulu, baru dia memikirkan dirinya. Seperti pesan almarhum Ayahnya.
Dia kini menjadi tulang punggung keluarga dan menggantikan posisi ayahnya di perusahaan.
"Tih, mas nggak suka kalau kamu dianter seperti tadi." ucap kakaknya.
"Kenapa sih, dia kan mahasiswa aku. lagian juga searah." jawab Bu Ratih.
"Tetep aja nggak pantes. kamu tuh sudah kakak jodohkan dengan Seno teman kakak." ucap Bagas lagi.
"Tapi, Ratih nggak mau dijodohkan,!"
"Terus, kalau kamu nggak mau dijodohkan apa kamu akan terus begini. sampai kapan kamu terus tenggelam dengan kenangan Keanu. dia sudah tiada Tih..!" jawab Bagas sambil meninggalkan meja makan.
Bu Ratih kemudian meneteskan air mata. Di selalu menangis jika mendengar nama Keanu. Dia itu mantan tunangannya yang meninggal karena kecelakaan.
"Tih..., apa yang kakakmu bilang itu benar nak? sampai kapan kamu terus tenggelam dalam kenangan Keanu." ucap ibunya.
"Ratih, ngerti Bu..., cuma Ratih nggak suka sama Seno temen mas Bagas. Dia kasar Bu.!" jelas Bu Ratih.
"Nak, mungkin itu karena kamu nggak suka sama orangnya, jadi bisa menyimpulkan begitu."
"Pokoknya Ratih nggak mau sama Seno Bu.!"
Bu Ratih beranjak dari meja makan, lalu menuju kamarnya. Kembali dia menangis sejadi-jadinya. Sampai kapan Mas Bagas tidak memaksakan kehendaknya seperti ini. Bathin Bu Ratih.
Keesokan harinya, Bu Ratih terpaksa mau diantar Seno ke kampus. Dalam perjalanan dia banyak diam. Seno mencoba mengajak bicara, tapi Bu Ratih selalu menjawab dengan dingin. sampai akhirnya tibalah di kampus dimana Bu Ratih mengajar.
"Kenapa, turun disini?" tanya Seno.
"Lah, terus turun dimana?" jawab Bu Ratih.
"Aku anter sampe dalam Tih.!" ucap Seno.
"Nggak usah!" Jawab Ratih ketus.
Kemudian Bu Ratih keluar dari mobil Seno. diikuti oleh Seno seraya mengejarnya.
ketika Bu Ratih hendak melangkah, tiba-tiba tangan Seno sudah meraih tangannya.
"Lepaskan.!"
"Tidak akan saya lepaskan.!"
"Aku bilang lepaskan Seno.!"
"Tidak.! sebelum kamu mau menjawab soal perjodohan kita."
"Aku bilang, lepaskan!!"
Bu Ratih masih meronta minta dilepaskan tangannya oleh Seno. Tapi, Seno tidak menghiraukannya. Tapi, tiba-tiba seseorang datang.
"Lepaskan tangannya.!"
"Gavin,! ngapain kamu disini.?"
"Tolong, jangan larang saya Bu, karena saya paling benci melihat laki-laki memperlakukan perempuan dengan kasar.!"
"Kamu, Tahu apa anak kemarin sore?" ucap Seno.
"Maaf, Mas..., biarpun saya anak kemarin sore yang seperti anda katakan, tapi, saya tidak pernah melakukan tindakan sekasar ini!" jawab Gavin.
Tiba-tiba Seno melepaskan pergelangan tangan Bu Ratih. Gadis itu meringis kesakitan sambil memegangi tangannya.
"Ratih, ingat! nanti aku jemput seperti biasa. Urusan kita beum selesai." ucap Seno.
Kemudian Seno meninggalkan Bu Ratih yang berdiri disamping Gavin.
"Kamu, tadi ngapain belain saya.?"
"Maaf, Bu. disamping saya mahasiswa Bu Ratih, tapi saya sebagai laki-laki wajib melindungi jika ada perempuan dalam bahaya." jelas Gavin.
Bu Ratih masih menatap nggak mengerti dengan sikap Gavin. Ternyata anak ini baik dan tegas juga.
"Baiklah, ayo kita masuk." ajak Bu Ratih.
Gavin mengangguk kemudian mengikuti Bu Ratih dibelakang.
Saat Bu Ratih mengajar, dia agak kurang konsentrasi, sehingga banyak kalimat yang selalu diulang. Gavin merasakan kalau Bu Ratih dalam keadaan tertekan. Semakin nggak tega aja sia kalu melihat wanita yang akhir-akhir ini menyita pikirannya.
Pulang kuliah Gavin sengaja keluar kelas belakangan. Dia masih kuatir dengan keadaannya Bu Ratih. Dalam hatinya Gavin merasakan ada rasa yang beda jika melihat mata Bu Ratih.
Sebelum masuk mobil mewahnya, Gavin melihat percakapan antara Bu Ratih dan Seno. Mereka terlihat bertengkar. Gavin ingin mendekatinya tapi takut dikatakan ikut campur.
Akhirnya Gavin memutuskan untuk memperhatikan dari jauh. Tadi Gavin sudah dapat nomor WA Bu Ratih dari Tiur temennya. Gavin akhirnya pulang karena antara Bu Ratih dan Seno nggak ada masalah.
Aku harus bisa mencari tahu, kenapa Bu Ratih sampai nggak mau dijodohkan. Aku harus bisa membuat Bu Ratih tersenyum lagi.
Next.............(4).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Sulastri Sulastri
lanjuttt
2022-04-18
0
Julia Lia
ayo para reader berikan jempol pada author 👍
2021-11-22
0
Beci Luna
keren...moga menarik..to selanjutx..semangat...
2021-03-10
0