.....
Sesampainya Gavin di rumahnya, dia langsung memasukan mobilnya di garasi. Memang malam ini dia tidak ada rencana kemana-mana.
Selepas mandi dia langsung menuju teras belakang. Di situlah Gavin selalu menghabiskan waktunya jika tidak keluar rumah. Sambil memainkan gawainya, Gavin mencobak mencari info tentang Bu Ratih. mencoba untuk kirim Wa ke Tiur. dia adalah temennya yang aktif dalam berbagai acara kampus. siapa tahu dia mengerti info soal Bu Ratih.
'Tiur, tolong saya di bantu mencari biodata Bu Ratih.'
send..
Belum sampai dia mendapat balasan chat dari Tiur, tiba-tiba mamanya manggil.
"Vin!"
"Iya, ada apa Ma?"
"Makan dulu nak!"
"Baik Ma.!"
Kemudian dia melangkah menuju ruang makan. Di situ sudah ngumpul. Papanya, Kakak laki-laki nya serta Mamanya. Gavin dua bersaudara, dan semuanya laki-laki. kakaknya bernama MAHENDRA PUTRA WIJAYA.
Gavin sama kakaknya selisih lima tahun. sekarang kakaknya ikut kerja di perusahaan Papanya. Papa Gavin adalah pengusaha property terkenal di kota ini. siapa yang tidak mengenal pengusaha sukses INDRA WIJAYA.
"Hen, gimana proyek kita yang si Surabaya.?"
"Sampai sejauh ini, bagus Pa.!"
"Oke.!"
"Siapa dulu, Mahendra.!"
"Iya, Papa percaya sama kamu."
"Kerja yang bener Hen, bantu Papamu."
"Siap Ma...."
"Vin,! Gimana kuliah kamu?"
"Emm...Baik Pa, tinggal dua semester lagi Gavin lulus Pa."
"Bagus kalau gitu, setelah lulus kamu bisa bergabung dengan Papa dan kakakmu."
"Haah..!"
"Kenapa, sayang?"
"Gavin belum mikirin ke arah sana Ma."
"Ya sudah, Nggak apa-apa. tapi janji sama Papa, kalau kamu harus lulus dengan nilai terbaik."
"Beres boss.!"
Keakraban keluarga itu memang terlihat dari obrolan-obrolannya yang santai.
Gavin senang terlahir di tengah-tengah keluarga yang harmonis.
Keesokan harinya Gavin berangkat kuliah seperti biasa yang selalu tergesa-gesa.
"Ma, Gavin sarapan di kampus aja, ya?"
"Kenapa nak?"
"Gavin kesiangan nih.!"
"Ya sudah, ati-ati ya sayang?"
"Iya Ma...."
Sambil tergesa-gesa Gavin mencium tangan Mamanya. Meskipun tergolong dari keluarga yang cukup sibuk, tapi Mamanya selalu berusaha untuk melayani sendiri suami dan anaknya.
Mobil melaju di jalanan kota. Gavin harus sampai kampus setidaknya setengah jam sebelum jam tujuh. Akhirnya pas pukul setengah tujuh mobilnya masuk ke parkiran. Tapi setelah dia keluar mobil tiba-tiba, cewek dengan pakaian yang modis menghampirinya.
"Jiaaah...ada perlu apa kamu ke sini.?"
"Vin, ntar pulang kuliah gue nebeng, ya?"
"Emang, kemana mobil loe.?"
"Mobil gue lagi di bengkel."
"Sorry, pulang kuliah nanti gue ada urusan."
"Ayolah Vin! please, jangan sampai menolak ya?"
"Nggak bisa.!" Gavin melangkah meninggalkan si Sherly sendirian. tak di hiraukan teriak-teriakannya.
Gavin melangkah menyusuri banyak ruangan di mana kelasnya terletak paling ujung. Kemudian dia masuk kelasnya sambil melirik jam di tangannya maaih menunjukkan pukul 06.40. Jadi dia masih punya waktu sekitar dua puluh menit dari jam masuk kelas. Dia ingat sesuatu. Tiur.! gumamnya.
Gavin bermaksud keluar lagi guna mencari Tiur, tapi di pintu dia hampir bertabrakan dengan Bu Ratih.
"Mau kemana kamu.!"
"Mau ketemu teman Bu."
"Kamu tahu sekarang pukul berapa.?"
"Iya, tahu Bu.!"
"Saya hargai usaha kamu untuk tidak terlambat lagi, malah kamu datang lebih awal dari yang kita sepakati. Tapi, bukan seenaknya kamu keluyuran, Vin."
"Iya, Bu..., saya minta maaf."
"Kamu kembali ke kelas.!"
Gavin mengangguk pelan. Dengan gontai dia membalikkan badannya menuju ke dalam. Entah kenapa dia tak kuasa menolak apa yang di perintahkan Bu Ratih.
Drrrttt...drrtt... Ponselnya beegetar. Tiur.
'ini data yang loe minta. Bu Ratih itu asli Jogja. Umur dua lima tahun. Masih single. lulusan terbaik Universitas terkenal di kota Jogja. Dia menyelesaikan kuliah S1 S2 selama enam tahun. Makanya dia masih muda tapi sudah jadi Dosen.'
'Ya ampun Tiur! kamu baik banget'
'Udah puas kamu Vin?'
'Makasih Tiur....'
Di tutupnya ponselnya, lalu di masukkan kembali di saku celana. Kuliah hari ini bagi Gavin terasa membosankan. Karena materinya banyak banget. Tapi, akhirnya selesai juga.
Jam kepulangan sudah tiba. Akhirnya Gavin menarik nafas lega. Kali ini Gavin menyusuri jalan ke parkiran mobil setengah mengendap-endap karena memghindari si Sherly.
Ternyata cewek itu berdiri di pintu keluar kampus. Duuh gimana nih kalau dia tahu aku masih di sini. Gumam Gavin.
Tiba-tiba matanya menatap sosok yang dua hari ini menyita pikirannya. Di beranikannya untuk menghampirinya.
"Maaf, Bu Ratih bisa tolong saya, ya Bu.?"
"Menolong apa.?"
"Nanti saya jelasin Bu, tapi yang penting sekarang Bu Ratih ikut saya."
"Emang mau kemana.?"
"Pulang Bu...."
"Tapi, saya si jemput Vin.!"
"Telfon aja Bu, bilang kalau Bu Ratih ada yang antar."
"Tapi..?"
"Saya monon Bu.! please, tolong jangan tolak permintaan saya kali ini."
Bu Ratih nggak tega melihat Gavin yang mukanya sudah di gelayuti rasa putus asa.
"Baiklah Vin, Saya mau."
"Makasih Bu...."
Mereka berdua kemudian melangkah menuju parkiran. Bu Ratih terpana melihat kendaraan yang akan di naikinya. mobil sport warna merah.
Di bukakan pintu buat Bu Ratih. di lajukannya mobil dengan pelan. Setibanya di pintu keluar Gavin menghentikan mobilnya lalu di turunkannya kaca jendela mobil sambil melihat ke arah Sherly yang dari tadi masih berdiri.
"Sherly, saya duluan ya.?"
Sherly yang tahu kalau Gavin sedang berdua sama perempuan, langsung pasang muka sebel. Gavin melanjutkan mengemudikan mobilnya. di tengah perjalanan Bu Ratih minta berhenti.
"Kenapa Bu....?
"Apa di pintu keluar tadi itu pacar kamu,?"
"Kenapa Bu Ratih bertanya seperti itu.?"
"Iya, kalau saya perhatikan kamu tadi sengaja memanasi gadis itu."
"Ya ampun Bu, bukan kok. saya bukan pacarnya." jawab Gavin.
"Lah, terus kenapa tadi tiba-tiba kamu minta tolong saya untuk ikut mobil kamu!" tanya Bu Ratih.
"Begini Bu, saya nggak suka sama sikap cewek tadi. Kerjaannya kejar-kejar saya mulu. makanya untuk menghindarinya, tadi saya punya ide seperti ini." Jelas Gavin.
"Oh jadi begitu...."
"Iya Bu...."
"Ya sudah, jadi kan antar saya pulang.?"
"Iya, iya Bu.!"
Kembali mobil itu melaju di jalanan. setengah jam berlalu Gavin sampai si rumah Bu Ratih. Mobil mewahnya masuk ke sebuah rumah yang cukup besar. Halamannya luas terhampar bunga-bunga diseluruh sudut pagar.
Kemudian keluarlah Gavin dan Bu Ratih. Tak selang beberapa lama, kemudian munculah seorang laki-laki muda umurnya ya sekitaran dua sembilanan. Laki-laki itu masih berdiri dengan tatapan yang serius.
Next........(3).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Ratna0789
masih bertahan di sini
2021-11-23
0
Heny Ekawati
gavin umur brp sih
2021-08-19
0
Beci Luna
..hebat..kuliahx sampai S2 6 tahun... dosen gadis pintar,moga jodohx lelaki yg baik.
2021-03-10
0