"Apa kita bisa membukanya sekarang?" tanya Ezra.
"Bisa Tuan Muda." Jawab dokter Sofian.
Dokter Sofian perlahan mendekati Marinka dan ingin meraih perban diwajah wanita itu, namun tiba-tiba Marinka menghalangi tangan dokter Sofian, karena takut mereka akan ketakutan saat melihat wajahnya.
"Dokter. Sebaiknya biarkan saja wajah saya dibalut seperti Mummy, saya takut kalian akan jijik setelah melihat wajah burukku."
Dokter Sofian menyunggingkan senyumnya saat mendengar ketakutan Marinka. Dokter Sofian yang sudah biasa menghadapi ketakutan pasien bedah plastik, sangat memaklumi tindakan Marinka tersebut.
"Nona tidak perlu khawatir, karena kami sudah melakukan bedah plastik pada wajah dan tubuh Nona Marinka. Jadi saya pastikan ke khawatiran Nona tidak akan terjadi."
"Be-Bedah plastik? apa itu semacam operasi plastik?"
"Ya. Itu bahasa umumnya. Sekarang kita akan melihat hasilnya,"
"Apa itu benar pak dokter? apa wajah saya bisa kembali seperti semula?"
Dokter Sofian terdiam, dia jadi bingung harus menjelaskan apa pada Marinka.
"Sebaiknya anda lihat saja hasilnya nanti ya?"
"Emm." Marinka mengangguk setuju.
Perlahan dokter Sofian melepas perban satu persatu. Sementara itu Ezra yang penasaran dengan hasilnya, mendadak jadi ikutan tegang. Pria itu tidak henti-hentinya menggerakkan jarinya saat tangan itu bersarang didagunya.
Setelah melepas seluruh perban diwajah Marinka, mata Ezra terbelalak saat melihat kecantikan yang Marinka miliki. Wajah Marinka benar-benar sempurna meskipun tanpa sentuhan make up.
"Di-Dia cantik sekali," ucap Yudi lirih namun masih bisa didengar oleh Ezra yang berada disampingnya.
"Ke-Kenapa kalian menatapku seperti itu? apa operasinya gagal dan wajahku masih terlihat jelek?" tanya Marinka.
"Disana ada cermin besar, apa anda ingin melihat wajah baru anda?" tanya dokter Sofian.
"Wajah baru?"
Marinka yang penasaran perlahan turun dari tempat tidur, dan sedikit tergesa-gesa saat ingin berada didepan cermin.
Marinka sangat terkejut saat melihat wajah asing yang berada didepan cermin, dia tahu itu bukan wajahnya, karena dia tahu wajahnya tidak sesempurna itu.
"Ke-Kenapa kalian merubah wajahku total begini?"
Marinka menatap dokter Sofian dengan penuh tanda tanya.
"Ini bukan salah dokter, tapi ini salahku karena aku yang menginginkan wajahmu seperti itu." Jawab Ezra.
"Anda?"
"Kenapa? apa kamu tidak suka dengan wajah barumu? kalau tidak suka kita bisa menggantinya dengan kulit orang mati."
"Bu-Bukan tidak suka, tapi ini terlalu sempurna untukku. Tapi aku masih menginginkan wajah asliku."
"Bagaimana aku tahu wajah aslimu? memangnya aku ini paranormal? hanya wajah ini yang terfikir olehku, bahkan aku terpaksa harus mendatangkan dokter bedah dari Jerman. Aku sangat sedih kamu tidak menghargai pengorbananku," ujar Ezra berpura-pura memasang wajah sedih.
Padahal yang sebenarnya terjadi, Ezra sangat takut disalahkan karena telah lancang merubah total wajah Marinka.
"Ma-Maaf tuan, seharusnya sikapku tidak begitu padamu. seharusnya aku berterima kasih banyak padamu, bukan malah banyak mengeluh. Terima kasih ya tuan E-Ezra,"
"Ta-Tapi bagaimana caraku mengganti biaya operasinya? ini pasti sangat mahal."
"Dokter Sofian, jika operasi seperti ini kira-kira memakan biaya berapa?" tanya Ezra.
"Li-Lima milyar tuan."
Dokter Sofian menyebutkan angka sesuai kode yang diberikan oleh Ezra.
"Li-Lima milyar? itu banyak sekali," ujar Marinka syok.
"Nanti saja kita itung-itungannya. Belum lagi ditambah mobil sportku rusak parah saat menolongmu waktu itu."
"Mobil? berapa kerugian mobil anda tuan?"
"Sekitar satu milyar."
"Ap-Apa? ya Tuhan, kalau tahu begini, aku lebih baik memilih mati daripada hidup banyak hutang. Bagaimana caraku membayarnya? meski aku jadi pembantu seumur hidup, aku rasa tidak akan lunas juga," ujar Marinka lirih namun masih bisa didengar oleh Ezra.
"Nanti kita akan bicarakan soal ini, yang terpenting sekarang kamu harus pulihkan dulu tubuhmu. Tapi ingat! jangan coba-coba kabur,"
"Saya tidak berani tuan. Apa sebaiknya kita pergi hari ini saja? takutnya biaya rumah sakit semakin membengkak."
"Sudah terlanjur basah, tunggu sampai 3 hari lagi. Aku tidak mau dibuat susah lagi olehmu,"
"I-Iya."
"Istirahatlah!"
"Ba-Baik."
Ezra melangkah pergi sembari mengulum senyumnya. Sesampai diruangannya, Ezra tidak tahan lagi untuk meledakkan tawanya.
"Kamu lihat ekspresi wajah lucunya tadi? dia terlihat seperti anak kelinci yang menggemaskan," ucap Ezra sembari terkekeh.
"Iya dia sangat cantik dan menggemaskan. Sepertinya aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis itu. Ezra, bolehkah aku mendekatinya?" tanya Yuda.
Tawa Ezra langsung mereda seketika. Entah mengapa dia sama sekali tidak senang Yuda mengatakan hal itu.
"Jangan gegabah, kamu bahkan belum menyerahkan hasil penyelidikkanmu tentang dia waktu itu,"
"Iya. Aku sampai lupa memberitahumu soal itu. Orang suruhan kita sudah memberikan hasil penyelidikkanya dua minggu yang lalu."
"Lalu apa hasilnya?"
"Aku belum membacanya, berkas itu kuletakkan dibawah loker meja kerjamu."
"Baiklah, aku akan melihatnya besok."
Kringggg
Suara ponsel Ezra berdering, pria tampan itu melihat kearah layar ponselnya dan berdecak seketika.
"Ada apa?"
"Mama."
"Kenapa tidak diangkat?"
"Papa dan Mama pasti menyuruhku pulang lagi dan membahas perihal perjodohan itu lagi."
"Kali ini kamu harus tegas pada Jihan, kalau dia masih tidak setuju diajak menikah, lebih baik kamu mencari wanita lain saja."
"Omong kosong. Aku tidak mau menikahi wanita lain selain Jihan. Hanya dia yang aku cintai."
"Tapi sepertinya dia tidak mencintaimu. Kalau dia mencintaimu, tentu dia tidak mementingkan kariernya daripada hubungan kalian. Padahal, kamu bisa memberikan dia segalanya."
"Aku tidak menyalahkannya karena dia masih terlalu muda untuk menikah. Usianya baru 24 tahun, dia ingin menikah diusia 27, memang ideal untuk ukuran seorang model internasional."
"Usia 24 sudah terbilang matang untuk menikah. Usiamu sekarang sudah 30, kalau kamu menunggunya 3 tahun lagi, itu artinya kamu sudah terbilang telat menikah."
"Aku akan setia menunggunya,"
Yuda hanya bisa menghela nafas panjangnya. Ezra seperti sudah berada ditahap obsesi mencintai Jihan, dara cantik blesteran Jawa dan Jepang itu.
"Sebaiknya kamu telpon balik Papa dan Mamamu. Tidak baik mengabaikan orang tua seperti itu."
Ezra kembali membuat panggilan untuk orang tuanya, yang segera diterima oleh Mamanya itu.
"Apa pekerjaan lebih penting dari orang tuamu? hampir 3 bulan kamu tidak pulang kerumah utama, apa kamu mau jadi anak durhaka?"
"Mama, ngomong apaan sih Ma? kok jahat begitu?"
"Habisnya kamu yang jahat duluan, tidak pernah menengok keaadaan orang tuamu disini. Apa kamu ingin menghindar dari perjodohan itu? jangan harap ya? pokoknya Mama ingin kamu pulang sekarang juga! Papa dan Mama sudah menyiapkan calon untukmu, tidak usah lagi kamu nunggu-nunggu si Jihan yang tidak jelas itu," hardik Masayu.
"Iya Ezra pulang sekarang."
Ezra langsung mengakhiri panggilan itu dan memijat kepalanya yang tidak pening.
"Ada apa?"
"Sesuai dugaanku, mereka ingin kembali menjodohkanku dengan pilihan mereka yang tidak jelas itu."
"Sebaiknya kamu pulang dulu, bicarakan ini dengan kepala dingin. Jika bisa, kamu bujuk Jihan untuk segera pulang. Kamu harus tegas Zra, bila perlu kamu buat pilihan untuk dia."
"Emm." Ezra mengangguk.
Pria tampan itu melenggang pergi untuk pulang kerumah orang tuanya. Dia sangat berharap orang tuanya tidak lagi memaksa dirinya untuk mengikuti perjodohan yang diatur oleh mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 323 Episodes
Comments
Lela Lela
asyiik jd cantik bls dendam jd sm si galang dan karin
2023-07-25
0
Endang Oke
nadib jd org bodoh dan terlalu naif..operasi plastik oh Tuhan.
seperti ember tuh muka..awas klu ada sinar matahari bisa meleleh..
2022-08-01
0
Ayuna
lanjut lagi
2022-06-29
0