"Mau minum apa Gus..?"
"Kopi hitam saja Pakdhe," jawab Gus Hanan kemudian menyulut rokok.
"Dari mana Gus," tanya warga yang sedang ngopi.
"Dari kota Pakdhe, beli kitab buat baca - baca."
Setelah ngobrol dan bercanda dengan orang desa, Gus Hanan pamit pulang. Setelah sampai rumah barunya, sambil membawa beberapa kitab kuning tawasuf, Gus Hanan pergi ke makam Mbah Wali Kukun, lalu duduk di teras di bawah penerangan lampu.
Sambil menikmati kepulan asap rokok danhil, Gus Hanan membaca kitab gundul tanpa harokat. Namun... Baru saja membaca beberapa lembar, Gus Hanan berkali - kali menguap, lalu tertidur di atas keramik marmer yang sebelahnya terdapat beberapa kitab yang berserakan.
Dalam tidurnya... Gus Hanan bermimpi di ajari ngaji kitab kuning oleh Mbah Wali Kukun selama bertahun - tahun di teras makam. Dalam mimpi itu, Gus Hanan juga di baiat dan di ajari ngaji tarekat oleh Mbah Wali Kukun.
Sementara... Panji yang mendapat tugas dari Kyai Sundal Langit, malam itu sedang berdiri di depan makam Wilda istrinya.
"Assalamualaikum Wilda," sapa Panji.
"Waalaikumsalam Mas, jawab ruh Wilda yang tiba - tiba sudah berada di depan Panji, lalu memeluk Panji.
"Wilda... Aku kesini untuk memenuhi janjiku. Aku akan mengajak mu jalan - jalan. Aku dapat tugas dari Kyai Sundul Langit."
"Baiklah Mas," kata Wilda.
"Mari, gandeng tangan ku," kata Panji kemudian melangkahkan kakinya ke kabupaten Cirebon. Setelah selesai melanksanakan dzikir Diatas Tirai yang di tujukan dan di hadiahkan pada alam semesta beserta isinya sekabupaten Cirebon, Panji mengajak ruh Wilda pergi ke beberapa kabupaten yang berada di pesisir utara pulau jawa.
Adzan Subuh terdengar menggema di kabupaten Semarang. Setelah melaksanakan solat, Wilda kembali ke alam ruhaniah dan Panji langsung pulang ke Surabaya.
*****
Kediaman Manajer Anita.
"Selamat pagi Nona...
Saya Anton si Naga Barat, pengawal yang di tugaskan Tuan Panji untuk mengawal Non Anita hingga satu bulan."
"Pagi juga. Oh, baiklah Mas Anton, silahkan duduk di teras, saya akan mandi dan ganti baju."
"Baiklah Non," sahut Naga Barat kemudian duduk di teras sambil menikmati sebatang rokok.
Kring..!
Jam 12 siang hp Panji berdering. Setelah tersambung,
"Selamat siang Godfather..."
"Siang juga Vina."
"Hasil penyelidikan semalam, pelaku penembakan mobil mu adalah orang bayaran. Suruhan Pramono anak pengusaha keramik asal Surabaya. Pelakunya sudah tertangkap, tetapi Pramono otak di balik penyerangan kini bersembunyi di Singapura."
"Apa kamu tau siapa nama Bapak nya..?"
"Bapaknya bernama Andre Hala."
"Baiklah, terimakasih atas informasinya dan kerja kerasnya."
"Sama - sama bos," jawab Vina kemudian mematikan telfonnya.
Kring..!
HP Anita berdering. Setelah tersambung,
"Iya Mas..."
"Pengawal mu suruh pulang. Keadaan sudah aman. Pelaku penyerangan kemarin sudah tertangkap polisi," ujar Panji.
"Baiklah Mas, segera aku suruh pulang," kata Anita kemudian menutup teleponnya.
***
Jam 12 lebih, waktu istirahat, Anita mengendarai mobil Honda Civid hendak makan siang di rumah makan masakan padang yang berada di pertigaan tak jauh dari kantor bank Asia. Ketika pas berada di pertigaan lampu merah... Duaaar!
Bruuuak...!
Truk yang melaju agak kencang ban depannya meletus, lalu oleng dan menabrak mobil Anita hingga mobil Anita terguling di tepi jalan. Beberapa sepeda motor pun hancur berserakan. Korban pun berjatuhan.
Reno pemuda gondrong berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai tukang becak, langsung bergegas lari mendekati mobil Honda Civid, kemudian mengeluarkan Anita yang pingsan. Setelah berhasil di keluarkan, Reno segera menyetop mobil bemo, lalu membawa Anita ke rumah sakit Kusuma.
***
Yayasan Kasih Ibu.
"Mas..." panggil Maya.
"Apa sayang..?"
"Lihatlah berita di Tv sebentar.
Kecelakaan di pertigaan Panjahitan. Korban meninggal 4 orang penguna sepeda motor. 6 luka - luka."
"Lalu... Apa hubungannya dengan ku..? Kamu itu kok sukanya melihat berita di tv."
"Gak ada hubungannya sih. Cuma ada Menajer Bank Asia yang menjadi korban. Mobilnya di tabrak truk yang ban depannya meletus."
"Kalau manajer Bank Asia berarti dia Anita, orang yang selalu membantu ku dalam urusan perbankan," sahut Panji.
"Anita yang dulu aku pernah bertemu di Tunjungan Plaza itu ya..?
Yang ngurus investasi uang 200 milyar dulu bukan..?"
"Iya, benar."
"Kak... Jenguk dia sekarang, kamu obati. Anita itu yang setiap bulan menelpon ku, dia yang bantu aku ngurus uang yayasan setiap bulan."
"Iya iya..."
"Anita itu orangnya baik dan jujur," sahut Maya.
***
Rumah sakit Kusuma.
"Bagaimana dokter keadaan korban kecelakaan tadi," tanya Reno.
"Nona itu tidak apa - apa, hanya luka ringan. Dia mengalami benturan saja, di kepala dan bahunya. Paling dua tiga hari bisa pulang."
"Baiklah dokter. Saya akan menunggu sampai keluarganya datang."
****
Panji yang pamitan ke rumah sakit menjenguk Anita, bukannya pergi ke rumah sakit, malah asik makan siang bersama Kaila direktur Hotel Hening.
"Ada apa Mas Panji tiba - tiba menelpon ku dan ngajak bertemu makan siang," tanya Kaila.
"Kangen saja sama kamu.
Lama gak makan bareng."
"Hemmm, aku datang jauh - jauh dari Bali, Mas hanya ngajak makan siang saja..?"
"Iyaaaa. Selesai makan, kamu boleh kembali lagi ke pulau Bali."
"Hemmm, segitunya kalau iseng kepada ku.
Tumben Mas gak minta pijat dan di temani tidur..?"
"Aku ingin belajar menjadi anak soleh."
"Hehehehe, beneran..?"
"Direktur Kaila, aku mau pergi dulu ya," kata Panji kemudian berdiri, "Assalamualaikum..."
"Baiklah bos. Waalaikumsalam."
Dengan mengendarai motor Honda, Panji meluncur ke rumah sakit kusuma. Setelah menanyakan kamar rawat inap atas nama Anita, Panji langsung menuju kamar mawar kelas 3 A-1 ekonomi.
"Permisi Mas," sapa Reno,
"Mas mau cari siapa..?"
"Mau jenguk Anita, korban kecelakaan tadi siang di pertigaan jalan Panjahitan," jawab Panji.
"Oh iya, namanya Anita..?
Silahkan. Ini kamarnya. Mbak Anita nya masih belum sadar. Mas ini siapa nya..?"
"Kenalkan, aku Panji, teman nya Anita."
"Aku Reno tukang becak yang membawa Anita ke rumah sakit ini. Karena sudah ada teman nya, Kalau begitu... Aku permisi dulu, mau Kembali mangkal ke pertigaan Panjahitan."
"Jangan pergi dulu, nanti aku antar. Aku ingin ngobrol dulu dengan mu tentang kronologi kejadian. Lagian ini sudah sore, sebaiknya kamu istirahat kerja."
"Baiklah kang Panji."
"Permisi Mas, apa kalian tau keluarga ibu Anita," tanya dua petugas kepolisian.
"Iya Pak," sahut Panji,
"Ini Mas Reno suaminya."
"Baiklah. Pak Reno, ini tas dan Hp milik ibu Anita suami anda," ujar Pak polisi sambil menyodorkan sebuah tas warnah silver,
"Kalau begitu, saya permisi dulu."
"Iya Pak terimakasih," sahut Reno,
"Kang Panji..!
Bagaimana sih, kok aku di bilang suaminya ibu Anita..?"
"Sebentar lagi kamu akan menjadi suaminya nona Anita," jawab Panji yang sudah mengetahui kalau jodoh Anita adalah tukang becak dari Gus Hanan.
Beberapa rombongan pegawai bank teman kerja Anita datang mendekati kamar Anita.
"Selamat sore Tuan Panji," sapa Kevin direktur Bank Asia yang sudah kenal dengan Panji.
"Selamat sore juga direktur Kevin."
"Bagaimana keadaan Anita..?"
"Dia masih pingsan, silahakan masuk Pak."
"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu."
"Silahkan Pak Kevin," sahut Panji.
Tiba - tiba seorang lelaki setengah tua dan seorang ibuk beserta gadis cantik buru - buru masuk ke kamar Anita sambil menangis.
"Permisi," sapa Reno,
"Apa bapak ibu ini keluarga nya ibu Anita..?"
"Iya benar Mas, saya orang tua nya. Anda siapa..?"
"Ini Reno calon suaminya bu Anita," sahut Panji tersenyum.
"Ini Pak, tas dan HP nya bu Anita. Kalau begitu saya permisi dulu."
"Baiklah Mas, terimakasih," jawab Mama nya Anita sambil melihat Reno pergi,
"Sejak kapan Anita mempunyai pacar seperti preman itu..!
Calon suami..?
Perasaan Anita tidak pernah cerita ke Mama nya."
"Kang Panji, antar aku ambil becak dulu ya, di pertigaan."
"Baiklah."
"Dengan membonceng Reno, Panji meluncur ke pertigaan Panjahitan. Setelah berada di pertigaan Panjahitan, seorang lelaki setengah tua berkata,
"Reno... Becak mu tadi di bawah pulang sama adik mu."
"Oh ya sudah Pakdhe. Aku langsung pulang saja. Kang Panji, mari kalau mau ke rumah."
"Baiklah," ujar Panji kemudian menghidupkan mesin motor.
Sesampai di halaman rumah Reno, Panji memarkirkan motornya lalu duduk di teras rumah sederhana.
"Duduk dulu kang Panji," ujar Reno kemudian masuk ke dalam rumah.
Setelah menyulut rokok marlboro, Panji berkata lirih,
"Enak juga suasana rumah Reno ini. Halamannya lumayan luas. Ada mushollah kecil di depan rumah.
Ada suara perempuan baca Al qur'an. Siapa dia..? Coba aku terawang."
Setelah menerawang dengan seksama, Panji berkata lirih,
"Ternyata itu suara ibunya Reno. Ibunya selalu istiqomah baca Al qur'an. Hebat juga ibu nya Reno, sudah khatam baca qur'an 1227x.
Ayah nya sakit - sakitan, sejak terjatuh dari kamar mandi. Juga pengaruh usia."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Putra Bungsu
makin menarik
2023-06-04
1
Alan Bumi
ibu anita suami anda 🤣
2022-04-13
0
Alan Bumi
melaksanakan
2022-04-12
1