Delapan Belas

"Casey…"

Sebuah ledakan cahaya putih tiba-tiba menyilaukanku.

"Cepatlah sedikit, Casey!"

Sebuah suara melenting dari delapan penjuru angin.

Siapa Casey?

"Waktu kita tak banyak lagi, cepatlah sedikit!"

Suara itu kembali melenting seperti lonceng yang mendengking di kejauhan. Suara seorang pria yang tak kukenali.

Sebuah tangan merenggut pergelangan tanganku dan menyeretnya entah ke mana. Tiba-tiba saja aku tak bisa menentukan arah. Cahaya itu menyelubungiku, menyilaukanku dan membutakanku.

"Perjalanan kita masih sangat panjang," kata suara itu lagi. Terdengar dekat sekaligus jauh, seperti hembusan angin.

Tak lama kemudian, tubuhku seperti tersengat aliran listrik dari punggung hingga kepala. Lalu tiba-tiba tubuhku seperti terlempar ke suatu tempat hampa udara kemudian terdampar di tengah kesunyian, di mana aku menemukan diriku hanya sendirian. Aku menelan ludah dan mengedar pandang.

Seraut wajah merunduk di atas kepalaku dengan alis tertaut. "Menyebalkan sekali," gerutunya. "Kenapa setiap orang mati selalu menunjukkan reaksi yang sama?"

Aku mengamati sosok itu dengan mata terpicing.

Seorang pria dengan rambut lurus berwarna hitam mengkilat yang terurai hingga ke permukaan lantai, berpakaian ketat serba hitam mengkilat, menatapku dengan sepasang mata sewarna---hitam mengkilat, dibingkai alis tebal berwarna sama. Selembar kain yang tersampir pada bahunya juga berwarna sama.

"Tampan amat!" Komentarku dengan tatapan takjub.

Pria di depanku langsung mengernyit mendengar perkataanku.

"Sayang kostumnya kayak penari balet," dengusku mencemooh.

Pria itu langsung menggeram, "Lancang kau, arwah rendahan!"

Aku mengerutkan dahi.

Jadi benar aku sudah mati? Aku berkata dalam hati.

"Ya, kau sudah mati!" Pria itu menjawab setengah menghardik. "Sudah mati saja masih banyak gaya!"

Aku terkesiap mengetahui pria itu bisa mendengar suara hatiku. "Sakti lu!" pekikku takjub.

"Aku malaikat maut!" hardiknya jengkel.

"Siapa?" Aku tergagap seraya membelalakkan mataku memelototinya.

"Abaddon!" katanya. "Apollyon! Kau tahu artinya?"

"Maksudnya siapa yang nanya," sergahku seraya mencibir.

"Arwah Keparat!" Pria itu meledak. Kemudian mengayunkan sebelah tangannya, bersiap melontarkan lidah-lidah api yang mendadak muncul di telapak tangannya.

"Gak nyangka gua bisa mati secepet ini," ungkapku seraya menarik duduk tubuhku dan mengerutkan dahi sekali lagi.

Pria itu menyeringai dan mengepalkan tangannya. Lidah-lidah api di telapak tangannya seketika menghilang. Ia menurunkan tangannya, tak jadi melontarkan serangan. "Akhirnya kau bisa menyesal," katanya.

"Tau mau mati, gua gak mau lunasin cicilan motor!" sesalku sembari menggaruk-garuk bagian kepalaku yang tidak terasa gatal.

"Keparat ini---" pria itu menggeram sekali lagi. Kemudian mengangkat tangannya lagi. Lidah-lidah api di telapak tangannya kembali berkobar. 

Aku mengamatinya dengan tergagap.

Pria itu melontarkan lidah-lidah api ke arahku dan tercengang. "Aneh sekali!" pekiknya terkejut.

Lidah-lidah api itu bereaksi aneh pada tubuhku.

Tubuhku menghangat dan menggelenyar tapi sama sekali tidak terbakar.

"Arwah Keparat ini malaikat bumi!" Pria itu menggumam tercekat.

Aku menatapnya tak mengerti.

Pria itu tiba-tiba memutar tubuhnya membelakangiku, kemudian berlutut memohon ampun entah kepada siapa. Mungkin sedang berbicara pada Tuhan. "Aku akan mengembalikannya," katanya seraya membungkuk mencium lantai yang kelihatan seperti hamparan asap.

Apa katanya?

Dia akan mengembalikanku?

Yes!

Aku mendekati pria itu dan mencolek bahunya. "Heh, Tampan! Gua gak tau lu lagi ngomong ama sapa, tapi bisa nggak lanjutin nanti aja. Anterin gua dulu! Gua laper tau!" pintaku seolah dia Mat Item.

Pria itu menarik wajahnya dari lantai kemudian mendongak ke arahku. "Sulit dipercaya arwah rendahan ini malaikat bumi," rutuknya tak puas.

Aku menyeringai di atas kepalanya seraya menyilangkan kedua tanganku di depan dada. "Hihi, dari awal sebenernya gua udah feeling umur gua gak sependek ini!"

Pria itu menarik bangkit tubuhnya, kemudian berdiri menghadapiku seraya bersedekap.

"Buru, ih! Gua laper tau!" desakku tak sabar.

"Kau malaikat bumi, seharusnya kau tahu apa yang harus kaulakukan!" Laki-laki itu menghardikku.

"Ok, fix! Gua keluar dari band ini!" tandasku seraya berbalik memunggunginya dan bergegas ke sembarang arah.

"Hey!" Pria itu memekik. "Bukan ke sana!"

Aku mengacungkan jari tengahku tanpa menoleh.

"Terserah kau saja," erangnya frustrasi. "Hidupku benar-benar kacau sejak bertemu denganmu!"

Malaikat maut cerewet!

"Tunggu!" Pria itu kembali memekik dan seketika semburat cahaya putih kembali meledak menyilaukanku.

"Gak tau, ah!" Suara pria itu kembali melenting. "Terseraaaaaah…"

Tubuhku kembali tersengat aliran listrik, kemudian terlempar.

"KALI INI BUKAN SALAHKU!" 

Aku mengernyit memegangi kepalaku yang berdenyut-denyut. Suara pria itu masih mendengking di dalam kepalaku. Tapi terdengar begitu jauh dan seperti datang dari berbagai arah. Tumpang tindih seperti putaran angin. 

Ledakan cahaya putih itu mulai memudar, berganti ledakan cahaya berwarna-warni, kemudian abu-abu dan akhirnya gelap total. Lalu kembali abu-abu.

Aku membuka mataku dan mengerjap. Ledakan cahaya putih kembali berkeredap. Tapi tak sampai membutakan mataku. 

Perlahan bayang-bayang berwarna-warni terbentuk di pelupuk mataku. 

Gorden hijau, layar televisi…

Aku mengerjapkan mataku sekali lagi dan mengedar pandang.

Sebuah ruangan bersih beraroma khas rumah sakit.

Benar sekali, kataku dalam hati. Aku pasti sedang berada di rumah sakit.

Seraut wajah merunduk di atas kepalaku. Seorang wanita berpakaian serba putih, memekik membekap mulutnya dengan mata terbelalak. Tak lama kemudian perempuan itu berbalik dan berlari menjauh. "Dokter!" Wanita itu berteriak.

Apa kubilang?

Aku memang di rumah sakit!

"Dokter! Pasien 303 sadarkan diri!" Teriakan suster tadi menggema di seluruh koridor.

Aku menghela napas pendek dan mengembuskannya perlahan.

Beberapa menit kemudian, suster itu kembali bersama seorang dokter dan seorang wanita paruh baya.

Siapa dia?

"Nona sudah koma selama sebulan, apakah dia akan baik-baik saja?" Wanita paruh baya itu bertanya setelah dokter tadi memeriksa keadaanku.

"Kami akan memastikannya terlebih dahulu. Kami akan melakukan beberapa tes, baru bisa memutuskan apakah Nona sudah boleh pulang!" Dokter itu menjelaskan.

Wanita itu mendekat, kemudian memandangiku dengan raut wajah masam. Dari pandangan matanya aku bisa memastikan bahwa ia tidak terlalu senang dengan apa yang dilihatnya.

"Nanti saya kirim driver untuk menjemput kamu," katanya acuh tak acuh. "Kita ketemu di rumah," tandasnya datar, kemudian berpaling dan menjauh.

Aku memperhatikan punggung wanita itu sebelum ia menghilang di balik pintu.

Siapa sih dia?

Aku menarik bangkit tubuhku dan menyibak selimut yang menutupi tubuhku. Memeriksa kaki dan tanganku, kemudian melangkah turun dari brankar. 

Aku berdiri terhuyung seraya berpegangan pada tepi brankar, kemudian mengayun-ayunkan kakiku satu per satu untuk memastikan tidak ada luka atau patah tulang. Kemudian berjalan ke sudut ruangan, mencari toilet untuk bercermin. 

Mudah-mudahan wajahku tidak apa-apa, harapku seraya berjalan tertatih-tatih.

Begitu sampai di toilet, aku melengak menatap bayanganku di cermin. 

Tidak ada luka!

Tidak ada memar!

Tidak lecet sedikit pun!

Tidak ada wajahku di sana!

Seraut wajah mungil bermata bulat menatapku dari dalam cermin.

Bukan aku!

Itu bukan wajahku!

Aku memegangi wajahku dengan kedua tangan, bayangan di dalam cermin mengikutinya.

Itu memang bayanganku!

Tapi wajahnya…

Bukan wajahku!

Terpopuler

Comments

Vlink Bataragunadi 👑

Vlink Bataragunadi 👑

laaah kakaaaa lu salah masuk >_<

2023-10-08

0

Vlink Bataragunadi 👑

Vlink Bataragunadi 👑

lucu banget malaikat mautnya hihihi

2023-10-08

0

Hendra Dwi M

Hendra Dwi M

wehh salah masuk tubuh?

2022-01-12

3

lihat semua
Episodes
1 Prelude
2 Satu
3 Dua
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sepuluh
12 Sebelas
13 Dua Belas
14 Tiga Belas
15 Empat Belas
16 Lima Belas
17 Enam Belas
18 Tujuh Belas
19 Delapan Belas
20 Sembilan Belas
21 Dua Puluh
22 Dua Puluh Satu
23 Dua Puluh Dua
24 Dua Puluh Tiga
25 Dua Puluh Empat
26 Dua Puluh Lima
27 Dua Puluh Enam
28 Dua Puluh Tujuh
29 Dua Puluh Delapan
30 Dua Puluh Sembilan
31 Tiga Puluh
32 Tiga Puluh Satu
33 Tiga Puluh Dua
34 Tiga Puluh Tiga
35 Tiga Puluh Empat
36 Tiga Puluh Lima
37 Tiga Puluh Enam
38 Tiga Puluh Tujuh
39 Tiga Puluh Delapan
40 Tiga Puluh Sembilan
41 Empat Puluh
42 Empat Puluh Satu
43 Empat Puluh Dua
44 Empat Puluh Tiga
45 Empat Puluh Empat
46 Empat Puluh Lima
47 Empat Puluh Enam
48 Empat Puluh Tujuh
49 Empat Puluh Delapan
50 Empat Puluh Sembilan
51 Lima Puluh
52 Lima Puluh Satu
53 Lima Puluh Dua
54 Lima Puluh Tiga
55 Lima Puluh Empat
56 Lima Puluh Lima
57 Lima Puluh Enam
58 Lima Puluh Tujuh
59 Lima Puluh Delapan
60 Lima Puluh Sembilan
61 Enam Puluh
62 Enam Puluh Satu
63 Enam Puluh Dua
64 Enam Puluh Tiga
65 Enam Puluh Empat
66 Enam Puluh Lima
67 Enam Puluh Enam
68 Enam Puluh Tujuh
69 Enam Puluh Delapan
70 Enam Puluh Sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh Puluh Satu
73 Tujuh Puluh Dua
74 Tujuh Puluh Tiga
75 Tujuh Puluh Empat
76 Tujuh Puluh Lima
77 Tujuh Puluh Enam
78 Tujuh Puluh Tujuh
79 Tujuh Puluh Delapan
80 Tujuh Puluh Sembilan
81 Delapan Puluh
82 Delapan Puluh Satu
83 Delapan Puluh Dua
84 Delapan Puluh Tiga
85 Delapan Puluh Empat
86 Delapan Puluh Lima
87 Delapan Puluh Enam
88 Delapan Puluh Tujuh
89 Delapan Puluh Delapan
90 Delapan Puluh Sembilan
91 Sembilan Puluh
92 Sembilan Puluh Satu
93 Sembilan Puluh Dua
94 Sembilan Puluh Tiga
95 Sembilan Puluh Empat
96 Sembilan Puluh Lima
97 Sembilan Puluh Enam
98 Sembilan Puluh Tujuh
99 Sembilan Puluh Delapan
100 Sembilan Puluh Sembilan
101 Seratus
102 Singa.Co
103 Singa.Co2
104 Postlude
105 Special Thanks!
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Prelude
2
Satu
3
Dua
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sepuluh
12
Sebelas
13
Dua Belas
14
Tiga Belas
15
Empat Belas
16
Lima Belas
17
Enam Belas
18
Tujuh Belas
19
Delapan Belas
20
Sembilan Belas
21
Dua Puluh
22
Dua Puluh Satu
23
Dua Puluh Dua
24
Dua Puluh Tiga
25
Dua Puluh Empat
26
Dua Puluh Lima
27
Dua Puluh Enam
28
Dua Puluh Tujuh
29
Dua Puluh Delapan
30
Dua Puluh Sembilan
31
Tiga Puluh
32
Tiga Puluh Satu
33
Tiga Puluh Dua
34
Tiga Puluh Tiga
35
Tiga Puluh Empat
36
Tiga Puluh Lima
37
Tiga Puluh Enam
38
Tiga Puluh Tujuh
39
Tiga Puluh Delapan
40
Tiga Puluh Sembilan
41
Empat Puluh
42
Empat Puluh Satu
43
Empat Puluh Dua
44
Empat Puluh Tiga
45
Empat Puluh Empat
46
Empat Puluh Lima
47
Empat Puluh Enam
48
Empat Puluh Tujuh
49
Empat Puluh Delapan
50
Empat Puluh Sembilan
51
Lima Puluh
52
Lima Puluh Satu
53
Lima Puluh Dua
54
Lima Puluh Tiga
55
Lima Puluh Empat
56
Lima Puluh Lima
57
Lima Puluh Enam
58
Lima Puluh Tujuh
59
Lima Puluh Delapan
60
Lima Puluh Sembilan
61
Enam Puluh
62
Enam Puluh Satu
63
Enam Puluh Dua
64
Enam Puluh Tiga
65
Enam Puluh Empat
66
Enam Puluh Lima
67
Enam Puluh Enam
68
Enam Puluh Tujuh
69
Enam Puluh Delapan
70
Enam Puluh Sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh Puluh Satu
73
Tujuh Puluh Dua
74
Tujuh Puluh Tiga
75
Tujuh Puluh Empat
76
Tujuh Puluh Lima
77
Tujuh Puluh Enam
78
Tujuh Puluh Tujuh
79
Tujuh Puluh Delapan
80
Tujuh Puluh Sembilan
81
Delapan Puluh
82
Delapan Puluh Satu
83
Delapan Puluh Dua
84
Delapan Puluh Tiga
85
Delapan Puluh Empat
86
Delapan Puluh Lima
87
Delapan Puluh Enam
88
Delapan Puluh Tujuh
89
Delapan Puluh Delapan
90
Delapan Puluh Sembilan
91
Sembilan Puluh
92
Sembilan Puluh Satu
93
Sembilan Puluh Dua
94
Sembilan Puluh Tiga
95
Sembilan Puluh Empat
96
Sembilan Puluh Lima
97
Sembilan Puluh Enam
98
Sembilan Puluh Tujuh
99
Sembilan Puluh Delapan
100
Sembilan Puluh Sembilan
101
Seratus
102
Singa.Co
103
Singa.Co2
104
Postlude
105
Special Thanks!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!