Dua Belas

"Oranye, apa sih oranye?" Aku menggumam seraya menggaruk-garuk sisi kepalaku yang tidak terasa gatal.

"Jingga, goblok!" Vera Julia mendongak dan memelototiku.

Aku balas mendongak dan menatapnya dengan tampang tak berdosa. 

Membuat makhluk di atas kepalaku membeliak sebal menanggapinya.

Insiden makan kapur pada hari itu, merupakan berkat sekaligus kutukan bagiku dan Vera Julia.

Setelah hari itu, jam istirahat menjadi momok paling mengerikan. Kantin telah berubah menjadi semacam neraka jahanam bagi kami berdua. Dan sisi baiknya, situasi yang sama juga memaksaku berdamai dengan Vera Julia. Kami tidak pernah lagi berebut Iis untuk makan siang bersama di kantin. 

Kami tidak pernah lagi memasuki kantin!

Terakhir kali kami memasuki kantin. Semua cowok dari kelas kami mencemooh, "Jus kapur dua gelas!" teriak mereka pada pemilik kantin. Dan seisi kantin mentertawakan kami.

Dan... 

Di sinilah kami sekarang!

Menghabiskan waktu istirahat, di bawah pohon akasia, di pekarangan belakang sekolah. Berbaring bersama di atas hamparan rumput dengan puncak kepala saling beradu, sementara masing-masing tubuh terjulur ke arah yang berlawanan. Menunggu seseorang datang membawakan kami makanan---Mohammad Ismail.

Tak lama kemudian suara berkeresak mengusik kami.

Sepasang kaki mendekat ke arah kami dan secara otomatis membuat kami segera beranjak dan duduk.

Iis menghentikan langkahnya tak jauh dari tempat kami bersimpuh, kedua tangannya terselip di kiri-kanannya dalam saku celananya. Membuat kami serempak mengerutkan dahi.

"Lu gak bawa makanan?" Vera bertanya seraya mendongak.

"Lu berdua lagi nungguin gua bawa makanan?" Iis balas bertanya.

Aku dan Vera bertukar pandang.

Dia lagi becanda apa gimana, sih? Kira-kira begitulah yang coba ditanyakan Vera melalui bahasa tubuhnya.

Aku menelan ludah dan mendongak menatap Iis. Mencoba menerka-nerka apa yang sedang dipikirkannya. Tapi perkataan Iis berikutnya membuatku terguncang.

"Mau sampe kapan kalian kek anak anjing yang selalu ngarep minta dilindungi? Cuma dicengin kagak bikin 'pala bocor kan? Gosah pada manja, deh! Gua bukan jongos lu!"

Setelah beberapa pekan berada di sekolah, aku akhirnya tahu Iis memang terkenal sebagai cowok paling arogan. Tapi aku tidak mengira dia juga raja tega.

Aku tertunduk dan menelan ludah.

Vera melirikku dengan wajah prihatin.

Dia mungkin tidak tersinggung oleh perkataan Iis.

Aku juga tidak!

Aku tahu Iis sedang berusaha memotivasi kami.

Tapi kalimat anak anjing yang dilontarkannya mengusik perasaanku. Kenangan buruk masa kecilku seketika berkelebat dalam benakku. Bayangan-bayangan buruk saat aku dipukuli seperti anak anjing masih sering membuatku kehilangan kendali---kehilangan diriku!

Kepalaku mulai berdentum sekarang.

Itu adalah gejala di mana aku akan berdisosiasi---bertukar kepribadian.

Aku berusaha menekannya. Mencoba menghela napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Lalu mengulanginya lagi. Tapi rasa sakit di kepalaku tak kunjung mereda. 

Tak lama kemudian, sengatan rasa panas menyergap punggungku, menghisapku seperti setrum. Melemparku ke suatu tempat asing, di mana aku mendapati diriku terdampar hanya sendirian dan tak seorang pun menemukanku.

Lalu tiba-tiba semuanya menjadi terasa ringan. 

Terasa jauh!

"Srikandi?" Aku mendengar Vera memanggilku. Mengguncang bahuku. Tapi suaranya terdengar sangat jauh.

Vera mendongak menatap Iis.

Cowok itu tertunduk menatapku dengan alis bertautan. Sebersit rasa bersalah terpancar dari matanya.

Tapi dia terlambat.

Aku sudah tidak takut lagi sekarang.

Aku bukan lagi gadis kecil penurut yang gemar merajut!

Bukan anak anjing yang selalu butuh dilindungi.

Aku adalah singa betina. Singa muda yang menjunjung tinggi harga diri.

Jika aku dilempar ke tengah kawanan serigala, aku akan kembali sebagai pemimpin mereka.

Jika aku dilempar ke dalam neraka, aku akan bangkit sebagai ratunya!

Aku menarik bangkit tubuhku dan berjalan melewatinya.

Iis tersentak dan tercengang.

"Srikandi?!" Vera berteriak ke arahku.

Aku tetap berjalan menyeberangi pekarangan itu dengan langkah-langkah ringan. Tidak menoleh sama sekali.

"Ka-ka!" Vera meralat panggilannya dengan suara tercekat. Mungkin belum terbiasa menautkan panggilan itu. Tapi dia tetap harus belajar untuk membiasakan diri.

Jadi aku membiarkannya tetap terjebak dalam kekalutannya.

Seseorang akan berubah setelah jiwanya dikacau-balaukan.

"Ka!" Aku mendengar Iis berbalik dan mengejarku, di susul suara Vera di belakangnya.

Sekarang aku bisa mendengar sepatu keduanya berdebuk di belakangku---membuntutiku.

Lalu sebuah tangan mencengkeram bahuku. Menarikku ke arah kantin.

Tidak, pikirku. Jangan ke kantin! 

Aku tidak butuh apa pun dari kantin!

Aku takkan mati meski aku tidak makan. Aku bisa mencari sendiri makananku!

"Kau tak bisa terus-terusan lari seumur hidupmu, Srikandi!" Suara itu mengejutkanku---kupikir Iis tadi yang menarikku.

Aku menoleh tersentak dan tercekat.

Pria ini lagi, pikirku terkejut.

Pria berambut cokelat sebahu bergamis putih dengan jubah dan turban sewarna---Maulanna Ibrahim.

Kenapa dia bisa ada di sini?

Aku membuka mulutku, bersiap menyemburkan pertanyaan itu. Tapi kemudian segera menyadari pria itu tidak nyata. Dia adalah alterku. Kepribadian lain yang mengubah anak anjing menjadi singa. 

"Ingatlah kata-katamu sendiri, Srikandi!" katanya berusaha menyadarkanku.

Tapi sebelum aku menyadari apa yang terjadi, pria itu tahu-tahu sudah melemparku ke dalam kantin---neraka jahanam yang paling ingin kuhindari.

Tapi...

Apa yang kukatakan tadi pada diri sendiri?

Jika aku dilempar ke dalam neraka, aku akan bangkit sebagai ratunya!

BRAK!

Aku tersungkur ke tengah-tengah ruangan dan mendarat telak dengan posisi kedua tangan bertumpu pada meja kecil yang ditempati sepasang pelajar yang sedang duduk berhadap-hadapan. Dian Anggara dan… Muhammad Jimmy Ibrahim.

Aku menelan ludah dan terbelak menatap keduanya secara bergantian. 

Dian terperangah menatapku dengan raut wajah gusar.

Jimmy mengerjap dan melengak. Ia membuka mulutnya berusaha mengatakan sesuatu, kemudian menyentuh punggung tanganku. Seperti seorang kekasih yang kedapatan sedang berselingkuh dan bersiap untuk menjelaskan situasinya.

Aku menyentakkan tanganku menjauhi meja dan menepiskan sentuhan tangannya.

Beberapa anak cowok dari kelasku mulai berteriak usil menyadari keberadaanku. "Jus kapur, Pak Dek!"

Jimmy menyentakkan kepalanya dan memelototi anak-anak cowok yang melontarkan lelucon itu.

Aku juga memeloti mereka seraya mengetatkan rahangku.

"Pak Dek! Juice kapur orange!" Cowok lainnya menimpali. "Srikandi aus!"

"Otaknya aus," timpal yang lainnya lagi sambil terkekeh.

Lalu kelima cowok itu terbahak-bahak, diikuti seisi ruangan.

Jimmy mengedar pandang dengan rahang mengetat kemudian mengalihkan perhatiannya ke arahku, lalu kembali menoleh ke arah cowok-cowok itu. Seketika ia beranjak dari bangkunya, kemudian menerjang ke arah mereka.

Tapi Dian Anggara menangkap pergelangan tangan Jimmy dan menahannya.

Lalu tiba-tiba seorang cowok lain beranjak dari salah satu bangku di sudut ruangan. "Gua udah gak tahan lagi," teriaknya menggelegar.

Serentak semua mata dalam ruangan berpaling pada cowok itu.

Begitu juga dengan aku.

Ternyata Dandy Pratama!

Dia juga makan kapur bersamaku hari itu. Dia sudah jelas berada di pihakku.

Pria berjubah putih tadi menyeringai seraya menyandarkan sebelah bahunya pada bingkai pintu dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya. "Aku telah bersumpah akan menjagamu, Srikandi!" Pria itu menggaungkan kata-katanya seperti ketika pertama kali aku berdisosiasi.

Aku menoleh ke arah pria itu dan menelan ludah.

Dua pasang mata terbelalak di belakangnya---Mohammad Ismail dan Vera Julia.

Terpopuler

Comments

Hendra Dwi M

Hendra Dwi M

mulai bisa ulti

2022-01-10

0

Galang KPJ

Galang KPJ

Mulai bertanduk nih

2021-12-20

0

Opunk KPJ

Opunk KPJ

astaga masih dibahas 🤦
oranye apa sih oranye 😂

2021-12-20

1

lihat semua
Episodes
1 Prelude
2 Satu
3 Dua
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sepuluh
12 Sebelas
13 Dua Belas
14 Tiga Belas
15 Empat Belas
16 Lima Belas
17 Enam Belas
18 Tujuh Belas
19 Delapan Belas
20 Sembilan Belas
21 Dua Puluh
22 Dua Puluh Satu
23 Dua Puluh Dua
24 Dua Puluh Tiga
25 Dua Puluh Empat
26 Dua Puluh Lima
27 Dua Puluh Enam
28 Dua Puluh Tujuh
29 Dua Puluh Delapan
30 Dua Puluh Sembilan
31 Tiga Puluh
32 Tiga Puluh Satu
33 Tiga Puluh Dua
34 Tiga Puluh Tiga
35 Tiga Puluh Empat
36 Tiga Puluh Lima
37 Tiga Puluh Enam
38 Tiga Puluh Tujuh
39 Tiga Puluh Delapan
40 Tiga Puluh Sembilan
41 Empat Puluh
42 Empat Puluh Satu
43 Empat Puluh Dua
44 Empat Puluh Tiga
45 Empat Puluh Empat
46 Empat Puluh Lima
47 Empat Puluh Enam
48 Empat Puluh Tujuh
49 Empat Puluh Delapan
50 Empat Puluh Sembilan
51 Lima Puluh
52 Lima Puluh Satu
53 Lima Puluh Dua
54 Lima Puluh Tiga
55 Lima Puluh Empat
56 Lima Puluh Lima
57 Lima Puluh Enam
58 Lima Puluh Tujuh
59 Lima Puluh Delapan
60 Lima Puluh Sembilan
61 Enam Puluh
62 Enam Puluh Satu
63 Enam Puluh Dua
64 Enam Puluh Tiga
65 Enam Puluh Empat
66 Enam Puluh Lima
67 Enam Puluh Enam
68 Enam Puluh Tujuh
69 Enam Puluh Delapan
70 Enam Puluh Sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh Puluh Satu
73 Tujuh Puluh Dua
74 Tujuh Puluh Tiga
75 Tujuh Puluh Empat
76 Tujuh Puluh Lima
77 Tujuh Puluh Enam
78 Tujuh Puluh Tujuh
79 Tujuh Puluh Delapan
80 Tujuh Puluh Sembilan
81 Delapan Puluh
82 Delapan Puluh Satu
83 Delapan Puluh Dua
84 Delapan Puluh Tiga
85 Delapan Puluh Empat
86 Delapan Puluh Lima
87 Delapan Puluh Enam
88 Delapan Puluh Tujuh
89 Delapan Puluh Delapan
90 Delapan Puluh Sembilan
91 Sembilan Puluh
92 Sembilan Puluh Satu
93 Sembilan Puluh Dua
94 Sembilan Puluh Tiga
95 Sembilan Puluh Empat
96 Sembilan Puluh Lima
97 Sembilan Puluh Enam
98 Sembilan Puluh Tujuh
99 Sembilan Puluh Delapan
100 Sembilan Puluh Sembilan
101 Seratus
102 Singa.Co
103 Singa.Co2
104 Postlude
105 Special Thanks!
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Prelude
2
Satu
3
Dua
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sepuluh
12
Sebelas
13
Dua Belas
14
Tiga Belas
15
Empat Belas
16
Lima Belas
17
Enam Belas
18
Tujuh Belas
19
Delapan Belas
20
Sembilan Belas
21
Dua Puluh
22
Dua Puluh Satu
23
Dua Puluh Dua
24
Dua Puluh Tiga
25
Dua Puluh Empat
26
Dua Puluh Lima
27
Dua Puluh Enam
28
Dua Puluh Tujuh
29
Dua Puluh Delapan
30
Dua Puluh Sembilan
31
Tiga Puluh
32
Tiga Puluh Satu
33
Tiga Puluh Dua
34
Tiga Puluh Tiga
35
Tiga Puluh Empat
36
Tiga Puluh Lima
37
Tiga Puluh Enam
38
Tiga Puluh Tujuh
39
Tiga Puluh Delapan
40
Tiga Puluh Sembilan
41
Empat Puluh
42
Empat Puluh Satu
43
Empat Puluh Dua
44
Empat Puluh Tiga
45
Empat Puluh Empat
46
Empat Puluh Lima
47
Empat Puluh Enam
48
Empat Puluh Tujuh
49
Empat Puluh Delapan
50
Empat Puluh Sembilan
51
Lima Puluh
52
Lima Puluh Satu
53
Lima Puluh Dua
54
Lima Puluh Tiga
55
Lima Puluh Empat
56
Lima Puluh Lima
57
Lima Puluh Enam
58
Lima Puluh Tujuh
59
Lima Puluh Delapan
60
Lima Puluh Sembilan
61
Enam Puluh
62
Enam Puluh Satu
63
Enam Puluh Dua
64
Enam Puluh Tiga
65
Enam Puluh Empat
66
Enam Puluh Lima
67
Enam Puluh Enam
68
Enam Puluh Tujuh
69
Enam Puluh Delapan
70
Enam Puluh Sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh Puluh Satu
73
Tujuh Puluh Dua
74
Tujuh Puluh Tiga
75
Tujuh Puluh Empat
76
Tujuh Puluh Lima
77
Tujuh Puluh Enam
78
Tujuh Puluh Tujuh
79
Tujuh Puluh Delapan
80
Tujuh Puluh Sembilan
81
Delapan Puluh
82
Delapan Puluh Satu
83
Delapan Puluh Dua
84
Delapan Puluh Tiga
85
Delapan Puluh Empat
86
Delapan Puluh Lima
87
Delapan Puluh Enam
88
Delapan Puluh Tujuh
89
Delapan Puluh Delapan
90
Delapan Puluh Sembilan
91
Sembilan Puluh
92
Sembilan Puluh Satu
93
Sembilan Puluh Dua
94
Sembilan Puluh Tiga
95
Sembilan Puluh Empat
96
Sembilan Puluh Lima
97
Sembilan Puluh Enam
98
Sembilan Puluh Tujuh
99
Sembilan Puluh Delapan
100
Sembilan Puluh Sembilan
101
Seratus
102
Singa.Co
103
Singa.Co2
104
Postlude
105
Special Thanks!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!