Tujuh

Aku terperanjat dan memekik seraya melempar kepalaku ke samping.

Seorang cowok bermata coklat, tahu-tahu sudah berdiri di belakangku seraya bersedekap. Entah sejak kapan ia berada di sana. Ia mencondongkan tubuhnya mengimbangi tinggi badanku yang hanya sebatas bahunya.

Aku menarik wajahku menjauh dan mengerjap.

Tapi cowok berwajah lancip Khas Boneka Migi itu, justru semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku. "Tapi kalo kamu butuh tempat, aku masih punya tempat kosong di dalam hatiku!"

Seketika aku menelan ludah dan menarik langkahku menjauhinya. Kulirik pintu loker itu melalui sudut mataku untuk memastikan bahwa aku tidak salah lihat tadi.

Nomornya tidak berubah--masih tetap 030!

Nomornya tidak keliru, pikirku. Tapi ruang lokernya yang salah, aku menyadari. 

Ini ruang loker cowok!

Sesaat tawa Vera Julia terngiang dalam kepalaku. 

Dasar kuntilanak mini, geramku dalam hati. Akhirnya aku tahu dia bukan Vera yang kukenal. Dia jelas bukan temanku.

Mulai sekarang aku akan memanggilnya Pe'ak!

Cowok tadi melangkah semakin dekat ke arahku hingga aku terpaksa mendorongnya untuk bisa menjauhkan diri. Sepasang matanya yang berbulu lentik mengerjap karena reaksiku.

Sejujurnya dia lumayan tampan. Kulit wajahnya berwarna putih kemerah-merahan, dan hidungnya mendongak sempurna di atas bibir tipisnya yang berwarna merah muda. Tapi raut wajahnya terlihat menyebalkan. Dan sikapnya itu membuatku nyaris tak bisa menahan diri untuk tidak menamparnya.

Aku melangkah perlahan ke belakang, bersiap untuk melarikan diri.

Tapi anak laki-laki itu menyergap kedua bahuku dan menahannya.

"Ngapain lu?" Aku menggeram seraya mengedikkan bahuku. "Lepasin, gak?!"

Tapi cengkeraman tangannya lebih kuat dari dugaanku. "Sssst...!" Ia berdesis dan merunduk mendekatkan wajahnya lagi.

"Lepasin!" Aku mengedikkan bahuku sekali lagi. Kali ini lebih kuat dari sebelumnya. Tapi semakin kuat aku bergerak, cengkeraman pada bahuku justru semakin mengetat. Seketika aku langsung menyesal sudah pergi ke sekolah dengan mengenakan rok. Mulai besok aku harus memodifikasi penampilanku, aku memutuskan.

Sekarang cowok ke-bule-bule-an itu mendekatkan bibirnya ke bibirku.

Tidak mungkin, batinku ngeri. Dia tidak sedang berusaha menciumku, kan?

Dan sebelum aku menyadarinya, sebuah kecupan tahu-tahu sudah mendarat di bibirku.

Ciuman pertamaku, batinku getir.

Dia telah merenggut ciuman pertamaku!

"Jimmy!"

Hardikan di ambang pintu menyelamatkanku dari situasi. Tapi tak membantuku terbebas dari rasa takut. Ini pertama kalinya aku merasakan takut pada seorang laki-laki. Mulai hari ini aku tak ingin dekat-dekat lagi dengan anak laki-laki, janjiku pada diri sendiri.

Aku tak bisa terima ciuman pertamaku direnggut dengan cara seperti ini.

Percayalah!

Rasanya tak seperti cerita cinta di dalam komik.

Cengkeraman pada bahuku serentak melemas, tapi kedua  tangannya masih bertengger di bahuku. Dan cowok B.E.R.E.N.G.S.E.K itu tidak segera menjauhkan wajahnya dari wajahku. Hanya melepaskan ciumannya, kemudian mengintip ke arah pintu melalui sudut matanya.

Sekilas aku sempat melihat wajah lancipnya saat ia mendongak.

Ia terlihat tampan dari sisi mana pun, batinku. Tapi kenapa tingkah lakunya seperti orang kurang belaian?

Perlahan ia menurunkan kedua tangannya dari bahuku ketika suara langkah di belakangku terdengar mendekat.

Secepatnya aku melepaskan diri dan memutar tubuhku membelakangi cowok B.E.R.E.N.G.S.E.K tadi, kemudian berhadapan dengan wajah tampan lainnya yang tampak tak asing.

Wajah tampan itu kemudian merunduk memperhatikan wajahku dengan mata yang berkilat-kilat.

Untuk sesaat aku sempat terpaku menatap kedua matanya karena terpukau. 

Oh, s.h.i.t! Aku menyadari. Lalu jantungku berdegup cepat seketika, begitu mengetahui siapa yang sedang berdiri di hadapanku. 

Pak Guru!

Guru tampan itu!

Sepasang mata pria itu kemudian mengerjap dan beralih melewati bahuku.

Tanpa pikir panjang aku pun segera menghambur dari hadapannya dan berlari ke arah pintu keluar. Dan...

BRUK!

Lagi-lagi, aku menabrak seseorang.

Seorang cewek yang sama mungilnya dengan Vera Julia meringis di depanku seraya membekap hidungnya dengan telapak tangan. Kulit wajahnya yang kecoklatan, bersemu merah akibat benturan keras pada batang hidungnya.

Bisa kubayangkan bagaimana hidung itu berdenyut kesakitan akibat ulahku. Bahuku saja masih terasa panas setelah membenturnya. "Maaf," sesalku seraya menyentuh pelan bahunya yang berada cukup jauh di bawah bahuku. 

Kenapa semua siswi di sekolah ini rata-rata berukuran mungil? Pikirku.

Apa aku saja yang terlalu tinggi?

Tidak, bantahku dalam hati. Tidak mungkin. Tinggi badanku hanya 166. Mana mungkin aku terlalu tinggi?!

Mereka saja yang terlalu pendek!

Gadis mungil hitam manis itu masih menunduk mengurut batang hidungnya.

"Gue temenin ke UKS, ya?" Aku menawarkan.

"Ng..." Gadis itu menggeleng. "Nggak usah," katanya seraya mengibas-ngibaskan sebelah tangannya. Sementara tangan yang satunya masih melekat pada hidungnya. "Gue gak pa-pa!" Ia meyakinkanku.

Aku mengawasinya sesaat lalu membaca nama yang tertera pada bet seragamnya: Sesie Indo.

Lagi, batinku. Cewek Asia!

Tak lama kudengar gadis itu tersengak dan mengusap-usap cuping hidungnya dengan buku jari. Kemudian mengangkat wajahnya dan menatapku.

"Astaga!" Aku memekik tertahan mendapati hidungnya terlihat agak tenggelam. Aku menunjuk ke arah hidungnya dengan mulut dan mata membulat. "I--idung lu..."

"Kenapa?" Ia bertanya setengah menjerit.

"Tenggelem!" jawabku singkat.

Seketika gadis itu menggembungkan mulutnya mendengar jawabanku. Kemudian mendengus. "Idung gue udah tenggelem dari sononye!" Semburnya seraya memelototiku.

Aku menelan ludah dan terperangah. "Oh? Sorry!" Ungkapku disertai cengiran konyol. "Kirain gara-gara gue, tadi!"

Aku melihat Sesie Indo mendengus semakin kesal.

Dan aku hanya tergelak menanggapinya.

Dua jam kemudian...

"Srikandi...!" Suara cempreng seorang siswi meneriakiku ketika aku sedang berjalan beriringan dengan--siapa lagi kalau bukan Mohammad Ismail.

Sampai hari ini, baru Iis saja satu-satunya orang yang bersedia menjadi temanku. Jadi, aku memilih untuk percaya pada Iis. Meski dua jam yang lalu aku baru berjanji pada diriku untuk tidak dekat-dekat lagi dengan anak laki-laki. 

Iis adalah pengecualian!

Bagaimana pun juga, aku yang mulai modus duluan. Dan hari ini, akhirnya Iis sendiri yang menawarkan diri untuk pergi ke kantin bersama.

Apa tidak lucu kalau aku menolaknya sekarang?

Tapi sepertinya kedekatan kami selalu mengundang iri banyak gadis. Belum apa-apa, sudah ada gadis yang meneriakiku, bahkan sebelum aku mencapai kantin.

Aku meliukkan tubuhku ke belakang dan mendapati Vera sedang mendekat ke arah kami setengah berlari.

Oh, bagus! Aku membatin licik. Kuntilanak mini ini sedang cari mati.

Dan...

DRAP!

B.E.R.E.N.G.S.E.K mungil bermulut besar itu berhenti tepat di dekatku dengan napas tersengal. "Lu dipanggil MD," katanya megap-megap.

Iis melirikku melalui sudut matanya dengan alis bertautan.

Aku balas meliriknya dengan ekspresi yang sama. "Siapa MD?" Aku bertanya pada Vera.

Gadis itu masih menekuk perutnya, dengan sebelah tangan menekan pinggangnya. Dan ia belum berhasil juga mengatur napasnya. "Udah sih, lu ke ruang guru aja sekarang. Ntar kalo udah sampe sono, lu baru nanya siapa MD!"

Aku mendengus tipis seraya membeliak sebal. Aku benci mengakui ini, tapi Vera benar juga. "Thanks," kataku acuh tak acuh. "Tapi lain kali tolong jangan panggil gua Srikandi!" protesku cari gara-gara, kemudian menunjuk bet namaku. "Panggil gua Kaka!"

Terpopuler

Comments

Jimmy

Jimmy

Anjimmm.... beneran artis gw dimari 🙈
Kabur ah

2022-02-07

1

Opunk KPJ

Opunk KPJ

Kebanyakan nama Jimmy emang rata-rata tampan
dan rata-rata orang tampan sudah pasti playboy
hahaha

2021-12-17

1

Gue

Gue

jadi cerita segi tiga nih bakalannya.... apa segitu-gitunya ha-ha-ha 🤣🤣

2021-12-15

0

lihat semua
Episodes
1 Prelude
2 Satu
3 Dua
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sepuluh
12 Sebelas
13 Dua Belas
14 Tiga Belas
15 Empat Belas
16 Lima Belas
17 Enam Belas
18 Tujuh Belas
19 Delapan Belas
20 Sembilan Belas
21 Dua Puluh
22 Dua Puluh Satu
23 Dua Puluh Dua
24 Dua Puluh Tiga
25 Dua Puluh Empat
26 Dua Puluh Lima
27 Dua Puluh Enam
28 Dua Puluh Tujuh
29 Dua Puluh Delapan
30 Dua Puluh Sembilan
31 Tiga Puluh
32 Tiga Puluh Satu
33 Tiga Puluh Dua
34 Tiga Puluh Tiga
35 Tiga Puluh Empat
36 Tiga Puluh Lima
37 Tiga Puluh Enam
38 Tiga Puluh Tujuh
39 Tiga Puluh Delapan
40 Tiga Puluh Sembilan
41 Empat Puluh
42 Empat Puluh Satu
43 Empat Puluh Dua
44 Empat Puluh Tiga
45 Empat Puluh Empat
46 Empat Puluh Lima
47 Empat Puluh Enam
48 Empat Puluh Tujuh
49 Empat Puluh Delapan
50 Empat Puluh Sembilan
51 Lima Puluh
52 Lima Puluh Satu
53 Lima Puluh Dua
54 Lima Puluh Tiga
55 Lima Puluh Empat
56 Lima Puluh Lima
57 Lima Puluh Enam
58 Lima Puluh Tujuh
59 Lima Puluh Delapan
60 Lima Puluh Sembilan
61 Enam Puluh
62 Enam Puluh Satu
63 Enam Puluh Dua
64 Enam Puluh Tiga
65 Enam Puluh Empat
66 Enam Puluh Lima
67 Enam Puluh Enam
68 Enam Puluh Tujuh
69 Enam Puluh Delapan
70 Enam Puluh Sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh Puluh Satu
73 Tujuh Puluh Dua
74 Tujuh Puluh Tiga
75 Tujuh Puluh Empat
76 Tujuh Puluh Lima
77 Tujuh Puluh Enam
78 Tujuh Puluh Tujuh
79 Tujuh Puluh Delapan
80 Tujuh Puluh Sembilan
81 Delapan Puluh
82 Delapan Puluh Satu
83 Delapan Puluh Dua
84 Delapan Puluh Tiga
85 Delapan Puluh Empat
86 Delapan Puluh Lima
87 Delapan Puluh Enam
88 Delapan Puluh Tujuh
89 Delapan Puluh Delapan
90 Delapan Puluh Sembilan
91 Sembilan Puluh
92 Sembilan Puluh Satu
93 Sembilan Puluh Dua
94 Sembilan Puluh Tiga
95 Sembilan Puluh Empat
96 Sembilan Puluh Lima
97 Sembilan Puluh Enam
98 Sembilan Puluh Tujuh
99 Sembilan Puluh Delapan
100 Sembilan Puluh Sembilan
101 Seratus
102 Singa.Co
103 Singa.Co2
104 Postlude
105 Special Thanks!
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Prelude
2
Satu
3
Dua
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sepuluh
12
Sebelas
13
Dua Belas
14
Tiga Belas
15
Empat Belas
16
Lima Belas
17
Enam Belas
18
Tujuh Belas
19
Delapan Belas
20
Sembilan Belas
21
Dua Puluh
22
Dua Puluh Satu
23
Dua Puluh Dua
24
Dua Puluh Tiga
25
Dua Puluh Empat
26
Dua Puluh Lima
27
Dua Puluh Enam
28
Dua Puluh Tujuh
29
Dua Puluh Delapan
30
Dua Puluh Sembilan
31
Tiga Puluh
32
Tiga Puluh Satu
33
Tiga Puluh Dua
34
Tiga Puluh Tiga
35
Tiga Puluh Empat
36
Tiga Puluh Lima
37
Tiga Puluh Enam
38
Tiga Puluh Tujuh
39
Tiga Puluh Delapan
40
Tiga Puluh Sembilan
41
Empat Puluh
42
Empat Puluh Satu
43
Empat Puluh Dua
44
Empat Puluh Tiga
45
Empat Puluh Empat
46
Empat Puluh Lima
47
Empat Puluh Enam
48
Empat Puluh Tujuh
49
Empat Puluh Delapan
50
Empat Puluh Sembilan
51
Lima Puluh
52
Lima Puluh Satu
53
Lima Puluh Dua
54
Lima Puluh Tiga
55
Lima Puluh Empat
56
Lima Puluh Lima
57
Lima Puluh Enam
58
Lima Puluh Tujuh
59
Lima Puluh Delapan
60
Lima Puluh Sembilan
61
Enam Puluh
62
Enam Puluh Satu
63
Enam Puluh Dua
64
Enam Puluh Tiga
65
Enam Puluh Empat
66
Enam Puluh Lima
67
Enam Puluh Enam
68
Enam Puluh Tujuh
69
Enam Puluh Delapan
70
Enam Puluh Sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh Puluh Satu
73
Tujuh Puluh Dua
74
Tujuh Puluh Tiga
75
Tujuh Puluh Empat
76
Tujuh Puluh Lima
77
Tujuh Puluh Enam
78
Tujuh Puluh Tujuh
79
Tujuh Puluh Delapan
80
Tujuh Puluh Sembilan
81
Delapan Puluh
82
Delapan Puluh Satu
83
Delapan Puluh Dua
84
Delapan Puluh Tiga
85
Delapan Puluh Empat
86
Delapan Puluh Lima
87
Delapan Puluh Enam
88
Delapan Puluh Tujuh
89
Delapan Puluh Delapan
90
Delapan Puluh Sembilan
91
Sembilan Puluh
92
Sembilan Puluh Satu
93
Sembilan Puluh Dua
94
Sembilan Puluh Tiga
95
Sembilan Puluh Empat
96
Sembilan Puluh Lima
97
Sembilan Puluh Enam
98
Sembilan Puluh Tujuh
99
Sembilan Puluh Delapan
100
Sembilan Puluh Sembilan
101
Seratus
102
Singa.Co
103
Singa.Co2
104
Postlude
105
Special Thanks!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!