Enam

Tepat ketika aku melangkah keluar dari ruang guru, di depan pintu aku menabrak seseorang yang tingginya hampir sama dengan Mr. Own.

BRUK!

Tubuh di depanku terasa seperti sekarung semen yang menampar wajahku.

Sepasang mata bulat berbulu lentik memelototiku dari balik rambut ikal bakung yang menjuntai melewati mata, kemudian melecut mengenai hidung mancungnya yang mendongak sempurna.

Aku mengerjap dan tercengang menatap wajah di depanku saking terpukau. 

Tak lama wajah itu menjauh dan sepasang matanya terpicing. Terasa sedikit tajam menikam mentalku.

"Ma--maaf!" Aku memekik terkejut, begitu menyadari pria yang baru saja kutabrak ternyata seorang guru. Seketika wajahku mendadak panas dan bisa kurasakan warnanya mulai berubah. Entah memerah, entah putih pucat. Bisa jadi biru keungu-unguan. 

Aku baru pertama kali memandang kagum seorang pria. Dan dia ternyata seorang guru. 

Yang benar saja!

Rasanya sulit dipercaya, pria itu seorang guru!

Dengan segenap kegugupan yang hakiki aku pun bergegas menjauh dari pria itu dengan lutut gemetar tak terkendali.

Ini juga pertama kalinya aku merasakan gugup seumur hidupku. Dan aku hampir tak percaya penyebabnya adalah seorang pria. 

Please, harapku dalam hati. Jangan Pak Guru!

Ketika aku berbelok di ujung koridor, aku hampir saja menabrak orang lagi. Beruntung orang di depanku menyadarinya.

Seorang anak perempuan berwajah campuran Indo-Tionghoa, menatapku dengan tergagap. Dari raut wajahnya, aku bisa menebak anak itu nyaris pingsan karena ketakutan. "Ma--maaf," ungkapnya terbata-bata. Nama yang tertera pada bet seragamnya: Gloria Case.

Dia betul-betul mirip kartun Jepang, batinku.

Tubuhnya tidak begitu tinggi, tapi juga tidak terlalu pendek. Kelihatannya saja tinggi, kerena tubuh mungilnya kelewat ramping, mirip karakter kartun dalam komik manga. Kulitnya dominan putih, sedikit kuning langsat. Wajahnya bulat mungil khas Tionghoa tapi tidak bermata sipit. Matanya bulat dan berbulu lentik---mirip kartun manga. Sepintas seperti boneka barbie.

Ia merunduk gugup dan tersenyum kikuk sebelum akhirnya memaksa kakinya berjalan melewatiku.

"Gloria," panggilku sedikit hati-hati. Khawatir kalau-kalau dia pingsan betulan setelah tadi hampir menabrakku, dan sekarang aku memanggilnya. Dia pasti berpikir aku ingin memarahinya.

"I-iya, Kak!" Gloria tergagap, tak berani menatapku secara langsung.

Tepat seperti dugaanku, dia ketakutan setengah mati karena melihat penampilanku.

"Boleh nanya nggak?" Aku mendekatinya seraya memaksakan senyum yang kubuat selembut mungkin supaya gadis itu tidak berpikir bahwa aku akan memangsanya seperti singa.

"Jangan tanya pulang lewat mana!" desisnya setengah meratap, kemudian balas tersenyum namun setengah memelas. Bisa dibilang hampir menangis.

"Gue cuma mau tanya ruang loker ada di mana?" Aku mengerang tertahan menahan geram.

Begitu juga sudah cukup membuat gadis itu gelagapan. "Ru-ruang loker ada di sana, Kak!" Gadis itu menggigit bibir bawahnya seraya menunjuk gugup melewati bahuku. Terlihat sekali bahwa gadis itu sudah tak tahan untuk buru-buru kabur.

Aku menoleh ke belakang dan mengamati sebuah ruangan di ujung koridor yang berlawanan arah dengan tujuanku. 

B.E.R.E.N.G.S.E.K, geramku dalam hati. Ternyata ruang lokernya tidak jauh dari ruang guru!

Sejurus kemudian, kudengar sepatu Gloria berdebam di lantai koridor dan berdebuk menjauh.

Aku menoleh ke arah semula dan melihat gadis itu sudah menghambur dari tempatnya. 

Aku bahkan belum sempat berterimakasih, pikirku seraya mengamatinya dengan tertegun. 

Cewek itu melirikku sepintas sebelum akhirnya melesat masuk ke dalam kelas 11F.

Aku membeliak sebal dan mengerang. Ternyata Boneka Barbie itu kakak kelasku. Wajah imutnya benar-benar menipu. Dan dia memanggilku kakak. Kukira dia adik kelasku. 

Aku menghela napas dan berbalik.

Saat melintas di depan pintu ruang guru, refleks saja wajahku tertunduk tak berani menoleh. 

Gawat, pikirku masam. Ada yang salah dengan mental jagoanku!

Setelah berhasil melewati pintu ruang guru, tiba-tiba saja aku dibuat merinding oleh suara langkah di belakangku. Wajah guru tampan tadi melintas dalam kepalaku. Membuat wajahku serasa terbakar dan berdenyut-denyut.

Apa dia sedang mengejarku?

Wuedeh... Ngarep!

Jantungku berdegup semakin cepat seiring derap langkah yang semakin mendekat di belakangku.

GREP!

Sebuah tangan menangkap bahuku. Seketika perasaan hangat menjalar ke seluruh tubuhku, kemudian merebak ke wajahku. Aku menahan diriku untuk tidak menoleh karena tak yakin bagaimana harus memasang wajahku.

Begitu langkah itu sudah berhasil mengimbangi langkahku, perlahan aku pun menoleh ke sisiku dengan ragu-ragu. 

Sekali lagi wajah tampan guru muda itu melintas dalam kepalaku, sesaat sebelum aku menoleh dan terkesiap menatap wajah orang di sampingku.

Seraut wajah mungil, dengan mulut tak kalah mungil menyeringai ke arahku. "Lu mau ke ruang loker, ya?"

Vera Julia, batinku patah hati!

"Lu ngapa kek pen mewek gitu...?" Keparat Berisik bermulut mungil itu menelengkan kepalanya dan memicingkan matanya, mengamat-amatiku.

Aku membuang pandanganku ke lantai koridor dan berpura-pura fokus memperhatikan jalanku.

"Lu sebenernya bisa ngomong ape kagak sih...?!" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut mungilnya yang kelihatannya saja mungil. 

Membuatku ingin meledak tertawa sekaligus murka dalam waktu bersamaan. Seketika aku meliriknya dengan alis bertautan.

"Baeuw... Baeuww...!" Keparat Mungil itu sekarang menaikkan suaranya seraya menggerak-gerakkan kedua tangannya memeragakan kata-kata dalam bahasa isyarat.

B.E.R.E.N.G.S.E.K!

Benarkah dia Vera teman kecilku?

"Berapa nomor loker lu?" Vera akhirnya bicara normal kembali setelah ia terkekeh terlebih dahulu---betul-betul menyebalkan. Ia mempercepat langkahnya mendahuluiku ke dalam ruang loker.

"030," jawabku seraya mengikutinya ke dalam dan menyapukan pandanganku ke seluruh ruangan.

"Noh... Loker nomor 030 ada di ujung!" Vera menunjuk ke sudut ruangan seraya menarik salah satu pintu loker yang paling dekat dengan pintu masuk.

Aku melangkah perlahan menyusuri barisan loker itu seraya menelitinya satu per satu.

Sementara Vera terdengar sudah menutup pintu loker dan berjalan menjauh. "Gua duluan ya?!" Gadis pendek berwajah mungil itu berteriak ke arahku sebelum akhirnya menghambur ke luar ruangan.

Aku menoleh sepintas ke arahnya, tapi tubuh mungilnya sudah menghilang dari dalam ruangan. 

Kenapa keparat itu menghilang begitu cepat? Pikirku sedikit curiga. 

Aku menghentikan langkahku sejenak dan kembali mengedar pandang. Entah kenapa perasaanku mengatakan bahwa Vera sedang cekikikan. 

Aku menoleh sekali lagi ke arah pintu dan mengawasinya beberapa saat.

Hening!

Tidak ada siapa-siapa di luar sana. Mungkin hanya perasaanku saja, kataku dalam hati. Lalu aku mulai merayap perlahan semakin jauh ke dalam ruangan seraya memperhatikan setiap pintu loker yang kulewati satu persatu.

035, 034, 033, 032, 031, dan 030.

Akhirnya, batinku seraya menarik pintu loker itu dengan gerakan sedikit tergesa. Tapi pintu keparat itu sepertinya terkunci. Bagaimana bisa aku sampai lupa menanyakan kuncinya. 

Oh, tidak, pikirku. Kunci lokernya seharusnya berada di tempatnya, kecuali...

"Lokernya udah penuh!" Suara seorang cowok tiba-tiba meledak di dekat kupingku.

Terpopuler

Comments

Stradline Estevania

Stradline Estevania

Anak badung naksir pak guru 😁

2022-02-06

0

Opunk KPJ

Opunk KPJ

sejago-jagonya cewek tetep kalah sama cowok tampan
sesangar-sangarnya preman tetap kalah sama Polda (polisi dapur) 😆

2021-12-17

0

Gue

Gue

Hahahaha 😂
Vera Julia bikin Kaka berdebar-debar

2021-12-15

0

lihat semua
Episodes
1 Prelude
2 Satu
3 Dua
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sepuluh
12 Sebelas
13 Dua Belas
14 Tiga Belas
15 Empat Belas
16 Lima Belas
17 Enam Belas
18 Tujuh Belas
19 Delapan Belas
20 Sembilan Belas
21 Dua Puluh
22 Dua Puluh Satu
23 Dua Puluh Dua
24 Dua Puluh Tiga
25 Dua Puluh Empat
26 Dua Puluh Lima
27 Dua Puluh Enam
28 Dua Puluh Tujuh
29 Dua Puluh Delapan
30 Dua Puluh Sembilan
31 Tiga Puluh
32 Tiga Puluh Satu
33 Tiga Puluh Dua
34 Tiga Puluh Tiga
35 Tiga Puluh Empat
36 Tiga Puluh Lima
37 Tiga Puluh Enam
38 Tiga Puluh Tujuh
39 Tiga Puluh Delapan
40 Tiga Puluh Sembilan
41 Empat Puluh
42 Empat Puluh Satu
43 Empat Puluh Dua
44 Empat Puluh Tiga
45 Empat Puluh Empat
46 Empat Puluh Lima
47 Empat Puluh Enam
48 Empat Puluh Tujuh
49 Empat Puluh Delapan
50 Empat Puluh Sembilan
51 Lima Puluh
52 Lima Puluh Satu
53 Lima Puluh Dua
54 Lima Puluh Tiga
55 Lima Puluh Empat
56 Lima Puluh Lima
57 Lima Puluh Enam
58 Lima Puluh Tujuh
59 Lima Puluh Delapan
60 Lima Puluh Sembilan
61 Enam Puluh
62 Enam Puluh Satu
63 Enam Puluh Dua
64 Enam Puluh Tiga
65 Enam Puluh Empat
66 Enam Puluh Lima
67 Enam Puluh Enam
68 Enam Puluh Tujuh
69 Enam Puluh Delapan
70 Enam Puluh Sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh Puluh Satu
73 Tujuh Puluh Dua
74 Tujuh Puluh Tiga
75 Tujuh Puluh Empat
76 Tujuh Puluh Lima
77 Tujuh Puluh Enam
78 Tujuh Puluh Tujuh
79 Tujuh Puluh Delapan
80 Tujuh Puluh Sembilan
81 Delapan Puluh
82 Delapan Puluh Satu
83 Delapan Puluh Dua
84 Delapan Puluh Tiga
85 Delapan Puluh Empat
86 Delapan Puluh Lima
87 Delapan Puluh Enam
88 Delapan Puluh Tujuh
89 Delapan Puluh Delapan
90 Delapan Puluh Sembilan
91 Sembilan Puluh
92 Sembilan Puluh Satu
93 Sembilan Puluh Dua
94 Sembilan Puluh Tiga
95 Sembilan Puluh Empat
96 Sembilan Puluh Lima
97 Sembilan Puluh Enam
98 Sembilan Puluh Tujuh
99 Sembilan Puluh Delapan
100 Sembilan Puluh Sembilan
101 Seratus
102 Singa.Co
103 Singa.Co2
104 Postlude
105 Special Thanks!
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Prelude
2
Satu
3
Dua
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sepuluh
12
Sebelas
13
Dua Belas
14
Tiga Belas
15
Empat Belas
16
Lima Belas
17
Enam Belas
18
Tujuh Belas
19
Delapan Belas
20
Sembilan Belas
21
Dua Puluh
22
Dua Puluh Satu
23
Dua Puluh Dua
24
Dua Puluh Tiga
25
Dua Puluh Empat
26
Dua Puluh Lima
27
Dua Puluh Enam
28
Dua Puluh Tujuh
29
Dua Puluh Delapan
30
Dua Puluh Sembilan
31
Tiga Puluh
32
Tiga Puluh Satu
33
Tiga Puluh Dua
34
Tiga Puluh Tiga
35
Tiga Puluh Empat
36
Tiga Puluh Lima
37
Tiga Puluh Enam
38
Tiga Puluh Tujuh
39
Tiga Puluh Delapan
40
Tiga Puluh Sembilan
41
Empat Puluh
42
Empat Puluh Satu
43
Empat Puluh Dua
44
Empat Puluh Tiga
45
Empat Puluh Empat
46
Empat Puluh Lima
47
Empat Puluh Enam
48
Empat Puluh Tujuh
49
Empat Puluh Delapan
50
Empat Puluh Sembilan
51
Lima Puluh
52
Lima Puluh Satu
53
Lima Puluh Dua
54
Lima Puluh Tiga
55
Lima Puluh Empat
56
Lima Puluh Lima
57
Lima Puluh Enam
58
Lima Puluh Tujuh
59
Lima Puluh Delapan
60
Lima Puluh Sembilan
61
Enam Puluh
62
Enam Puluh Satu
63
Enam Puluh Dua
64
Enam Puluh Tiga
65
Enam Puluh Empat
66
Enam Puluh Lima
67
Enam Puluh Enam
68
Enam Puluh Tujuh
69
Enam Puluh Delapan
70
Enam Puluh Sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh Puluh Satu
73
Tujuh Puluh Dua
74
Tujuh Puluh Tiga
75
Tujuh Puluh Empat
76
Tujuh Puluh Lima
77
Tujuh Puluh Enam
78
Tujuh Puluh Tujuh
79
Tujuh Puluh Delapan
80
Tujuh Puluh Sembilan
81
Delapan Puluh
82
Delapan Puluh Satu
83
Delapan Puluh Dua
84
Delapan Puluh Tiga
85
Delapan Puluh Empat
86
Delapan Puluh Lima
87
Delapan Puluh Enam
88
Delapan Puluh Tujuh
89
Delapan Puluh Delapan
90
Delapan Puluh Sembilan
91
Sembilan Puluh
92
Sembilan Puluh Satu
93
Sembilan Puluh Dua
94
Sembilan Puluh Tiga
95
Sembilan Puluh Empat
96
Sembilan Puluh Lima
97
Sembilan Puluh Enam
98
Sembilan Puluh Tujuh
99
Sembilan Puluh Delapan
100
Sembilan Puluh Sembilan
101
Seratus
102
Singa.Co
103
Singa.Co2
104
Postlude
105
Special Thanks!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!