Lima

Hari pertama di sekolah baru, biasanya akan menjadi neraka terkutuk untuk seorang pelajar pindahan sepertiku. Terutama karena aku juga baru pindah kota.

Aku belum mengenal siapa-siapa di sini!

Meski aku lahir di kota ini, aku tinggal di kota lain sejak aku berusia lima tahun. Dan baru kembali setelah aku kelas satu SMU.

Aku sudah tiga kali pindah sekolah dalam satu semester. Jadi, aku sudah cukup hapal dengan pola semacam ini.

Hari-hari pertama di sekolah baru, kalau kau tidak di-bully, biasanya kau akan kesulitan menemukan teman pertamamu.

Kantin sekolah biasanya akan menjadi tempat paling strategis untuk ajang pem-bully-an selain ruang loker dan toilet!

Jadi sebelum aku memasuki kantin, aku sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk.

Tapi melihat situasinya, di sekolah ini sepertinya tidak ada tanda-tanda bahwa aku akan di-bully.

Mereka semua kelihatan ramah---maksudku lemah!

Hanya saja masing-masing dari mereka sudah memiliki teman sendiri.

Jadi tak mungkin tiba-tiba aku masuk ke tengah-tengah mereka, kemudian menawarkan diri, "Mau gua temenin?" Padahal mereka sudah punya teman. 

Kenyataannya, akulah yang tidak punya teman di sini!

Sejujurnya aku bukan pemalu. Biasa malu-maluin malah. Tapi harga diriku terlalu tinggi untuk menawarkan diri dan bersikap ramah. 

Itu sama sekali bukan gayaku! 

Ramah bagiku artinya lemah.

Jika terpaksa harus melakukannya, aku lebih baik bermain siasat.

Dan untuk bermain siasat, modal utama yang kau butuhkan saat kau memasuki lingkungan yang baru adalah: Sok Asyik dan belagak Gila!

Lalu…

Aku melihat Mohammad Ismail duduk sendirian sembari menyesap secangkir kopi dan membaca buku. Sepiring kentang goreng tersaji utuh tanpa disentuhnya. 

Aku tidak ingin tahu kenapa cowok itu hanya minum kopi dan sibuk membaca, tapi aku melihatnya sebagai peluang di saat aku sedang kebingungan menemukan tempat duduk. 

Satu-satunya bangku kosong yang tersisa, hanya tinggal bangku di sampingnya, dan ia tidak makan secuil pun. "Elu lagi diet kali?" Tegurku sok akrab.

Cowok itu mendongak dan melirikku seraya tersenyum tipis. Lebih tepat disebut mencebik.

Dua orang cewek melirikku dan berbisik-bisik.

Aku menaruh nampan makananku di atas meja Mohammad Ismail, kemudian menarik sebuah bangku dan duduk di sampingnya tanpa menunggu persetujuan.

Situasi di sekelilingku mendadak gaduh ketika aku mulai duduk di samping cowok itu. Semua orang terdengar memekik dan menahan napas seperti ketika di dalam kelas---reaksi dramatis.

Cowok itu mengedar pandang dan menautkan alisnya, dari ekspresi wajahnya yang masam aku tahu cowok itu tidak terlalu senang dengan apa yang dilihatnya. Lalu ia mengamatiku dan juga isi nampanku.

"Apa?" semburku balas memelototinya sebelum ia sempat berkomentar. "Baru liat anak setan makan makanan manusia?" 

Paling tidak kau harus bisa melucu!

Cowok itu terkekeh tipis dan menggeleng. Lalu kembali membaca bukunya.

Misi berhasil, batinku. 

Sepasang mata melirikku dari meja sebelah.

Aku balas meliriknya seraya menjejalkan segarpu penuh kentang goreng ke dalam mulutku.

Sekarang dua anak perempuan berkerudung menatapku dengan raut wajah tak senang.

Aku menduga salah satu dari mereka mungkin fans cowok di sebelahku. Atau bisa jadi dua-duanya.

Apa boleh buat, pikirku. Si Patah hati adalah pengikut yang patuh!

Suatu saat nanti, mereka bisa jadi pengikutku.

Pada saat aku keluar dari kantin, kedua gadis berkerudung tadi menghadangku di depan pintu. Dan sebelum aku sempat bereaksi, keduanya tahu-tahu sudah menggamit lenganku dan menarikku.

Sejurus kemudian, seseorang tiba-tiba menangkap bahuku dari belakang dan menahanku.

Kedua gadis itu serempak berbalik dan memekik bersamaan. "Iis!"

Ternyata Mohammad Ismail. Jadi nama panggilannya Iis, pikirku.

Dengan sekali hentak, cowok itu akhirnya berhasil membebaskanku dari kedua gadis itu dan menarikku menjauh, kemudian melingkarkan sebelah tangannya di bahuku, tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Aku sempat melirik kedua gadis di belakangku sebelum kami menghilang di kelokan.

Dari raut wajah mereka, aku bisa melihat mereka cukup terpukul melihat Iis merangkul bahuku. 

Barangkali pikir mereka, baru sehari sudah main rangkul-rangkulan!

"Lu ngapain sih pake acara gandeng gue segala?" Aku menggeram seraya mengedikkan bahuku dan melepaskan diri dari rangkulan Iis, setelah yakin kedua gadis tadi tidak melihat kami lagi.

Iis melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya ke dalam saku celananya. Kemudian melirikku sepintas. "Apa susahnya bilang makasih?" sergahnya datar, kemudian mengalihkan perhatiannya kembali ke depan. 

Aku balas meliriknya setengah mendelik. "Thanks!" Ungkapku singkat dan tercekat. Itu pun sembari mencibir.

Mungkin benar mengucapkan terima kasih itu tidak sulit, tapi bagiku tetap saja tidak mudah.

Iis tersenyum tipis seraya melirikku sekali lagi. Lalu menggeleng dan tak mengatakan apa-apa lagi.

Kelihatannya Iis termasuk tipe orang yang tidak banyak bicara kecuali untuk kata-kata pedas---tipe orang yang tidak akan menggangguku!

Sepertinya mulai besok aku tak perlu pindah tempat duduk lagi.

..._...

"Srikandi!" Wali Kelasku---Mr. Own menurunkan kacamata bacanya dan terbelalak ke arahku dari seberang meja. 

Aku sudah bilang, aku paling benci nama asliku disebut!

"Panggil saja saya Kaka!" protesku seraya menunjuk bet namaku. Aku menemui Mr. Own di ruang guru itu sebetulnya untuk mengambil buku paket yang katanya wajib dimiliki setiap pelajar. 

"Kamu sudah dapat loker?" Ia bertanya dengan logat khas bule yang tak pandai bilang "R".

Aku hanya mengedikkan bahuku sebagai jawaban atas pertanyaannya.

Justin Own adalah guru kesenian berkebangsaan Amerika yang sudah fasih berbahasa Indonesia, namun tak fasih bilang "R". Sosok tingginya yang terlihat tidak proporsional, mengingatkanku pada tokoh Shaggy dalam film Scooby-Doo. Potongan rambutnya yang berwarna tembaga bergaya plontos, mencuat di bagian depan. Dan ia selalu mengenakan kacamata baca berukuran kecil berbentuk bulat yang bertengger rendah di cuping hidungnya yang mancung melengkung seperti paruh burung hantu. Sepintas perilakunya juga mirip burung hantu. 

Dan aku menjulukinya, Mr. Owl!

"Well..." Mr. Own bergumam rendah menyerupai dengung lebah yang sedang gelisah. "Tunggu sebentar," katanya seraya bangkit dari tempat duduknya dan mulai mengaduk-aduk isi lacinya. Tak lama ia mengeluarkan setumpuk file dan mulai memeriksanya dengan menggerak-gerakkan telunjuknya dari atas hingga ke bawah halaman kertas yang tengah dipegangnya.

Aku mulai mengerang bosan seraya memutar-mutar bola mataku. Urusan jatah loker saja bisa memakan waktu satu jam kalau gerakannya selamban ini, pikirku kesal.

"030," katanya seraya kembali menatapku melewati kacamatanya yang semakin melorot.

"Execuse me?" Entah kenapa nomor itu kedengarannya seperti kode buku ensiklopedia di perpustakaan.

"Nomor lokermu!" Mr. Own memberitahuku.

"Oh," gumamku konyol. Lalu tercenung menunggu Mr. Own memberitahuku di mana tepatnya ruang loker itu.

Tapi pria itu sepertinya mendadak lupa bahwa aku masih berdiri di situ.

"Mr. Own," panggilku lembut dengan sedikit tekanan. Bisa dikatakan setengah menggeram, sih!

Guru bule berkepribadian slow motion itu menurunkan kacamata lagi dan menatapku dari bagian atas kacamatanya. 

Lupakan saja, batinku tak sabar. "Terimakasih," ungkapku seraya memaksakan senyum. 

Tuan Burung Hantu itu menatapku sedikit tercengang dan meresponku sedemikian lambat, hingga aku merasa bahwa aku sedang tenggelam di dasar samudera dalam keadaan setengah tak sadar. "Sampai jumpa hari Rabu," katanya datar dan--apa lagi kalau bukan slow motion?!

Aku bisa sampai di ruang loker pada sore hari jika aku meminta bantuannya untuk mengantarku ke sana. Jadi aku memutuskan untuk mencarinya sendiri dan bertanya saja pada orang lain.

Terpopuler

Comments

Opunk KPJ

Opunk KPJ

neraka terkutuk gak tuh kantin
pada saat kantong mulai kering di situlah saya merasa kantin sebagai neraka terkutuk 😆😝

2021-12-17

0

𝖂𝖎𝖉𝖞𝖆 𝕴𝖓𝖌𝖌𝖗𝖎𝖉

𝖂𝖎𝖉𝖞𝖆 𝕴𝖓𝖌𝖌𝖗𝖎𝖉

setuju aku soal hari pertama di sekolah baru, meskipun belum pernah pindah-pindah sekolah, tapi awal masuk SMU aku ngerasain banget kepisah sama temen SMP, terus ketemu orang baru di SMU dan gak ada yang kenal sama sekali 🤧

2021-12-13

1

Dini Safira

Dini Safira

Kalo seumuran gua pasti yang jadi pacar Iis di sekolah... bukan begitu, is... bukan???

2021-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 Prelude
2 Satu
3 Dua
4 Tiga
5 Empat
6 Lima
7 Enam
8 Tujuh
9 Delapan
10 Sembilan
11 Sepuluh
12 Sebelas
13 Dua Belas
14 Tiga Belas
15 Empat Belas
16 Lima Belas
17 Enam Belas
18 Tujuh Belas
19 Delapan Belas
20 Sembilan Belas
21 Dua Puluh
22 Dua Puluh Satu
23 Dua Puluh Dua
24 Dua Puluh Tiga
25 Dua Puluh Empat
26 Dua Puluh Lima
27 Dua Puluh Enam
28 Dua Puluh Tujuh
29 Dua Puluh Delapan
30 Dua Puluh Sembilan
31 Tiga Puluh
32 Tiga Puluh Satu
33 Tiga Puluh Dua
34 Tiga Puluh Tiga
35 Tiga Puluh Empat
36 Tiga Puluh Lima
37 Tiga Puluh Enam
38 Tiga Puluh Tujuh
39 Tiga Puluh Delapan
40 Tiga Puluh Sembilan
41 Empat Puluh
42 Empat Puluh Satu
43 Empat Puluh Dua
44 Empat Puluh Tiga
45 Empat Puluh Empat
46 Empat Puluh Lima
47 Empat Puluh Enam
48 Empat Puluh Tujuh
49 Empat Puluh Delapan
50 Empat Puluh Sembilan
51 Lima Puluh
52 Lima Puluh Satu
53 Lima Puluh Dua
54 Lima Puluh Tiga
55 Lima Puluh Empat
56 Lima Puluh Lima
57 Lima Puluh Enam
58 Lima Puluh Tujuh
59 Lima Puluh Delapan
60 Lima Puluh Sembilan
61 Enam Puluh
62 Enam Puluh Satu
63 Enam Puluh Dua
64 Enam Puluh Tiga
65 Enam Puluh Empat
66 Enam Puluh Lima
67 Enam Puluh Enam
68 Enam Puluh Tujuh
69 Enam Puluh Delapan
70 Enam Puluh Sembilan
71 Tujuh Puluh
72 Tujuh Puluh Satu
73 Tujuh Puluh Dua
74 Tujuh Puluh Tiga
75 Tujuh Puluh Empat
76 Tujuh Puluh Lima
77 Tujuh Puluh Enam
78 Tujuh Puluh Tujuh
79 Tujuh Puluh Delapan
80 Tujuh Puluh Sembilan
81 Delapan Puluh
82 Delapan Puluh Satu
83 Delapan Puluh Dua
84 Delapan Puluh Tiga
85 Delapan Puluh Empat
86 Delapan Puluh Lima
87 Delapan Puluh Enam
88 Delapan Puluh Tujuh
89 Delapan Puluh Delapan
90 Delapan Puluh Sembilan
91 Sembilan Puluh
92 Sembilan Puluh Satu
93 Sembilan Puluh Dua
94 Sembilan Puluh Tiga
95 Sembilan Puluh Empat
96 Sembilan Puluh Lima
97 Sembilan Puluh Enam
98 Sembilan Puluh Tujuh
99 Sembilan Puluh Delapan
100 Sembilan Puluh Sembilan
101 Seratus
102 Singa.Co
103 Singa.Co2
104 Postlude
105 Special Thanks!
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Prelude
2
Satu
3
Dua
4
Tiga
5
Empat
6
Lima
7
Enam
8
Tujuh
9
Delapan
10
Sembilan
11
Sepuluh
12
Sebelas
13
Dua Belas
14
Tiga Belas
15
Empat Belas
16
Lima Belas
17
Enam Belas
18
Tujuh Belas
19
Delapan Belas
20
Sembilan Belas
21
Dua Puluh
22
Dua Puluh Satu
23
Dua Puluh Dua
24
Dua Puluh Tiga
25
Dua Puluh Empat
26
Dua Puluh Lima
27
Dua Puluh Enam
28
Dua Puluh Tujuh
29
Dua Puluh Delapan
30
Dua Puluh Sembilan
31
Tiga Puluh
32
Tiga Puluh Satu
33
Tiga Puluh Dua
34
Tiga Puluh Tiga
35
Tiga Puluh Empat
36
Tiga Puluh Lima
37
Tiga Puluh Enam
38
Tiga Puluh Tujuh
39
Tiga Puluh Delapan
40
Tiga Puluh Sembilan
41
Empat Puluh
42
Empat Puluh Satu
43
Empat Puluh Dua
44
Empat Puluh Tiga
45
Empat Puluh Empat
46
Empat Puluh Lima
47
Empat Puluh Enam
48
Empat Puluh Tujuh
49
Empat Puluh Delapan
50
Empat Puluh Sembilan
51
Lima Puluh
52
Lima Puluh Satu
53
Lima Puluh Dua
54
Lima Puluh Tiga
55
Lima Puluh Empat
56
Lima Puluh Lima
57
Lima Puluh Enam
58
Lima Puluh Tujuh
59
Lima Puluh Delapan
60
Lima Puluh Sembilan
61
Enam Puluh
62
Enam Puluh Satu
63
Enam Puluh Dua
64
Enam Puluh Tiga
65
Enam Puluh Empat
66
Enam Puluh Lima
67
Enam Puluh Enam
68
Enam Puluh Tujuh
69
Enam Puluh Delapan
70
Enam Puluh Sembilan
71
Tujuh Puluh
72
Tujuh Puluh Satu
73
Tujuh Puluh Dua
74
Tujuh Puluh Tiga
75
Tujuh Puluh Empat
76
Tujuh Puluh Lima
77
Tujuh Puluh Enam
78
Tujuh Puluh Tujuh
79
Tujuh Puluh Delapan
80
Tujuh Puluh Sembilan
81
Delapan Puluh
82
Delapan Puluh Satu
83
Delapan Puluh Dua
84
Delapan Puluh Tiga
85
Delapan Puluh Empat
86
Delapan Puluh Lima
87
Delapan Puluh Enam
88
Delapan Puluh Tujuh
89
Delapan Puluh Delapan
90
Delapan Puluh Sembilan
91
Sembilan Puluh
92
Sembilan Puluh Satu
93
Sembilan Puluh Dua
94
Sembilan Puluh Tiga
95
Sembilan Puluh Empat
96
Sembilan Puluh Lima
97
Sembilan Puluh Enam
98
Sembilan Puluh Tujuh
99
Sembilan Puluh Delapan
100
Sembilan Puluh Sembilan
101
Seratus
102
Singa.Co
103
Singa.Co2
104
Postlude
105
Special Thanks!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!