Bab 4 Pertemuan Tak Terduga
Wisnu hanya menyeringai, “Coba saja kalau kalian bisa” Jawab Wisnu dengan penuh percaya diri.
Preman itu menggeram, tangannya mengepal dengan keras.
“Hiyaaaaaaa” Baku hantam pun terjadi disana.
Bruakkkkkk.
Salah satu preman itu tersungkur dengan keras disaat wisnu mendaratkan tinjuannya tepat perut bagian kirinya.
“Kurang ajar!” Teriak salah satu preman itu lagi. Dia maju dengan mengeluarkan sebuah pisau tajam yang ada ditangannya.
“Hati-hati nak” Teriak kakek khawatir.
Wisnu hanya sedikit mengangguk dengan terus menjaga aba-aba agar tetap waspada.
Dan perkelahian pun terjadi dengan begitu sengitnya disana. Bahkan pisau yang preman itu gunakan pun tidak sedikit pun mengenai tubuh Wisnu. Kakek melihat Wisnu dengan kagum. Bela diri yang Wisnu miliki sungguh membuatnya takjub.
“Hiyyyaaa. Hiyaaaa” Hanya dengan sekali tendangan. Wisnu sudah membuat preman itu tersungkur keras.
“Lari. Lari cepat” Ucap preman itu kepada kedua teman-temannya dengan sedikit memegang wajahnya yang sudah bonyok yang dihajar oleh Wisnu. Mereka bertiga pun lari dengan terbirit-birit.
Setelah preman itu sudah semakin menjauh. Wisnu berbalik badan dan mendekati kakek tua itu.
“Kakek tidak apa-apa?” Tanya Wisnu dengan penuh perhatian.
“Kakek tidak apa-apa nak. Hanya sedikit kelelahan saja. Kamu gak apa-apakan nak?” Tanya Kakek balik.
“Saya baik kok kek” Jawab Wisnu dengan tersenyum manis.
Kakek tertegun kala melihat senyuman Wisnu, “Senyumnya sangat mirip dengan senyum anakku Hendra. Dimana kamu nak?” Batin kakek.
Wisnu terheran kala melihat wajah kakek yang tiba-tiba murung, “ Ada apa kek? Apa ada masalah?” Tanya Wisnu
“Ayo kek kita duduk dulu!” Lanjut Wisnu. Kakek hanya menurut dan duduk bersama Wisnu disana.
“Oh iya kek. Kenalin aku Wisnu” Sambung wisnu ramah sembari membentangkan tangannya untuk bersalaman.
Kakek nampak mengulas senyum, “Salam kenal nak. Panggil kakek dengan Kakek Liu” Balas kakek Liu ramah dengan membalas salaman Wisnu.
Seketika kakek terdiam. Matanya terfokus kepada sesuatu yang ada ditangan Wisnu.
“Nak. Boleh kakek bertanya?” Ucap Kakek Liu ragu.
“Boleh kek. Tanyakan saja” Balas Wisnu.
“Dari mana kamu mendapatkan gelang ini?” Tanya kakek. Menunjuk sebuah gelang yang ada ditangan Wisnu.
Wisnu beralih kepada gelang hitam dengan corak seokor naga ditangannya, “Ohh ini. Gelang ini adalah gelang peninggalan almarhum ayah saya kek. Dia bilang ini adalah gelang kesayangannya” Jawab Wisnu dengan senyuman manisnya.
Mengingat sosok ayah yang dia cintai itu sungguh tidak membuatnya berhenti mengagumi sang ayah.
“Siapa nama ayahmu nak?” Tanya kakek lagi yang membuatnya semakin penasaran.
“Hendra Gunawan kek” Jawab Wisnu.
Seketika kakek Liu membulatkan matanya, “Apa? Hendra anakku sudah meninggal” Kakek seketika terisak disana dengan penuh penyesalan.
Wisnu menatap bingung sang kakek, mencoba mencerna apa yang baru saja Kakek Liu ucapkan.
“Maksud kakek apa?” Tanya Wisnu kemudian.
“Hendra adalah anak sulung kakek yang sudah lama kakek cari. Kakek menyesal karena sudah mengusirnya dari rumah. Kakek pikir Hendra pasti akan kembali. Namun nyatanya ia tidak kembali hingga sekarang” Ucap kakek Liu dengan isakkan tangsinya.
Wisnu nampak masih menatap kakek Liu dengan bingung, “Bisa antarkan kakek kemakam ayahmu!” Pinta kakek. Seketika Wisnu terperanjat, ia langsung mengangguk menyutujui walaupun sebenarnya dia belum mengerti akan apa yang kakek Liu jelaskan kepadanya tadi.
.
.
.
.
.
Bersambung.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya! Dengan Like dan komen terbaiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
MATADEWA
Cucu orang kaya.....
2024-09-12
0
Cahaya Sidrap
up
2024-08-07
0
Mbr Tarigan
semoga kakek Wisnu orang kaya
2024-07-06
0