Keterangan dari Kurnia

Dino menghela napas berat, Riana terlalu tertutup, dan Kurnia pun sama. Hal ini membuat Dino yakin, mengalah dan menceritakan kebenarannya terlebih dulu, adalah jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah ini.

Dino keluar dari balik meja kerjanya, lalu bergegas menyusul Kurnia yang sudah melangkah menuju pintu keluar.

"Kakak mau apa lagi? Masih ingin mengetahui aib keluarga orang? Aku tidak akan mengatakan apa pun tentang tanteku!'' kesal Kurnia sembari menepis tangan Dino di lengannya.

Dino berdehem, tatapan dinginnya mencoba mengintimidasi Kurnia agar melunak.

"Duduklah, sebentar. Biar aku jelaskan duduk permasalahannya padamu," tegas Dino.

Kurnia menggelengkan kepala, dia merasa jengah dengan semua keingin-tahuan Dino.

"Aku tidak mengerti mengapa Kakak sangat ingin tahu tentang tante Riana! Apa pria-pria seperti kalian juga ingin menjadi tukang gosip?" cibir Kurnia yang sama sekali tidak takut dengan tatapan dingin Dino.

"Makanya kau harus dengar dulu seperti apa ceritanya!" Dino menarik tangan Kurnia. Kali ini dengan gadis itu pun menurut meski dengan sedikit paksaan.

Kini Dino sudah duduk berhadapan dengan Kurnia, sedangkan Kurnia terus menatap jengah padanya.

"Begini, Almeer mencurigai anak yang dikandung Riana adalah anaknya. Tapi kami tidak bisa mendapatkan bukti yang valid, setidaknya sampai anak itu lahir. Itulah mengapa aku ingin tahu siapa saja pria yang pernah berhubungan dengan Riana," papar Dino.

"Janin yang dikandung tante Riana itu anaknya Kak Almeer? Bagaimana bisa?" Kurnia mengkerutkan dahinya.

"Kemungkinannya seperti itu. Mereka melakukannya sekitar 4-bulan yang lalu, dan itu juga adalah umur kandungan Riana sekarang, bukan?" Dino menjelaskan alasan kecurigaan Almeer.

Kurnia mengangguk paham, dia pun teringat cerita tantenya sekitar 3-bulan yang lalu. "Jadi pria yang berasama tante Riana di Bandung waktu itu adalah kak Almeer?"

"Ya, apa setelah itu Riana pernah berhubungan dengan pria lain lagi?" tanya Dino.

Kurnia bercedak kesal. "Tanteku bukan wanita murahan, kejadian di Bandung waktu itu pun adalah ketidak-sengajaan!"

Dino menggaruk kepalanya. 'Kenapa jadi galakan dia,' rutuknya dalam hati.

"Ya sudah, aku hanya bertanya apa saja yang dilakukan Riana setelah itu, tidak lebih. Kenapa kau jadi marah-marah?" Dino juga terpancing emosi.

"Lagi pula pertanyaanmu itu seolah menuduh tanteku terus melakukan hal kotor itu. Waktu itu tante Riana masih memiliki suami, mana mungkin dia mau mengulangi perbuatan tidak terpuji itu!" kesal Kurnia.

'Ya, Tuhan ... wanita dan sensitivitasnya, apa dia sedang kedatangan tamu bulanan, ya?' erang Dino dalam hati.

"Jadi bisa kau pastikan Riana tidak pernah melakukankannya lagi, sejak terakhir kali dengan Almeer?"

Kurnia menggangguk. "Iya."

"Ya, sudah, kalau begitu mana proposal kontrak yang ingin kau tawarkan itu?" Dino mengulurkan tangannya.

"Ini!" Kurnia memberikan sebuah map yang sejak tadi berada di tangannya.

"Kau bisa datang ke sini lagi besok. Aku akan meminta bagian terkait, untuk mengurus kontrak kerja sama dengan vendor cateringmu."

Kurnia mengangguk. "Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu!"

Kurnia lalu berdiri dari tempat duduknya, kemudian mengayunkan langkah menuju pintu ruangan.

"Hey, gadis gila! Kau bahkan tidak mengucapkan terimakasih!" geram Dino yang kesal bukan kepalang.

Kurnia berbaik badan. "Terimakasih? Untuk apa? Aku sudah menukarnya dengan infomarsi yang mahal tentang tanteku!"

Dino yang sudah pusing menghadapi Kurnia, memilih untuk tidak melanjutkan debatnya. "Ya sudah, sana pulang!"

***

Suasana hati Kurnia sedang sangat baik, dia merasa lega karena usaha cateringnya berhasil mendapatkan pelanggan. Meski semua ini adalah bantuan, tapi setidaknya dengan usahanya bisa bertahan, dia tidak akan pusing lagi untuk memikirkan biaya kuliahnya.

Kurnia tiba di rumah, dia langsung menghampiri Riana yang sedang duduk di ruang keluarga.

"Tante kenapa?" tanya Kurnia heran.

Tadi pagi tantenya itu terlihat begitu bersemangat, karena mendapat pangilan interview di kantor tempat temannya bekerja. Lalu mengapa sekarang menjadi murung seperti ini?

"Tante nggak jadi diterima kerja, Nia. Sepertinya mas Tashlim juga memblokir tante dari perusahaan itu," desah Riana frustasi.

"Tante yang sabar, ya," ujar Kurnia, lalu meraih Riana itu ke pelukannya untuk beberapa saat.

Kurnia mengurai pelukan setelah beberapa detik, kemudian menatap netra mata tantenya lekat-lekat.

"Sekarang Tante nggak usah khawatir, walaupun Tante nggak bisa melamar kerja di mana pun. Karena sekarang, usaha catering aku udah dapat langganan baru. Tante bisa bantuin aku ngurus catering, itu aja udah cukup kok buat biaya hidup kita, ditambah lagi ...." Kurnia menggantung kalimatnya.

"Ditambah lagi apa?" desak Riana.

"Hehehe ... nggak ada. Nanti Tante juga bakal tahu sendiri!" Kurnia malah menyeringai lebar.

"Apaan sih, pake rahasia-rahasiaan segala." Riana memasang wajah cemberutnya.

Begitulah kedua wanita ini, meskipun hubungan mereka sebenarnya adalah bibi dan keponakan kandung, tapi mereka lebih terlihat seperti sahabat, mungkin karena perbedaan umur mereka yang hanya 13-tahun saja.

"Oh, ya. Perusahaan mana yang jadi konsumen kamu?" tanya Riana.

"Perusahaannya kak Almeer. Rahadi grup," jawab Kurnia.

Riana sedikit terkejut, khawatir pria itu akan menjebak keponakannya.

"Tapi dia nggak ngasih syarat yang macam-macam 'kan? Dia nggak buat perjanjian yang aneh-aneh dengan kamu 'kan?" cecar Riana.

"Nggak kok, Tante. Aku nggak akan mau melakukan hal kotor hanya untuk mendapat kontrak kerja sama," beber Kurnia.

"Oh, syukurlah. Tante cuma nggak mau kamu dimanfaatin sama orang."

"Tante tenang aja, kak Al itu orang baik. Ya, walaupun asistennya yang kaku itu rada nyebelin."Kurnia menggelengkan kepalanya, mengingat dia harus menggunakan urat leher setiap kali bicara dengan Dino.

"Tapi kamu tetap harus hati-hati, dia pasti punya maksud tertentu di balik kebaikannya itu," ujar Riana khawatir.

"Kak Almeer, memang punya maksud terselubung. Namun, bukan aku yang harus hati-hati, tapi Tante!" sahut Kurnia sambil memain alis matanya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Sri Indayani Indah

Sri Indayani Indah

thoor kayanya Kurnia cocok tuh sama si asisten Dino

2023-08-26

0

Jasmine

Jasmine

Nia bantu dekatin tantenya dgn al..
jangan sampai ga jadi ya nia!!!

2022-06-28

0

DPuspita

DPuspita

Kurnia, Dino ngegas mulu... mendingan kalian jadi pembalap aja 😅😅😅

2022-02-16

1

lihat semua
Episodes
1 Menyamar
2 Sangat mendambakannya
3 Menjadi Aspri Itu Menyebalkan
4 Perusak Suasana
5 Gadis Ceria vs Pria Dingin
6 Hamil?
7 Sungguh Menyakitkan
8 Cerai!!
9 Terseret Masalah
10 Mengkhawatirkan Riana.
11 Bertemu Riana
12 Apakah Itu Anakku?
13 Jangan Ikut Campur
14 Perhatian Seorang Pria
15 Demi Masa Depan
16 Mana Mungkin!
17 Perjodohan
18 Bukan Seperti Dalam Novel
19 Keterangan dari Kurnia
20 Menikahlah Denganku!
21 Jangan Buru-buru!
22 Pertemuan dengan Aeyza
23 Calon Istri
24 Percayalah, Aku Bersungguh-sungguh
25 Tidak Perlu Khawatir
26 Perdebatan
27 Melamar Riana
28 Kita Harus Apa?
29 Kami Tidak Butuh
30 Merasa Kehilangan
31 Rasa yang Tak Menentu
32 Kamu Layak Diperjuangkan!
33 Berjuang Bersamaku
34 Rencana Licik Nyonya Agnes
35 Ayo, Lakukan Semuanya!
36 Kedatangan Penggangu
37 Memohon Bantuan
38 Malang
39 Berusaha Tegar
40 Kita Mulai Bersama
41 Aset Tak Terduga
42 Rencana Pembalasan
43 Mempersiapkan Pernikahan.
44 Jangan Macam-macam Denganku!
45 Pernikahan Itu Tidak Boleh Terjadi
46 Mencari Bantuan
47 Akhirnya Direstui
48 Malam Pertama
49 Belum Saatnya
50 Tunggu Tanggal Mainnya
51 Cemburu
52 Apa Sudah Boleh?
53 Jeritan Memabukkan
54 Ayo Ulangi!
55 Riana Menghilang
56 Sedikit Lega
57 Jangan Kasihani Musuhmu!
58 Lamaran Pria Sinting
59 Jangan Hina Istriku!
60 Sikap Aneh Riana
61 Selamanya Tak Ingin Pisah
62 Tidak Pernah Puas
63 Healing
64 Lamaran Diterima!
65 Menerima Nasib.
66 Hadiah Untuk Riana
67 Masa Kehamilan Riana
68 Alexi Alviano Rahadi
69 Akhir Yang Bahagia
70 Bonchap: Desakan Menikah
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Menyamar
2
Sangat mendambakannya
3
Menjadi Aspri Itu Menyebalkan
4
Perusak Suasana
5
Gadis Ceria vs Pria Dingin
6
Hamil?
7
Sungguh Menyakitkan
8
Cerai!!
9
Terseret Masalah
10
Mengkhawatirkan Riana.
11
Bertemu Riana
12
Apakah Itu Anakku?
13
Jangan Ikut Campur
14
Perhatian Seorang Pria
15
Demi Masa Depan
16
Mana Mungkin!
17
Perjodohan
18
Bukan Seperti Dalam Novel
19
Keterangan dari Kurnia
20
Menikahlah Denganku!
21
Jangan Buru-buru!
22
Pertemuan dengan Aeyza
23
Calon Istri
24
Percayalah, Aku Bersungguh-sungguh
25
Tidak Perlu Khawatir
26
Perdebatan
27
Melamar Riana
28
Kita Harus Apa?
29
Kami Tidak Butuh
30
Merasa Kehilangan
31
Rasa yang Tak Menentu
32
Kamu Layak Diperjuangkan!
33
Berjuang Bersamaku
34
Rencana Licik Nyonya Agnes
35
Ayo, Lakukan Semuanya!
36
Kedatangan Penggangu
37
Memohon Bantuan
38
Malang
39
Berusaha Tegar
40
Kita Mulai Bersama
41
Aset Tak Terduga
42
Rencana Pembalasan
43
Mempersiapkan Pernikahan.
44
Jangan Macam-macam Denganku!
45
Pernikahan Itu Tidak Boleh Terjadi
46
Mencari Bantuan
47
Akhirnya Direstui
48
Malam Pertama
49
Belum Saatnya
50
Tunggu Tanggal Mainnya
51
Cemburu
52
Apa Sudah Boleh?
53
Jeritan Memabukkan
54
Ayo Ulangi!
55
Riana Menghilang
56
Sedikit Lega
57
Jangan Kasihani Musuhmu!
58
Lamaran Pria Sinting
59
Jangan Hina Istriku!
60
Sikap Aneh Riana
61
Selamanya Tak Ingin Pisah
62
Tidak Pernah Puas
63
Healing
64
Lamaran Diterima!
65
Menerima Nasib.
66
Hadiah Untuk Riana
67
Masa Kehamilan Riana
68
Alexi Alviano Rahadi
69
Akhir Yang Bahagia
70
Bonchap: Desakan Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!