Bertemu Riana

"Di mana Dino?" tanya Almeer.

Dia menghampiri meja sekretaris sebelum masuk ke ruang kerjanya.

"Pak Dino sedang ada pertemuan dengan client di ruang meeting, Pak."

"Ck, minta dia percepat rapatnya. Katakan aku menunggunya di ruanganku," perintah Dino sebelum masuk ke ruang kerjanya.

Sekretaris bernama Eliana itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, entah setan apa yang merasuki bossnya itu, tiba-tiba saja datang langsung marah-marah.

Di ruang kerjanya Almeer tampak begitu gelisah, berkali-kali dia memperhatikan arloji di pergelangan tangannya. Detik waktu rasanya berputar sangat lama, sementara Dino belum juga menampakkan batang hidungnya.

Sampai saat pintu ruang kerjanya terbuka, Almeer langsung menoleh. Sosok yang ditunggu-tunggunya itu akhirnya datang juga.

"Dari mana saja kau, Din? Lama sekali!" Almeer menggerutu kesal.

"Ada pertemuan dengan client penting, Al. Ini proyek bernilai triliunan. Tentu saja aku tidak bisa abai." Dino mendesah berat sebelum bertanya kepada boss sekaligus sahabatnya itu. "Ada apa kau tiba-tiba datang ke kantor?"

"Riana menghilang, aku tidak bisa menghubunginya. Dia menonaktifkan ponselnya," keluh Almeer dengan nada frustasi.

Almeer terdiam sejenak lalu kembali melanjutkan ucapannya. "Sebelum ini suaminya itu datang ke kantor, dan mengatakan bahwa Riana tidak bekerja lagi. Aku yakin mereka sedang ada masalah, meskipun aku tidak tahu apa itu."

Dino berdecih sambil memberikan tatapan mengejek kepada Almeer. "Dasar perusak rumah tangga orang!"

Almeer mengdengkus kesal, bisa-bisanya Dino malah berkelakar di saat keadaan sedang tegang seperti sekarang.

"Aku tidak melakukan apa-apa, Sialan! Bahkan selama tiga bulan menjadi asisten Riana aku tidak berhasil mendekatinya." Saking khawatirnya pada Riana, Almeer sampai keceplosan mengakui kegagalannya. Yang membuat Dino semakin mencibir.

"Sekarang bantu aku menemukan Riana!"

Dino terdiam sejenak, memikirkan jalan tercepat untuk menemukan keberadaan Riana.

"Al, coba kau ingat. Ke mana saja kalian pergi selama kau menjadi asisten Riana. Bisa saja saat ini Riana berada di salah satu tempat itu," tukas Dino.

"Benar juga, ayo kita pergi sekarang!" ajak Almeer.

Almeer teringat dia pernah mengantar Riana Riana ke sebuah rumah. Almeer ingin menyusulnya ke sana, apabila nanti Riana tidak berada di sana, maka dia berharap pemilik rumah tersebut tahu di mana Riana berada.

Dua orang sahabat itu keluar dari ruangan kerja tersebut, mereka akan menuju rumah yang saat ini ada dalam pikiran Almeer.

Setibanya di mobil, Dino langsung melajukan mobilnya ke alamat yang diarahkan Almeer. Kurang lebih satu jam perjalanan, mereka pun tiba di depan rumah yang dituju.

"Kau yakin ini rumahnya, Al?" tanya Dino memastikan, dia masih ingat kalau dia juga pernah datang ke rumah ini untuk mengantar seorang gadis yang ditolongnya pada hari itu.

"Iya," jawab Almeer singkat.

Almeer segera turun dari mobil dan memasuki pekarangan rumah tersebut, Dino menyusul dari belakang.

Setelah beberapa kali menekan bell. Pintu rumah itu pun terbuka, tampaklah Riana yang membukakan pintu. Ini membuat Almeer langsung bernapas lega karena wanita incarannya itu dalam keadaan sehat, tanpa kekurangan apa pun.

"Nyonya, untunglah aku bisa menemukanmu. Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu," ujar Almeer meruahkan kelegaan yang kini membanjiri hatinya.

Riana berkerut bingung sambil mencoba mencerna pernyataan Almeer. Seingatnya dia memang belum pernah bertemu Almeer secara langsung, tapi dia sudah sering melihat wajah tampan pewaris Rahadi group itu menghiasi televisi, dan juga di berbagai majalah bisnis.

Riana teringat bahwa saat R.D corp sedang menjalankan pembagunan sebuah hotel milik Rahadi Group. Dan Riana yakin itulah alasan Almeer mencarinya saat ini.

Tapi mengapa Tuan Muda Rahadi itu repot-repot mencarinya? Sementara selama ini dia tidak pernah melihat Almeer meninjau pembangunan hotel tersebut.

"Tuan, mari silahkan masuk dulu." Riana mempersilakan.

Almeer kembali akan membuka suara karena Riana memanggilnya Tuan. Tapi untung saja Dino buru-buru menyikut perutnya.

"Al, dia tidak mengenalmu. Kau datang ke sini bukan sebagai asistennya," bisik Dino.

Almeer tercekat, untung saja dia tidak sampai keceplosan. Kedua pria itu masuk ke dalam rumah, lalu dipersilakan menunggu di ruang tamu.

Sesaat kemudian Riana pun kembali dengan membawakan minum untuk tamunya tersebut.

"Silakan diminum, Tuan," tutur Riana.

Riana mendudukkan dirinya di depan Almeer, dia menunggu tamunya itu selesai meneguk minumannya, sebelum memulai pembicaraan.

"Begini Tuan Rahadi. Jika maksud kedatangan Anda ke sini adalah untuk menanyakan progres pembangunan hotel Rahadi Group yang dipegang oleh R.D corp, maaf saya tidak bisa menjelaskan apa-apa, karena saya sudah tidak bekerja di perusahaan itu lagi," papar Riana.

Almeer memasang raut wajah terkejut, seolah dia tidak tahu apa-apa.

"Bukankah perusahaan itu adalah milik suami Anda? Lalu mengapa Anda keluar dari sana? Harusnya Anda bertanggung jawab menjalankan proyek itu sampai selesai. Karena yang memenangkan tender itu adalah Anda sendiri." Almeer berpura-pura menekan Riana, agar Riana tidak curiga dengan kedatangannya.

Andai saja saat ini dia berada dalam mode Aldi si asistennya Riana, dia pasti akan menanyakan dengan lembut, tentang apa yang terjadi antara Riana dan Tashlim, sehingga Tashlim mengeluarkannya dari perusahaan yang selama ini ia pimpin.

Riana mencoba melengkungkan senyumnya, mencoba tenang saat berada dalam tekanan seperti ini.

"Maaf, Tuan. Saya tidak bisa menjelaskan mengapa saya keluar dari perusahaan tersebut. Karena itu adalah masalah pribadi saya. Dan saya juga minta maaf karena tidak menjalankan proyek itu sampai selesai. Tapi Tuan tenang saja, proyek itu tidak akan terbengkalai, karena tanpa saya pun, R.D corp pasti akan menyelesaikan proyek tersebut dengan baik," papar Riana dengan begitu yakin.

"Ah, sudahlah. Kalau begitu saya pamit pulang!" Almeer mengibaskan tangan berpura-pura kecewa.

Padahal sebenarnya saat ini Almeer ingin cepat pulang, lalu kembali lagi ke sini dengan mode Aldi asisten Riana, agar bisa menanyakan penyebab Tashlim mengeluarkan Riana dari kantornya.

Almeer dan Dino beranjak keluar dari rumah tersebut, saat tiba halaman mereka berpapasan dengan Kurnia yang baru saja pulang. Tangan gadis itu dipenuhi kantong belanjaan, sepertinya dia baru saja kembali dari super market untuk membeli kebutuhan pokok.

"Ada perlu apa Kak Dino datang ke sini?" tanya Kurnia sambil mengembangkan senyumnya.

"Ada keperluan dengan nyonya Riana," jawab Dino dingin dan datar. "Kami pamit dulu!" imbuhnya.

"Ya sudah, silakan!" Kurnia pun mencoba bersikap acuh.

Kunia melanjutkan langkahnya ke dalam rumah, sedangkan Almeer dan Dino meneruskan langkah ke tempat mobilnya terparkir.

"Kau mengenal gadis itu?" tanya Almeer.

Dino mengangguk. "Ya, kami pernah bertemu satu kali."

Mereka baru saja ingin masuk ke dalam mobil, ketika mendengar teriakan histeris dari dalam rumah.

"Ya, Tuhan, Tante ... Mengapa bisa seperti ini!!"

Bersambung.

Jangan lupa terus dukung karya ini ya.

Tinggalkan like, vote, dan komen sebanyak-banyaknya.

Terimakasih.

Terpopuler

Comments

Jasmine

Jasmine

Riana kesurupankah???
apa yg terjadi???

2022-06-27

0

Putri Nunggal

Putri Nunggal

pingsan karna setres kehamilan tahap awal

2022-05-05

0

Putri Nunggal

Putri Nunggal

konyol riana gak bakal mengenal mu sebagai asisten karna tompel da uig sudah dibuang

2022-05-05

0

lihat semua
Episodes
1 Menyamar
2 Sangat mendambakannya
3 Menjadi Aspri Itu Menyebalkan
4 Perusak Suasana
5 Gadis Ceria vs Pria Dingin
6 Hamil?
7 Sungguh Menyakitkan
8 Cerai!!
9 Terseret Masalah
10 Mengkhawatirkan Riana.
11 Bertemu Riana
12 Apakah Itu Anakku?
13 Jangan Ikut Campur
14 Perhatian Seorang Pria
15 Demi Masa Depan
16 Mana Mungkin!
17 Perjodohan
18 Bukan Seperti Dalam Novel
19 Keterangan dari Kurnia
20 Menikahlah Denganku!
21 Jangan Buru-buru!
22 Pertemuan dengan Aeyza
23 Calon Istri
24 Percayalah, Aku Bersungguh-sungguh
25 Tidak Perlu Khawatir
26 Perdebatan
27 Melamar Riana
28 Kita Harus Apa?
29 Kami Tidak Butuh
30 Merasa Kehilangan
31 Rasa yang Tak Menentu
32 Kamu Layak Diperjuangkan!
33 Berjuang Bersamaku
34 Rencana Licik Nyonya Agnes
35 Ayo, Lakukan Semuanya!
36 Kedatangan Penggangu
37 Memohon Bantuan
38 Malang
39 Berusaha Tegar
40 Kita Mulai Bersama
41 Aset Tak Terduga
42 Rencana Pembalasan
43 Mempersiapkan Pernikahan.
44 Jangan Macam-macam Denganku!
45 Pernikahan Itu Tidak Boleh Terjadi
46 Mencari Bantuan
47 Akhirnya Direstui
48 Malam Pertama
49 Belum Saatnya
50 Tunggu Tanggal Mainnya
51 Cemburu
52 Apa Sudah Boleh?
53 Jeritan Memabukkan
54 Ayo Ulangi!
55 Riana Menghilang
56 Sedikit Lega
57 Jangan Kasihani Musuhmu!
58 Lamaran Pria Sinting
59 Jangan Hina Istriku!
60 Sikap Aneh Riana
61 Selamanya Tak Ingin Pisah
62 Tidak Pernah Puas
63 Healing
64 Lamaran Diterima!
65 Menerima Nasib.
66 Hadiah Untuk Riana
67 Masa Kehamilan Riana
68 Alexi Alviano Rahadi
69 Akhir Yang Bahagia
70 Bonchap: Desakan Menikah
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Menyamar
2
Sangat mendambakannya
3
Menjadi Aspri Itu Menyebalkan
4
Perusak Suasana
5
Gadis Ceria vs Pria Dingin
6
Hamil?
7
Sungguh Menyakitkan
8
Cerai!!
9
Terseret Masalah
10
Mengkhawatirkan Riana.
11
Bertemu Riana
12
Apakah Itu Anakku?
13
Jangan Ikut Campur
14
Perhatian Seorang Pria
15
Demi Masa Depan
16
Mana Mungkin!
17
Perjodohan
18
Bukan Seperti Dalam Novel
19
Keterangan dari Kurnia
20
Menikahlah Denganku!
21
Jangan Buru-buru!
22
Pertemuan dengan Aeyza
23
Calon Istri
24
Percayalah, Aku Bersungguh-sungguh
25
Tidak Perlu Khawatir
26
Perdebatan
27
Melamar Riana
28
Kita Harus Apa?
29
Kami Tidak Butuh
30
Merasa Kehilangan
31
Rasa yang Tak Menentu
32
Kamu Layak Diperjuangkan!
33
Berjuang Bersamaku
34
Rencana Licik Nyonya Agnes
35
Ayo, Lakukan Semuanya!
36
Kedatangan Penggangu
37
Memohon Bantuan
38
Malang
39
Berusaha Tegar
40
Kita Mulai Bersama
41
Aset Tak Terduga
42
Rencana Pembalasan
43
Mempersiapkan Pernikahan.
44
Jangan Macam-macam Denganku!
45
Pernikahan Itu Tidak Boleh Terjadi
46
Mencari Bantuan
47
Akhirnya Direstui
48
Malam Pertama
49
Belum Saatnya
50
Tunggu Tanggal Mainnya
51
Cemburu
52
Apa Sudah Boleh?
53
Jeritan Memabukkan
54
Ayo Ulangi!
55
Riana Menghilang
56
Sedikit Lega
57
Jangan Kasihani Musuhmu!
58
Lamaran Pria Sinting
59
Jangan Hina Istriku!
60
Sikap Aneh Riana
61
Selamanya Tak Ingin Pisah
62
Tidak Pernah Puas
63
Healing
64
Lamaran Diterima!
65
Menerima Nasib.
66
Hadiah Untuk Riana
67
Masa Kehamilan Riana
68
Alexi Alviano Rahadi
69
Akhir Yang Bahagia
70
Bonchap: Desakan Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!