Cerai!!

Sesak, dada Riana sungguh mendengar tuduhan yang dilontarkan Tashlim. Sementara itu Tashim masih terlihat santai setelah mengucapkan kalimat sampah, yang membuat darah Riana mendidih sampai ke ubun-ubun.

Riana akan menerima segala bentuk penghinaan untuk dirinya, karena dia memang salah. Tapi siapa yang akan diam jika mendengar ibunya dikatai j4lang? Hal ini pun berlaku pada Riana yang tidak akan diam begitu saja.

"Mas, jangan sekali-sekali kamu hina ibuku! Dalam hal ini aku memang salah. Tapi ibuku, dia tidak sekotor yang kau pikirkan!" Riana meninggikan intonasi suaranya.

Entah sadar atau tidak, tangan Riana mengayun ke wajah suaminya. Mungkin karena hatinya terbakar karena penghinaan Tashlim kepada ibunya, tamparan yang dilayangkan Riana itu seakan full power, sehingga meninggalkan jejak kemerahan di pipi Tashlim.

Tashlim begitu terkejut, matanya terbelalak menatap emosi kepada Riana.

"Berani kau menamparku, Ana! Dasar wanita murahan, istri durhaka!" sentak Tashlim seraya melayangkan tangannya, membalas apa yang baru saja Riana lakukan.

Plaakk!

Tamparan itu berkali-kali lipat lebih keras daripada yang diberikan Riana tadi. Sehingga membuat pandangan Riana menjadi kabur dan ia pun terduduk lemah di lantai.

Sementara Tashlim seperti tidak memiliki belas kasihan, alih-alih menyesal dia malah berdiri di depan Riana sambil berkacak pinggang.

"Kenapa? Kau tidak terima ibumu dikatai j4lang, huh? Bukankah semua itu benar? Kau terlahir ke dunia ini tanpa tahu siapa ayahmu, dia pergi begitu saja meninggalkan ibumu saat kau masih dalam kandungan. Aku yakin sekali alasan ayahmu pergi adalah karena ibumu telah menodai pernikahan mereka, sama seperti yang kau lakukan sekarang!" bentak Tashlim, tanpa mempedulikan Riana yang menangis terisak di hadapannya.

Riana menggelengkan kepala sambari menyeka air mata yang masih mengalir deras di pipinya. "Tidak punya perasaan kamu, Mas. Apa kau pikir ucapanmu itu pantas ditujukan seorang menantu kepada mertuanya? Bisakah kau menyaring kata-katamu terlebih dahulu sebelum keluar begitu saja dari mulut kotormu itu?"

Sepertinya hati Tashlim sudah membeku, dia tidak peduli dengan apa pun yang diucapkan Riana. Tashlim dengan cepat melangkah menjauhi Riana, sesampainya di depan sebuah lemari dia membukanya, lalu menghamburkan semua pakaian Riana yang ada di dalam sana.

"Pergi dari rumahku sekarang, detik ini juga aku menceraikanmu! Mulai sekarang kau sudah tidak memiliki hak apa pun di sini!" usir Tashlim.

Jangankan ingin memohon agar Tashlim menarik kata-katanya, berharap Tashlim manarik kata-katanya sendiri pun tidak. Hati Riana ikut membeku saat ini, bukan karena tidak mau lagi mempertahankan rumah tangganya, yang pada kenyataannya memang tidak membawa kebahagiaan.

Melainkan karena tidak bisa terima penghinaan yang dilontarkan Tashlim kepada ibunya. Yang lebih menyakitkan ibunya itu sudah lama tiada, tidak bisakah sang ibu dibiarkan tenang di alam sana tanpa harus mendapat hinaan dari menantunya sendiri?

"Hanya itu yang boleh kau bawa dari rumah ini, kau sama sekali tidak memiliki hak apa pun di sini. Jangankan harta gono-goni, kau sama sekali tidak berhak atas kartu debit dan kredit yang aku berikan," Tashlim menadahkan sambil menatap bengis kepada Riana.

Dibanding dihina dan direndahkan, Riana memilih menuruti kehendak Tashlim, lagi pula dia menikahi Tashlim memang bukan karena hartanya. Tanpa Ragu Riana mengeluarkan seluruh kartu debit dan kredit yang ada di dalam dompetnya, bahkan Riana juga melepas seluruh perhiasan yang dia kenakan. Kecuali satu, sebuah gelang pemberian teman baiknya yang kini menetap di luar negri.

Setelahnya menyerahkan semua yang menurut Tashlim bukanlah haknya, Ria pun melangkah keluar menyeret koper berisi pakaiannya.

Berkali-kali Riana menghela napas dalam-dalam, agar dapat mengurangi sedikit rasa sesak di dadanya. Riana tidak lagi bersedih, apalagi menangisi perceraiannya yang baru saja terjadi. Justru air matanya kini membeku!

Toh, sebenarnya kebahagiaan yang selama ini ia rasakan bersama Tashlim tetaplah semu. Terasa hambar, karena sesungguhnya dia menderita menunggu nafkah batin selama belasan tahun.

Sebagai tambahan, Riana sama sekali tidak menyesali kehancuran bahtera rumah tangganya dengan Tashlim, karena mulut pria itu begitu keji menghina ibunya. Bagi Riana ibunya adalah seorang wanita super hebat, yang telah melahirkan, mendidik, serta membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Bahkan ibunya melakukan semua tanggung jawab itu tanpa ada bantuan seorang suami di sisinya.

Mungkin itu juga yang akan terjadi pada Riana sekarang, jika benar dia tengah mengandung, maka dia akan merawat dan membesarkan janin yang ia kandung itu, meski dia sendiri tidak tahu siapa ayah dari janin di dalam rahimnya? Siapa pria yang bersamanya malam itu?

Riana mengeluarkan dompet dari dalam tasnya, masih ada beberapa lembar uang di sana. Dia pun mencegat taksi untuk melanjutkan perjalanannya.

Bersambung.

Jangan lupa like, vote, dan komen, ya.

Terimakasih

Terpopuler

Comments

Mega

Mega

hahahaha perempuan MUNAFIX jg ya km,km menerima perjodohan dan kekurangan suami km,tp tanpa sadar km jg merindukan belaian laki2,jd jgn bilang kl km menerima suami km apa adanya dan kekurangannya,aku ngk bela suami km tp itu yg terjadi,,,, tanpa sadar km lelah sendiri menunggu belaian dr laki2 karna dr dulu km blm mendapat kan hak dr suami,stlah kejadiaan itu lalu km ketagian,sama aja sptri yg ada di kehidupan nyata,ujung2nya selingkuh jg kan,,,

2022-07-28

0

Maia Mayong

Maia Mayong

astga . sok x taslim . 15thn g prnh ngsi nfkh bathin ,, tp seenk ny z mnhina . memg bner slah istri mu tp dgri dlu pnjlznny ..

2022-07-25

0

Jasmine

Jasmine

tak dapat harta gono gini...jd 15 thn pernikahan uang yg dihasilkan kmn aja

2022-06-27

0

lihat semua
Episodes
1 Menyamar
2 Sangat mendambakannya
3 Menjadi Aspri Itu Menyebalkan
4 Perusak Suasana
5 Gadis Ceria vs Pria Dingin
6 Hamil?
7 Sungguh Menyakitkan
8 Cerai!!
9 Terseret Masalah
10 Mengkhawatirkan Riana.
11 Bertemu Riana
12 Apakah Itu Anakku?
13 Jangan Ikut Campur
14 Perhatian Seorang Pria
15 Demi Masa Depan
16 Mana Mungkin!
17 Perjodohan
18 Bukan Seperti Dalam Novel
19 Keterangan dari Kurnia
20 Menikahlah Denganku!
21 Jangan Buru-buru!
22 Pertemuan dengan Aeyza
23 Calon Istri
24 Percayalah, Aku Bersungguh-sungguh
25 Tidak Perlu Khawatir
26 Perdebatan
27 Melamar Riana
28 Kita Harus Apa?
29 Kami Tidak Butuh
30 Merasa Kehilangan
31 Rasa yang Tak Menentu
32 Kamu Layak Diperjuangkan!
33 Berjuang Bersamaku
34 Rencana Licik Nyonya Agnes
35 Ayo, Lakukan Semuanya!
36 Kedatangan Penggangu
37 Memohon Bantuan
38 Malang
39 Berusaha Tegar
40 Kita Mulai Bersama
41 Aset Tak Terduga
42 Rencana Pembalasan
43 Mempersiapkan Pernikahan.
44 Jangan Macam-macam Denganku!
45 Pernikahan Itu Tidak Boleh Terjadi
46 Mencari Bantuan
47 Akhirnya Direstui
48 Malam Pertama
49 Belum Saatnya
50 Tunggu Tanggal Mainnya
51 Cemburu
52 Apa Sudah Boleh?
53 Jeritan Memabukkan
54 Ayo Ulangi!
55 Riana Menghilang
56 Sedikit Lega
57 Jangan Kasihani Musuhmu!
58 Lamaran Pria Sinting
59 Jangan Hina Istriku!
60 Sikap Aneh Riana
61 Selamanya Tak Ingin Pisah
62 Tidak Pernah Puas
63 Healing
64 Lamaran Diterima!
65 Menerima Nasib.
66 Hadiah Untuk Riana
67 Masa Kehamilan Riana
68 Alexi Alviano Rahadi
69 Akhir Yang Bahagia
70 Bonchap: Desakan Menikah
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Menyamar
2
Sangat mendambakannya
3
Menjadi Aspri Itu Menyebalkan
4
Perusak Suasana
5
Gadis Ceria vs Pria Dingin
6
Hamil?
7
Sungguh Menyakitkan
8
Cerai!!
9
Terseret Masalah
10
Mengkhawatirkan Riana.
11
Bertemu Riana
12
Apakah Itu Anakku?
13
Jangan Ikut Campur
14
Perhatian Seorang Pria
15
Demi Masa Depan
16
Mana Mungkin!
17
Perjodohan
18
Bukan Seperti Dalam Novel
19
Keterangan dari Kurnia
20
Menikahlah Denganku!
21
Jangan Buru-buru!
22
Pertemuan dengan Aeyza
23
Calon Istri
24
Percayalah, Aku Bersungguh-sungguh
25
Tidak Perlu Khawatir
26
Perdebatan
27
Melamar Riana
28
Kita Harus Apa?
29
Kami Tidak Butuh
30
Merasa Kehilangan
31
Rasa yang Tak Menentu
32
Kamu Layak Diperjuangkan!
33
Berjuang Bersamaku
34
Rencana Licik Nyonya Agnes
35
Ayo, Lakukan Semuanya!
36
Kedatangan Penggangu
37
Memohon Bantuan
38
Malang
39
Berusaha Tegar
40
Kita Mulai Bersama
41
Aset Tak Terduga
42
Rencana Pembalasan
43
Mempersiapkan Pernikahan.
44
Jangan Macam-macam Denganku!
45
Pernikahan Itu Tidak Boleh Terjadi
46
Mencari Bantuan
47
Akhirnya Direstui
48
Malam Pertama
49
Belum Saatnya
50
Tunggu Tanggal Mainnya
51
Cemburu
52
Apa Sudah Boleh?
53
Jeritan Memabukkan
54
Ayo Ulangi!
55
Riana Menghilang
56
Sedikit Lega
57
Jangan Kasihani Musuhmu!
58
Lamaran Pria Sinting
59
Jangan Hina Istriku!
60
Sikap Aneh Riana
61
Selamanya Tak Ingin Pisah
62
Tidak Pernah Puas
63
Healing
64
Lamaran Diterima!
65
Menerima Nasib.
66
Hadiah Untuk Riana
67
Masa Kehamilan Riana
68
Alexi Alviano Rahadi
69
Akhir Yang Bahagia
70
Bonchap: Desakan Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!