Riana terdiam takut, bagaimana dia harus menjelaskan kepada suaminya itu? Haruskah satu kali kesalahannya itu mengacam kelangsungan rumah tangganya?
"Jawab aku, Ana. Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Tashlim dengan nada membentak.
Bentakan Tashlim membuat Riana semakin menciut, tanpa sadar dia menggigit bibir bawahnya sendiri, mencoba mengusir rasa takut yang kini menghantui pikirannya.
Melihat gelagat aneh dari Tashlim, membuat dokter umum yang memeriksa Riana menatap mereka penuh tanya. Apa yang membuat Tashlim seolah tidak menyukai kabar ini? Bukankah ini adalah kabar yang paling dinanti oleh pasangan suami istri?
Apalagi dengan rumah tangga mereka sudah berjalan selama belasan tahun, seharusnya ini menjadi kabar yang sangat membahagiakan bagi mereka. Tapi mengapa reaksi Tashlim begitu aneh? Itulah yang kini menghiasi pikiran dokter tersebut.
Tahu pertengkaran ini akan menjadi aib baginya, Tashlim tidak melanjutkan pertanyaannya. Dia segera pamit untuk membawa Riana keluar dari ruangan praktik dokter tersebut.
Tashlim segaja mendiamkan Riana, dia membawa istrinya itu pulang ke rumah.
Sementara itu Riana pun terdiam seribu bahasa, memikirkan bagaimana dia harus menjelaskan kepada suaminya itu. Akankah suaminya itu memaafkan kesalahannya? Tapi bagaimana jika Tashlim tidak bisa terima? Akankah biduk rumah tangga yang telah mereka bangun selama 15-tahun hancur hari ini juga?
Mungkin saja!
Setibanya di rumah Tashlim segera membawa istrinya itu menuju kamarnya, bersiap untuk mengintograsi Riana. Dengan segala pertanyaan yang sudah menumpuk di kepalanya.
"Sudah berapa lama kau menyembunyikan perbuatan kotormu ini dariku?" Setibanya di kamar Tashlim mendorong Riana dengan kasar, lalu pertanyaan itulah yang pertama kali keluar dari mulutnya.
Air mata Riana mulai menggenang di pelupuk matanya, ini adalah pertama kali Tashlim memperlakukannya dengan kasar.
Dia juga terhenyak mendengar pertanyaan suaminya itu, sudah berapa lama? Bukan itu berarti Tashlim menuduhnya sudah sering melakukan perbuatan kotor ini? Demi Tuhan, Riana hanya melakukannya satu kali, itu pun tanpa unsur kesengajaan.
Riana tidak pernah berniat mengkhianati Tashlim dan rumah tangga yang mereka bina. Dia tetap bersykur meski selama 15-tahun dia hanya menerima nafkah lahir saja. Nafkah biologis? Sudahlah, Riana sudah berusaha menerima kekurangan suaminya itu sebaik mungkin.
"Mas ... apa maksudmu? Aku tidak sekotor yang kau pikirkan," sahut Riana bersamaan dengan bulir-bulir airmata yang mulai mengalir di pipinya.
Terlalu deras, bahkan air mata Riana sudah menganak sungai. Tapi Tashlim hanya tersenyum smirk, dia menganggap tangisan itu palsu, hanya untuk menutupi kebusukan yang selama ini Riana sembunyikan.
Tashlim menatap istrinya itu dengan pandangan yang begitu rendah. "Tidak kotor? Bahkan j4lang adalah sebutan yang pantas untuk dirimu!"
Riana menggelengkan kepala, rasanya begitu sakit mendengar sebutan j4lang yang keluar dari mulut suaminya sendiri.
Kurang sabar kah dia selama ini? Kurang setia kah dia selama ini? Sana cari jika ada wanita yang begitu setia menunggu nafkah batin dari suaminya selama bertahun-tahun, dan Riana adalah orangnya.
Selama itu juga Riana begitu setia mendampingi Tashlim pergi ke berbagai tempat pengobatan. Hanya agar suaminya itu berhasil melakukan tugasnya sebagai suami.
Riana juga tidak pernah mengeluarkan keluhannya kepada Tashlim, saat percobaan demi percobaan yang mereka lakukan selama 15-tahun dan hasilnya tetap gagal.
Sebagai seorang wanita normal, tentu saja Riana mengeluh. Tapi dia tidak pernah menunjukkan keluh-kesahnya kepada Tashlim. Riana memilih untuk memendamnya dan bersabar, hanya karena dia tidak ingin menyakiti hati suaminya itu.
Meski sakit disebut j4lang oleh suaminya, Riana mencoba menatap teduh suaminya itu. "Mas duduk dulu, aku bisa jelaskan. Kita bicarakan semua ini baik-baik, ya," pinta Riana lirih.
"Jelaskan? Apa yang ingin kau jelaskan? Menceritakan tentang malam penuh gairahmu bersama pria selingkuhanmu itu? Menyalahkan karena aku tidak bisa memberikan nafkah biologis kepada istrinya?" Tashlim mengusap rambutnya dengan kasar. Dalam posisi ini tentunya Tashlim juga terluka.
Melihat suaminya itu juga terpukul, Riana mencoba mendekati Tashlim. Menenangkan suaminya tanpa mempedulikan dirinya sendiri, yang juga sakit karena dikatai j4lang oleh suaminya sendiri.
"Mas, aku minta maaf, ini memang salahku, tapi aku tidak pernah menuntut kekuranganmu. Aku tidak pernah menyalahkanmu atas apa yang tidak bisa kau berikan, aku menerimamu dengan ikhlas, Mas." Riana berkata dengan tulus.
Mendengar ucapan Riana, Tashlim langsung tertawa hambar. "Hahaha ... tentu saja kau dengan mudah mengatakan ikhlas. Karena bisa bersenang-senang dengan pria selingkuhanmu, sementara kau juga bisa terus-terusan menikmati hartaku."
Air mata Riana kembali mengalir deras mendengar penghinaan suaminya, sekotor itu dia di mata suaminya? Tidak adakah sedikit saja perkataan baik yang akan dia dengar?
Riana kecewa, dia ingin menjelaskan kronologinya, tapi mengapa suaminya itu tidak memberinya kesempatan untuk bercerita, dan malah terus memakinya dengan perkataan yang benar-benar menyakitkan.
Benar kata orang, lidah itu bisa lebih tajam daripada pedang. Itulah yang Riana rasakan saat ini, hatinya benar-benar tersayat pilu karena lidah tajam suaminya. Bahkan rasanya seperti beracun, yang membuat pernapasan Riana menjadi sesak mendengarnya.
"Pantas saja ibumu sangat ingin menjodohkan kita waktu itu, hanya demi mengincar harta agar kau bisa hidup senang denganku!" imbuh Tashlim lagi.
Riana semakin terluka, mengapa ibunya yang sudah lama tiada juga ikut dibawa-bawa? Lalu perjodohan ini, ini bukanlah kehendak ibunya saja, tapi juga kehendak dari orang tua Tashlim.
Jika saja Riana bukanlah gadis penurut dan ingin berbakti kepada orang tua, dia pasti sudah menolak perjodohan mereka. Tapi Riana menerima perjodohan ini karena ingin berbakti, padahal waktu itu umurnya masih 20-tahun, dia merelakan masa mudanya demi memenuhi permintaan terakhir sang bunda.
Lalu pada saat itu Tashlim juga begitu antusias menyambut perjodohan mereka. Tapi mengapa sekarang dia disalahkan? Pernikahan ini pun tidak akan terjadi jika waktu itu Tashlim menolak perjodohan ini.
Tashlim seorang duda, dan mungkin saja pernikahan pertamanya retak karena Tashlim tidak bisa memberikan nafkah batin kepada istrinya.
Lalu untuk apa Tashlim menikah lagi? jika dia tidak bisa memberikan nafkah biologis kepada istrinya. Apa dia hanya ingin menjadikan Riana istri boneka? Hanya agar dia terlihat mempunyai pasangan saat bertemu kolega bisnisnya? Itukah alasan Tashlim sebenarnya? Riana tidak mengerti.
"Mas, aku mohon jangan bawa-bawa nama ibu. Semua ini tidak ada hubungan dengannya," pinta Riana Lirih.
Tashlim mencengkeram rahang Riana dengan kasar. "Kenapa? Apa ibumu juga sama sepertimu? Menjadi seorang j4lang padahal sudah bersuami!"
Tashlim melepas cengkeramannya dengan mendorong Riana, sehingga tubuh istrinya itu terhempas ke lantai.
"Ah, iya, aku baru ingat ceritanya. Bukankah ibumu ditinggal oleh suaminya dia tengah mengandung dirimu? Apa ini artinya sekarang kau tengah mengulang kekotoran yang dulu dilakukan ibumu?" tuduh Tashlim dengan begitu kejamnya.
Bersambung.
Jangan lupa tinggalkan jejak, beri like vote dan komen kalian ya.
Agar aku makin semangat untuk melanjutkan cerita ini.
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
WAHHHHH TAJAM DN LAKNAT SEKALI TU SI TASLIM, UDH DIA YG PNY KLEMAHAN, SKRG BARU NYALAHIN RIANA 100%, BHKN BAWA IBUNYA RIANA DN MNGHINANYA
2022-12-01
0
Mega
aa yg mengatakan kl taslim salah dan egois,itu benar dan jgan kalian lupakan,apa pun alasannya ttp aja itu ZINA,apa lg di lakukan oleh seorang perempuan yg satatusnya sudah bersuami yg SAH,lalu salahnya di mana bila sang suami marah dan menghina ibaratnya,,,, itu wajar kl suami kayak gitu karna udh jelas anak itu bukan anak mereka tp hasil dr ZINA,,,, lalu kata author td apa perempuan yg sabar menerima keadaan suami yg cacat dan tdk sempurna,trs kenapa SAMPAI TERBAYANG2 SM ASISTENNYA SENDIRI,,, itu jg salah,dia udh punya suami itu sm aja berhianat pd suami sndri,kan dia tau keadaan suaminya sendiri jd tau konsekkuensinya apa,,,,
2022-07-28
0
Arni 1705
pedes amat tu mulut bang.... g ngaca,tinggalin ajah laki macam gitu. pasti cerenya dramatis bgt. g dikasi apa"....
2022-06-29
0