Gadis Ceria vs Pria Dingin

Sementara menunggu perintah Riana untuk menjemputnya, Almeer pergi mencari tempat untuk mengisi perutnya yang sudah berdemo, karena makan siangnya yang batal tadi.

"Bagaimana misimu, Al?" tanya Dino sembari duduk di depan sahabatnya itu.

Almeer memang menyuruh Dino untuk datang menemaninya makan siang.

"Aku baru saja akan selangkah lebih dekat dengannya, ketika seorang wanita sialan datang dan mengacaukan segalanya," keluh Almeer sambil mendesah berat.

"Kau bertemu dengan salah satu mantan, atau tante genitmu saat bersamanya?" tanya Dino sambil menaikkan sebelah alis matanya.

Almeer menggelengkan kepala. "Bukan, wanita itu adalah kerabat Riana. Sepertinya mereka memiliki hubungan yang tidak baik."

"Apa kau ingin aku mengurusnya, Al?"

"No, jangan sekarang," tolak Almeer. "Biarkan aku lebih mengenal Riana terlebih dulu. Setelah aku mendapatkannya, baru kita urus orang-orang suka mengusik hidupnya."

"Ehmm, baiklah," sahut Dino.

Tak berapa lama kemudian pesanan untuk makan siang mereka pun datang, lalu kedua sahabat itu mulai sibuk dengan hidangan masing-masing.

Setelah selesai dengan makan siangnya, Dino pergi meninggalkan restoran terlebih dulu. Dia harus segera kembali ke kantor, menginggat Rahadi Group sepenuhnya berada dalam tanggung-jawabnya, sementara Almeer akan mengejar ambisi konyolnya.

"Dasar berandal!" Dino mengumpat saat melihat seorang gadis sedang dikejar oleh dua orang preman di sebuah jalanan yang cukup sepi.

Bukannya suka ikut campur urusan orang, tapi sebagai seorang pria Dino merasa terpanggil untuk membantu gadis tersebut. Dengan segera Dino menghentikan laju mobilnya, lalu bergegas turun untuk membantu gadis itu.

"Kalian ini laki-laki atau banci? Kenapa beraninya hanya mengganggu seorang gadis?" teriak Dino dengan intonasi mencibir.

Mendengar ada orang yang ingin ikut campur urusan mereka, kedua preman itu pun menoleh. Netra matanya menangkap sosok Dino yang berdiri santai sambil bersedekap, dengan tatapan matanya yang membunuh.

"Waah, ada pahlawan kesiangan, nih! Mau ikut campur? Tidak sayang nyawa?" bentak salah satu preman tersebut.

"Sepertinya dia bosan hidup. Dan kelihatannya dia juga orang kaya, kita bisa mengambil semua barang-barang berharganya setelah menghabisinya," sahut teman preman tersebut, saat memperhatikan penampilan Dino yang terlihat begitu elegan dengan balutan jas mahalnya.

Tanpa basa-basi kedua preman itu langsung menyerang Dino. Sayang kemampuan bela diri yang mereka miliki tidak ada seujung kukunya Dino.

Seperti yang Dino katakan tadi, mereka hanyalah banci yang hanya berani mengganggu seorang gadis. Buktinya dengan beberapa kali serangan saja, kedua preman itu sudah berhasil dilumpuhkan, lalu ambil langkah seribu untuk menyelamatkan diri.

Setelah kedua preman itu kabur, gadis yang ditolong Dino datang menghampirinya.

"Om, terimakasih sudah membantu," tutur gadis tersebut.

Dino yang sedang membersih kotoran pada jasnya pun menoleh. "Om? Umurku baru 25-tahun, apakah panggilan seperti itu pantas?"

Dino sedikit kesal dengan panggilan Om, yang disematkan gadis ini padanya. Dari penampilannya Dino yakin gadis ini setidaknya berumur 20-tahunan, yang itu artinya andaikan Dino memang lebih tua, perbedaan umur mereka pasti hanya terpaut beberapa tahun saja.

Lalu apa alasan gadis ini memanggilnya Om? Apakah dia memiliki wajah yang seboros itu? Sungguh menyebalkan.

"Eh, anu," ucap gadis itu tergagap. "Aku tidak tahu harus memanggilmu dengan sebutan apa, tapi aku sungguh mengungkapkan rasa terimakasihku dengan tulus."

"Memangnya berapa umurmu?" tanya Dino kesal.

"22-tahun."

"Itu artinya usia kita hanya terpaut 3-tahun saja. Apa pantas kau memanggilku, Om?"

"Maaf, baiklah, kalau begitu aku akan memanggilmu Kakak." Gadis itu tersenyum kecut lalu mengulurkan tangannya. "Namaku Nia, Kurnia Andini."

"Dino," sahut Dino seraya menyambut jabat tangannya. "Mengapa kau bisa berjalan seorang diri di jalanan seperti ini. Daerah ini terkenal cukup rawan karena banyak berandal."

"Tadi aku hendak pulang dari kampus, lalu di tengah jalan, taksi yang aku tumpangi tiba-tiba bocor ban. Kebetulan di rumahku ada kerabat yang sedang menungguku, jadi aku memutuskan untuk berjalan kaki, sambil menunggu jika ada taksi yang lewat. Tapi tiba-tiba preman itu datang ingin melecehkanku," jelas Nia.

"Begitu rupanya, kalau begitu ayo aku antar pulang," ajak Dino.

"Apa itu tidak merepotkan?" Nia sedikit ragu.

"Kalau itu merepotkan, aku tidak mungkin menawarimu tumpangan," celutuk Dino.

'Dingin sekali, untung dia tampan dan sedikit baik hati. Kalau tidak, sudah aku pukul kepalanya.' Nia menggerutu dalam hati.

"Masih mau berdiam di situ? Mau menumpang pulang atau tidak?" Dino yang sudah berdiri di balik pintu mobil langsung masuk tanpa mendengarkan jawaban Nia terlebih dulu.

Menumpang? Apa pria ini tidak bisa bicara sedikit lebih lembut? Kalau saja tidak takut akan diganggu preman lagi, ditambah tantenya sudah menunggu di rumah. Rasanya Nia tidak akan pulang semobil dengan pria sedingin ini.

Karena tidak punya pilihan Nia pun ikut masuk ke mobil Dino. Di dalam perjalanan mereka sama sekali tidak bicara, Nia yang merupakan gadis ceria dan agak cerewet itu tampak kikuk, dan tidak tahu harus bicara apa saat bersama gunung es seperti Dino.

"Kakak, terimakasih sudah mengantarkanku pulang, dan sekali lagi terimakasih telah membantuku dari gangguan preman tadi," tutur Nia saat mobil Dino sudah berhenti di depan rumahnya.

"Ehmm ...." Hanya itu balasan yang keluar dari vita suara Dino.

Nia turun dari mobil, dia menunggu mobil pahlawan dinginnya itu menghilang dari pandangan, barulah dia melangkah menuju rumahnya.

Kurnia tinggal di rumah peninggalan orang tuanya seorang diri, setelah membuka pintu pagar rumahnya, dia melihat tantenya sedang duduk menunggu di teras rumah.

Kurnia menutup pagar rumahnya lalu berlari menuju teras. "Tante, maaf membuatmu menunggu lama. Tadi taksi yang aku tumpangi bocor, lalu aku diganggu preman."

Bersambung.

Jangan lupa dukung karya ini denga like, vote, dan komen, ya.

Terimakasih.

Terpopuler

Comments

Arie Chrisdiana

Arie Chrisdiana

pasti kurnia ini ponakannya riana

2022-08-04

0

Jasmine

Jasmine

tante dan ponakan incaran bos dan aspri rahadi group

2022-06-26

0

Uthe27

Uthe27

Tante rania...

2022-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 Menyamar
2 Sangat mendambakannya
3 Menjadi Aspri Itu Menyebalkan
4 Perusak Suasana
5 Gadis Ceria vs Pria Dingin
6 Hamil?
7 Sungguh Menyakitkan
8 Cerai!!
9 Terseret Masalah
10 Mengkhawatirkan Riana.
11 Bertemu Riana
12 Apakah Itu Anakku?
13 Jangan Ikut Campur
14 Perhatian Seorang Pria
15 Demi Masa Depan
16 Mana Mungkin!
17 Perjodohan
18 Bukan Seperti Dalam Novel
19 Keterangan dari Kurnia
20 Menikahlah Denganku!
21 Jangan Buru-buru!
22 Pertemuan dengan Aeyza
23 Calon Istri
24 Percayalah, Aku Bersungguh-sungguh
25 Tidak Perlu Khawatir
26 Perdebatan
27 Melamar Riana
28 Kita Harus Apa?
29 Kami Tidak Butuh
30 Merasa Kehilangan
31 Rasa yang Tak Menentu
32 Kamu Layak Diperjuangkan!
33 Berjuang Bersamaku
34 Rencana Licik Nyonya Agnes
35 Ayo, Lakukan Semuanya!
36 Kedatangan Penggangu
37 Memohon Bantuan
38 Malang
39 Berusaha Tegar
40 Kita Mulai Bersama
41 Aset Tak Terduga
42 Rencana Pembalasan
43 Mempersiapkan Pernikahan.
44 Jangan Macam-macam Denganku!
45 Pernikahan Itu Tidak Boleh Terjadi
46 Mencari Bantuan
47 Akhirnya Direstui
48 Malam Pertama
49 Belum Saatnya
50 Tunggu Tanggal Mainnya
51 Cemburu
52 Apa Sudah Boleh?
53 Jeritan Memabukkan
54 Ayo Ulangi!
55 Riana Menghilang
56 Sedikit Lega
57 Jangan Kasihani Musuhmu!
58 Lamaran Pria Sinting
59 Jangan Hina Istriku!
60 Sikap Aneh Riana
61 Selamanya Tak Ingin Pisah
62 Tidak Pernah Puas
63 Healing
64 Lamaran Diterima!
65 Menerima Nasib.
66 Hadiah Untuk Riana
67 Masa Kehamilan Riana
68 Alexi Alviano Rahadi
69 Akhir Yang Bahagia
70 Bonchap: Desakan Menikah
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Menyamar
2
Sangat mendambakannya
3
Menjadi Aspri Itu Menyebalkan
4
Perusak Suasana
5
Gadis Ceria vs Pria Dingin
6
Hamil?
7
Sungguh Menyakitkan
8
Cerai!!
9
Terseret Masalah
10
Mengkhawatirkan Riana.
11
Bertemu Riana
12
Apakah Itu Anakku?
13
Jangan Ikut Campur
14
Perhatian Seorang Pria
15
Demi Masa Depan
16
Mana Mungkin!
17
Perjodohan
18
Bukan Seperti Dalam Novel
19
Keterangan dari Kurnia
20
Menikahlah Denganku!
21
Jangan Buru-buru!
22
Pertemuan dengan Aeyza
23
Calon Istri
24
Percayalah, Aku Bersungguh-sungguh
25
Tidak Perlu Khawatir
26
Perdebatan
27
Melamar Riana
28
Kita Harus Apa?
29
Kami Tidak Butuh
30
Merasa Kehilangan
31
Rasa yang Tak Menentu
32
Kamu Layak Diperjuangkan!
33
Berjuang Bersamaku
34
Rencana Licik Nyonya Agnes
35
Ayo, Lakukan Semuanya!
36
Kedatangan Penggangu
37
Memohon Bantuan
38
Malang
39
Berusaha Tegar
40
Kita Mulai Bersama
41
Aset Tak Terduga
42
Rencana Pembalasan
43
Mempersiapkan Pernikahan.
44
Jangan Macam-macam Denganku!
45
Pernikahan Itu Tidak Boleh Terjadi
46
Mencari Bantuan
47
Akhirnya Direstui
48
Malam Pertama
49
Belum Saatnya
50
Tunggu Tanggal Mainnya
51
Cemburu
52
Apa Sudah Boleh?
53
Jeritan Memabukkan
54
Ayo Ulangi!
55
Riana Menghilang
56
Sedikit Lega
57
Jangan Kasihani Musuhmu!
58
Lamaran Pria Sinting
59
Jangan Hina Istriku!
60
Sikap Aneh Riana
61
Selamanya Tak Ingin Pisah
62
Tidak Pernah Puas
63
Healing
64
Lamaran Diterima!
65
Menerima Nasib.
66
Hadiah Untuk Riana
67
Masa Kehamilan Riana
68
Alexi Alviano Rahadi
69
Akhir Yang Bahagia
70
Bonchap: Desakan Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!