Mataku kini tertuju pada sebuah benda kecil berwarna merah yang berkilau itu, saat aku melihatnya ia pun mulai menghilang sedikit demi sedikit.
"Hai!" kejut Eris sambil menepuk punggungku, sedangkan diriku kini sudah merasakan lemas yang sangat hingga rasanya aku seperti melayang tinggi keangkasa.
"Eh, eh, eh Aisyah!" seru Eris panik.
Teman sekelasku yang melihat kondisiku mulai ikut - ikutan membawa tubuhku ke UKS.
Tubuhku terasa dingin sekali, karna tak sanggup lagi aku pun pingsan dan langsung tak sadarkan diri. Sebelum aku pingsan yang kudengar hanyalah suara tangis Eris dan keributan dimana - mana.
Saat pingsan aku mulai merasakan nyawaku ditempat lain, suatu tempat yang gelap tanpa ada suatu makhluk pun yang terlihat.
"Dimana aku?" tanyaku pada diri sendiri.
"Tempat apa ini?" lagi - lagi hanya bertanya pada diri sendiri padahal di alam ini tidak ada pohon dan makhluk juga ekosistem yang sering kulihat di bumi ini.
Kini aku sendirian di sebuah tempat yang sangat menakutkan, hanya ada aku dan kegelapan, aku mulai terduduk dan menangis.
"Ibu...!!!" teriakku ketakutan.
Tapi panggilanku sia - sia, tidak ada jawaban yang kutemukan, kini mataku mulai mematung pada setitik cahaya yang terus membesar dan menelan semua kegelapan di sisiku.
"Syukurlah," ucap sebuah suara.
Aku langsung terkejut lalu bangkit dari posisiku, kini aku mulai memutar tubuhku kesana kemari untuk mencari sumber suara, mataku kini sedang melihat seseorang.
Ia menggunakan gaun merah muda yang cantik, rambut hitamnya yang lurus sepinggang dibiarkan terurai. Ia memakai sarung tangan sesiku dengan lengan baju yang kembang sepundak.
"Nah! Ini contoh bayangan bajunya seperti ini yah, 😊 kekurangannya tolong dibayangkan sendiri ya." 😅
"Inilah wajah dari gadis itu." 😉
"Si.. Si.. Siapa kau?" tanyaku terbata - bata.
"Ada apa tuan putri?" dia balas bertanya.
Aku pun dibuat bingung dengan pertanyaannya.
"Tuan putri?" pikirku.
"Apa maksudmu?" tanyaku semakin tak mengerti dengan panggilan aneh itu.
"Owh! maaf," ucapnya seperti orang yang melupakan sesuatu sambil memegang dahinya sendiri.
"Namamu Aisyah kan?" ucapnya balik bertanya.
"Iya." jawabku masih tak mengerti.
Tiba - tiba wajahnya yang awalnya tersenyum manis kini telah berubah menjadi serius, ia pun mulai berjalan mendekatiku semakin dekat dan sangat dekat.
Aku semakin lemas dan tak bisa bergerak, mulutku seperti terkunci rapat, kakiku pun jatuh terduduk, gadis itu mulai berjongkok, telapak tangannya mengangkat wajahku yang menunduk dan terlihat pucat.
"Apakah kamu tau?" tanyanya.
Aku hanya mampu menggeleng lemah dan tak sanggup menepis tangannya.
"Ketahuilah! dirimu yang sekarang bukanlah dirimu yang asli! keluargamu yang sekarang juga bukan keluargamu yang asli! kau adalah seorang putri! seorang putri Kerajaan," serunya dihadapanku.
Tiba - tiba rasa lemas yang menjalar di tubuhku sejak tadi mulai sirna dalam sekejap, aku pun langsung menepis tangannya dan kini mulai berdiri dihadapannya sambil menatap tajam kedalam matanya yang kini juga tengah menatapku .
Tanganku telah mengepal kuat karna ingin sekali memukulnya untuk menghabisinya karna ucapannya.
"Apa maksudmu?!!" bentakku.
"Aku Aisyah! anak Fatimah. Ayahku Abdullah. Adikku Iqlima," elakku dengan suara serak karna menahan tangis.
"Mana mungkin aku anak raja, aku sama dengan keluargaku!!! dan wajahku juga sama dengan keluargaku!!! sifatku sama dengan keluargaku!" ledakku.
Gadis manis itu hanya tersenyum, ia mulai bangkit dan mendekati ku kembali yang sudah sedikit menjauh darinya karna aku sejak tadi terus melangkah mundur, tangannya sudah terbuka lebar ia pun mulai memelukku sebelum sempat aku menghindari perbuatannya itu.
Entah kenapa aku jadi merasa nyaman dengan pelukannya, rasanya aku seperti sudah pernah merasakannya. Keberadaannya seperti sudah lama berada di sisiku, ketika aku masih dalam pelukannya ia mulai membelai rambutku dengan satu tangannya.
Aku kini mulai terhanyut dalam pelukan hangat nya tanpa berniat untuk melepaskannya lagi, belaian tangannya yang sedang mengusap rambutku terasa begitu menenangkan.
"Aisyah, seandainya kau tau aku ini siapa, seandainya kau tau aku sangat merindukanmu, seandainya kau tau kondisi di Kerajaan kita kau pasti akan menangis Aisyah." ucapnya sedih.
Kemudian ia mulai melepas pelukannya dan memegang wajahku dengan kedua tangannya.
"Maafkan aku karna membuatmu menangis... Tapi asal kau tau ini adalah hari terakhir perjumpaan kita, mungkin kamu sudah tak dapat mengingatnya lagi karna belum waktunya ingatanmu dipulihkan." ucapnya.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Star punya pertanyaan nih... 😎
🌠 Kira - kira siapa ya gadis yang memeluk Aisyah itu?
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Hai Kaka semuanya... 🤗
Makasih udah mau like, komen, ranting hadiah bahkan tak segan - segan memberikan Vote pada karya Star ya... Star sangat senang atas kebaikan Kaka semuanya... 😆
Semoga Kaka Sehat selalu ya... 😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
izin jadiin ava yaa
2023-01-21
0
💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα
apa ya kira² benda itu?
2023-01-21
0
🏘⃝Aⁿᵘ🦆͜͡ ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸTIK𝐀⃝🥀
izin jadiin ava🤭🙏
2023-01-21
0