Pagi hari ini aku akan mulai bekerja di rumah Pak Imron. Seperti biasa aku bangun pagi-pagi sekali lalu sholat subuh di masjid lalu mencuci pakaianku dan anak-anak. Setelah selesai mencuci pakaian, aku dan yang lain lalu sarapan bersama dengan menu yang sudah di siapkan ibuku di meja makan. Walau kehidupanku dan juga anak-anak masih sangat terasa perubahannya, namun aku berusaha supaya kedua anakku tidak bersedih dan berusaha membuat mereka nyaman tinggal di rumah neneknya tanpa ada sosok ibu di samping mereka.
Setelah selesai sarapan, aku lalu mengantar anak-anak ke sekolah. Setelah itu, aku segera pergi ke rumah Pak Imron supaya tidak terlambat. Sampai di sana aku mulai bekerja mengikuti arahan dari pekerja yang sudah lama. Alhamdulillah karena aku pernah bekerja sebagai tukang bangunan beberapa tahun yang lalu jadi aku sudah sedikit bisa walau belum terlalu ahli. Setidaknya aku sudah tidak perlu lagi di ajari.
Aku bekerja dengan bersemangat demi kedua anakku. Teman kerjaku juga baik-baik. Kami bekerja dengan kompak. Aku jadi teringat dengan Budi. Aku dan Budi selalu kompak jika bekerja. Alhamdulillah saat siang hari, aku mendapatkan jatah makan siang dari Pak Imron jadi aku tidak perlu lagi membeli makanan di luar dan tentu saja itu bisa membuatku sedikit berhemat. Sore hari pukul lima aku baru pulang ke rumah.
Alhamdulillah aku sudah bekerja beberapa hari di rumah Pak Imron. Pekerjaanku berjalan dengan lancar. Dan aku sangat betah bekerja di sana karena selain pak Imron yang baik,para pekerja di sana juga ramah-ramah dan mau saling membantu sesama pekerja. Sungguh bekerja dengan tim yang kompak itu juga adalah rezeki. Bayangkan jika teman kerja kita tidak menyenangkan, tentulah kita tidak akan betah bekerja.
Satu minggu kemudian setelah pulang dari rumah pak Imron,aku bergegas pergi ke bengkel pak Sugi untuk mengambil uang hasil orderanku minggu lalu.
"Alhamdulillah. Terimakasih, pak," ucapku penuh syukur saat menerima amplop dari pak Sugi.
"Sama-sama, pak Anto. Semoga rezekinya banyak. Kasih orderan terus di bengkel saya," sahut pak Sugi hangat.
Aku tersenyum, "Aamiin. Saya permisi dulu, pak," pamitku.
Dengan bersemangat aku pulang ke rumah. Sebelum pulang terlebih dahulu aku membeli makanan untuk anak-anak di rumah. Pasti mereka ingin makan sesuatu. Namanya anak-anak pasti suka mengemil.
Alhamdulillah aku sudah memiliki sedikit tabungan. Aku berniat untuk kost sendiri supaya tidak terus-terusan merepotkan ibuku dan juga tidak enak dengan tetangga kiri kanan karena aku sudah cukup lama menumpang tinggal di rumah ibu.
"Bu,aku akan mengajak anak-anak tinggal di kost," ucapku pada ibu saat kami sedang nonton tv setelah makan malam.
"Kamu yakin mau tinggal di kost sendiri sama anak-anakmu,To?" tanya ibu.
"Iya bu,aku yakin. Aku harus belajar mandiri," jelasku supaya ibu mengerti.
"Hhmm,baiklah kalau itu mau kamu tapi lebih baik kamu mencari kost yang dekat rumah ibu saja supaya kalau kamu bekerja anak-anakmu bisa main di rumah ibu sekaligus ibu bisa mengawasi mereka," ucap ibuku.
Aku lalu menganggukkan kepala, "Baiklah,,bu. Aku akan mencari kost yang dekat sini saja."
Yang di katakan ibu benar. Aku akan tenang meninggalkan anak-anak di rumah ibu saat aku bekerja. Aku tidak ingin ada apa-apa terhadap kedua anakku tanpa pengawasan dari orang dewasa.
***
Hari minggu pagi,aku bersama kedua anakku olahraga bersepeda sekalian mencari kost. Alhamdulillah,kedua anakku sudah mengerti jika kedua orang tuanya sudah tidak bisa lagi bersama. Dan mereka sudah mulai terbiasa tinggal bersama ibuku karena sewaktu masih bersama Lisa,kedua anakku memang sering menginap di rumah neneknya.
Setelah berkeliling di belakang gang rumah ibuku,aku melihat kost-kostan. Aku lalu mengajak anakku ke sana untuk melihat-lihat.
"Kita lihat kostan itu, yuk!" ajakku pada anak-anak.
Kami mendatangi kost itu lalu bertanya-tanya pada pemiliknya. Kamar kostnya bersih dengan kamar mandi dalam yang cukup luas untuk kami tempati bertiga hanya saja ruangannya kosong.
Putriku Alya tampak menyukai kamar kostnya, "Bagus ya, yah. Alya suka."
Aku lalu menoleh pada putraku, "Mas Andre suka nggak?" tanyaku.
Andre menganggukkan kepalanya pelan, "Iya, yah. Kalau adek Alya suka, mas Andre juga suka," jawab Andre.
Akhirnya aku memutuskan untuk kost di sana saja. Harga perbulannya memang lebih mahal daripada di kostku yang lama tapi tidak apalah demi kenyamanan buah hatiku.
Aku memilih kamar nomor 3 karena hanya itu yang tersisa. Setelah memberikan uang muka,aku kembali berkeliling,siapa tahu aku bisa mendapatkan rezeki,orderan untuk bengkel. Setelah satu jam berkeliling,aku tidak menemukan satupun rumah yang baru dibangun.
Karena hari ini hari minggu jadi aku memutuskan untuk langsung pindah hari ini juga ke kost karena besok aku tidak bisa karena aku bekerja.
Aku lalu mengajak anakku ke pasar terdekat untuk membeli barang perlengkapan di kost. Aku membeli dua buah kasur kecil,kompor,alat makan dan alat-alat masak. Setelah mendapatkan apa yang kami cari kami langsung membawa belanjaan kami ke kost.
Setelah dari kost kami pulang ke rumah ibuku.
"Bu,aku sudah mendapatkan kost yang dekat sini," jelasku kepada ibu. "Jadi rencananya hari ini juga kami akan pindah ke kost karena kalau besok aku tidak bisa karena aku bekerja.
"Hhmm,kamu dapat kost di sebelah mana?" tanya ibu.
"Aku dapat kost di gang belakang rumah ibu."
"Ohh,syukurlah kalau dekat dari sini. Jadi ibu bisa sambil mengawasi Alya dan Andre.
"Iya,bu." sahutku.
Aku lalu mengajak kedua anakku untuk mengangkut barang-barang kami. Pakaian dan juga peralatan sekolah kedua anakku.
Aku sangat bersemangat dengan dibantu ibu dan adikku,kami pergi ke kost untuk beres-beres. Tak lupa aku membeli makanan untuk makan siang kami karena aku sudah bilang sama ibu supaya tidak usah masak hari ini. Setelah selesai membereskan kamar,kami makan siang bersama.
***
Tak terasa sudah satu bulan aku bekerja di rumah Pak Imron, Sore ini aku sudah mendapatkan gaji pertama aku. Alhamdulillah jumlahnya lebih banyak dari gaji ku saat bekerja di toko Pak Toni.
Malamnya aku mengajak anak-anakku makan di luar tak lupa aku juga mengajak ibu,adik dan keponakanku. Aku sengaja menyewa taxi online. Andre dan Alya sangat senang begitu juga keponakanku. Kami makan penyetan di warung tenda di pinggir jalan.
Saat sedang asyik menikmati makan,tiba-tiba Alya berteriak.
"Ibu?" seru Alya.
Reflek kami semua yang sedang makan menoleh dan betapa kagetnya kami ternyata mantan istriku dan selingkuhannya masuk ke dalam tenda.
Karena pengunjung cukup ramai dan hanya meja di sebelah kami yang kosong,akhirnya Lisa dan selingkuhannya duduk di sana.
Alya menatap ke arah ibunya yang sedang memamerkan kemesraannya dengan selingkuhannya. Dia sungguh tidak memikirkan bagaimana perasaan anaknya.
Kami yang tadi sempat menghentikan makan saat Lisa datang,kembali melanjutkan makan malam kami masing-masing.
Alya masih saja sibuk melihat kearah ibunya tapi ibunya seperti tidak mempedulikan keberadaan Alya. Hatiku sakit sekali melihat putriku yang tidak dipedulikan oleh ibunya. Mungkin putriku itu sedang merindukan ibunya. Walau bagaimanapun tidak ada mantan ibu dan mantan anak.
Aku lihat putriku mulai tidak berselera dengan makanan di hadapannya. Aku tahu dia pasti sedih karena ibunya tidak memperdulikannya.
Tanpa aku duga,tiba- tiba Alya berdiri lalu menghampiri ibunya yang sedang asyik makan dengan selingkuhannya.
"Bu?" sapa Alya pelan.
Lisa menoleh kearah Alya, "Ada apa?" tanyanya letus.
"Si-siapa itu,bu?" tanya Alya.
"Calon suami ibu!" jawab Lisa dengan angkuh.
Untuk beberapa saat Alya terdiam. Dia lalu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya kemudian dia berlari keluar tenda.
Aku langsung mengejarnya ke luar tenda. Alya sedang menangis dan aku langsung memeluk putriku itu. Apakah rasa keibuan dalam diri Lisa terhadap Alya sudah hilang begitu saja? Aku sungguh tidak mengerti.
Aku lalu meminta adikku untuk membayarkan makanan kami. Setelah itu kami langsung pulang ke rumah. sepanjang perjalanan Alya masih terus menangis walau sudah sedikit lupa. Dalam perjalanan pulang, kami semua hanya diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.
Aku tahu kedua anakku masih membutuhkan sosok seorang ibu. Tapi mau bagaimana lagi pernikahan orang tuanya sudah tidak bisa lagi dipertahankan. Semoga saja aku bisa menggantikan peran Lisa. Aku akan berusaha berperan sebagai ayah sekaligus ibu untuk kedua anakku.
.
.
.
.
15
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
teti kurniawati
penyakitnya org selingkuh. kalau sudah dapet paitnya baru nyesel
2022-09-16
1
Вet¡¡πа ♡
mimpir kak.. vote mendarat.. semangat selalu
2022-03-22
0
bunda f2
semangat terus ya
2022-03-20
0