Hari ini adalah sidang ceraiku yang terakhir. Karena aku masih juga belum mendapatkan pekerjaan jadi aku bisa datang pagi-pagi sekali. Setelah mengantar kedua anakku ke sekolah, aku segera pergi ke Pengadilan Agama.
Sampai di sana,Lisa belum datang. Aku putuskam untuk menunggu sambil minum kopi di warung yang tak jauh dari sana. Ya, kepalaku sedikit pusing mungkin karena memikirkan perceraianku. Tapi bukan karena pusing harus berpisah dengan mantan istriku itu tapi aku pusing memikirkan tantang hak asuh putriku Alya yang Lisa sangat ingin mendapatkannya. Tentu saja aku tidak rela putriku harus hidup dengan laki-laki dewasa yang bukan darah dagingnya. Hidupku pasti tidak akan tenang.
Tak lama kemudian aku lihat Lisa datang. Dia datang bersama selingkuhannya. Mereka menatap sinis ke arahku sembari bergandengan mesra. Aku langsung memalingkan wajahku.
Satu jam kemudian sidang pun berlangsung. Alhamdulillah karena aku sudah mempunyai bukti perselingkuhan Lisa jadi hak asuh anakku Alya berada ditanganku.
Lisa seperti tidak terima dengan keputusan sidang. Dia menatapku dengan tatapan nyalang. Aku hanya membalas tatapannya dengan tersenyum tipis.
Saat aku hendak pulang mengambil sepedaku,ternyata ada selingkuhannya Lisa berdiri tidak jauh dari tempatku memarkirkan sepeda. Dia langsung menghampiriku dengan tatapan membunuh. Aku pura-pura tidak mempedulikannya.
Tiba-tiba dia melayangkan tinjunya ke wajahku. Karena belum siap,aku pun tidak dapat menghindarinya hingga aku sampai terjatuh dari sepeda. Saat dia hendak memukul lagi ada beberapa orang yang mendekati kami.
"Ada apa ini kenapa ribut-ribut?" tanya seorang bapak-bapak.
"Orang ini sudah mengganggu pacar saya,pak!" ucap selingkuhan Lisa.
Semua orang menatapku dengan tatapan sinis.
Tiba-tiba ada bapak-bapak baru datang mendekati kami.
"Loh,bukannya bapak ini tadi yang baru saja sidang cerai?" ucapnya seraya menunjuk ke arahku.
Aku langsung menjawabnya, "Iya,pak. Aku yang tadi baru selesai sidang cerai dan laki-laki ini adalah selingkuhan mantan istriku yang aku jadikan sebagai bukti."
Wajah selingkuhan Lisa langsung merah padam. Semua orang langsung menoleh ke arahnya dengan tatapan sinis.
Orang-orang mulai mengejek dan menghinanya. Tiba-tiba Lisa datang menghampiri kami.
"Nah ini mantan istri bapak yang berselingkuh dengan pria ini kan,ya?" jelas bapak itu seraya menoleh ke arahku. Aku langsung menganggukkan kepala.
Lisa dan selingkuhannya terlihat sangat marah tapi tidak dapat berbuat apa-apa karena di sana masih banyak orang.
Makin ramai saja orang-orang yang menghina dan memojokkan mereka berdua hingga akhirnya mereka berdua buru-buru pergi dari sana.
Aku lalu mengusap bibirku yang berdarah akibat dipukuli oleh selingkuhan Lisa tadi. Semua orang sibuk menghiburku dan menawari untuk mengobati lukaku.
"Aku tidak apa-apa kok,pak,bu. Terimakasih sudah membantuku," ucapku seraya mengatupkan kedua tanganku di depan dada.
Setelah semua orang mulai meninggalkanku,aku pun langsung pulang karena kepalaku sedikit pusing.
***
Keesokan harinya aku kembali mencari pekerjaan dan juga mencari orderan di bengkel. Satu jam kemudian aku melihat sebuah rumah yang sedang setengah dibangun. Aku lalu mendekati rumah itu
"Permisi,pak?" sapaku pada salah seorang bapak-bapak pekerja di sana.
Bapak itu lalu menoleh ke arahku, "Iya,ada yang bisa dibantu?"
"Apa rumah ini butuh pagar atau terali besi,pak?" tanyaku.
"Oh iya,tapi nanti setelah rumahnya selesai dibangun," jawab bapak itu.
"Kalau begitu saya ingin menawarkan ini pak,mungkin bapak berminat memesan pagar besi dan teralis," ucapku seraya menunjukkan brosur yang aku bawa.
"Oh,kalau masalah itu bapak bisa tanyakan sama pemilik rumah langsung," jelas si bapak.
"Oh begitu ya,pak?" tanyaku yang di beri anggukan oleh si bapak.
"Kalau boleh tahu yang punya rumah dimana ya,pak?" tanyaku lagi.
"Sebentar ya saya panggilkan," ucap si bapak lalu segera masuk ke dalam rumah.
Aku lalu menunggu di depan jalan. Lima menit kemudian bapak itu kembali datang bersama pemilik rumah. Mereka lalu mendekatiku.
"Maaf,apa ada yang bisa dibantu?" tanya pemilik rumah.
Aku memperkenalkan diriku terlebih dahulu lantas mengutarakan maksudku.
Setelah berbincang-bincang sebentar,pemilik rumah yang bernama pak Imron itu lalu membaca brosur yang aku bawa. Setelah membacanya,beliau lalu menganggukkan kepala.
"Baiklah,saya sepertinya tertarik. Bisa antar saya ke bengkel sekarang?" tanya pak Imron.
"Oh bisa,pak," jawabku bersemangat.
Aku dan pak Imron lalu pergi ke bengkel dengan mengendarai mobilnya. Sepeda aku tinggal di rumahnya.
Setengah jam kemudian aku sampai di bengkel. Aku lalu mengenalkan pak Imron dengan pak Sugi selaku pemilik bengkel. Pak Imron lalu berbicara dengan pak Sugi mengenai apa saja yang akan dia pesan. Sementara aku memperhatikan para pekerja di bengkel. Sebenarnya aku tertarik untuk bekerja di bengkel,tapi aku tidak mempunyai keahlian untuk itu.
Setelah menunggu beberapa saat,pak Imron dan pak Sugi selesai bertransaksi. Pak Sugi memberitahukan jumlah pesanan pak Imron padaku.
Alhamdulillah aku akan mendapatkan bayaranku sebesar 10% dari jumlah pesanan pak Imron. Jumlahnya lumayan,hampir setengah dari gajiku bekerja di toko pak Tony.
Aku lalu kembali pulang ke rumah pak Imron untuk mengambil sepedaku. Dalam perjalanan pulang aku ngobrol-ngobrol dengan pak Imron. Iseng-iseng aku tanya apakah beliau membutuhkan lagi tenaga untuk bekerja di rumahnya. Ternyata pak Imron masih membutuhkan 2 orang lagi. Pak Imron akan membangun rumah 2 tingkat.
Lalu aku mencoba mengutarakan niatku untuk bekerja di rumahnya. Dan Alhamdulillah pak Imron mau menerimaku. Jadi mulai besok aku bisa bekerja di rumah pak Imron mulai pukul 8 sampai pukul 5 sore, kalau hari Minggu libur.
Sampai di rumah pak Imron terdengar adzan ashar. Aku berpamitan lalu mencari masjid yang terdekat untuk salat ashar. Setelah salat ashar aku kembali keliling mencari rumah-rumah yang baru dibangun. Saking bersemangatnya sampai tidak sadar kalau aku sudah mengayuh sepedaku cukup jauh.
Aku beristirahat sejenak di bawah pohon sambil melihat-lihat ke sekelilingnya. Tanpa sengaja pandangan mataku melihat ke arah selatan. Di sana ada ruko 2 pintu belum selesai dibangun.
Aku lalu mengarahkan sepedaku ke sana. Setelah sampai aku lalu mendekati salah satu pekerja di sana. Aku kemudian diarahkan ke mandornya. Setelah bertemu dengan pak mandor,aku lalu menunjukkan brosur yang aku bawa.
Alhamdulillah ternyata pak mandor mengatakan kalau pemilik ruko membutuhkan folding gate untuk dua rukonya beserta tangga dari stainless. Pak mandor lalu mengajakku bertemu dengan pemilik ruko yaitu pak Anton.
Pak mandor lalu menunjukkan brosur yang aku bawa pada pak Anton. Aku berdoa dalam hati supaya pak Anton mau memesan di bengkel pak Sugi. Alhamdulillah pak Anton ingin segera melihat langsung ke bengkel pak Sugi.
Dengan mengendarai mobilnya aku pergi ke bengkel pak Sugi. Saat aku turun dari mobil,pak Sugi sudah melihatku dengan tersenyum.
"Pak Anto?" sapa pak Sugi.
"Pak kenalin ini Pak Anton. Pak Anton ini ingin memesan folding gate dan tangga dari stainless," jelasku.
"Oh iya," sahut pak Sugi.
Pak Anton lalu berbicara langsung dengan pak Sugi mengenai pesanannya. Sementara aku menunggu sambil kembali melihat-lihat pegawai pak Sugi.
Setengah jam kemudian pak Anton dan pak Sugi menghampiriku. Ternyata pesanan Pak Anton lumayan banyak,melebihi pesanan pak Imron tadi siang.
Alhamdulillah. ucapku dalam hati.
Pak Sugi mengatakan kalau aku boleh datang satu minggu lagi untuk mengambil uangku.
"Sering-sering ya Pak Anto ajak orang ke bengkel saya," ucapnya dengan tersenyum.
Aku pun mengangguk sambil tersenyum,"Doakan saja pak Sugi semoga usahaku lancar."
"Amin ya robbal alamiin," sahut pak Sugi.
Aku dan Pak Anton lalu pulang kembali ke ruko. Setelah dari ruko aku langsung pulang ke rumah karena hari sudah sore.
Alhamdulillah, dibalik kesulitan ada kemudahan. ucapku dalam hati.
Aku tidak akan memberitahukan pada ibu dan anak-anakku kalau aku sudah berhenti bekerja di toko bangunan pak Toni. Aku tidak ingin mereka ikut sedih.
Mulai besok aku akan mulai bekerja di rumah Pak Imron. Sepertinya rumah pak Imron masih lama selesai dibangun. Jadi untuk sementara waktu aku masih mempunyai pekerjaan. Setelah rumah pak Imron selesai di bangun,aku akan mencari pekerjaan lain lagi.
Aku sampai di rumah pukul lima sore. Aku taruh sepedaku di samping rumah. Kedua anakku menyambutku dengan riang.
"Ayah pulang cepat?" tanya Alya.
"Iya,nak," jawab ku.
Aku lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah dari kamar mandi aku mengajak Andre ke masjid untuk salat magrib. Setelah selesai salat magrib kami pulang ke rumah. Makan malam sudah terhidang di meja makan. Aku sangat bersyukur. Aku akan membahagiakan kedua anakku dan juga ibuku.
.
.
.
.
.
16
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SEMOGA BAROKAH TO, DN SEMOGA LANCAR REZEKINYA.. AAMIIN🤲🏻🤲🏻
2022-10-06
1
Eliani Elly
Alhamdulillah
2022-01-14
1
trisss
ternyata rezeky nya setelah lepas dr lisa. karna banyak bersyukur.. lanjuut kak😍
2021-12-01
2