Pov Lisa
Aku sebenarnya masih Cinta sama mas Anto. Dia adalah cinta pertamaku saat kami sama-sama masih sekolah SMP. Dia adalah kakak tingkatku walau saat lulus SMP,dia tidak melanjutkan lagi sekolahnya karena kurang mampu. Dan saat aku lulus SMU,dia langsung melamarku. Walau banyak yang menentang hubungan kami namun akhirnya keluarga kami merestui tentu dengan terpaksa daripada kami berbuat nekat.
Menikah dengannya adalah cita-citaku sejak mengenalnya. Menjadi istri dan ibu bagi anak-anaknya tentu sangat membahagiakan bagiku. Aku tak peduli walau saat itu pekerjaannya hanyalah buruh toko kelontong. Karena dia tampan, baik, sabar dan tentu saja penyayang walau kurang romantis.
Kehidupan pernikahan kami sangat bahagia karena kami di berikan buah hati putra dan putri yang tentu saja tampan dan cantik. Namun makin lama aku makin bosan dengan kehidupan yang pas-pasan.
Menginjak pernikahan kami yang kesepuluh,godaan mulai datang dariku. Aku yang kata orang-orang masih cantik walau sudah mempunyai dua orang anak berkenalan dengan pria yang terlihat mapan di sebuah minimarket.
Saat itu aku belanja dengan uang yang ternyata kurang saat akan membayar di kasir. Pria itu akhirnya membayar sisa belanjaanku. Dan sejak itu kami sering berhubungan lewat telepon.
Awalnya aku biasa saja karena jujur aku masih cinta sama mas Anto. Menurutku masih ganteng mas Anto daripada dia. Oh iya namanya mas David. Tapi sejak kami mulai intens bertemu dan dia sering mengajakku belanja bahkan tak jarang memberiku uang,aku jadi mulai menyukainya. Aku membutuhkan uang lebih untuk memenuhi kebutuhanku yang tidak bisa di penuhi oleh mas Anto.
Jujur saja aku sudah mulai bosan hidup susah sementara penghasilan mas Anto sangat tidak bisa mencukupi semua kebutuhanku dan juga keinginanku akan barang-barang bagus.
Sejak itu,aku makin susah menolak permintaannya yang makin hari makin aneh. Aku pun mulai terbuai dan mau saja menuruti permintaannya yang makin lama makin menjurus ke perbuatan dosa. Ya aku tau itu dosa. Tapi entah mengapa mata hatiku menjadi begitu buta.
Aku selalu bisa dengan diam-diam bertemu dengan mas David. Ya karena mas Anto bekerja dari pagi sampai menjelang maghrib dan anak-anak sekolah, jadi aku bisa mencuri waktu bertemu dengan mas David.
Hingga puncaknya saat aku ketahuan oleh mas Anto. Entah bagaimana dia bisa memergokiku. Dia pukuli mas David dengan penuh emosi. Saat itu aku benar-benar ketakutan,dan sangat menyesal. Mas Anto lalu pulang tanpa mau mendengarkan penjelasan dan permintaan maaf dariku. Ah, aku pikir, biarkan sajalah dulu mas Anto pulang. Supaya dia lebih tenang saat nanti aku ajak bicara. Aku yakin nanti mas Anto akan memaafkanku. Karena mas Anto sangat mencintaiku.
Saat di kost,aku berusaha meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi tapi mas Anto tidak mau percaya lagi padaku malah seperti benci dan bahkan tidak mau lagi tinggal bersama di kost. Dia berubah. Ya,aku tau dia pasti sangat marah dan kecewa.
Dan yang membuat aku kaget,dia bilang kalau akan menceraikanku. Jujur saja aku masih ingin bersamanya tapi sepertinya dia sudah bulat dengan keputusannya. Ya sudah,akhirnya aku putuskan untuk kembali melanjutkan hubungan terlarangku dengan mas David,toh dia juga masih mau denganku bahkan dia berjanji akan menikahiku setelah aku bercerai.
Kadang karena aku yang terlalu sibuk dengan David,aku sampai lupa telah meninggalkan kedua anakku di kosan. Saat aku pulang pagi harinya ternyata kedua anakku sudah tidak ada lagi di kost. Aku tanya sama tetangga,kata tetangga anak-anakku dibawa oleh ayahnya. Ku yakin pasti kedua anakku dibawa ke rumah ibunya mas Anto.
Besoknya aku datang ke rumah mertuaku di sana ada kedua anakku Aku berusaha merayu kedua anakku. Aku merayu Andre akan membelikannya sepatu baru tapi kedua anakku tetap tidak mau ikut denganku bahkan Alya yang biasanya sangat lengket denganku pun tidak mau lagi ikut denganku. Dia mengatakan kalau mereka ingin tinggal bersama ayahnya. Aku emosi,aku makin benci dengan suamiku akhirnya aku pulang tanpa bisa mengajak kedua anakku.
Beberapa hari kemudian,pada malam harinya,suami dan anakku Andre datang ke kostan. Aku langsung memeluk Andre. Aku pikir Andre akan tinggal denganku di kostan,ternyata Andre datang hanya untuk mengambil pakaian dan bukunya yang tertinggal.
Saat aku sedang memeluk Andre aku lihat tetanggaku banyak yang melihat kearah kami,hal itu aku manfaatkan dengan berpura-pura sedih,berpura-pura kalau suamiku sudah menghasut kedua anakku untuk menjauhiku.
Aku pura-pura menangis histeris untuk menarik simpati tetanggaku dan bersyukurnya tetanggaku percaya dengan aktingku. Mereka menyalahkan mas Anto padahal mereka tidak tahu kalau sebenarnya aku yang bersalah di sini tapi aku tidak mau nama baikku di lingkungan kostku tercemar. Dengan menahan malu mas Anto pulang membawa Andre ke rumah ibunya lagi.
Satu minggu kemudian ada yang mengantarkan surat padaku. Ternyata itu surat panggilan dari pengadilan untuk proses perceraianku dengan mas Anto. Ternyata mas Anto benar-benar ingin menceraikanku.
Akhirnya di tanggal yang telah ditentukan aku datang ke pengadilan untuk mediasi. Melihat sikap mas Anto,akhirnya aku mau untuk bercerai tapi dengan syarat hak asuh Alya ada di tanganku dan dia harus memberikan jatah bulanan satu juta untuk Alya.
Mas Anto keberatan dengan permintaanku tapi aku tidak akan menyerah. Dan beruntungnya dia tidak bisa membuktikan perselingkuhanku hingga kemungkinan besar aku yang akan mendapatkan hak asuh atas Alya anakku.
Sebenarnya tanpa kedua anakku hidupku bebas. Aku bisa pergi kemanapun tanpa harus memikirkan kedua anakku lagi,tanpa harus pusing karena meninggalkan mereka berdua di kost. Tapi aku tidak ingin mas Anto mendapatkan apa yang dia mau.
Minggu siang,aku janjian dengan mas David. Kami akan kencan di hotel. Kami janjian bertemu di sebuah minimarket. Aku sengaja karena ingin belanja dulu dan meminta mas David yang bayar. Kami tiba di hotel. Hotel biasa yang cukup ramai karena saat itu hari minggu.
Setelah selesai memesan kamar,dengan bergandengan mesra kami melewati koridor hotel. Pada saat mas David hendak membuka pintu kamar hotel tiba-tiba ada mas Anto berdiri di belakang kami. Aku sangat kaget,begitupun mas David.
"Wah,ada yang mau senang-senang nih?" ucap mas Anto.
"Kamu?" ucapku dan mas David hampir berbarengan saking kagetnya.
"Iya,aku! Kenapa,kaget ya ketahuan menginap di hotel murahan ini?" dengan wajah sinis mas Anto melihat ke arah kami.
"Bukankah kalian sudah akan bercerai,heh! Jadi bukan urusan kamu lagi. Apa karena masih cemburu?" ucap mas David tak kalah sinis.
"Tentu saja akan bercerai. Siapa juga yang cemburu? Aku hanya ingin mengucapkan selamat pada mantan istriku yang bernama Lisa ini. Selamat sudah menjadi perebut suami orang! Dan juga buatmu yang sudah berhasil merebut istri orang! Selamat bersenang-senang. Kalau bisa,bawalah Lisa ke hotel yang mahal,kalau terus-terusan hotel murahan,bisa-bisa kamu juga nanti akan di tinggalkan oleh wanita ini!" ejek mas Anto.
"Kamu jangan menghina! Aku bukanlah laki-laki miskin sepertimu!" balas mas David dengan emosi.
"Sudah! Kamu tidak perlu ikut campur lagi urusanku! Aku mau apa juga terserahku! Aku akan buktikan kalau aku bisa hidup senang setelah cerai dari kamu!" aku pun tak kalah emosi.
"Ok. Aku tunggu,Lisa si tukang selingkuh dan perebut suami orang!" ejek mas Anto lagi. Untung saja di dekat kami tidak ada siapa-siapa.
"Pergi sana!" usirku kemudian.
Akhirnya aku dan mas David masuk ke kamar hotel dan kami kencan disana sampai sore. Malam harinya mas David meneleponku. Dia bilang kalau istrinya sudah tahu tentang perselingkuhan kami. Tentu saja kami yakin kalau itu adalah ulah mas Anto. Karena mas Anto tahu dimana rumah mas David. Mas David sangat kesal.
Kami lalu merencanakan sesuatu untuk membalas dendam pada mas Anto. Mas David datang ke tempat mas Anto bekerja dengan berpura-pura ingin memborong bahan bangunan. Mas David sengaja mencari gara-gara untuk memancing emosi mas Anto dan ternyata berhasil. Mereka ribut di sana dan mas Anto memukuli Mas David namun mas David diam saja tidak mau membalas karena sengaja.
"Lihat,apa yang sudah anak buah anda lakukan pada saya!" ucap mas David seraya menunjuk wajah dan bibirnya yang berdarah karena di pukuli oleh mas Anto.
"Anto? Apa yang kamu lakukan? Kenapa bikin keributan di sini?" tanya pemilik toko dengan nada tinggi.
"Maaf,bos. Aku emosi!" jawab mas Anto.
"Kalau begitu saya batal memborong di toko bapak!" ucap mas David
"Loh,kenapa batal,pak?" tanya pemilik toko dengan dahi berkerut.
"Saya tidak terima di pukuli oleh anak buah bapak!"
"Saya minta maaf,pak. Saya akan memberi pelajaran padanya tapi tolong jangan di batalkan," pinta pemikik toko.
"Baiklah,saya tidak akan membatalkannya tapi dengan syarat," ucap mas David dengan senyum menyeringai.
"Apa syaratnya,pak? Sebutkan saja," tanya pemilik toko.
"Saya ingin anak buah bapak ini meminta maaf sama saya dengan berlutut!" ucap mas David.
"Anto,kamu dengar,kan?" tanya pemilik toko.
"Maaf,bos. Aku tidak bisa!" jawab mas Anto.
"Anto! Bapak ini mau memborong banyak di toko saya. Saya janji akan memberikan bonus untuk kamu! Ayo turuti permintaannya!"
"Aku benar-benar tidak bisa,bos!" tolak mas Anto.
"Ya sudah kalau dia tidak mau. Saya terpaksa membatalkan pembelian saya tadi,pak. Saya tidak terima dengan perlakuannya!" ancam mas David.
"Tapi dia yang mulai,bos! Dia sudah menghinaku terus-terusan!" ucap mas Anto.
"Diam kamu,Anto! Tidak seharusnya kamu main tangan!"
"Pasti dia sudah biasa main tangan,pak. Pasti juga dia sering main tangan sama anak istrinya," ucap mas David.
"Anto,ayo minta maaf dan lakukan yang bapak ini mau!" titah pemilik toko dengan nada tinggi.
"Aku tidak akan pernah mau menuruti kemauan orang ini,bos!" Mas Anto terus saja menolak
"Anto! Lakukan atau saya pecat,kamu!" ancam pemilik toko.
"Sudah pak,kalau dia tidak mau tidak apa-apa. Maaf pak,saya permisi dulu," pamit mas David dan hendak pergi dari sana.
"Tidak,dia harus minta maaf. Dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya!" pemilik toko masih terus memaksa.
"Aku lebih baik di pecat daripada harus menuruti kemauan orang ini!"
"Baiklah kalau itu mau kamu! Silahkan kamu pergi sekarang! Tidak usah datang lagi ke toko saya!" ucap pemilik toko dengan emosi.
Tentu saja aku dan mas David senang karena mas Anto telah kehilangan pekerjaannya, kehilangan mata pencahariannya. Bagaimana dia akan melanjutkan hidup tanpa pekerjaan yang selama ini jadi sumber mata pencariannya.
.
.
.
.
.
.
16
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Syifa Azzahra
kena karma kamu lisa..jahat bingitz lisa
2022-10-31
1
~R@tryChayankNov4n~
lha lu kagak mikirin bini nya si david sa😤🙃😶
2022-09-11
0
Eliani Elly
ingat karma Lisa
2022-01-14
1