Sejak kejadian di kost waktu itu,Lisa tidak pernah lagi sekalipun menemui anak-anakku. Karena uangku sudah cukup untuk biaya cerai,hari ini aku ijin sama bos Toni untuk mengurus kelanjutan proses ceraiku.
Setelah membawa berkas-berkas yang di perlukan, aku bergegas ke rumah pak Rt, lalu ke kantor lurah. Setelah itu, aku langsung pergi ke kantor pengadilan Agama. Di sana aku mengantri beberapa saat, setelah itu aku menghadap ke petugas. Setelah mengisi data dan menyerahkan syarat-syarat yang di perlukan untuk proses cerai, aku lalu kembali pulang ke toko.
Alhamdulillah semua berjalan lancar, minggu depan aku dan Lisa di minta datang untuk mediasi walau aku merasa itu sudah tidak perlu lagi karena keputusanku yang sudah bulat. Dan aku juga malas untuk bertemu dengan wanita itu.
Usaha sampinganku pun masih berjalan walau satu minggu hanya mendapatkan uang tiga ratus sampai empat ratus ribu saja tidak seperti pertama kali tapi aku sudah sangat bersyukur. Setelah resmi bercerai,aku berniat mencari kost untuk tempat tinggalku dan anak-anak agar tidak terus menyusahkan ibu dan adikku.
Aku ingin membuka lembaran baru. Semoga ada setitik cahaya bagi aku dan kedua anakku.
Hari yang di nanti tiba. Aku datang lebih dulu daripada Lisa. Dan sudah di pastikan kalau mediasi kami gagal. Tapi yang membuatku pusing adalah Lisa meminta hak asuh Alya dengan alasan masih berumur enam tahun dan masih membutuhkan ibunya dan dia juga meminta uang bulanan untuk Alya yang cukup menguras dompetku.
Aku bingung bagaimana caranya supaya aku mendapatkan hak asuh putriku itu. Sedangkan alasanku menggugat cerai Lisa dengan alasan dia selingkuh belum bisa aku buktikan.
Setiap hari aku memutar otak bagaimana cara memenangkan hak asuh putriku. Aku ingin menyelidiki Lisa saat sedang bersama selingkuhannya tapi aku tidak punya waktu untuk terus mengawasi aktifitas tiap harinya.
Terkadang aku pulang kerja lewat kost dengan sedikit merubah penampilanku dan juga aku sudah mengecat ulang sepedaku agar tidak ada tetangga yang mengenaliku tapi tidak ada tanda-tanda Lisa dengan selingkuhannya.
Hari minggu pagi aku berniat membeli handphone untuk anak-anakku karena handphone yang lama ada di tangan Lisa. Setelah memilih-milih,akhirnya aku membeli handphone biasa seharga satu jutaan yang penting bisa di pakai untuk internetan anak-anakku.
Sepulang dari membeli handphone seperti biasa aku keliling mencari orderan dan Alhamdulillah dapat satu orang.
Menjelang siang aku berniat pulang melewati rumah tempat aku memergoki saat Lisa selingkuh waktu itu. Aku diam di seberang jalan. Aku melihat seorang wanita yang menggendong anak kecil sedang menjemur pakaian. Wanita itu memang tidak secantik Lisa tapi dia cukup menarik. Astagfirullah,aku mengusap dadaku. Aku tidak pantas memuji istri orang.
Tapi aku tidak menemukan hal yang membuat suami wanita itu mau berselingkuh dengan Lisa selain memang karena Lisa yang lebih cantik. Ah,mungkin suaminya saja yang kurang bersyukur. Atau entahlah aku tidak tahu tentang kehidupan rumah tangga mereka.
Tak lama,aku lihat seorang laki-laki keluar dengan berpakaian rapi. Si istri seperti sedang menegurnya tapi si suami hanya melambaikan tangannya tanpa menoleh sedikitpun ke arah istriya. Lalu dia langsung menaiki sepeda motornya yang terlihat masih baru dan mahal.
Kenapa sikapnya pada istrinya dingin begitu? Apa karena rumah tangga mereka memang sedang ada masalah? Atau karena Lisa yang jadi penyebabnya. Aku berniat mengikuti kemana selingkuhan Lisa itu pergi.
Aku lalu mengikutinya dari jarak yang cukup jauh. Semoga dia tidak mengenaliku yang memakai masker dan juga topi.
Sampailah sepeda motor itu di sebuah minimarket. Laki-laki itu pun masuk ke minimarket. Aku menunggu di seberang jalan. Tidak sampai lima menit,laki-laki itu keluar dan yang membuat jantungku berdetak,ternyata di belakangnya ada Lisa yang sedang membawa kantong kresek putih. Mungkin dia habis belanja.
Lisa lalu ikut naik ke atas motor. Mereka pergi ke arah yang berlawanan arah dari rumahnya tadi. Karena aku hanya menggunakan sepeda,jadi aku tidak bisa menyusul mereka dengan cepat tapi aku berusaha ngebut. Aku tidak ingin ketinggalan jejak mereka.
Dari belakang aku bisa lihat Lisa berpegangan mesra dengan selingkuhannya bahkan kepalanya dia sandarkan di punggung laki-laki itu. Aku hanya bisa menggelengkan kepala. Aku yakin kalau hubungan mereka sudah cukup lama.
Tiba-tiba dari jauh aku lihat sepeda motor itu berhenti di sebuah hotel kecil. Mereka turun dari motor. Gegas aku berhenti di samping mobil yang sedang terparkir tak jauh dari sana lalu mengambil handphoneku lantas mengarahkan kamera ke arah mereka. Walau kameranya tidaklah sebagus handphone yang mahal,tapi wajah dua orang itu masih cukup jelas dengan jarak sepuluh meter aku mengambil video mereka.
Tampak Lisa menggandeng mesra selingkuhannya itu. Dan saat mereka sedang di depan meja resepsionis untuk memesan kamar pun aku sempat memvideokannya dan kebetulan hari minggu jadi cukup ramai yang datang ke sana hingga mereka tidak menyadari kehadiranku yang bersembunyi di belakang orang dengan pura-pura main handphone.
Aku lalu mengikuti mereka sampai di koridor. Dan saat mereka hendak membuka pintu kamar,aku menampakkan diri di depan mereka tentu dengan handphone yang siap merekam pembicaraan kami.
"Wah,ada yang mau senang-senang nih?" ucapku sambil menahan gemuruh di dada. Jujur saja aku sakit hati melihat kelakuan Lisa.
Mereka berdua menoleh dan kaget saat melihatku.
"Kamu?" ucap mereka hampir berbarengan.
"Iya,aku! Kenapa,kaget ya ketahuan menginap di hotel murahan ini?" dengan wajah sinis aku menatap mereka berdua.
"Bukankah kalian sudah akan bercerai,heh! Jadi bukan urusan kamu lagi. Apa karena masih cemburu?" ucap laki-laki itu tak kalah sinis.
"Tentu saja akan bercerai. Siapa juga yang cemburu? Aku hanya ingin mengucapkan selamat pada mantan istriku yang bernama Lisa ini. Selamat sudah menjadi perebut suami orang! Dan juga buatmu yang sudah berhasil merebut istri orang! Selamat bersenang-senang. Kalau bisa,bawalah Lisa ke hotel yang mahal,kalau terus-terusan hotel murahan,bisa-bisa kamu juga nanti akan di tinggalkan oleh wanita ini!"
"Kamu jangan menghina! Aku bukanlah laki-laki miskin sepertimu!" balasnya dengan emosi.
"Sudah! Kamu tidak perlu ikut campur lagi urusanku! Aku mau apa juga terserahku! Aku akan buktikan kalau aku bisa hidup senang setelah cerai dari kamu!" Lisa tak kalah emosi.
"Ok. Aku tunggu,Lisa si tukang selingkuh dan perebut suami orang!" ucapku dengan suara lantang agar bisa terekam jelas di handphoneku.
"Pergi sana!" usir mereka.
Aku pun segera berlalu dari sana. Ji**k sekali melihat wajah kedua orang itu.
Gegas aku kayuh sepedaku. Aku ingin ke rumah itu. Rumah di mana selingkuhan Lisa tinggal bersama keluarganya. Aku akan berikan bukti pada istrinya agar istrinya tau bagaimana kelakuan suaminya. Agar cukup aku saja yang di tipu selama ini. Walau hatiku tidak tega tapi istri dari selingkuhan Lisa itu berhak tahu.
Aku tersenyum puas. Akhirnya aku bisa memiliki bukti perselingkuhan Lisa,tentu saja agar aku bisa memenangkan hak asuh atas putriku,Alya. Aku tidak ingin putriku melihat bagaimana kelakuan buruk ibunya jika sampai dia hidup bersama Lisa.
.
.
.
.
.
.
15
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Rohad™
Waduh, kuat-kuat fisik dan mental nih. 🤦♂️
2023-10-27
1
Oyiib Pw
mantap to👍👍👍👍
2022-03-17
1
Вet¡¡πа ♡
aku mampir kak.. semangat
2022-02-11
0