Aku makin bersemangat dengan kerja sampinganku. Setiap pulang kerja pasti aku sempatkan waktu untuk keliling kadang sampai di rumah setelah sholat isya. Ibu dan anak-anakku mulai terbiasa dengan rutinitas baruku.
Alhamdulillah dalam dua minggu aku bisa mendapatkan uang tambahan dua kali lipat dari gajiku di toko. Aku bisa mendapatkan uang dari bengkel kadang dua ratus,tiga ratus perorder tapi kalau banyak yang order bisa banyak juga penghasilanku.
Dan sore ini aku langsung pulang karena ingin mentraktir keluargaku makan enak. Kebetulan ibuku sedikit kurang sehat yang membuatnya malas makan jadi beliau akan aku belikan makanan yang bisa membuatnya berselera makan. Aku taruh di meja makan apa yang tadi aku beli.
Aku dan putraku ke masjid terlebih dahulu untuk sholat maghrib. Setelahnya kami langsung pulang.
Aku membeli ayam bakar satu ekor utuh dengan ukuran besar plus lalapan dan sambelnya. Makanan enak yang jarang sekali bisa kami santap kecuali saat lebaran dan punya uang lebih seperti sekarang. Kami makan dengan lahab kecuali ibu yang hanya makan sedikit mungkin karena sakit hingga selera makannya berkurang. Tapi tak apalah yang penting ibu masih mau makan.
Setelah makan,kami ngobrol sambil nonton tv. Aku juga membeli makanan ringan untuk cemilan anak-anakku dan juga keponakaku.
"Yah,aku lupa ada buku yang ketinggalan di kost," ucap Andre tiba-tiba.
Aku menoleh ke arahnya, "Mau kamu ambil sekarang?" tanyaku.
Andre mengangguk, "Iya,yah."
"Ya sudah,ayo ayah antar," tawarku.
"Hhmm,nggak apa-apa yah? Aku takut ibu marah kalau kita ke sana," ucapnya ragu.
"Kenapa harus marah? Ayah juga mau ambil sisa pakaian ayah. Bukankah pakaian kalian juga masih ada yang tertinggal di kost?"
"I-iya,yah."
"Ya sudah,ayo sekarang saja mumpung belum terlalu malam!"
Berdua,aku dan Andre pergi ke kost. Sampai di kostan,aku langsung memarkirkan sepedaku di dekat pintu pagar kost. Baru saja aku dan Andre hendak masuk ke halaman kost,ada tetangga yang rumahnya di sebelah kostku yang mendekati kami.
"Loh,pak Anto? Kemana saja kok baru kelihatan? Andre dan Alya juga kok sudah lama nggak kelihatan? Kasihan mbak Lisa sendirian terus," ucapnya panjang lebar.
Aku hanya tersenyum saja malas menanggapi omongannya. Aku dan Andre lalu masuk ke dalam kost. Eh baru saja melewati dua kamar,tetangga kostku yang bernama mbak Siti yang pintu kamarnya terbuka langsung menghampiriku. Dia melihatku dari ujung kaki sampai ujung rambut.
"Andre? Pak Anto?"
"Permisi,mbak," ucapku berusaha ramah.
"Anak-anak jangan di suruh jauhi ibunya loh,pak. Kan kasihan ibunya. Sudah seperti sebatang kara saja di sini," ucapnya sinis.
Aku terus berjalan tanpa menghiraukan omongannya,namun anakku sepertinya sedih dan tertekan. Dia hanya menunduk saja.
Sampai di depan pintu kamar,Andre mengetuk pintu beberapa kali. Ceklek. Pintu terbuka. Lisa muncul di balik pintu lalu menoleh ke arahku juga.
Tiba-tiba Lisa memeluk Andre sambil menangis.
"Nak,kamu sudah pulang? Jangan tinggalin ibu lagi,ya? Ibu sendirian di sini. Ibu nggak punya siapa-siapa lagi. Apa salah ibu sampai anak-anak ibu nggak peduli lagi sama ibu," ucapnya dengan suara tangis yang keras.
Aku lihat tetanggaku yang ada di luar memperhatikan kami. Bahkan tetangga yang di dalam pun mulai keluar satu persatu. Apa Lisa sengaja bertingkah seperti itu untuk menarik simpati para tetangga. Entahlah. . .
"Aku mau ambil buku sama sisa pakaian,bu," jelas Andre.
Lisa melepaskan pelukannya, "Jadi kamu ke sini bukan karena mau tinggal lagi sama ibu? Kenapa,Ndre? Kenapa kamu sama Alya tega meninggalkan ibu sendirian? Apa salah ibu?" Lisa makin mengeraskan suara tangisnya. Aku jadi tidak enak hati sama tetangga.
Andre lalu masuk ke kamar di ikuti oleh ibunya. Tapi suara tangisan ibunya masih terdengar sampai keluar hingga bisik-bisik tetangga mulai terdengar di telingaku. Rasanya aku seperti tidak punya muka lagi di sini.
Aku masih menunggu Andre keluar. Lima menit barulah Andre keluar. Lima menit menunggu Andre terasa begitu lama.
"Ndre,kamu tega tinggalin ibu sendirian di sini!" ucapnya lalu menoleh ke arahku, "Kamu tega. Kamu mau ambil anak-anakku! Kalau kamu sudah bosan denganku,kalau kamu mau pergi tinggalin aku tolong jangan bawa anak-anakku! Kamu mau kasih ibu tiri untuk anakku?" ucapnya dengan tatapan nyalang ke arahku. Aku hanya bisa mengelus dada mendengar semua ocehannya.
Bisik-bisik tetangga kini sudah berubah jadi umpatan bernada hinaan kepadaku. Aku yang tidak punya apa-apa. Aku yang menghasut anak-anakku. Aku yang sudah bosan dengan istriku. Aku yang tidak bersyukur sampai aku yang ingin memberikan ibu tiri untuk anakku.
Sekali lagi aku hanya bisa diam. Aku tahu Lisa sengaja menyudutkanku supaya dia tidak terlihat bersalah. Dan dia juga tau kalau aku tidak akan mau meladeni omongan tetangga.
Aku lalu berjalan menjauhi kamar kost yang selama ini jadi tempat tinggalku dan anak-anak. Andre mengikutiku dari belakang. Aku tahu anakku itu tertekan. Belum lagi saat kami melewati sekumpulan ibu-ibu yang dari tadi mengata-ngataiku. Hinaan dan cacian mereka begitu jelas terdengar di telingaku.
Gegas aku menaiki sepedaku lalu membawa Andre menjauh dari sana. Dadaku masih terasa sakit. Aku biarkan saja semua fitnahan Lisa. Itu membuatku makin yakin untuk menceraikannya.
Sampai di rumah ibu,aku melihat sekilas Andre mengusap airmatanya. Dia buru-buru ke kamar mandi setelah terlebih dahulu menaruh kantong kresek besar yang tadi dia bawa dari kost ke dekat tv.
Saat dia keluar dari kamar mandi,aku lihat dia baru saja membasuh wajahnya. Mungkin sengaja supaya tidak ada yang tau kalau dia baru saja menangis.
Aku lalu memeluknya, "Maafkan ayah!" pintaku memohon. Sakit rasanya melihat putraku yang terluka karena orangtuanya sendiri.
"Ayah mau kasih kita ibu tiri?" tanyanya lirih.
Aku menggeleng cepat, "Kamu percaya sama ayah apa sama ibu?"
"Ayah!" jawabnya pelan dengan penekanan.
"Terimakasih. Jangan sedih lagi!" ucapku lalu melepaskan pelukanku.
"Sholat isya,yuk!" ajakku kemudian dia mengangguk.
Aku lalu sholat berjamaah bersama semua keluargaku termasuk ibuku. Hatiku mulai tenang.
Pukul sembilan malam semua masuk ke kamar untuk tidur. Tinggal aku dan Andre di ruang tamu karena kami berdua memang tidur di ruang tamu. Kami lalu berbaring menghadap ke arah tv.
"Ayah sama ibu mau bercerai," ucapku lirih sambil menatap ke atas.
"Apa?" suara Andre terdengar kaget.
"Maafkan ayah. Ayah sudah nggak bisa lagi sama ibu kamu. Semoga kamu mengerti."
"Ta-tapi kenapa,yah?"
"Ayah nggak bisa cerita sekarang. Kamu masih kecil. Nanti kalau kamu sudah besar,kamu pasti tau alasannya."
"Lalu aku dan Alya sama siapa?" tanyanya lirih dengan suara bergetar.
"Ayah maunya kalian ikut ayah!"
Andre lalu duduk menghadap ke arahku, "Ayah nggak akan tinggalin aku sama adek Alya kan,yah?"
Aku pun ikut duduk, "Tentu saja! Ayah akan selalu ada untuk kalian! Ayah hanya pergi untuk bekerja saja," jelasku lalu memeluknya erat. Aku berjanji akan membahagiakan kedua anakku walau tanpa ibunya.
.
.
.
.
.
.
.
15
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
~R@tryChayankNov4n~
ratu drama ternyata😶😤
2022-09-11
0
Eliani Elly
next
2022-01-14
0
Aris Pujiono
kena omongan tetangga nie
2022-01-06
0