bab 12

Cuaca tidak begitu panas lagi selepas ashar. Aku dan putraku bersepeda santai sambil menoleh ke kiri kanan jalan siapa tahu ada yang sedang membangun rumah dan butuh pagar besi atau terali. Dalam hati terus berdoa semoga kami di berikan kelapangan rezeki.

"Nak, kalau kamu lihat ada rumah atau bangunan yang baru di bangun,kamu bilang sama ayah, ya!" titahku pada Andre.

"Iya, yah," sahutnya antusias. Aku beruntung memiliki putra sepertinya. Dia kuat dan tidak suka mengeluh.

Tak terasa sudah cukup lama kami berkeliling hingga tanpa sadar sudah bersepeda makin jauh. Aku berhenti sejenak menerka-nerka apa di sini masih satu kelurahan dengan tempat tinggal ibu, ternyata sudah beda kelurahan. Dan saat aku tanya sama orang yang lewat, ternyata sekarang sudah pukul empat sore padahal tadi aku dan Andre pergi dari rumah sejak pukul tiga. Pantas saja kok rasanya lelah sekali.

Aku saja merasakan kelelahan, bagaimana dengan anakku. Kasihan dia. Dan lagi-lagi dia tidak mau mengeluh.

"Ndre. Kamu sudah lelah, nak?" tanyaku pada putraku itu.

Andre menganggukkan kepalanya, "Iya, yah. Aku sudah lelah," jawabnya cepat seraya mengusap dahinya yang berkeringat.

"Ya sudah kalau begitu. Kita saja pulang, yuk. Tapi lewat jalan lain saja," ucapku pada Andre.

Andre kembali menganggukkan kepalanya.

Kami lalu pulang dengan memutar jalan. Semoga saat pulang nanti, aku dapat rezeki.

Tapi sampai sudah dekat rumah ibu, aku tidak melihat satupun rumah atau bangunan yang baru di bangun. Mungkin belum ketemu rezekiku. Aku harus tetap sabar dan terus bersemangat. Demi kedua buah hatiku.

Aku lalu membeli roti untuk cemilan anak-anak. Oleh-oleh sekadarnya saja untuk mereka.

"Yah, besok aku sudah mulai masuk sekolah," ucap Andre.

"Iya, nak. Apa ada yang kamu butuhkan untuk sekolah kamu?" tanyaku.

"Sepatu aku sdh rusak, yah," jawab Andre ragu-ragu.

"Hhmm, kamu pakai dulu, ya. Semoga ayah segera dapat uang untuk membeli sepatu baru untuk kamu."

Andre mengangguk, "Iya, yah," jawabnya tanpa protes dan mengeluh.

Sampai di rumah ibu, aku bergegas pergi mandi lalu pergi ke masjid bersama putraku untuk sholat maghrib. Sepulang dari masjid ternyata sudah ada Lisa duduk di teras rumah.

Mau apa lagi Lisa ke sini. Batinku. Aku malas untuk berurusan dengan ibu dari anak-anakku itu. Aku langsung masuk tanpa menyapanya lagi. Dan saat anakku melewatinya, Lisa langsung menarik tangan Andre.

"Mas Andre, ikut ibu yuk. Kita ke toko sepatu. Sepatu kamu kan sudah rusak, malu lah sama teman-teman kamu. Ayah kamu mana bisa beliin," ucap Lisa sinis sambil melirik ke arahku.

Aku hanya bisa mengusap dada mendengar ucapan ibu dari anakku itu. Dia sungguh sudah menghinaku. Karena aku tidak mau ribut, aku langsung meninggalkannya masuk ke rumah. Aku sudah tidak tahu apa jawaban dari Andre atas ajakan ibunya itu.

Tak berapa lama, Lisa masuk ke rumah. Dia menghampiriku ke dapur saat ibu sedang menyiapkan makan malam kami.

"Bu, anak ibu ini sudah keterlaluan. Dia sudah menghasut anak-anakku hingga tidak mau lagi ikut denganku." Lisa mengadu pada ibuku. Wajahnya tampak sangat kesal.

"Lisa, ibu nggak mau ikut campur urusan rumah tangga kalian. Tolong jangan ribut di rumah ibu!" ucap ibuku tegas.

"Huuhh, baiklah bu kalau ibu nggak mau membantu aku. Aku nggak akan tinggal diam. Aku akan rebut anakku kembali!" ucapnya kesal di hadapan ibuku.

Ibuku hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. Benar-benar Lisa ini.

"Lisa, tolong pergilah! Biar pengadilan yang akan memutuskan anak-anak akan ikut dengan siapa! Jangan ribut di sini, malu di dengar tetangga!" ucapku pelan namun dengan penekanan.

"Huhh, buat biaya hidup sehari-hari saja kamu nggak bisa mencukupi apalagi buat biaya cerai. Jangan sok kamu, mas! Aku tunggu surat cerainya dan aku pastikan kalau aku yang akan memenangkan hak asuh anak-anakku!" sahutnya dengan senyum sinis.

Sakit sekali mendengar hinaannya. Aku memang miskin.Tapi bukankah dia sudah tau dari dulu dan tetap mau menikah denganku. Kenapa baru sekarang dia protes. Apa karena sudah punya orang lain yang mampu memberinya lebih? Entahlah. Aku sudah tidak mau lagi peduli. Terserah dia saja. Toh dia juga sudah tidak aku anggap lagi sebagai istriku.

Lisa lalu keluar dari dapur dan menemui Andre di ruang tamu.

"Kamu benar-benar nggak mau ikut ibu, Dre?" tanya Lisa dengan tatapan tajam ke arah Andre. Andre hanya diam tidak menjawab apa-apa, "Kamu akan susah hidup sama ayah kamu!" imbuhnya lagi dengan menahan kesal lalu segera pergi meninggalkan rumah ibu.

Aku bertekad akan mencari uang lebih banyak untuk kedua anakku.

Setelah Lisa pergi, kami sekeluarga makan malam dalam keheningan. Tidak ada yang bersuara. Semua orang di meja makan seperti tidak bersemangat. Bahkan raut wajah sedih terpampang jelas di wajah kedua anakku. Maafkan ayah,nak. Ucapku dalam hati.

***

Pagi hari setelah aku dan anakku pulang dari masjid, kami sarapan seperti biasa. Kedua anakku sedang bersiap kembali ke sekolah setelah liburan sekolah selama satu minggu.

Si sulung sekarang sudah kelas empat SD sementara si bungsu baru kelas satu. Usia mereka hanya berjarak tiga tahun saja. Si sulung berumur sembilan tahun sedangkan di bungsu berumur enam tahun.

Sebelum berangkat ke toko, terlebih dahulu aku mengantarkan mereka ke sekolah. Aku sengaja menyekolahkan mereka di satu sekolah yang sama supaya mereka bisa saling menjaga dan sekolah mereka pun hanya memakan waktu lima menit saja jika menggunakan sepeda. Jika berjalan kaki hanya memakan waktu sepuluh menit.

Setelah mengantar anakku, gegas aku pergi ke toko. Karena masih terlalu pagi, toko belum buka. Aku duduk-duduk di depan teras sambil melihat orang yang lalu lalang.Jika sedang sendiri begini, aku pasti selalu teringat masa-masa dulu. Teringat akan anak-anakku.

Tak lama bosku datang dengan mengendarai mobil kesayangannya. Usaha yang di rintis oleh bos dari nol terbilang maju. Usahanya sudah memiliki dua cabang yang tiap cabang di kelola oleh kedua anaknya laki dan perempuan.

"To, sudah datang kamu," sapa bos dengan tersenyum ramah.

"Iya, bos. Tadi sekalian mengantar kedua anakku sekolah," sahutku.

"Oh iya, anak-anak sudah mulai kembali ke sekolah,ya," ucapnya.

"Iya, bos," sahutku.

Seperti biasa aku membantu mengeluarkan bahan bangunan yang memang di taruh di teras. Tak lama si Budi juga datang.

"Pesanan pak Andi kemarin belum di antar, kan? Tolong kalian antarkan pagi ini juga!" titah bos Toni.

"Baik, bos," jawabku cepat.

Aku dan Budi lalu bergotong royong menaikkan barang ke mobil pik up. Setelah selesai,kami lalu berangkat menuju rumah pembeli sesuai dengan alamat yang di berikan oleh bos Toni.

Hari menjelang siang,aku dan Budi sudah dua kali mengantarkan barang ke pembeli sekaligus aku menawarkan kalau ada yang mau memesan pagar besi atau teralis. Alhamdulillah ada satu orang yang mau memesan. Beliau seorang bapak paruh baya bernama pak Arwan dan kami janjian akan ke bengkel saat siang hari aku istirahat.

Tepat jam dua belas siang, pak Arwan dan pak Anop yang kemarin sudah janjian akan ke bengkel datang berbarengan ke toko. Aku ijin sama bos keluar selama jam istirahat.

Aku ikut naik mobil salah satu dari mereka. Sampai di bengkel, aku langsung menemui pemilik bengkel yang bernama pak Sugi. Bengkelnya yang bernama Gigih Jaya Teknik berada cukup jauh dari toko tempatku bekerja dan memakan waktu hampir setengah jam dengan mengendarai mobil.

Alhamdulillah mereka jadi memesan pagar dan terali untuk jendela di bengkel pak Sugi. Bahkan pak Anop sampai mengorder dengan jumlah besar. Setelah bernegosiasi, pak Arwan langsung pulang sedangkan pak Anop pulang bersamaku karena mau memesan barang bangunan dulu di toko bangunan pak Toni tempatku bekerja.

.

.

.

.

.

.

.

17

Terpopuler

Comments

Eliani Elly

Eliani Elly

Alhamdulillah.. rezeki anak Sholeh

2022-01-14

1

Aris Pujiono

Aris Pujiono

rezeki anak sholeh

2022-01-05

0

Mas'adatun Nikmah

Mas'adatun Nikmah

rezeki anak sholeh

2021-11-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95
96 bab 96
97 bab 97
98 bab 98
99 bab 99
100 bab 100
101 bab 101
102 bab 102
103 bab 103
104 bab 104
105 bab 105
106 bab 106
107 bab 107
108 bab 108
109 bab 109
110 bab 110
111 bab 111
112 bab 112
113 bab 113
114 bab 114
115 bab 115
116 bab 116
117 bab 117
118 bab 118
119 bab 119
120 bab 120
121 bab 121
122 bab 122
123 bab 123
124 bab 124
125 bab 125
126 bab 126
127 bab 127
128 bab 128
129 bab 129
130 bab 130
131 bab 131
132 bab 132
133 bab 133
134 bab 134
135 bab 135
136 bab 136
137 bab 137
138 bab 138
139 bab 139
140 bab 140
141 bab 141
142 bab 142
143 bab 143
144 bab 144
145 bab 145
146 bab 146
147 bab 147
148 bab 148
149 bab 149
150 bab 150
151 bab 151
152 bab 152
153 bab 153
154 bab 154
155 bab 155
156 bab 156
157 bab 157
158 bab 158
159 bab 159
160 bab 160
161 bab 161
162 bab 162
163 bab 163
164 bab 164
165 bab 165
166 bab 166
167 bab 167
168 bab 168
169 bab 169
170 bab 170
171 bab 171
172 bab 172
173 bab 173
174 bab 174
175 bab 175
176 bab 176
177 bab 177
178 bab 178
179 bab 179
180 bab 180
181 bab 181
182 bab 182
183 bab 183
184 bab 184
185 bab 185
186 bab 186
187 bab 187
188 bab 188
189 bab 189
190 bab 190
191 bab 191
192 bab 192
193 bab 193
194 bab 194
195 bab 195
196 bab 196
197 bab 197
198 bab 198
199 bab 199
200 bab 200
201 bab 201
202 bab 202
203 bab 203
204 bab 204
205 bab 205
206 bab 206
207 bab 207
208 bab 208
209 bab 209
210 bab 210
211 bab 211
212 bab 212
213 bab 213
214 bab 214
215 bab 215
216 bab 216
217 bab 217
218 bab 218
219 bab 219
220 bab 220
221 bab 221
222 bab 222
223 Bab 223
224 Akhir yang membahagiakan
225 promo novel baru
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95
96
bab 96
97
bab 97
98
bab 98
99
bab 99
100
bab 100
101
bab 101
102
bab 102
103
bab 103
104
bab 104
105
bab 105
106
bab 106
107
bab 107
108
bab 108
109
bab 109
110
bab 110
111
bab 111
112
bab 112
113
bab 113
114
bab 114
115
bab 115
116
bab 116
117
bab 117
118
bab 118
119
bab 119
120
bab 120
121
bab 121
122
bab 122
123
bab 123
124
bab 124
125
bab 125
126
bab 126
127
bab 127
128
bab 128
129
bab 129
130
bab 130
131
bab 131
132
bab 132
133
bab 133
134
bab 134
135
bab 135
136
bab 136
137
bab 137
138
bab 138
139
bab 139
140
bab 140
141
bab 141
142
bab 142
143
bab 143
144
bab 144
145
bab 145
146
bab 146
147
bab 147
148
bab 148
149
bab 149
150
bab 150
151
bab 151
152
bab 152
153
bab 153
154
bab 154
155
bab 155
156
bab 156
157
bab 157
158
bab 158
159
bab 159
160
bab 160
161
bab 161
162
bab 162
163
bab 163
164
bab 164
165
bab 165
166
bab 166
167
bab 167
168
bab 168
169
bab 169
170
bab 170
171
bab 171
172
bab 172
173
bab 173
174
bab 174
175
bab 175
176
bab 176
177
bab 177
178
bab 178
179
bab 179
180
bab 180
181
bab 181
182
bab 182
183
bab 183
184
bab 184
185
bab 185
186
bab 186
187
bab 187
188
bab 188
189
bab 189
190
bab 190
191
bab 191
192
bab 192
193
bab 193
194
bab 194
195
bab 195
196
bab 196
197
bab 197
198
bab 198
199
bab 199
200
bab 200
201
bab 201
202
bab 202
203
bab 203
204
bab 204
205
bab 205
206
bab 206
207
bab 207
208
bab 208
209
bab 209
210
bab 210
211
bab 211
212
bab 212
213
bab 213
214
bab 214
215
bab 215
216
bab 216
217
bab 217
218
bab 218
219
bab 219
220
bab 220
221
bab 221
222
bab 222
223
Bab 223
224
Akhir yang membahagiakan
225
promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!